Kelompok Macan Ngamuk

Kelompok ini di ketuai oleh seorang kakek gemuk yang berjenggot putih, dia terkenal sangat kejam kepada siapapun, bahkan murid-murid yang gagal menjalankan perintah darinya, langsung dikasih hukuman dengan diserap seluruh kekuatan dan jiwanya.

“Ki Buana sudah berkhianat!, Target kita kali ini adalah memberi hukuman kepada ki Buana Abadi, cari dia!, jangan kasih ampun!, Bagi yang bisa membawanya kehadapanku, Akan ku beri hadiah pil peningkatan kekuatan spiritual tingkat peningkatan langit yang bisa membantu kalian untuk menembus ranah Peningkatan langit dengan cepat!”. Bentak seorang tua gemuk berjenggot putih yang bernama Mbah Kebo Nyungkur.

“Baik Tuan, Baik Tuan, Baik Tuan”. Suara suara  yang dikeluarkan oleh para pasukan Kelompok macan ngamuk yang rata rata sudah di tingkatan awal langit itu.

Satu persatu dari pasukan Kelompok macan ngamuk mulai meninggalkan gua pertemuan itu, ada yang terbang, ada yang berubah menjadi asap lalu menghilang, ada yang masuk kedalam tanah lalu menghilang, ada yang berjalan dan ada yang berlari dengan sangat cepat.

“Kali ini aku harus bisa membuat Kepala Kelompok Akaash Semesta memandangku, aku harus mendapatkan muka didepannya, Gara-gara Si kurus Jenggot Bledek”. Gumam Mbah Kebo Nyungkur sambil membayangkan masa lalu.

Dimasa lalu dimana Mbah Kebo Nyungkur sedang melaporkan didepan Kepala kelompok Akaash Semesta mengenai tugas yang sudah mereka jalankan.

“Lapor kepala kelompok!, Tugas yang panjenengan berikan sudah saya selesaikan semua”. Kata Jenggot Bledek sambil melapor dan sedikit melirik sinis kepada Mbah Kebo Nyungkur.

“Saya juga akan melaporkan kejadian yang terjadi saat Saya akan menyelesaikan tugas yang panjengan kasihkan tuan”. Kata mbah Kebo Nyungkur.

“Saat saya sedang bertarung dengan siluman Harimau dan serigala yang sangat banyak, dan hampir saja saya akan membunuh raja dari harimau tersebut, tiba-tiba Jenggot bledek datang dan menghalangi serangan saya, sehingga siluman harimau itu bisa melarikan diri”. Lanjut mbah Kebo Nyungkur

“Siapa yang menghalangimu mbah? Saat itu aku sedang terlempar karena terkena pukulan dari Siluman singa yang membuatku terjatuh tepat didepanmu saat itu, bahkan saat itu kau pun hampir saja membunuhku dengan kekuatanmu itu”. Jawab Jenggot Bledek

“Anda saja saat itu kau tidak jatuh tepat didepanku, aku sudah membunuh siluman Harimau itu, bagaimana mungkin aku tidak marah dan ingin sekali membunuhmu, usaha yang sudah ku lakukan kau gagalkan hanya dengan jatuhmu itu saja!”. Bentak mbah Kebo Nyungkur

“Bagaimana kau bisa mengalahkan siluman singa itu Jenggot bledek?” Tanya kepala kelompok Akaash Semesta yang masih juga belum terlihat bentuk mukanya.

“Setelah saya terjatuh tepat didepan mbah Kebo Nyungkur, saya ditendang olehnya dan terlempar kembali kehadapan Siluman singa yang terlihat sudah terluka parah karena mendapatkan serangan dari saya sebelumnya, sehingga saya bisa menghabisinya dengan mudah”. Ki Jenggot Bledek menerangkan.

“Baiklah, Aku sudah berkali-kali mengatakan, siapapun yang berhasil membawa inti aura siluman dia yang akan aku beri kekuatan, dan siapa yang gagal akan aku hukum”. Kata kepala kelompok Akaash Semesta dengan sedikit menengok kebelakang.

Kembali kesaat ini, mbah Kebo Nyungkur terlihat garang dan ingin sekali membalas dendam kepada Ki Jenggot Bledek gara-gara kejadian tersebut, yang membuat mbah Kebo Nyungkur diasingkan didalam goa dan diharuskan membuat kelompok kecil.

“kruyuuuk, Kruyuuuk”. Terdengar suara dari perut Ki Buana abadi

“Kamu laparkah ki?”.

“iiii, iya tuan muda”. Jawab Ki Buana Abadi

“Baiklah, kita turun dulu untuk makan di bawah, kali saja ada sesuatu yang menarik juga dibawah sana”. Kata Rama

Sesampainya disebuah kedai makanan, Rama dan Ki Buana Abadi memesan makanan, dan diebelah meja makannya ada beberapa orang yang sedang menggosip.

“Gara-gara kelompok Geni Pelangi dikalahkan, sekarang dunia semakin tidak tentu.” Kata salah seorang

“Benar, sekarang kelompok Macan ngamuk sudah memerintahkan tujuh anggota terkuatnya untuk mencari pemimpin kelompok Geni Pelangi yang kabarnya bergabung dengan pihak kerajaan”. Lanjut yang lainnya.

“Katanya yang mengalahkan ketua kelompok Geni Pelangi anak muda yang titik kekuatan pertamanya saja belum terbuka?, anda saja aku bisa bertemu dengannya, Anakku akan ku kawinkan dengannya, dia pasti orang yang luar biasa hebatnya”. Jawab yang lain lagi

“Benar, mungkin saking hebatnya dia, dia bisa menyembunyikan kekuatan aslinya itu”.

Rama yang mendengarkan gosipan dari meja sebelah bertanya

“Ketujuh orang yang diutus tingkatannya sudah diranah apa ki?”

“Ada empat orang yang sudah di ranah penguasaan Langit, dua orang di tingkat peningkatan langit, dan satu orang sedang ditahap tingkat langkah awal dewa, tuan muda”. Jawab Ki Buana Abadi

“Oooo, keahlian mereka apa saja?”

“Dua orang ahli dipenguasaan Guntur langir, satu orang di penguasaan bayangan dengan kecepatan yang luar biasa, dua orang sangat ahli dalam pengendalian racun, satu orang punya kekuatan yang bisa menghancurkan gunung dengan pukulan bogem raksasanya dan satu lagi yang sudah di tahap langkah awal dewa dia sangat ahli membuat ilusi”. Kata Ki Buana Abadi.

“Oooo, Baiklah”

“Kamu!, perempuan desa tak tahu diri!, sudah mencuri tidak mau mengaku!”. Terdengar teriakan seseorang dari luar kedai.

Rama langsung keluar melihat suasanya yang terjadi diluar kedai.

“Ada apa paman?, kenapa gadis kecil ini diikat?”.

“Dia makan di kedaiku banyak sekali dan tidak mau membayar, dasar sampah!.” Bentaknya

“Sebentar paman, berapa yang harus dibayarkan?”.

“sepuluh keping emas”. Jawabnya

“Hah?, makan sebanyak itukah?”. Tanya rama sambil kaget

“Ini ambil sebelas keping emas, lepaskan gadis kecil itu sekarang!” lanjut Rama

“Terima kasih tuan muda, hidup saya sekarang sudah ditangan anda”. Kata gadis kecil tersebut yang bernama Purwati

“Masuklah bersamaku, kita makan didalam, kebetulan pesanan kita juga belum disiapkan”. Rama menawarkan.

“Te… Terima kasih banyak tuan muda”. Jawab Purwati kembali

Mereka akhirnya masuk kedalam kedai dan makan hidangan yang sudah disiapkan.

“Nama kamu siapa gadis kecil?”. Tanya Rama kepada gadis itu

“Purwati, tuan muda”.

“Ayah dan ibumu dimana?, kenapa kamu pergi sendirian ditengah kota yang ramai seperti ini?”. Tanya Rama kembali

“Ayahku seorang petani di desa, Ibuku sudah tiada saat aku masih bayi, dan aku ingin mencari pengalaman hidup, akhirnya aku pergi kesini, ternyata hidup disini begitu merepotkan”. Jawab Purwati.

“Hahahaha, kamu masih terlalu kecil, nanti ikut saja denganku, sambil melihat dunia yang sangat luas ini”. Rama menawarkan

“Baik tuan muda”

“Jangan panggil aku tuan muda!, panggil saja kakak, namaku Rama”. Lanjut Rama.

Setelah mereka kenyang, lalu mereka melanjutkan perjalanan menggunakan burung Elang besarnya ki Buana Abadi.

“Kak Rama, Aku baru pertama kali melihat suasana kota dari ketinggian, ternyata sungguh indah sekali kak”.

“Kamu pernah belajar beladirikah?” Tanya Rama

“Aku pernah kak, tapi karena aku sangat lemah, jadi lagi-lagi aku dikeluarkan dari padepokan”. Jawab Purwati

“Kenapa kamu sangat lemah?”.

“Aku hanya bisa membuka titik kekuatan awal saja, dan tidak bisa berkembang lagi”. Jawabnya

“Hahahaha, kamu masih mending, kakakmu ini bahkan titik kekuatan pertamapun tak mampu membukanya sampai sekarang, Hahahahaha”. Jawab Rama sambil tertawa.

“Ah, kak Rama bohong!”.

“Aku orang yang tak pandai berbohong adikku”.

“Jangan-jangan dia juga punya satu paru-paru disebelah kanan dan ginjal ganda?”. Gumam Rama dalam hati.

“Apa baiknya aku tanyakan ke mbah Ananta saja ya?.” Lanjutnya dalam gumamannya.

Rama kemudian duduk sila diatas punggung Elang itu dan memejamkan matanya.

“Mbah, Rama ketemu sama seorang gadis kecil, dia tidak mampu membuka titik kekuatan keduanya, apakah dia juga termasuk orang yang spesial juga?”. Tanya rama dalam teletabisnya (Telepati maksudnya)

“Woy bocah, Koe tau tidak, kakekmu ini lagi istirahat, malah dibangunin Cuma buat ditanyain masalah sepele begitu”. Jawab mbah ananta diteletabisnya

“Waduh mbah, maaf mbah, silahkan dilanjutkan istirahatnya”. Jawab rama dengan wajah yang merasa tidak enak hati.

“Siapa nama gadis kecil itu?”. Tanya mbah Ananta

“Namanya Purwati mbah, dia dari desa gunung lor, anak seorang petani”. Jawab Rama

“Baiklah, Kamu turun dulu di bukit yang ada didepanmu, aku kesana sekarang”. Jawab ki Ananta

“Ki Buana, kita istirahat dulu di bukit itu”. Kata Rama sambil menunjuk ke sebuah bukit yang ada didepannya

“Baik tuan muda”. Jawab ki Buana Abadi.

Lima jam kemudian, datanglah mbah Ananta menemui Rama yang sedang bermeditasi dan langsung memukul kepalanya.

“Hey bocah, Aku sudah datang, kenapa tidak menyambutku”. Kata mbah Ananta

Dengan wajah kaget, Rama membuka matanya dan langsung menyambut mbah Ananta, Ki Buana abadi dan Purwati terlihat sedang tidur.

“Gadis kecil inikah yang kau bilang itu?”. Tanya mbah Ananta

“Nggih mbah”.

“Hm……., Gadis ini mempunyai dua paru-paru, tapi kenapa dia tidak bisa membuka kekuatan keduanya ya, hah?, ini lebih aneh darimu Rama, paru-parunya normal tapi dia punya ginjal ganda, jika dia memakan daging sapi super maka di dunia ini bahkan dialam manapun tidak akan ada yang dapat mengalahkannya nanti”. Jawab mbah Ananta

“Terus bagaimana selanjutnya mbah?, apa gadis kecil ini harus dibawa ke rumah simbah?”. Tanya Rama

“Belum waktunya, nanti saja, ketika waktunya tepat, anak ini akan datang sendiri ke gunung dan menemuiku, untuk saat ini aku titipkan buah ini biar dia makan”. Kata mbah Ananta sambil mengambil buah yang bentuknya mirip anggur.

“Baik mbah”.

“Kamu, duduk, aku akan membukakan titik kekuatan pertamamu, agar nantinya kamu bisa membuka titik kekuatan yang lainnya, jika titik pertama sudah kebuka, maka efek kekuatan dari air spiritual dan daging sapi yang pernah kau makan akan lebih besar nantinya”. Kata mbah Ananta Ajya

“Nggih mbah”.

Rama duduk bersila sambil memejamkan matanya, dan mbah ananta menempelkan telunjuknya di kening Rama, keluarlah cahaya terang yang membuat rama sedikit merasa kesakitan di bagian kanan bawah perutnya, dan membuat purwati terbangun dari tidurnya.

“Kak Rama, apakah kamu baik-baik saja?”. Tanya purwati.

Rama tidak menggubris pertanyaan dari Purwati, dan tetap fokus sambil menahan rasa sakit ditubuhnya itu.

Tak lama kemudian, proses pembukaan titik kekuatan pertama selesai dan mbah Ananta langsung menemui Purwati.

“Gadis kecil, sepertinya kamu juga masih garis keturunanku, perlihatkan bagian kepalamu itu”. Kata mbah Ananta

Purwati menurut dan membalikkan badannya lalu menyibakkan rambutnya keatas, mbah Ananta menempelkan telapak tangannya tepat dibawah kepala bagian belakangnya.

“Sudah, kamu memang gadis keturunanku, pantas saja kamu mempunyai keanehan, kamu jangan kaget, mulai besok kamu sudah bisa melihat tingkat kekuatan orang lain, kecuali tingkat kekuatannya Rama saja”. Kata mbah Ananta kembali.

“Begitukah mbah?, terus kalau sudah tahu kekuatan lawannya Purwati harus ngapain mbah?”. Tanya purwati sambil garuk-garuk kepala.

“Ya nanti simbahmu ini ajarin kamu seni beladiri pedang ya”. Kata mbah Ananta

“Asiiik, Kak Rama, Purwati mau diajarin seni beladiri pedang sama simbah”. Kata Purwati manja dihadapan rama.

“Ya, tapi nanti ya, untuk saat ini temani kak Rama keliling dunia dulu ya”. Kata Rama sambil mengelus-elus kepala Purwati.

“Gadis kecil, Ini ada pil untuk ayahmu, kasihkan kedia, dan suruh diminum sehari lima kali, agar titik kekuatan yang sudah rusak kembali normal, dan bilang kedia, kata simbah ayahnya harus menanam tanaman-tanaman herbal”. Kata mbah Ananta

“Nggih mbah”.

Mbah anantapun terbang kembali kegunung, tiba tiba terdengar suara minta tolong dari jalan yang tidak jauh dari lokasi Rama, Ki Buana Abadi dan Purwati beristirahat.

“Purwati, ayuk ikut dengan kak rama lihat ada apa dijalan itu, sekalian bangunkan ki Buana Abadi itu, tidur udah mengalahkan kebo”. Kata Rama

“Baik kak Rama”

Tibalah mereka bertiga di depan para begal hutan yang sedang merampok sekawanan orang yang membawa kereta panggul.

“Hey, kalian lagi pada ngapain?”. Tanya Rama.

“Bocah, kamu tidak usah ikut campur, ini urusan orang dewasa!”. Bentak salah seorang begal itu.

“Purwati, coba gunakan matamu untuk menditeksi kekuatan orang-orang ini”. Bisik Rama kepada Purwati.

Purwati langsung menutup matanya dan membukanya kembali, tiba-tiba mata Purwati berubah menjadi warna hijau dan mampu melihat tingkat kekuatan orang-orang yang disekitarnya, hanya kekuatan Rama saja yang tidak terlihat sama sekali.

“Kak Rama, Orang yang memegang pedang besar itu tingkat spiritualnya sudah diranah menaiki langit dan tingkat kekuatan fisiknya sudah di Sabuk pelangi tahap satu, orang yang memegang kapak, tingkat kekuatannya di tingkat pengembangan tapi kekuatan fisiknya sudah di sabuk putih tingkat tiga, yang lain masih di tingkatan Sabuk ungu dan tingkat spiritualnya masih ditingkatan pengembangan semua”. Jawab Purwati.

“Ooo, baiklah, Ki, Habisi mereka semua, kekuatanmu akan sangat entheng untuk menghabisi mereka semua” Suruh Rama.

“Baik tuan muda”. Jawab Ki Buana Abadi

“Kalian, serang mereka!”. Teriak orang yang membawa pedang besar kepada pasukannya.

Merekapun langsung maju menyerang Ki Buana Abadi, tapi cukup dengan menggerakkan satu tangannya saja, mereka semua terlempar sangat jauh.

“Hey orang tua!, Kau berani menghabisi anak buahku, terimalah seranganku ini!”. Kata orang yang membawa Kapak sambil mengangkat kapaknya keatas kepalanya, kekuatan energi spiritual yang sangat luar biasa keluar dari kapaknya membentuk cahaya emas yang berbentuk kapak yang sangat besar diatasnya.

“Matilah Kaliaaaan”. Teriaknya sambil mengayunkan kapaknya kehadapan Ki Buana Abadi, dengan tenangnya Ki Buana Abadi menangkap kapak yang jatuh tepat diatas kepalanya hanya dengan dua jarinya saja dan melemparnya kesamping membuat orang yang memegang kapak ikut terpental dan mengeluarkan cairan merah dari mulutnya.

“Kakak, aku tak mampu melawan orang tua ini!”. Katanya sambil jongkok menahan sakit.

“Baiklah, kini giliranku melawanmu orang tua!”. Teriak orang yang membawa pedang besa sambil mencabut pedangnya dari wadahnya.

“Pedang Langit membelah bumi, Hancurkan!”. Teriak orang itu sambil memegang pedang tersebut didepan wajahnya dan keluarkan ribuan pedang-pedang kecil berwarna merah yang mengarah langsung ke Ki Buana Abadi, Ki Buana Abadi membuat penghalang untuk orang-orang yang ada dibelakangnya, dan dia menepis semua pedang yang menghampirinya hanya dengan satu tangannya saja.

“Hey bocah, Ilmu murahan seperti ini kau pamerkan didepanku?”. Kata Ki Buana Abadi sambil meremehkan.

“Kak Rama, Sebenarnya siapa Orang tua ini kak?”. Tanya Purwati

“Dia mantan ketua kelompok Geni Pelangi”.

“Hah!?, pantas saja kekuatannya sudah ditingkat langit pertama”. Kata Purwati.

Ki Buana abad mengangkat satu telunjuknya dan langsung diarahkan ke orang yang memegang pedang besar itu.

“Lihat Kekuatanku ini!, Lihat baik-baik bocaaaah”. Teriak Ki Buana Abadi.

Wuushh, kilatan petir ungu meluncur kedepan orang yang memegang pedang besar itu dan mengenai tepat didadanya yang membuatnya terpental kebelakang.

“Orang tua, jika kamu berani membunuhku, maka kamu akan berhadapan dengan kelompok Geni Pelangi!”. Kata orang yang memegang pedang besar itu sambil memuntahkan banyak sekali cairan merah dari mulutnya.

“Apa kau bilang!?, Kelompok Geni Pelangi tidak punya bawahan seperti kalian!”. Bentak Ki Buana Abadi yang merasa kelompoknya sudah dilecehkan.

“Kalian Pantas mati!”. Lanjutnya

Ki Buana Abadi menjetikkan jarinya yang mengeluarkan petir kecil yang sangat tajam dan menghunus langsung keulu hati orang yang memegang pedang besar dan kapak itu dan tewas seketika.

“Sudah beres tuan muda”. Kata Ki Buana Abadi.

Tiba-tiba keluarlah seorang wanita yang sangat cantik dari dalam kereta memakai baju yang mewah, seperti seorang putrid kerajaan.

“Tuan muda, Pak tua, Gadis kecil, siapakah kalian dan darimana kalian?”. Tanya wanita itu.

“A, a, Aku Rama, dan ini pengawalku Ki Buana, ini adikku Purwati, kami hanya pengelana yang ingin ke kerajaan Singo Ngaung, mau menemui teman saya disana”. Jawab Rama sambil memperkenalkan

“Kebetulan sekali, kami juga akan kesana, bisakah kami bersama kalian berjalan menuju ke kerajaan Singo Ngaung?”. Kata wanita itu.

“Ba, Ba, Baiklah”. Jawab Rama.

“Pengawal, siapkan tiga kuda untuk mereka!”. Teriak wanita itu

“Baik tuan puteri”. Jawab pasukan tersebut.

“Tuan puteri?”. Gumam Rama dalam hatinya.

“Kalau boleh tahu, siapakah nama mbak yang cantik ini? Dan darimanakah mbaknya ini?”. Tanya rama dengan pipi yang memerah

“Namaku Pelangi Wulan, aku juga dari kerajaan Singo Ngaung”. Jawabnya

“Apa jangan-jangan dia puteri kerajaan Singo Ngaung???”. Rama makin penasaran.

Berjalanlah mereka semua menuju kerajaan Singo Ngaung, setibanya digerbang kerajaan singo ngaung, Purwati bertanya kembali

“Kak Rama, Apakah ini kerajaan Singo Ngaung yang terkenal sangat makmur itu?”

“Iya adekkuuuuh yang imuuud”. Jawab Rama

“ Kerajaan ini memang sangat makmur, karena orang-orang terkuat di kekaisaran ini hampir semuanya dari kerajaan ini, jadi tidak akan ada yang berani mengusik kerajaan ini”.  Lanjut Ki Buana Abadi menerangkan

“Ooo begitu ya, kak Rama bolehkah aku ikut belajar ilmu beladiri disini sebentar?”. Tanya Purwati kembali

“Yaaa, meneketehe, kan ini bukan kerajaan kakakmu ini”. Jawab rama sambil memasang muka judes

“Ki, Kamu bisa menguasai ilmu pedangkan?”. Tanya Rama kepada Ki Buana Abadi

“Hanya sedikit tuan muda, memangnya kenapa?”. Jawab Ki Buana Abadi

“Ini, Purwati kamu latih lah ilmu pedangmu itu”.

“Baik tuan muda”

Rama melemparkan sebuah kantung kepada Ki Buana Abadi.

“Buseeeeeeeeeeeeet, ini tanaman-tanaman langka!”. Mata Ki Buana Abadi kembali melotot keluar, kaget melihat isi dari kantung yang dilemparkan kepadanya

“Manfaatkan sebaik-baiknya!”. Bentak rama

“Ba, Baik tuan muda, Terima kasih banyak”. Jawabnya

Ditengah kota sedang ada perkelahian dua pemuda kekar yang masing masing sudah diranah Penguasaan Langit, salah satu dari pemuda itu sedang mengeluarkan cahaya besar berbentuk macan yang sangat besar dibelakangnya dan yang satunya lagi mengeluarkan cahaya berbentuk ular yang sangat berwarna biru.

Terlihat mereka berdua sama-sama kuatnya dan tidak ada yang mau kalah.

“Mereka berdua adalah murid dari padepokan Petir Nirwana”. Kata Sang putri

“Wah hebat, masih muda sudah diranah penguasaan langit”. Kata Ki Buana Abadi.

“Nanti kita akan beristirahat di padepokan Petir Nirwana, setelah itu terserah kalian, mau ikut bersama kami ke kerajaan atau mau melanjutkan perjalanan kalian lagi” lanjut sang Putri

“Baiklah, yang penting isi perut dulu, cacing sudah pada demo iniiiiiiiiiiiiii”. Kata Rama

Sang putri tersenyum.

Sesampainya di padepokan Petir Nirwana, mereka langsung disambut dengan sangat hangat oleh ketua padepokan dan diberikan pelayanan yang sangat mewah.

“Tuan putri memang sangat cantik ya”. Kata salah satu murid padepokan itu

“Andai saja aku bisa menjadi pengawalnya, aku akan sangat bahagia karna selalu berada disamping tuan putri”. Kata murid yang lain

“Siapa anak muda, gadis kecil dan orang tua itu ya? Perasaan tuan putri tidak pernah membawa orang-orang it?”. Tanya salah seorang murid kepada murid yang lain.

“Ah tak tahulah aku”.

“Eh iya, kabarnya Tuan muda Wicaksana sudah ditingkatan Langkah awal dewa tahap kedua ya?”. Tanya murid itu.

“Kabarnya begitu, memang luar biasa tuan muda Wicaksana, umurnya masih muda tapi sudah mempunyai tingkatan dewa”. Jawab yang lain.

“Apakah wicaksana adalah temanku saat masih kecil di padepokan Daivan Sejati itu?” Gumam Rama

“Ah, mana mungkin itu adalah dia, dia kan orang bodoh yang tak tahu malu”. Lanjut gumaman Rama.

Episodes
1 Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2 Kelompok Geni Pelangi
3 Kelompok Macan Ngamuk
4 Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5 Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6 Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7 Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8 Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9 Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10 Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11 Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12 Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13 Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14 Rama bertemu gadis cantik Lagi
15 Purwati dan Rama pulang kampung
16 Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17 Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18 Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19 Kelompok Langit Ireng
20 Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21 Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22 Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23 Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24 Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25 Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26 Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27 Purwati pergi, paman Benawa datang
28 Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29 Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30 Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31 Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32 Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33 Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34 Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35 Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36 Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37 Semua Bingung
38 Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39 Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40 Final Kompetisi yang mendebarkan
41 Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42 Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43 Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44 Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45 Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46 Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47 Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48 Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49 Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50 Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51 Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52 Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53 Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54 Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55 Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56 Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57 Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58 Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59 Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60 Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61 Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62 Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63 Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64 Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65 Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66 Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67 Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68 Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69 Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70 Pertarungan Kekuatan penuh
71 Perang Besar Dimulai
72 Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73 Pengobatan penyakit raja Tunggak
74 Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75 Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76 Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77 Hari kedua Peprangan
78 Kerajaan Bumi Nata diserang
79 Mbah Ananta Keluar
80 Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81 Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82 Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83 Kekuatan raja iblis dari sang raja
84 Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85 Keadaan setelah peperangan
86 Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87 Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88 Kompetisi Memasak
89 Penentuan Juara
90 Sejarah lucu terciptanya garam
91 Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92 Babak Lima Besar
93 Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94 Pertarungan Penentu
95 Lima Murid Rama dikalahkan
96 Lima Lawan Lima
97 Kehancuran Alam Ilusi
98 Wiraraja Jatuh Cinta
99 Pedekate Wiraraja
100 Pemahat Patung
101 Latihan Selesai
102 Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103 Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104 Portal Hitam
105 Berlatih dengan Patung
106 Badai Salju dan Badai Pasir
107 Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108 Raja Tirta Wangsa Menghilang
109 Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110 Pertarungan Sengit
111 Bala Bantuan Dari Rama
112 Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113 Tiga Orang Tewas
114 Intan Dan Sarotama Tewas
115 Efek Pertarungan
116 Paman Benawa Tewas
117 Pertarungan Pamungkas
118 Pelangi Melahirkan
119 Dua Kekuatan Besar
120 Gulungan Segel
121 Kekuatan Penuh
122 Siapa Buana Abadi
123 Kelahiran seorang bayi laki laki
124 Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2
Kelompok Geni Pelangi
3
Kelompok Macan Ngamuk
4
Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5
Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6
Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7
Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8
Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9
Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10
Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11
Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12
Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13
Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14
Rama bertemu gadis cantik Lagi
15
Purwati dan Rama pulang kampung
16
Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17
Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18
Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19
Kelompok Langit Ireng
20
Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21
Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22
Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23
Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24
Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25
Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26
Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27
Purwati pergi, paman Benawa datang
28
Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29
Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30
Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31
Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32
Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33
Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34
Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35
Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36
Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37
Semua Bingung
38
Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39
Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40
Final Kompetisi yang mendebarkan
41
Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42
Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43
Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44
Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45
Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46
Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47
Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48
Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49
Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50
Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51
Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52
Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53
Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54
Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55
Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56
Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57
Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58
Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59
Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60
Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61
Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62
Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63
Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64
Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65
Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66
Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67
Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68
Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69
Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70
Pertarungan Kekuatan penuh
71
Perang Besar Dimulai
72
Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73
Pengobatan penyakit raja Tunggak
74
Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75
Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76
Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77
Hari kedua Peprangan
78
Kerajaan Bumi Nata diserang
79
Mbah Ananta Keluar
80
Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81
Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82
Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83
Kekuatan raja iblis dari sang raja
84
Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85
Keadaan setelah peperangan
86
Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87
Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88
Kompetisi Memasak
89
Penentuan Juara
90
Sejarah lucu terciptanya garam
91
Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92
Babak Lima Besar
93
Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94
Pertarungan Penentu
95
Lima Murid Rama dikalahkan
96
Lima Lawan Lima
97
Kehancuran Alam Ilusi
98
Wiraraja Jatuh Cinta
99
Pedekate Wiraraja
100
Pemahat Patung
101
Latihan Selesai
102
Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103
Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104
Portal Hitam
105
Berlatih dengan Patung
106
Badai Salju dan Badai Pasir
107
Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108
Raja Tirta Wangsa Menghilang
109
Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110
Pertarungan Sengit
111
Bala Bantuan Dari Rama
112
Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113
Tiga Orang Tewas
114
Intan Dan Sarotama Tewas
115
Efek Pertarungan
116
Paman Benawa Tewas
117
Pertarungan Pamungkas
118
Pelangi Melahirkan
119
Dua Kekuatan Besar
120
Gulungan Segel
121
Kekuatan Penuh
122
Siapa Buana Abadi
123
Kelahiran seorang bayi laki laki
124
Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!