Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan

“Tuan muda, sang raja mengundang kalian untuk jamuan makan sebagai terima kasih sudah menyelamatkanku saat itu”. Kata tuan puteri

“Baiklah tuan puteri, kami akan ikut denganmu, lagian, kami juga hanya ingin menemui teman saya saja”. Jawab Rama.

Berangkatlah mereka menuju kerajaan Singo Ngaung yang sudah tidak jauh lagi dari padepokan Petir Nirwana.

Beberapa lama kemudian”.

“Ayah, ketiga orang ini yang sudah menyelamatkanku saat aku dibegal dihutan kemarin malam”. Kata tuan putrid kepada ayahnya.

“Ooo, siapa nama kalian?”. Tanya Raja

“Saya Rama, Ini adikku Purwati dan ini Ki Buana Abadi”. Jawab Rama.

“Baiklah kalian jalan-jalan dulu di kerajaan ini, Pelangi!, temani mereka jalan-jalan nanti”. Perintah raja kepada tuan putri

“Baik ayah”.

Saat keluar dari ruang kerajaan, purwati mengatakan kepada Rama

“Kak Rama, ditubuh sang raja terdapat racun yang sangat berbahaya, dan obatnya sangat mustahil untuk ditemukan”.

“Apa? Kamu juga bisa melihat keadaan tubuh seseorang?”. Kata Rama penasaran

“Untungnya sang raja tingkat fisiknya sudah ditahap akhir, jadi kuat menahan tekanan racun ditubuhnya”. Lanjut Purwati menerangkan.

“Hm….. Racun apa memangnya itu?”. Tanya Rama.

“Itu racun dari ular raksasa”. Jawab Purwati.

Sambil jalan-jalan mengelilingi kerajaan, Rama memberanikan diri mendekati Pelangi

“Tuan puteri, apakah raja sedang mengidap racun?”. Tanya Rama sedikit takut menyinggung

“Bagaimana kamu tahu?”.

“Mmm….. badannya sangat kuat tapi pada akhirknya tingkat spiritualnya semakin hari harus semakin dikorbankan”. Jawab Rama sambil meletakkan kedua tangannya dibelakang kepalanya.

“Kita menghadap ayahku sekarang juga”. Kata Pelangi sambil menarik tangan Rama yang membuat rama jadi membayangkan yang enggak enggak.

Saking tergesa-gesanya, saat membuka pintu, rama bertabrakan dengan Wicaksana

“Aduh, Maaf”. Kata Rama.

“Hey, sebentar, berhenti!”. Kata Wicaksana

Berhentilah tuan puteri dan Rama.

“Kamu… sini Kamu….”

“Pletak”. Tiba-tiba kepala Rama dijitak oleh wicaksana

“Kamu Rama kan?, Kemana saja selama ini?”. Ternyata Wicaksana adalah benar teman Rama saat dipadepokan dahulu.

“Lah iya, kamu Wicaksana sibodoh kurang ajar itukan?”. Jawab Rama.

“Hush, dia adalah tuan muda yang akan meneruskan kepemimpinan dikerajaan ini selanjutnya”. Jawab Pelangi dengan agak ketus.

“Sebentar kak, kami ada urusan dengan ayah”. Kata Pelangi sambil kembali menarik tangan rama dan berlari menuju sang raja.

“Ada apa kamu berlarian sambil bergandengan begitu?”. Tanya raja

“Ups…”. Kata Pelangi langsung melepas genggaman tangannya.

“Ayah, mungkin rama bisa mengobati racun ditubuh ayah”. Kata Pelangi

Wicaksana yang akan membuka pintu dan keluar tiba-tiba berhenti, dan ikut menghampirinya.

“Hey, gadis kecilku ini benar-benar ember ya ternyata”. Kata Raja

“Ti, tidak ayah, Rama sudah tau kalau ayah mengidap racun saat pertama bertemu, Pelangi juga kaget tadi, makanya langsung pelangi tarik tangannya untuk menghadap ayah”. Jawab Pelangi.

“Anak muda, darimana kamu tahu kalau aku mengidap racun?, tahukah kamu racun apa yang ada ditubuhku ini?”. Tanya Raja

“Kalau tidak salah, itu adalah racun dari ular raksasa yang berada dihutan, apakah raja pernah bertarung melawan ular raksasa sebelumny?”. Tanya Rama

“Darimana kamu tahu, kalau aku pernah bertarung dengan seekor ular raksasa, itu sudah lama sekali, sudah sekitar lima belas tahun yang lalu”. Jawab raja

“Bisakah kamu mengobati atau mengeluarkan racun ini dari tubuhku, jika bisa, kamu boleh menikah dengan Pelangi”. Jawab Raja

“Ayaaaaaaaaaaah, aku bukan barang untuk taruhan ayaaaah”. Kata Pelangi manja manja gitu deh.

“Hahaha, kamu tidak mau kah? Menikah dengan pria hebat yang bisa menyembuhkan racun ayahmu?”. Kata sang raja

“Ba, baiklah ayah”, jawab Pelangi dengan pipi yang memerah.

“Ciye, ciyeee, adikku sudah mulai jatuh cinta nih yeee”. Kata Wicaksana meledek.

“Bagaimana bisa kamu tiba-tiba hebat seperti ini Rama?, bukannya dari dulu kamu tidak bisa membuka titik kekuatan pertamamu?”. Tanya wicaksana kepada Rama

“Ceritanya panjang, nanti saja ceritanya”. Jawab Rama

“Kalian sudah saling mengenalkah?”. Tanya raja

“Dia temanku di padepokan Daivan sejari ayah, dia orang yang sering aku ceritakan, orang terlemah sepadepokan, bahkan mungkin sejagat raya ini”. Jawab Wicaksana.

“Pletak”.

Gantian Rama memukul kepala Wicaksana.

“Hey, beraninya kamu memukul kepala seorang calon raja!?”. Kata Wicaksana

“Hahaha, calon raja kok begini,,,”. Jawab Rama sambil meremehkan.

“Hey, aku jadi penasaran sama kamu!, besok kita bertarung di arena pelatihan”. Kata Wicaksana

“Baiklah, aku harap kamu bisa mengeluarkan semua kekuatanmu, besok ya…”. Jawab Rama kembali

“Anak ini masih sama pedenya sejak kecil”. Gumam wicaksana dihatinya

Rama memejamkan matanya lalu kembali menghubungi mbah Ananta untuk menanyakan perihal penawar racun ular raksasa.

“Obat penawarnya sudah koe bawa, yang dikantong kecil itu, itu obat penawar racun ular raksasa”. Kata mbah Ananta di teletabisnya.

“Tuan puteri, mohon maaf, bolehkah panggilkan ki Buana untuk kemari?”. Kata Rama.

“Pengawal, Panggilkan ki Buana dan gadis kecil suruh kemari”. Teriak Pelangi.

Beberama menit kemudian, datanglah ki Buana dan Purwati kehadapan raja.

“Ada apa tuan puteri memanggil saya?”. Tanya ki Buana

“Itu, Tuan mudamu memintamu datang kemari”.

“Ki, kantong yang kemarin aku kasihkan isinya belum dimakan semua kan?”. Tanya Rama.

“Belum sama sekali tuan muda, ada apa?”. Jawab Ki Buana

“Saya mau memintanya sedikit”.

“Ini tuan muda”

Rama mengambil secomot daun dari kantong itu

“Ki, tolong rebus daun-daun ini ya, air rebusannya masukkan kedalam poci tanah, dinginkan, lalu bawa kesini nanti”. Kata Rama sambil menyuruh ki Buana.

“Baik tuan muda”.

Beberapa jam kemudian, ki Buana kembali ke hadapan raja yang sedang duduk disinggasananya yang sedang berbincang dengan Rama.

“Ini tuan muda airnya”.

“Raja, minumlah air ini hingga habis, besok racunnya akan keluar ketika sang raja buang air kecil”. Kata Rama

“Benarkah?”. Kata raja penasaran

Raja langsung menenggak air yang masih di poci itu hingga tetes terakhir.

“Enak sekali rasanya, ramuan apakah ini?”. Tanya raja

“I, itu, ramuan dari tanaman langka, daun pelidri, bunga menawi dan daun durani raja”. Kata ki Buana Abadi.

“A, apaaaaaaaa? Kamu dapat tanaman-tanaman itu darimana anak muda!?”. Tanya raja yang kaget

“I, iiii, itu,,, rahasia raja”. Jawab Rama.

“Hm…., kamu sudah mulai berani bermain-main dengan seorang raja ya!?”. Kata raja dengan wajah seramnya dan mengeluarkan aura intimidasi.

“ka, kabuuuuuuuuuuuuur”. Rama langsung lari keluar dari ruangan.

Keesokan harinya.

“Wah, badanku benar-benar terasa lebih sehat, apakah racun dari ular raksasa itu sudah benar-benar keluar semua!?”. Gumam raja dalam hatinya.

“Panggil Rama dan Wicaksana kesini!!”. Perintah raja kepada salah satu pasukannya

Beberapa lama kemudian.

“Wicaksana menghadap raja”.

“Mana Rama?”. Tanya Raja.

“A, anu raja, Rama masih tidur, saya tidak berani membangunkannya”. Jawab pasukan itu.

“Baiklah”. Kata raja sambil menyuruh pasukan itu kembali ketempatnya

“Sudah lama sejak aku terkena racun itu tidak jalan-jalan melihat suasana kerajaan, Wicaksana, temani ayahmu jalan-jalan!”. Bentak raja

“Baik ayah”

Ternyata raja bersama Wicaksana mendatangi tempat istirahatnya Rama, sesampainya disana, raja langsung membangunkan Rama.

“Hey anak muda, katanya mau bertarung dengan anakku?”.

Rama dengan sepontan langsung berdiri dan membuka matanya.

“Waduh, sudah siang ternyata, baiklah ayuk kita bertarung sekarang”. Kata rama.

“Mandi dulu kek, dandan dulu kek, mulutmu sangat bau sekali itu”. Kata Wicaksana sambil meledek.

“Baiklah, aku mandi dulu sebentar”

Selang beberapa lama kemudian, mereka berdua sudah berada diarena latihan kerajaan, sang raja terlihat duduk diatas menonton pertarungan itu.

“Hey, aku kemarin bilang, keluarkan semua kekuatanmu itu”. Kata Rama sambil ngupil

“Kurang ajar”. Kata wicaksana sambil kuda-kuda dan mulai mengeluarkan cahaya pelangi dari tubuhnya yang berbentuk burung merak yang sangat besar sekali.

“Widih, indah sekali burung punyamu Wicaksana, bolehlah aku memilikinya juga”. Kata Rama sambil menyerap kekuatan Wicaksana.

“Keluarlah!”. Bentak Rama, dan tiba-tiba keluar cahaya yang sama persis dengan cahaya yang dikeluarkan oleh Wicaksana.

“Hah??, Apa-apaan ini, bagaimana mungkin kamu bisa menguasai kekuatanku ini?”. Tanya Wicaksana.

“Hyaaaaaat”. Teriak wicaksana sambil mengarahkan cahaya burung tersebut ke arah rama

“Tahan saja”. Kata rama menyuruh cahaya burung kepunyaanya masih sambil ngupil.

Dua kekuatan kini beradu dan kekuatannya sama-sama mendominasi sehingga kedua cahaya tersebut menghilang.

“Bagaimana mungkin, kekuatannya sama dengan kekuatanku?”. Gumam Wicaksana dalam hati.

“Terimalah Ini”. Kata wicaksana kembali sambil mengeluarkan cahaya keemasan berbentuk seorang dewa yang sedang membawa palu yangs angat besar sekali.

“Waduh bahaya, jika Rama terkena serangan itu akan langsung mati dia dan aku tidak jadi menepati janjiku nanti”. Gumam raja dengan wajah ketakutan

“Ah, seorang bayi dewa saja sudah kau agung-agungkan”. Kata Rama meremehkan

“Sialaaan, Hyaaaaaaaaaaaaaaaaaat”. Wicaksana kembali menyerang rama dengan cahaya dewa tersebut.

Sang raja semakin panik melihatnya.

“Wush”. Rama mengibaskan telapak tangannya dan langsung menghilangkan cahaya itu yang membuat raja dan Wicaksana mengeluarkan kedua matanya dan mulut keduanya mangap karena kaget tidak percaya melihat kejadian itu.

“Apaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!, Kekuatan dewaku dikalahkan dengan sangat mudah olehmu? Apa kau kini sudah menjadi monster Rama!?”. Kata wicaksana dengan tubuh gemetar dan hampir pingsan.

“eee, eeee, eeee, jangan pingsan dulu begitu, kamu belum melihat kekuatanku”. Kata rama

“Aku mengaku kalah”. Kata Wicaksana

“Baiklah pertarungan berakhir”. Kata raja.

Kemudian mereka bertiga berjalan bersama menuju sebuah bangunan yang berada disamping istana kerajaan

“Rama, dibangunan itu terdapat banyak sekali barang-barang berharga yang mungkin dapat membantu kamu untuk mempercepat kenaikan tahap pembukaan titik spiritualmu, kalau kamu mau, kamu boleh masuk kedalamnya, tapi disana tekanan kekuatan spiritualnya sangat kuat, jadi kamu harus benar-benar berhati-hati”. Kata raja

“Baik raja, nanti malam saya akan mencoba memasukin bangunan itu”. Kata rama

Terlihat sebuah bangunan seperti pagoda yang mempunyai Sembilan tingkat.

“Rama, hati-hati didalam, karena kabarnya banyak sekali hewan-hewan aneh yang racunnya sangat mematikan didalam sana”. Kata Wicaksana memperingati Rama.

“Baiklah, terimakasih”. Jawab Rama

Malam harinya rama terlihat sudah bersiap masuk, dia berada didepan pintu pagoda yang sangat tinggi menjulang didepannya.

“Aku yakin, aku akan kuat”. Gumam Rama didalam hatinya

Dibukalah pintu itu, lalu Rama mulai melangkahkan kakinya memasuki pagoda tersebut.

“Krekeeeet, Breg”. Suara pintu tertutup terdengar.

“Saatnya aku mempraktekkan kekuatanku disini, dengan pembukaan titik kekuatanku yang pertama dan ditahap yang kedua, harusnya aku mampu mengeluarkan kekuatan cahaya”. Kata Rama lirih

“Hump!”. Rama duduk bersila sambil menahan nafas dan memejamkan matanya dengan kedua tangan terbuka diatas dengkulnya.

Tiba-tiba “Byaar!” sebuah cahaya keluar dari tangannya yang mampu menerangi kegelapan pagoda tersebut dilantai yang pertama itu, terlihat sebuah pintu di depan tangga yang menyambungkan ke tingkat kedua.

“Kenapa harus ada pintu didepan tangga?”. Gumam Rama

Rama mulai melangkahkan kakinya dan membuka pintu itu.

“Astaghfirullah!”. Rama terkaget melihat sesosok kepala yang sangat besar berada tepat didepan wajanya, kepala itu mempunyai tiga mata yang sedang melotot sambil mengeluarkan darah yang menetes, kepala itu langsung mengeluarkan asap merah pekat yang disemburkan ketubuh Rama, tiba-tiba rama berada disebuah lokasi yang hampa, tanpa ada ruang namun banyak cahaya disana, terlihat ada satu bulatan berwarna keemasan yang mengeluarkan cahaya pelangi yang mengelilinginya.

“Apa itu?”. Tanya Rama didalam hatinya sambil mendekati bulatan itu, diambillah bulatan tersebut, tiba-tiba bulatan itu masuk kedalam mulutnya yang akhirnya tertelan oleh Rama, mengeluarkan cahaya yang begitu menyilaukan berwarna emas yang sangat terang dari tubuh rama.

“Aduh, kekuatan apa ini?, tubuhku benar-benar merasakan sebuah fluktuasi kekuatan yang sangat luar biasa”. Gumam dama sambil memandangi bulatan tadi yang mulai masuk ke titik kekuatan pertamanya dan mengalirkan sebuah cahaya keemasan ke seluruh nadi yang ada didalam tubuhnya.

Rama membuka matanya, dan kepala yang sangat besar yang berada didepannya kini sudah tidak ada lagi, Rama mulai melangkahkan kakinya menapaki tangga dan sampailah ke pintu kedua, dan dibuka pintu tersebut, namun tidak ada apapun didepannya, baru satu langkah dia menapaki anak tangga, tekanan yang sangat luar biasa menahan pergerakan badannya yang membuat Rama kesulitan untuk melangkahkan kakinya, akhirnya Rama duduk bersila dan memfokuskan kekuatan yang baru saja masuk kedalam tubuhnya.

Disalurkanlah semua kekuatan itu keseluruh tubuhnya kemudian berdiri dan mulai melangkahkan kakinya hingga berdiri didepan pintu ketiga, didepan pintu itu terdapat satu keris yang terbuat dari kayu yang sudah lusuh, ketika keris kayu itu akan diambil, tiba tiba mengeluarkan cahaya merah darah yang sangat pekat yang membuat rama terpelanting dan jatuh kembali kedasar tangga.

“Sial, benda apaan itu? Sepertinya tidak mau aku pegang sama sekali, apakah aku harus mengeluarkan sedikit kekuatan spiritualku untuk menarik kekuatan dari benda itu?” Gumam Rama sambil melangkahkan kakinya lagi.

Tepat didepan keris kayu yang bercahaya itu rama menyerap kekuatan dari keris itu dan kini keris itu sudah bisa diambil oleh rama dan langsung diselipkan dipinggangnya kemudian Rama membuka pintu ketiga setelah pintu terbuka terlihat asap yang sangat tebal yang membuat Rama tidak mampu melihat apapun.

Sementara dilapangan pelatihan kerajaan terlihat Purwati sedang dilatih ilmu pedang oleh Ki Buana Abadi.

“Gadis cantik, kamu duduklah dan pusatkan fikiranmu untuk membentuk sebuah pedang yang sangat tajam dari daun yang jatuh dari pohon ini”. Kata Ki Buana Abadi memberikan arahan

“Baiklah”. Purwati kemudian duduk dan memejamkan matanya, terlihat beberapa daun yang jatuh dari pohon mengeluarkan cahaya hijau yang sangat cerah membentuk pedang yang sangat tajam.

“Bakat gadis kecil ini memang luar biasa, bagaimana mungkin tuan muda bisa tahu mengenai bakat gadis kecil ini?”. Tanya ki Buana Abadi didalam hatinya.

“Coba arahkan pedang-pedang itu keatas dan gabungkan menjadi satu”. Kata Ki Buana Abadi memberikan arahan kembali kepada Purwati

Diarahkanlah daun-daun yang sudah membentuk pedang tersebut ketas dan bergabunglah pedang-pedang kecil itu menjadi satu pedang yang sangat besar memancarkan cahaya hijau yang berkilau hingga membuat Wicaksana melihat pedang itu dan langsung lari menghampiri lokasi latihan kerajaan itu.

“Buset, gadis sekecil ini sudah bisa mengeluarkan aura pedang yang sangat luar biasa besar itu?”. Gumam Wicaksana didalam hatinya.

“Sudah, lepaskan kembali semua aura pedang dari daun-daun itu”. Kata Ki Buana Abadi kepada Purwati yang masih memejamkan matanya.

Purwati membuka matanya

“Bagaimana pak tua?, apakah kekuatanku sudah bisa memuaskan?”. Tanya Purwati.

“Kamu Gadis kecil yang sangat luar biasa, pantas saja tuan muda menjadikanmu adiknya”. Kata Ki Buana Abadi sambil mengelus kepala Purwati.

“Hehehehe, begitu ya?”.

Terpopuler

Comments

Putra_Andalas

Putra_Andalas

Emg MUSLIM toh..? pake Istighfar segala...

2024-10-14

0

Putra_Andalas

Putra_Andalas

dasar MC goblok..mau tarung pake acara mandi dulu...Sarapan dulu kaleeee.. abis tarung.. keringetan bru mandi..

2024-10-14

0

anggita

anggita

ada gambar ilustrasi tokohnya..👌😊

2024-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2 Kelompok Geni Pelangi
3 Kelompok Macan Ngamuk
4 Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5 Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6 Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7 Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8 Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9 Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10 Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11 Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12 Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13 Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14 Rama bertemu gadis cantik Lagi
15 Purwati dan Rama pulang kampung
16 Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17 Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18 Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19 Kelompok Langit Ireng
20 Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21 Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22 Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23 Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24 Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25 Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26 Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27 Purwati pergi, paman Benawa datang
28 Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29 Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30 Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31 Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32 Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33 Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34 Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35 Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36 Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37 Semua Bingung
38 Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39 Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40 Final Kompetisi yang mendebarkan
41 Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42 Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43 Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44 Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45 Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46 Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47 Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48 Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49 Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50 Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51 Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52 Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53 Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54 Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55 Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56 Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57 Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58 Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59 Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60 Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61 Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62 Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63 Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64 Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65 Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66 Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67 Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68 Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69 Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70 Pertarungan Kekuatan penuh
71 Perang Besar Dimulai
72 Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73 Pengobatan penyakit raja Tunggak
74 Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75 Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76 Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77 Hari kedua Peprangan
78 Kerajaan Bumi Nata diserang
79 Mbah Ananta Keluar
80 Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81 Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82 Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83 Kekuatan raja iblis dari sang raja
84 Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85 Keadaan setelah peperangan
86 Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87 Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88 Kompetisi Memasak
89 Penentuan Juara
90 Sejarah lucu terciptanya garam
91 Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92 Babak Lima Besar
93 Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94 Pertarungan Penentu
95 Lima Murid Rama dikalahkan
96 Lima Lawan Lima
97 Kehancuran Alam Ilusi
98 Wiraraja Jatuh Cinta
99 Pedekate Wiraraja
100 Pemahat Patung
101 Latihan Selesai
102 Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103 Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104 Portal Hitam
105 Berlatih dengan Patung
106 Badai Salju dan Badai Pasir
107 Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108 Raja Tirta Wangsa Menghilang
109 Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110 Pertarungan Sengit
111 Bala Bantuan Dari Rama
112 Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113 Tiga Orang Tewas
114 Intan Dan Sarotama Tewas
115 Efek Pertarungan
116 Paman Benawa Tewas
117 Pertarungan Pamungkas
118 Pelangi Melahirkan
119 Dua Kekuatan Besar
120 Gulungan Segel
121 Kekuatan Penuh
122 Siapa Buana Abadi
123 Kelahiran seorang bayi laki laki
124 Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2
Kelompok Geni Pelangi
3
Kelompok Macan Ngamuk
4
Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5
Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6
Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7
Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8
Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9
Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10
Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11
Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12
Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13
Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14
Rama bertemu gadis cantik Lagi
15
Purwati dan Rama pulang kampung
16
Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17
Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18
Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19
Kelompok Langit Ireng
20
Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21
Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22
Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23
Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24
Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25
Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26
Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27
Purwati pergi, paman Benawa datang
28
Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29
Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30
Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31
Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32
Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33
Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34
Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35
Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36
Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37
Semua Bingung
38
Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39
Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40
Final Kompetisi yang mendebarkan
41
Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42
Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43
Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44
Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45
Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46
Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47
Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48
Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49
Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50
Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51
Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52
Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53
Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54
Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55
Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56
Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57
Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58
Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59
Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60
Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61
Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62
Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63
Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64
Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65
Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66
Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67
Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68
Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69
Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70
Pertarungan Kekuatan penuh
71
Perang Besar Dimulai
72
Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73
Pengobatan penyakit raja Tunggak
74
Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75
Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76
Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77
Hari kedua Peprangan
78
Kerajaan Bumi Nata diserang
79
Mbah Ananta Keluar
80
Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81
Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82
Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83
Kekuatan raja iblis dari sang raja
84
Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85
Keadaan setelah peperangan
86
Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87
Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88
Kompetisi Memasak
89
Penentuan Juara
90
Sejarah lucu terciptanya garam
91
Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92
Babak Lima Besar
93
Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94
Pertarungan Penentu
95
Lima Murid Rama dikalahkan
96
Lima Lawan Lima
97
Kehancuran Alam Ilusi
98
Wiraraja Jatuh Cinta
99
Pedekate Wiraraja
100
Pemahat Patung
101
Latihan Selesai
102
Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103
Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104
Portal Hitam
105
Berlatih dengan Patung
106
Badai Salju dan Badai Pasir
107
Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108
Raja Tirta Wangsa Menghilang
109
Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110
Pertarungan Sengit
111
Bala Bantuan Dari Rama
112
Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113
Tiga Orang Tewas
114
Intan Dan Sarotama Tewas
115
Efek Pertarungan
116
Paman Benawa Tewas
117
Pertarungan Pamungkas
118
Pelangi Melahirkan
119
Dua Kekuatan Besar
120
Gulungan Segel
121
Kekuatan Penuh
122
Siapa Buana Abadi
123
Kelahiran seorang bayi laki laki
124
Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!