Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati

“Akhirnya sampai juga di kerajaan Dadung Mbulet ini”. Kata Rama

“Iya tuan muda, kabarnya di kerajaan ini sangat banyak sekali wanita-wanita yang cantik yang mempunyai kekuatan ditingkat dewa”. Kata Ki Buana Abadi

“Kau ini paaaak, ingat!, pedangmu sudah menjadi keris sekarang”. Jawab Rama meledek

“Aih, jangan salah tuan muda, tua-tua begini pedang saya masih tajam, dan bisa membuat para wanita kewalahan”. Jawab Ki Buana Abadi menimpali.

“Hahaha, jangan membahas itu, ada anak kecil disini”. Kata Rama.

“Mending kita cari penginapan dan kedai dulu, perut sudah mulai bunyi ini”.

“Baik tuan muda”. Kata Ki Buana Abadi.

“Aku dengar kabar katanya kerajaan Singo Ngaung habis diserang oleh kelompok Macan Ngamuk ya?, kabarnya dua anggota Macan Ngamuk dikalahkan, yang satunya oleh gadis yang masih kecil hingga tewas dan satunya lagi sekarang dipenjara”. Kata salah seorang yang sedang menggosip di kedai makan itu.

“Benar, Gadis kecil bisa mengalahkan orang yang sudah ditingkatan dewa, sungguh benar-benar sosok yang sangat langka didunia ini”. Kata yang lainnya

“Tapi di kerajaan ini juga tidak kalah, banyak gadis-gadis kecil disini yang sudah mempunyai kekuatan spiritual yang sangat luar biasa juga, bahkan hampir semua perempuan yang ada dikerajaan ini adalah ahli beladiri semua”. Kata yang lainnya lagi.

“Benar, bahkan tidak hanya mempunyai kekuatan yang luar biasa, gadis-gadis disini juga cantik-cantik dibanding gadis-gadis dari kerajaan lain”. Kata salah satu dari mereka lagi.

“Eh iya, dengar-dengar, katanya padepokan Kelana Raksa akan mengadakan penerimaan murid baru bulan depan, pasti bakalan ada banyak pertunjukan yang menarik nanti”. Salah satu dari mereka menyela

“Iya, Bulan depan akan dibuka penerimaan murid baru, pasti akan datang banyak sekali bakat-bakat muda baru dari berbagai kota yang mendaftar, memang dari dulu padepokan Kelana Raksa satu-satunya padepokan yang menerima bakat-bakat yang luar biasa dan semuanya adalah benar-benar orang pilihan”. Jawab salah satunya

“Aku penasaran, apakah murid yang dikirim dari padepokan Mawar Getih akan menjadi pemenang kompetisi lagi, atau akan ada padepokan lain yang menggulingkan juara bertahan itu”.

“Ah, sepertinya sudah berkali-kali kompetisi diadakan, belum ada yang mampu mengalahkan padepokan mawar Getih, itu terlalu tidak mungkin, rata-rata murid dari padepokan itu diranah Pengendalian Dewa, jadi sangat mustahil untuk dikalahkan”.

Sambil memakan hidangan yang ada Rama dan kawan-kawannya mendengarkan orang-orang yang duduk dibelakang mereka bergosip.

“Tuan muda, sepertinya Gadis kecil ini cocok untuk ikut kompetisi itu”. Tanya ki Buana Abadi

“Kalau hanya ikut kompetisi saja dan tidak mau masuk menjadi murid padepokan diperbolehkan, boleh-boleh saja, tapi kalau harus menjadi murid padepokan, nantinya bakalan repot aing”. Kata Rama

“Repot bagaimana tuan muda?”.

“Dia punya kekuatan spesial yang sangat langka bahkan mungkin tidak ada yang menyamainya diseluruh jagat raya ini, akus aja kewalahan menghadapinya kemarin saat berlatih bersama dan hampir saja aku terluka”. Rama melanjutkan

“Masa tuan muda juga kalah sama gadis kecil ini?”. Tanya ki Buana Abadi kembali

“Iyooooooooooooooooooo”. Jawab Rama jengkel

“begini saja tuan muda”. Kata ki Buana Abadi sambil berbisik.

“Idemu cukup bar-bar juga pak tua!, tapi perlu dicoba juga itu”. Jawab Rama.

“Sungguh sebuah keberuntungan bagi murid yang bisa diterima di padepokan Kelana Raksa karena banyak sekali nantinya mendapatkan ramuan spiritual yang langka dan biasanya akan mendapatkan satu kesempatan meminta apapun kepada tetua padepokan yang pasti akan dikabulkannya”. Kembali gosipan itu terdengar ditelinga Rama dan ki Buana Abadi.

“Baiklah, Adik kecilku, maukah kamu ikut kompetisi di padepokan Kelana Raksa bulan depan?”. Tanya Rama.

“Aku akan mengikuti semua arahan kakak”. Jawab Purwati.

Sementara dilantai atas ada dua orang wanita cantik yang dari tadi memandangi Rama dan kawan-kawannya.

“Kak, Pria dibawah itu sepertinya mempunyai keunikan”. Tanya salah satu gadis yang wajahnya benar-benar sangat cantik.

“Kamu ini, tidak bisa melihat pria ganteng saja”. Kata wanita yang lain yang tidak kalah cantik juga.

“hihihi, emang kakak tidak begitu?, bukannya tiap kali aku bilang ada pria ganteng, pasti kakak akan merebutnya dariku?”. Kata gadis yang terlihat lebih muda sambil sedikit meledek.

“Tapi tingkat kekuatannya masih ditingkat satu, sayang sekali, pemuda ganteng seperti itu sangat lemah”. Lanjutnya

“Betul, kakak mau turun sebentar, kamu jangan kemana-mana”. Kata wanita yang lebih tua

Tiba-tiba wanita itu menghampiri Rama dan kawan-kawannya yang sedang lahap memakan hidangan yang ada dimeja.

“Hai pria ganteng”. Sapa wanita itu.

“Bolehkah aku ikut bergabung dimeja ini?”. Lanjutnya

“Mohon maaf, kursinya hanya tiga saja, dan mejanya sangat kecil, juga makanannya hanya cukup untuk tiga orang saja, kalau ada urusan denganku nanti saja setelah aku makan”. Jawab Rama

“Buset, Arogan juga pria ini, sepertinya menantang!”. Gumam wanita itu dalam hatinya.

“Siapa namamu anak muda?, wajahmu lumayan ganteng juga, boleh dong aku jadi pendampingmu?”. Wanita itu mulai merayu.

“Mohon maaf mbaaak, aku lagi makan, jangan ganggu kenikmatan makananku ini”. Jawab Rama dengan tanpa melihat raut wajah wanita itu dan terlihat ki Buana Abadi sedang terbengong dan ngeces air liurnya melihat kecantikan wanita itu.

“Tu, tuan muda, lihat wajah wanita itu, benar-benar seperti bidadari”. Kata ki Buana Abadi yang membuat Rama langsung mengangkat kepalanya dan melihat wajah wanita itu.

“Ah iya, memang benar-benar bidadari ini mah”. Gumam Rama dalam hati.

“Mohon maaf mbak, aku dan kawan-kawanku hanya pendatang dan tidak tahu adat dari penduduk kerajaan ini, kalau di tempatku tinggal, biasanya orang yang sedang makan tidak akan ada yang berani menggangu”. Kata Rama sok Jaim

“Kamu ya, kekuatanmu hanya ditingkat satu saja sudah arogan!”. Tiba-tiba wanita itu marah.

“Wah bahaya ini, bakalan ada bencana ini sebentar lagi, pemuda ini benar-benar bodoh, wanita tercantik dikerajaan Dadung Mbulet itu bahkan ditolaknya?”. Kata seseorang yang ikut berkomentar.

“Benar-benar cilaka dua belas ini mah, kalau tuan putri Sukmawati sampai marah, bisa hancur seluruh desa ini”. Jawab seorang yang ikut berkomentar juga.

“Mohon maaf mbak yang cantiknya tidak ketulungan, aku disini hanya mau makan dan tidak mau ada keributan, jadi kalau ada urusan denganku, tunggu aku dan kawan-kawanku selesai makan ya”. Jawab Rama sambil menampilkan muka lugunya.

“Dasar bocah tak tahu diri, kamu tidak tahukah siapa aku?”. Tanya wanita itu.

“Ya,,,, meneketehe, kan kita belum kenalan, lagian memangnya saya harus tau siapa anda gitu?”. Tanya Rama dengan sedikit memprofokasi

“Baiklah, aku tunggu kalian selesai makan, setelah itu temui aku di padepokan Kelana Raksa”. Kata wanita itu.

“Lokasinya dimana mbak? Kan kita bukan orang sini jadi tidak tahu dimana lokasi padepokan Kelana Raksa itu?”. Tanya Rama sambil garuk-garuk kepala

“Bocah tak tahu diri, namaku bukan mbak, namaku Sukmawati, kalau sampai kalian tidak datang ke padepokan Kelana Raksa jangan salahkan aku kalau hidup kalian disini tidak akan tenang”. Jawabnya ketus sambil pergi dari hadapan Rama.

“Tuan muda sungguh bodoh”. Tiba-tiba ki Buana Abadi membentak.

“Pletak!”. Dikeplaklah kepala ki Buana Abadi.

“Tuan mudamu ini bodoh katamu?”. Jawab Rama sambil mengintimidasi.

“Ti, tidak tuan muda, maksuda saya wanita secantik itu kenapa tuan muda tolak begitu saja?”. Tanya ki Buana Abadi

“Aku sudah ada janji akan menikahi Pelangi, mana mungkin aku bisa jatuh cinta kepada wanita lain?”. Jawab Rama sambil memasang muka menyeramkan.

“A, ampun tuan muda, saya salah, saya salah, dasar pak tua bodoh”. Kata ki Buana abadi sampil menaboki mulutnya.

“Memangnya putri pelangi kalah cantik dengan wanita itukah?”. Tanya Rama.

“Tidak tuan muda, tuan putri Pelangi lebih cantik dan lebih menggemaskan”. Jawab ki Buana Abadi

“Plok”. Sebuah tampolan menempel di mulut ki Buana Abadi kembali

“Menggemaskaaaan katamuuu?, kamu suka juga sama calon istrikuuuu?”. Tanya Rama dengan lebih mengintimidasi lagi

“A, ampun tuan mudaaa, saya mau ke belakang dulu, perut saya agak mules”. Kata ki Buana membuat alasan sambil berlari menuju belakang kedai itu.

“hey bocah, kalian darimana? Sepertinya bukan orang sini ya?”. Tanya salah seorang yang kekenyangan dibelakang Rama.

“Mohon maaf tuan, kami hanya pengelana bebas yang tidak ada tujuan akan kemana nantinya, kami memang bukan dari kerajaan ini”. Jawab Rama

“Berani-beraninya kamu menolak ajakan tuan putri Sukmawati?, kamu tidak tahukah betapa bahayanya jika tuan putri sampai marah?”. Tanya orang itu kembali

“Tidak tuan, kan saya bukan orang sini dan saya tidak tahu siapa tuan putri Sukmawati itu, dan seberapa menyeramkan dia”. Jawab Rama

“Dasar anak muda arogan!, aku tantang kau bertarung diarena pertarungan setelah ini!”. Kata orang tersebut.

“Mohon maaf tuan, aku masih ditingkat pembukaan awal dan sangatlah lemah, apakah orang-orang kerajaan ini memang suka menindas orang-orang yang lebih lemah?”. Jawab Rama dengan lugunya

“Bocah ini!, berani-beraninya kau menghina orang-orang kerajaan ini, kalau sampai aku tidak membunuhmu hari ini, kau mungkin akan menjadi masalah besar untuk kerajaan Dadung Mbulet ini!”. Kata orang itu dengan nada membentak.

“Sekali lagi maafkan saya, setelah makan ini, saya akan menemui wanita yang tadi itu, bolehkan tuan menunjukkan jalan menuju padepokan Kelana Raksa, kami benar-benar tidak tahu jalan di kerajaan ini”. Jawab Rama

“hm,,,,,,,, Baiklah, karena kamu sudah mau menemui tuan putri Sukmawati maka aku memaafkanmu kali ini, akan aku tunjukkan jalan menuju padepokan Kelana Raksa  nanti.

Setelah selesai makan dan ki Buana sudah kembali bersama Rama, akhirnya berjalanlah Rama dan kawan-kawannya dengan satu orang yang sebelumnya akan membunuh Rama menjadi penunjuk jalan.

“Kebetulan aku juga salah satu pengurus di padepokan Kelana Raksa jadi kalian bisa masuk tanpa pemeriksaan bersamaku”. Kata orang itu

“Terima kasih banyak tuan, BTW what is your name?”. Tanya Rama

“Namaku Balaraja, salah satu dewan penulis padepokan Kelana Raksa”. Jawabnya

“ooo, baiklah, tuan Balaraja, apakah masih jauh padepokannya?”. Tanya Rama kembali

“Itu didepan sana, sudah terlihat jelas papan nama didepan pintu padepokan, apakah kamu tidak bisa membaca?”. Tanya Balaraja

“Oooh iya, maaf, maaf”. Jawab Rama.

Sesampainya di padepokan

“Anak muda, aku belum tahu namamu, siapa namamu?”. Tanya Balaraja

“Namaku Rama tuan”.

“Tuan putri akan menemuimu di arena pertarungan padepokan, mungkin akan ramai nanti disana”. Kata Balaraja

“What!!?, apakah wanita itu akan bertarung? Siapa lawannya ya, bolehlah aku ikut menonton pertarungan itu, sepertinya menarik”. Gumam Rama

“Baik tuan, saya akan pergi ke arena pertarungan sekarang, sepertinya sudah cukup ramai disana”. Jawab Rama.

“Pede sekali anak muda ini, cari matikah dia?”. Gumam Balaraja dalam hati.

Ternyata putri Sukmawati akan menantang Rama sebagai lawan tarungnya di arena pertarungan itu, dan Rama benar-benar tidak tahu hal itu.

Sesampainya di arena pertarungan terlihat putri sukmawati melihat kedatangan Rama dan kawan-kawannya dan langsung melompat dari lantai kedua padepokan yang berada tepat disamping arena tersebut.

“Kalian mungkin sudah lama tidak melihat aku bertarungkan!?”. Tanya Sukmawati diatas arena.

“Benaaar, kami ingin melihatnya lagiiii”. Teriak orang-orang yang berada dibawah arena itu yang sangat ingin melihat putri sukmawati bertarung kembali.

“Sejak lima belas tahun yang lalu, saat tuan putri menjadi juara pertama dikompetisi penerimaan murid baru, dia tidak pernah terlihat bertarung lagi, apakah kekuatannya masih se mengerikan dulu ya?”. Komentar salah satu penonton.

“Sepertinya lebih menyeramkan, dulu tuan puteri masih di ranah Pembukaan Langit saja sudah seseram itu, sekarang sudah di tingkat Dewa, pastinya akan lebih menyeramkan!”. Jawab yang lainnya.

“Baiklah!, Kau anak muda!, Naiklah ke arena ini, bertarunglah denganku!”. Teriak Sukmawati sambil menuding kearah Rama yang mendadak kaget, bengong dan bingung.

“Apa!?, aku!?”. Tanya Rama kebingungan

“Kenapa aku?, bukankah kita akan membicarakan sesuatu, bukan bertarung?”. Jawab Rama dengan lugunya

“Tidak beranikah? Saat ini masih ada seorang Pria pengecut ternyata!”. Teriak Sukmawati

“Wuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu”. Sorak penonton serentak.

“Mohon maaf mbak, aku masih ditingkat pertama, sedangkan si mbaknya sudah ditingkat dewa, bukankah itu akan menjadi sebuah penindasan yang sangat luar biasa nantinya?”. Tanya Rama sambil merendah

“Aku tak peduli kau ditingkat apa!?, kau sudah membuatku marah tadi, aku harus menghajarmu!”. Jawab Sukmawati yang masih berdiri sendirian diatas arena.

“Laawan, Laawan, Laawan”. Teriak penonton memprofokasi

“Pengecut, Pengecut, Pengecut”. Teriak penonton yang lainnya.

“Begini saja mbak, bolehkah aku menunjuk seseorang untuk menggantikanku, setidaknya dia satu tingkat lebih tinggi dariku”. Jawab Rama

“Adikku yang cantik, maukah kamu bertarung diatas sana melawan mbak itu? Jangan sampai membuatnya mati ya?”. Kata Rama Lirih.

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

like👍+☝iklan... utk novel fantasi timur lokal. moga sukses lancar👌.

2024-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2 Kelompok Geni Pelangi
3 Kelompok Macan Ngamuk
4 Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5 Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6 Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7 Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8 Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9 Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10 Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11 Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12 Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13 Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14 Rama bertemu gadis cantik Lagi
15 Purwati dan Rama pulang kampung
16 Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17 Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18 Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19 Kelompok Langit Ireng
20 Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21 Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22 Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23 Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24 Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25 Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26 Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27 Purwati pergi, paman Benawa datang
28 Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29 Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30 Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31 Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32 Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33 Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34 Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35 Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36 Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37 Semua Bingung
38 Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39 Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40 Final Kompetisi yang mendebarkan
41 Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42 Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43 Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44 Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45 Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46 Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47 Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48 Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49 Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50 Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51 Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52 Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53 Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54 Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55 Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56 Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57 Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58 Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59 Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60 Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61 Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62 Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63 Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64 Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65 Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66 Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67 Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68 Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69 Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70 Pertarungan Kekuatan penuh
71 Perang Besar Dimulai
72 Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73 Pengobatan penyakit raja Tunggak
74 Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75 Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76 Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77 Hari kedua Peprangan
78 Kerajaan Bumi Nata diserang
79 Mbah Ananta Keluar
80 Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81 Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82 Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83 Kekuatan raja iblis dari sang raja
84 Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85 Keadaan setelah peperangan
86 Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87 Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88 Kompetisi Memasak
89 Penentuan Juara
90 Sejarah lucu terciptanya garam
91 Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92 Babak Lima Besar
93 Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94 Pertarungan Penentu
95 Lima Murid Rama dikalahkan
96 Lima Lawan Lima
97 Kehancuran Alam Ilusi
98 Wiraraja Jatuh Cinta
99 Pedekate Wiraraja
100 Pemahat Patung
101 Latihan Selesai
102 Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103 Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104 Portal Hitam
105 Berlatih dengan Patung
106 Badai Salju dan Badai Pasir
107 Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108 Raja Tirta Wangsa Menghilang
109 Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110 Pertarungan Sengit
111 Bala Bantuan Dari Rama
112 Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113 Tiga Orang Tewas
114 Intan Dan Sarotama Tewas
115 Efek Pertarungan
116 Paman Benawa Tewas
117 Pertarungan Pamungkas
118 Pelangi Melahirkan
119 Dua Kekuatan Besar
120 Gulungan Segel
121 Kekuatan Penuh
122 Siapa Buana Abadi
123 Kelahiran seorang bayi laki laki
124 Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2
Kelompok Geni Pelangi
3
Kelompok Macan Ngamuk
4
Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5
Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6
Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7
Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8
Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9
Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10
Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11
Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12
Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13
Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14
Rama bertemu gadis cantik Lagi
15
Purwati dan Rama pulang kampung
16
Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17
Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18
Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19
Kelompok Langit Ireng
20
Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21
Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22
Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23
Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24
Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25
Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26
Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27
Purwati pergi, paman Benawa datang
28
Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29
Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30
Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31
Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32
Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33
Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34
Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35
Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36
Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37
Semua Bingung
38
Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39
Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40
Final Kompetisi yang mendebarkan
41
Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42
Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43
Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44
Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45
Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46
Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47
Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48
Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49
Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50
Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51
Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52
Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53
Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54
Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55
Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56
Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57
Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58
Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59
Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60
Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61
Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62
Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63
Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64
Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65
Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66
Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67
Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68
Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69
Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70
Pertarungan Kekuatan penuh
71
Perang Besar Dimulai
72
Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73
Pengobatan penyakit raja Tunggak
74
Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75
Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76
Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77
Hari kedua Peprangan
78
Kerajaan Bumi Nata diserang
79
Mbah Ananta Keluar
80
Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81
Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82
Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83
Kekuatan raja iblis dari sang raja
84
Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85
Keadaan setelah peperangan
86
Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87
Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88
Kompetisi Memasak
89
Penentuan Juara
90
Sejarah lucu terciptanya garam
91
Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92
Babak Lima Besar
93
Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94
Pertarungan Penentu
95
Lima Murid Rama dikalahkan
96
Lima Lawan Lima
97
Kehancuran Alam Ilusi
98
Wiraraja Jatuh Cinta
99
Pedekate Wiraraja
100
Pemahat Patung
101
Latihan Selesai
102
Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103
Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104
Portal Hitam
105
Berlatih dengan Patung
106
Badai Salju dan Badai Pasir
107
Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108
Raja Tirta Wangsa Menghilang
109
Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110
Pertarungan Sengit
111
Bala Bantuan Dari Rama
112
Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113
Tiga Orang Tewas
114
Intan Dan Sarotama Tewas
115
Efek Pertarungan
116
Paman Benawa Tewas
117
Pertarungan Pamungkas
118
Pelangi Melahirkan
119
Dua Kekuatan Besar
120
Gulungan Segel
121
Kekuatan Penuh
122
Siapa Buana Abadi
123
Kelahiran seorang bayi laki laki
124
Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!