Rama bertemu gadis cantik Lagi

“Tidak ada yang menyuruh kami, Apakah nona adalah puteri dari ki Tunggak?”. Tanya Rama

“Bagaimana kamu bisa mengenal ayahku?”. Tanya gadis itu lagi

“Ayahmu sangat merindukanmu nona, dia ingin nona segera kembali”. Jawab Rama

“Aku juga sudah tidak tahu berapa lama aku berada diruang ilusi ini, aku tidak bisa keluar dari ruang ilusi ini sejak aku melangkahkan kakiku kemari”. Jawab Gadis itu kembali.

“Apakah dewa bisa menghapus ilusi ini ya?”. Gumam Rama

“Ah, apa salahnya dicoba”. Lanutnya dalam gumamannya

“Dewa Pengatur Alam!, datanglah!”. Teriak Rama

Dan keluarlah cahaya yang sangat terang benderang dari hadapan mereka dan muncullah seorang dewa yang membawa pena besar ditangannya.

“ADA APA TUAN MUDA?, KENAPA TIBA-TIBA MEMANGGILKU?”. Tanya dewa itu

“Kau dewa pengatur alam semesta, hapuskan ilusi disini, dan keluarkan kami darisini secepatnya!”. Jawab rama sambil memerintah

“BAIK, TUAN MUDA”. Jawab dewa itu sambil mengibas-ngibaskan pena yang ada ditangannya, dan perlahan cahaya rembulan mulai terlihat dan sang dewa mulai menghilang dari lokasi itu.

Terlihat hutan rimba yang kembali seperti sebelum Rama dan kawan-kawannya memasuki alam ilusi itu, terlihat gadis tadi sangat bahiga dan langsung memeluk Rama dan berterima kasih kepada rama.

Tapiiiiii, wajah Sukmawati terlihat seperti kerbau yang mau mengamuk melihat Rama dipeluk wanita lain, dan langsung menarik tubuh gadis itu

“Hey gadis, ngapain elu meluk-meluk cowok guweeee?”. Kata Sukmawati

“Maaf nona, saya sangat bahagia sekali sampai saya tidak bisa mengontrol tubuh saya”. Jawab gadis itu

“Siapa namamu nona”. Tanya Rama kepada gadis itu

“Namaku Intan Sari tuan muda”. Kata gadis itu sambil memperkenalkan dirinya

“Jangan panggil aku tuan muda, panggil aku Rama”. Kata Rama yang membuat Sukmawati semakin keluar api dari kepalanya dan wajahnya terlihat merah merekah.

“Kamu kenapa sukma?”. Tanya Rama kepada sukma yang mukanya terlihat aneh

“Tidak, tidak, tidak apa-apa”. Jawab Sukmawati.

“Untuk sementara, kamu ikut dengan kami saja Intan”. Rama menawarkan diri

“Baik kak Rama”. Jawab Intan

“Dan jangan jauh-jauh dariku, takutnya ada siluman yang tertarik padamu dan menculikmu nanti”. Kata Rama sambil meledek Sukma dan menggodanya.

“Ramaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!, aku sudah tidak tahan lagi!, berani-beraninya kamu cuek denganku, tapi sangat sopan dengan gadis ini!”. Jawab Sukmawati yang sudah benar benar terbakar api cemburu dan

“Hyaaat”. Sebuah tendangan melesat kehadapan Rama tapi ki Buana Abadi langsung menghalanginya yang membuat kedua lato-latonya kena tendangan dari Sukmawati

“Wadaaaaaaaaaaaaaaaaw, lato-latokuuuuu, harta pusakakuuuuuuuuu, kenapa kau tendang dibagian iniiiiiii!!”. Teriak ki buana dengan mata melotot karena kesakitan, kedua lato-latonya kena tandangan yang begitu kuatnya.

“Hahahahahaha, Hahahahahaaha, kini pedangmu benar-benar menjadi keris ki Buanaa, Hahahahaha”. Kata Rama yang menertawakan ki Buana yang jempalitan sambil memegang selangkangannya.

“Ma, maaf ki, aku tidak sengaja menendang anumu”. Sukmawati meminta maaf kepada ki Buana Abadi yang masih gempulingan

“Tuh, bukannya aku sudah bilang, kamu jangan bikin masalah ketika ikut bersamaku, kalau ini terjadi lagi, kamu bakalan aku antarkan kembali kekerajan Dadung Mbulet nanti!”. Ucap rama dengan menggertak

“Huh, Sebel!”. Jawab Sukmawati

“Sudah, kita istirahat dulu disini, sambil menunggu Ki Buana Abdi mengasah pedangnya lagi biar ga jadi keris”. Kata Rama kembali.

Setelah beberapa lama kemudian

“Baiklah, mari lanjutkan perjalanan kita”. Kata Rama yang melihat sebuah pintu goa didepannya

“Itu pintu goa nya sudah terlihat, cepat kita kesana, agar malam ini juga kita sudah bisa kembali ke desa dan membawa batu meteoroid itu”. Kata Rama sambil beranjak menuju pintu goa itu.

“Kak, gelap sekali goanya, tidak ada cahaya apapun disini”. Kata Purwati

“Tenang saja adikku yang cantik”. Kata rama sambil mengeluarkan sebuah cahaya dari auranya.

“Kak lihat, ada apa didepan sana!”. Teriak Purwati tiba-tiba.

Terlihat ada kilatan cahaya terang yang berlari kearah kanan yang membuat mereka berlima mengikuti arah kilatan cahaya itu, cahaya itu mendadak hilang ketika mereka berada disebuah ruangan yang dipenuhi tulisan-tulisan kuno yang ternyata itu dalah tulisan tentang penyempurnaan ilmu pedang Naga Menari, tertulis disana jika ilmu pedang Naga Menari disempurnakan, maka akan dapat membuat formasi pedang tak terkalahkan dengan kekuatan yang hampir sama dengan kekuatan super power.

“Purwati, kamu bisa mempraktekan gerakan-gerakan yang terulis disana, ini saatnya kamu menyempurnakan ilmu pedang yang baru saja kamu pelajari kemarin”. Kata Rama

“Baik kak”. Jawab Purwati sambil memulai gerakan-gerakan berpedang dengan mengikuti arahan dari tulisan yang ada di dinding goa itu.

Dan terbentuklah sebuah formasi pedang berbentuk lingkaran yang dipenuhi dengan tuisan-tulisan yang tak bisa terbaca dengan aura kekuatan yang benar-benar luar biasa, yang mampu meratakan sebuah gunung jika formasi itu digunakan untuk meratakannya.

“Sudah cukup adikku, kamu sudah menguasai pedang Naga Menari dengan benar-benar sempurna”. Kata Rama yang seketika itu menghentikan gerakan Purwati dan menghilangkan formasi yang sudah dibuat sebelumnya.

“Ternyata di gunung ini tidak hanya menyimpan material langka, tapi menyimpan banyak rahasia kekuatan yang tak pernah terungkap diluaran sana”. Gumam Rama

“Baiklah, kita lanjutkan pencarian kita”. Kata rama sambil menarik tangan Intan yang lagi-lagi membuat Sukmawati marah

“Hey, tangannya, tangannyaaaaa!’. Teriak Sukmawati

“Hahaha”. Rama tertawa sambil berlari menuju sebuah ruangan lain yang berada disamping ruangan itu, terlihat tumpukan batu permata, batu giok langka yang dapat meningkatkan kekuatan seseorang disana

“Apa ini!?, bukankah ini batu giok langka?”. Gumam rama dalam hatinya.

“Aku akan mengambilnya beberapa saja, dan sisanya akan kuserahkan kepada ki Tunggak nantinya untuk dimanfaatkan”. Kata Rama kepada Intan

Terlihat intan mulai berani manja juga kepada Rama, dia mulai berani menaruh kepalanya dipundak Rama.

“Baik kak Rama”. Kata intan lirih.

Terlihat Sukmawati yang selalu Menahan amarahnya saat melihat mereka berdua sangat mesra sedangkan dia tidak pernah diberikan kemesraan sama sekali.

“Baiklah, selanjutnya kita cari batu meteoroid itu”. Kata Rama, dan ketemulah dengan sebuah ruangan yang isinya dipenuhi batu meteoroid tingkat langit yang bisa digunakan sebagai senjata yang dapat melawan senjata para dewa.

Diambillah beberapa batu yang menumpuk disana dan dimasukkan kedalam penyimpanan gaibnya Rama.

“Baiklah, kita sudah mendapatkan apa yang kita mau, saatnya kita pulaaaaang, Yuk intan, kita pulang dan temui ayahmu yang sangat merindukanmu”. Kata Rama kepa intan dan lagi-lagi membuat Sukmawati cemburu.

Sesampainya di padepokan.

“Ayaaaaah”. Teriak Intan yang langsung memeluk ayahnya yang terlihat sudah mulai keriput itu

“Kamu darimana saja anakku?, ayahmu ini mencarimu diseluruh pojokan gunung tapi tak ditemukan”. Kata ki Tunggak

“Aku terjebak dialam ilusi ayah, untungnya kak rama menyelamatkanku”. Jawab Intan

“Eeeeey, mukamu memerah saat menyebut nama Rama, apa kamu sedang jatuh cinta?”. Tanya ki Tunggak

“Ayaaaah, Rama benar-benar hebat, wajahnya juga sangat gwanteng, wanita mana yang tidak akan suka dengannya, sayangnya nona itu selalu cemburu saat aku dekat dengan kak Rama”. Kata Intan sambil curhat kepada ayahnya.

“Oooh, katanya dia adalah tuan puteri dari kerajaan Dadung Mbulet yang sangat kesengsem sama pemuda yang bernama Rama itu”. Jawab Ayahnya

“Waduh, dia seorang tuan puteri ayah?”. Tanya Intan Kembali

“iya, kabarnya begitu”. Jawab ki Tunggak

Keesokan harinya

“Ki, ini ada beberapa barang langka yang aku ambil dari goa yang ada di gunung Panjang”. Kata Rama sambil mengeluarkan permata dan beberapa giok langka, terlihat dikantung penyimpanan rama masih ada delapan giok langka yang sengaja tidak dikeluarkan olehnya.

“Kakek, aku sudah bisa menyempurnakan ilmu pedang Naga menari digoa itu”. Kata Purwati kepada ki Tunggak

“Benarkah?”. Tanya Ki tunggak dengan wajah tidak percaya

“Iya aya, aku melihatnya memperagakan gerakan ilmu pedang Naga Menari dan keluar formasi pedang yang menyeramkan sekali”. Intan menjawab pertanyaan dari ki Tunggak

“Kamu memang gadis kecil yang sangat luar biasa Purwati”. Kata ki Tunggak melanjutkan.

“Dan ini beberapa batu meteoroid yang nantinya aku berikan kepada Grindi untuk membuatkan senjata untukku”. Kata Rama sambil mengeluarkan banyak sekali bongkahan batu meteoroid yang membuat mata ki Tunggak terbelalak.

“Bukankah ini terlalu banyak, anak muda?”. Kata ki Tunggak

“Tenang saja kek, di Goa itu masih banyak sekali yang belum diambil, bahkan mungkin untu Sembilan turunanpun tidak akan habis”. Jawab Rama.

“Apa ini semua akan digunakan untuk membuat senjata untukmu semuanya?”. Tanya ki Tunggak kembali

“Tentu tidak, saya hanya membutuhkan tiga senjata saja untuk saya, ki Buana dan puteri Sukmawati”. Jawab Rama

“Aku tidak dikasih senjata apapun kak?”. Tanya Purwati

“kamu kan sudah punya pedang dari penatua padepokan Mawar Getih sama pedang Naga Menari itu Purwati, kalau kebanyakan pedang nanti bingung kamu”. Jawab Rama

“Baiklah kak”. Jawab Purwati sambil memperlihatkan muka memelas

“Tapi, ada satu senjata yang spesial yang sudah kakak siapkan buat adikku yang paling cantik ini”. Kata Rama kembali yang membuat wajah Purwati berubah langsung bahagia

“Benarkah? Senjata apa kak?”. Tanya Purwati

“Nanti kamu juga tau”. Kata Rama yang masih merahasiakan senjata yang akan dikasihkan kepada Purwati

“Kak rama, boleh kita berbicara berdua?”. Tiba-tiba Intan meminta Rama untuk berbicara berduaan saja, membuat wajah Purwati seperti sapi yang akan mengamuk kembali.

“Sabar tuan puteri, sabaar”. Kata ki Buana kepada Sukmawati

“Boleh, mari”. Jawab rama yang langsung menggandeng tangan Intan dan membawanya kesebuah ruangan.

Terlihat didepan ruangan, Sukmawati sedang menempelkan wajahnya kesebuah pintu, terlihat sedang mengintip pembicaraan seseorang.

Didalam Ruangan, tiba-tiba Intan melepaskan semua bajunya dihadapan Rama yang membuat Rama menjadi bingung, takut, tidak tahu harus ngapain melihat ada dua gunung kembar dan satu hutan rimba dibawah gunung itu.

“Kak rama, aku tahu kalau kamu sudah dipunyai oleh puteri Sukmawati, tapi izinkan aku untuk melayanimu malam ini”. Kata Intan dengan sedikit menggoda.

“Apa-apaan ini? Sedang apa mereka berdua itu?”. Gumam Sukmawati yang tiba-tiba terjongkong kedepan karena ternyata pintunya tidak dikunci, dan langsung melihat Intan yang sedang tanpa ada sehelai kainpun ditubuhnya yang berdiri tepat didepan Rama membuat dia benar-benar marah yang tak terbendung lagi.

Tubuhnya berdiri dengan sangat tegak, rambutnya terangkat keatas matanya melotot, seperti hantu yang akan memakan manusia yang berada didepannya, Intan langsung kembali mengambil bajunya dan memakainya lagi.

“Kamu, kenapa kamu kesini?, ada urusankah denganku?”. Tanya Rama kepada Sukmawati yang sedang benar-benar marah itu.

“Hey!, tadinya aku tidak ada urusan apapun denganmu, tapi sekarang aku sudah ada urusan denganmu bersiapnlah untuk mati!!!”. Teriak Sukmawati yang terdengar oleh Ki Buana Abadi dan Purwati yang sedang duduk bersama ki Tunggak, merekapun langsung bergegas menuju keruangan dimana Intan yang sudah kembali mengenakan bajunya, disana terlihat aura yang sangat menyeramkan sekali yang keluar dari tubuh Sukmawati, seperti aura Iblis yang membuat ki Buana Abadi ketakutan melihatnya.

“Aura ini, seperti aura ratu iblis yang tak terkalahkan!”. Gumam ki Buana Abadi

“Matilah kau!!!”. Teriak Sukmawati sambil mengarahkan sebuah serangan kearah Rama, yang menjadikan Purwati langsung menahan serangan itu dengan perisainya.

“Kamu kenapa Sukma, hey, sadarlah”. Kata Rama sambil memeluk tubuh Sukmawati yang membuat Sukmawati kembali tersadar.

“A, aku kenapa Rama?”. Tanya Sukma setelah tersadar.

“Ada aura iblis yang sangat luar biasa ditubuhmu Sukma, kamu harus mulai memurnikan kekuatan spiritualmu agar tidak dikuasai oleh aura iblis itu”. Jawab Rama.

“Benarkah?”. Kata Sukma yang semakin erat memeluk Rama, membuat Intan gantian terbakar api cemburu dan pergi dengan raut wajah yang tidak kalah menyeramkan juga.

Rama hanya bisa garuk-garuk kepala memakai kedua tangannya, tanda dia semakin pusing dengan adanya perempuan-perempuan cantik disampingnya itu.

“Haaiiiisyh, kenapa para wanita cantik ini membuat kepalaku makin peniiiiing”. Gumam Rama yang sudah berada dikamarnya.

Terpopuler

Comments

Aya Muda

Aya Muda

kwkwkwkwkwk lato-lato

2024-09-26

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2 Kelompok Geni Pelangi
3 Kelompok Macan Ngamuk
4 Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5 Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6 Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7 Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8 Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9 Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10 Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11 Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12 Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13 Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14 Rama bertemu gadis cantik Lagi
15 Purwati dan Rama pulang kampung
16 Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17 Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18 Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19 Kelompok Langit Ireng
20 Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21 Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22 Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23 Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24 Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25 Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26 Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27 Purwati pergi, paman Benawa datang
28 Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29 Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30 Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31 Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32 Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33 Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34 Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35 Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36 Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37 Semua Bingung
38 Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39 Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40 Final Kompetisi yang mendebarkan
41 Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42 Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43 Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44 Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45 Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46 Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47 Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48 Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49 Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50 Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51 Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52 Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53 Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54 Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55 Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56 Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57 Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58 Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59 Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60 Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61 Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62 Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63 Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64 Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65 Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66 Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67 Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68 Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69 Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70 Pertarungan Kekuatan penuh
71 Perang Besar Dimulai
72 Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73 Pengobatan penyakit raja Tunggak
74 Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75 Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76 Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77 Hari kedua Peprangan
78 Kerajaan Bumi Nata diserang
79 Mbah Ananta Keluar
80 Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81 Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82 Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83 Kekuatan raja iblis dari sang raja
84 Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85 Keadaan setelah peperangan
86 Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87 Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88 Kompetisi Memasak
89 Penentuan Juara
90 Sejarah lucu terciptanya garam
91 Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92 Babak Lima Besar
93 Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94 Pertarungan Penentu
95 Lima Murid Rama dikalahkan
96 Lima Lawan Lima
97 Kehancuran Alam Ilusi
98 Wiraraja Jatuh Cinta
99 Pedekate Wiraraja
100 Pemahat Patung
101 Latihan Selesai
102 Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103 Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104 Portal Hitam
105 Berlatih dengan Patung
106 Badai Salju dan Badai Pasir
107 Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108 Raja Tirta Wangsa Menghilang
109 Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110 Pertarungan Sengit
111 Bala Bantuan Dari Rama
112 Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113 Tiga Orang Tewas
114 Intan Dan Sarotama Tewas
115 Efek Pertarungan
116 Paman Benawa Tewas
117 Pertarungan Pamungkas
118 Pelangi Melahirkan
119 Dua Kekuatan Besar
120 Gulungan Segel
121 Kekuatan Penuh
122 Siapa Buana Abadi
123 Kelahiran seorang bayi laki laki
124 Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2
Kelompok Geni Pelangi
3
Kelompok Macan Ngamuk
4
Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5
Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6
Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7
Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8
Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9
Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10
Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11
Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12
Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13
Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14
Rama bertemu gadis cantik Lagi
15
Purwati dan Rama pulang kampung
16
Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17
Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18
Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19
Kelompok Langit Ireng
20
Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21
Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22
Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23
Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24
Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25
Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26
Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27
Purwati pergi, paman Benawa datang
28
Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29
Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30
Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31
Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32
Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33
Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34
Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35
Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36
Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37
Semua Bingung
38
Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39
Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40
Final Kompetisi yang mendebarkan
41
Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42
Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43
Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44
Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45
Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46
Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47
Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48
Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49
Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50
Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51
Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52
Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53
Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54
Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55
Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56
Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57
Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58
Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59
Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60
Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61
Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62
Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63
Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64
Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65
Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66
Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67
Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68
Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69
Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70
Pertarungan Kekuatan penuh
71
Perang Besar Dimulai
72
Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73
Pengobatan penyakit raja Tunggak
74
Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75
Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76
Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77
Hari kedua Peprangan
78
Kerajaan Bumi Nata diserang
79
Mbah Ananta Keluar
80
Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81
Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82
Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83
Kekuatan raja iblis dari sang raja
84
Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85
Keadaan setelah peperangan
86
Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87
Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88
Kompetisi Memasak
89
Penentuan Juara
90
Sejarah lucu terciptanya garam
91
Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92
Babak Lima Besar
93
Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94
Pertarungan Penentu
95
Lima Murid Rama dikalahkan
96
Lima Lawan Lima
97
Kehancuran Alam Ilusi
98
Wiraraja Jatuh Cinta
99
Pedekate Wiraraja
100
Pemahat Patung
101
Latihan Selesai
102
Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103
Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104
Portal Hitam
105
Berlatih dengan Patung
106
Badai Salju dan Badai Pasir
107
Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108
Raja Tirta Wangsa Menghilang
109
Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110
Pertarungan Sengit
111
Bala Bantuan Dari Rama
112
Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113
Tiga Orang Tewas
114
Intan Dan Sarotama Tewas
115
Efek Pertarungan
116
Paman Benawa Tewas
117
Pertarungan Pamungkas
118
Pelangi Melahirkan
119
Dua Kekuatan Besar
120
Gulungan Segel
121
Kekuatan Penuh
122
Siapa Buana Abadi
123
Kelahiran seorang bayi laki laki
124
Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!