Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati

Terlihat Rama sedang berdiri ditengah-tengah para penatua yang sedang duduk membentuk melingkar

“Terima kasih atas kehadiran para penatua dari seluruh padepokan yang ada di kerajaan Dadung Mbulet ini, Saya Rama seorang pemuda yang tingkat kekuatannya baru di titik kekuatan kedua tahap kedua, ingin menanyakan apakah benar, para penatua menghendaki saya menjadi seorang tetua di padepokan panjengan-panjenengan semua?”. Tanya Rama

“Benar, Betul, Benar”. Jawab mereka serentak

“Jika saya menolak, apa ayang akan panjenengan-panjenengan lakukan kepada saya?”. Tanya Rama kembali

“Anak muda, jangan gara-gara kamu mempunyai kekuatan yang belum ada yang mengalahkan, menjadikanmu menjadi arogan”. Teriak salah satu penatua

“Mohon maaf, bukan karena saya tidak sopan untuk menolak keinginan panjenengan, tapi saya masih terlalu muda dan membutuhkan pengalaman yang sangat banyak”. Jawab Rama kembali

“Jika begitu, apa salahnya kau anak muda menjadi tetua di salah satu padepokan, terserah padepokan mana yang akan kau pilih nanti”. Kata salah satu penatua yang berjenggot hitam

“hm….. “. Rama memegang dagunya.

Tiba-tiba ada seorang perempuan cantik yang sudah tua meloncat kehadapan Rama.

“Kualifikasimu tidak cukup untuk menjadi tetua di padepokanku, aku orang pertama yang menolakmu menjadi tetua di padepokanku”. Kata Perempuan yang ternyata ada salah satu penatua dari padepokan Mawar Getih  yang berkali-kali memenangkan kompetisi beladiri yang diadakandipadepokan Kelana Raksa.

“Baiklah, apa ada lagi yang ingin menolakku?”. Kata Rama

“Kalau begitu aku juga menolak kau menjadi tetua di padepokan kami”. Jawab beberapa penatua dari beberapa padepokan yang hadir.

Hanya tinggal satu padepokan saja yang dari awal diam tanpa memberikan perkataan apapun, yaitu padepokan Kelana Raksa.

“Baiklah kalau begitu, aku tidak akan menjadi tetua di semua”.

“Sebentar tuan muda, kami dari padepokan Kelana Raksa akan dengan senang hati menerima tuan muda menjadi tetua dipadepokan kami”. Kata penatua padepokan Kelana Raksa yang pernah menjadi penengah saat pertarungan kala itu.

“Begitukah?, kalau saya yang menolak bagaimana?”. Tanya Rama kembali

“Kedatangan tuan muda di padepokan Kelana Raksa sendiri sudah menjadi sebuah anugrah yang luar biasa bagi kami, dengan kedatangan tuan muda, orang-orang yang berada di padepokan ini dapat melihat dewa dengan kasat mata mereka saat itu”. Jawab penatua

“Jangan terlalu melebih-lebihkan, aku tidak sehebat itu, ada satu syarat aku akan menjadi tetua di padepokan ini”. Kata Rama

“Apa syaratnya tuan muda, kami pasti akan memenuhi syarat itu”.  Jawab penatua

“Benarkan pemuda ini bisa memanggil dewa?”. Tanya salah seorang penatua.

“Kabarnya begitu”. Jawab penatua yang disampingnya

“Bukankah untuk mengakui seorang penatua harus dicoba adu kekuatan terlebih dahulu?”. Tanya salah seorang penatua yang lain.

“Benar, itu adalah hal yang paling menentukan”.

“Syaratnya sangat mudah cukup jawab pertanyaanku dengan benar, jika salah, maka mohon maaf aku tidak bisa menjadi tetua disini”. Kata Rama melanjutkan.

“Silahkan ajukan pertanyaan kepada kami”. Kata Penatua

“Ada berapa tingkat kekuatan manusia, dan ada berapa ranah spiritual manusia?”. Tanya Rama

“Hey anak muda, apakah kau sedang meledek kami? Apakah kau anggap kami anak kecil yang tidak tau tingkat kekuatan dan ranah spiritual?”. Teriak salah satu penatua yang merasa dilecehkan.

“Mohon maaf tuan, pertanyaan ini bukan untuk anda, tapi untuk padepokan Kelana Raksa, bukankah saya sudah ditolak oleh semua padepokan yang hadir saat ini?”. Tanya Rama

“Bocah ini benar-benar menyebalkan”. Gumam perempuan yang masih berdiri didepan Rama

“Setahu saya, tingkat kekuatan manusia dibagi tiga, yaitu, Sabuk hitam, sabuk ungu dan Sabuk pelangi, sedangkan tingkat spiritual ada Sembilan tingkatan yaitu tingkat pembukaan, tingkat pengisian, tingkat pengembangan, tingkat naik gunung, tingkat naik langit, tingkat peningkatan langit, tingkat menguasai langit, tingkat langkah awal dewa, dan tingkat dewa”. Jawabnya

“Baiklah, tapi jawab panjenengan salah tuan penatua”. Jawab Rama

“Apa-apan bocah ini, apakah dia mau mengajari kita pengetahuan dasar beladiri?”. Teriak salah satu penatua.

“Sekali lagi bagi yang tidak mendapatkan pertanyaan harap diam saja!”. Teriak Rama

“Hey bocah, kau sangat arogan sekali!, penentuan tetua biasanya dilakukan dengan mencoba kekuatan calon tetua itu, beranikah kau kita coba kekuatanmu itu?”. Teriak salah satu penatua

“Itu masalah gampang, kita bisa adu jotos nanti, tapi saya ingin menyelesaikan urusan saya dengan padepokan Kelana Raksa ini”. Jawab Rama kembali

“Sialan, bocah ini benar-benar arogan!”. Teriak salah satu penatua

“Kalau jawaban saya salah, mohon pengetahuan dari tuan muda”. Kata penatua dari padepokan Kelana Raksa

“Aku pernah membaca sebuah tulisan kuno saat aku kecil, disana tertulis jika yang disebutkan penatua memang ada semuanya, tapi masih ada dua tingkatan lagi yang memang jarang diketahui oleh banyak orang, yaitu tingkatan zirah raja dewa dang tingkatan mahkota dewa”.

“Apa, benarkah ada dua tingkatan itu setelah tingkatan sabuk pelangi?”. Tanya seorang penatua kepada rekan yang disampingnya

“Aku belum pernah mendengarnya”. Jawabnya

“Kau jangan mengada-ada bocah!”. Teriak penatua yang dari tadi marah-marah melulu

“Tingkatan Zirah Raja Dewa adalah tingkatan yang dimiliki oleh seorang yang mempunyai paru-paru normal tapi mempunyai ginjal ganda, orang yang seperti ini mempunyai kekuatan yang tidak akan bisa diprediksi sama sekali, jika kalian penasaran, nanti bisa dicoba, selanjutnya adalah tingkatan mahkota dewa yang hanya dimiliki oleh seseorang yang mempunyai satu paru-paru disebelah kanan dan mempunyai ginjal ganda, yang ini juga bisa dicoba setelah ini”. Jawab Rama

“Jawaban anda benar-benar nyata tuan muda, kami dari padepokan Kelana Raksa tidak perlu lagi mempertanyakan hal lain, dan kami tidak patut untuk meminta panjengan menjadi tetua padepokan Kelana Raksa ini”. Kata Penatua dari padepokan Kelana Raksa

“Baiklah, aku sudah selesai menerangkan sesuatu kepada panjenengan semua, jika memang mau mencoba kekuatan yang aku sebutkan barusan, silahkan kalian semu turun kebawah dan hadapi adik perempuanku”. Kata Rama

“Apa-apaan kau bocah, kami para penatua disuruh menghadapi bocah perempuan kecil itu? Apakah itu bukan sebuah penghinaan?”. Teriak salah satu tetua

“Panjenengan tidak perlu ragu, kerahkan saja seluruh kekuatan panjenengan semua dan coba serang adik perempuanku itu”. Jawab Raja

“Adikku yang cantiiiiiiik, sini kamu, saatnya kamu bermain dengan para penatua iniiiiiiiiiiiiiiii”. Teriak rama memanggil purwati

“Aku datang kakaaaak”. Jawab purwati yang langsung meloncat ketengah arena pertempuran itu, terlihat hanya padepokan Kelana Raksa saja yang menjadi penonton saat ini.

“Matilah kalian semua, aku sudah pernah melihat kekuatan gadis kecil itu benar-benar luar biasa”. Gumam penatua dari padepokan Kelana Raksa.

“Gadis kecil, jangan salahkan kami jika nanti kamu terluka atau bahkan meninggal disini”. Kata salah satu penatua

“Baik pak tua, silahkan dimulai saja, eh iya sebelum dimulai aku ada permintaan satu”. Kata Purwati

“Baiklah, kalisaja itu adalah permintaan terakhirmu!”. Teriak salah satu penatua yang sudah mengelilingi purwati yang berada ditengah-tengah mereka.

“Kalau aku menang, aku mau minta pedang yang dipegang oleh ibu itu”. Kata Purwati sambil menunjuk kepada penatua dati padepokan Mawar getih.

“Baiklah, terimalah serangan dari kami ini bocah kecil!”. Teriak salah satu penatua sambil melipat-lipatkan jarinya dan membentuk sebuah formasi diatas kepalanya, disampingnya terlihat aura harimau, disampingnya aura singa, disampingnya aura burung gagak emas, disampingnya lagi auranya membentuk ular raksasa, dan yang terakhir adalah sebuah formasi pedang yang sangat mematikan diatas penatuka perempuan

“Hyaaaat, Hyaat, Hyaaat”. Suara terdengar dari seluruh penatua yang mengelilingi Purwati

“Tuan muda, apakah ini tidak berbahaya?” Tanya ki Buana Abadi

“Tenang saja, stok air spiritual masih banyak”. Jawab Rama

“Duh, aku tidak tau lagi jalan pikiran tuan muda ini”. Gumam ki Buana Abadi.

Terlihat Purwati mengangkat tangannya dan seluruh aura yang dikeluarkan cahayanya menjadi berwarna hijau yang berkilau begitu juga dengan formasi pedang dan formasi penyerangan yang dibuat oleh salah seorang penatua.

“Pak tua, dan bu tua, kalian terlalu meremehkanku, jangan salahkan aku karena kalian sendiri tidak memakai perisai sebelum menyerangku”. Kata Purwati sambil memutar-mutar jarinya yang masih diatas kepalanya mendadak serangan yang datang mengarah ke Purwati berbalik arah dan kembali menyerang para penatua dengan sangat ganas yang membuat mereka semu terluka cukup parah.

“Cukup gadis kecil cukup”. Teriak salah satu penatua.

“Kalau diteruskan, kami akan mati semuanya”. Teriak penatua yang lain, tapi Purwati masih terus menhujamkan serangan kepada mereka semua

“Cukup adikku yang cantiiik” kata Rama yang seketika menghentikan serangan Purwati.

“Edan bahkan para penatua pun tidak didengarkan oleh gadis kecil ini, dia hanya mendengarkan kata-kata dari tuan muda saja”. Ki Buana Abdi kembali bergumam.

“Sudah berhenti kakakku”. Jawab Purwati manja

“Baik anak muda, kali ini kau menang”. Kata salah satu penatua

“Apa yang kali ini?, bukankah ini percobaan untuk seorang tetua padepokan?, jika memang cara untuk menjadi tetua padepokan harus dicoba seperti ini maka adikku sudah layak menjadi tetua padepokan kalian itu”. Kata Rama sambil mengambil pedang yang dibawa oleh penatua perempuan

“Mohon maaf nona, Adikku tadi sudah meminta pedang ini, harap diikhlaskan”. Kata Rama

“Apakah kalian tau, kalau adikku ini mempunyai ginjal ganda, tapi paru-parunya normal?”. Dia memang terlihat oleh kalian hanya ditingkatan kedia alias sabuk ungu saja, tapi kekuatan sebenarnya dia sudah di tingkatan zirah raja dewa, kalian sama sekali bukan lawannya, bahkan seluruh padepokan semua kerajaan saja tidak cukup untuk mengalahkannya”. Kata Rama

“Bagaimana, apakah kalian mengakui adikku sebagai tetua padepokan kalian?”. Tanya Rama kembali

Dengan serentak mereka memberikan salam hormat kepada Purwati

“Kami para penatua mengakui bahwa panjenengan adalah tetua dari padepokan kami!”.  Kata mereka secara bersamaan

“Kak, tetua itu apa kak?”. Tanya Purwati yang masih benar-benar lugu

“Wadaw”. Rama langsung garuk-garuk kepala lagi

“Tetua itu, kamu jadi seorang pemimpin padepokan, dan sekarang kamu sudah menjadi pemimpin disemua padepokan yang ada dikerajaan Dadung Mbulet ini”. Jawab Rama

“Apa hebatnya jadi tetua kak?”. Tanya Purwati kembali

“Kamu bisa nyuruh-nyuruh sesuka hati kamu, adikku”. Jawab Rama

“Wah asiiiiik, kalian berdirilah!”. Teriak Purwati yang membuat para penatua itu berdiri semua sambil menahan rasa sakit dibadannya

“Kak, boleh minta air yang jernih itu tidak?”. Tanya Purwati

“Buat kamu, apa sih yang enggak boleeeeeeew”. Jawab Rama sambil mengeluarkan sekantung air spiritual dewa yang langsung dibagikan kepada seluruh penatua yang hadir disana

“Apa ini? Apakah ini air spiritual dewa?, darimana anak muda ini mendapatkannya?”. Semua Penatua saling bertanya dan bingung.

“Baiklah, pemilihan tetua sudah selesai, untuk beberapa tahun kedepan, tetua kalian akan meninggalkan kerajaan ini, jika ada masalah pakaliah cincin spiritual ini untuk menghubungi tetua kalian, dia akan langsung kemari saat itu juga”. Kata Rama sambil memberikan sebuah cincin spiritual yang sama persis dengan yang dipakai oleh Purwati dan langsung dipakai oleh penatua perempuan yang diambil pedangnya.

“Dan mulai hari ini, aku akan menjadi tetua untuk padepokan Kelana Raksa, jadi akan kuhadiahkan satu buah ini kepada penatua padepokan Kelana Raksa”. Kata rama sambil melempar satu buah yang bentuknya hampir mirp kelengkeng tapi tidak ada kulitnya dan berbiji.

“Ini, ini buah kesukaan dewa perang?, tuan muda, bagaimana kami akan membalas budi baikmu kepada kami nanti”. Kata penatua padepokan Kelana Raksa yang memang dari awal paling sopan

“Walaaah, itu pemberian dari tetua, tak usah fikirkan masalah balas budi”. Jawab Rama

“Baik tetua, kami dari padepokan Kelana Raksa mengakui Tuan muda Rama menjadi tetua dipadepokan kami”. Secara serentak semua murid yang hadir disana memberikan salam penghormatan dan terlihat juga Sukmawati yang ikut memberikan hormat kepada Rama.

Akhirnya para penatua pulang kepadepokannya masing-masing dan terlihat Purwati yang mendekati Rama dan merayunya lagi.

“Raaamaaaa, Kenapa kau menolakku raaamaaa”. Kata Purwati

“Hey, aku tetua dipadepokan ini, jaga sikapmu”. Kata Rama ketus

“Bodo amat, aku mau jadi istrimu raamaaa, apa kamu tidak ingin mencicipi gunung kembar yang mau meletus ini raaamaa”. Lanjut Sukmawati semakin manja.

“Halah, rasanya sama saja”. Jawab Rama sambil pergi dari hadapan Sukmawati

Episodes
1 Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2 Kelompok Geni Pelangi
3 Kelompok Macan Ngamuk
4 Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5 Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6 Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7 Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8 Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9 Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10 Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11 Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12 Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13 Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14 Rama bertemu gadis cantik Lagi
15 Purwati dan Rama pulang kampung
16 Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17 Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18 Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19 Kelompok Langit Ireng
20 Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21 Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22 Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23 Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24 Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25 Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26 Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27 Purwati pergi, paman Benawa datang
28 Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29 Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30 Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31 Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32 Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33 Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34 Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35 Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36 Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37 Semua Bingung
38 Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39 Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40 Final Kompetisi yang mendebarkan
41 Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42 Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43 Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44 Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45 Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46 Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47 Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48 Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49 Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50 Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51 Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52 Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53 Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54 Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55 Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56 Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57 Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58 Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59 Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60 Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61 Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62 Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63 Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64 Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65 Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66 Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67 Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68 Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69 Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70 Pertarungan Kekuatan penuh
71 Perang Besar Dimulai
72 Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73 Pengobatan penyakit raja Tunggak
74 Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75 Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76 Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77 Hari kedua Peprangan
78 Kerajaan Bumi Nata diserang
79 Mbah Ananta Keluar
80 Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81 Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82 Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83 Kekuatan raja iblis dari sang raja
84 Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85 Keadaan setelah peperangan
86 Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87 Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88 Kompetisi Memasak
89 Penentuan Juara
90 Sejarah lucu terciptanya garam
91 Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92 Babak Lima Besar
93 Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94 Pertarungan Penentu
95 Lima Murid Rama dikalahkan
96 Lima Lawan Lima
97 Kehancuran Alam Ilusi
98 Wiraraja Jatuh Cinta
99 Pedekate Wiraraja
100 Pemahat Patung
101 Latihan Selesai
102 Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103 Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104 Portal Hitam
105 Berlatih dengan Patung
106 Badai Salju dan Badai Pasir
107 Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108 Raja Tirta Wangsa Menghilang
109 Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110 Pertarungan Sengit
111 Bala Bantuan Dari Rama
112 Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113 Tiga Orang Tewas
114 Intan Dan Sarotama Tewas
115 Efek Pertarungan
116 Paman Benawa Tewas
117 Pertarungan Pamungkas
118 Pelangi Melahirkan
119 Dua Kekuatan Besar
120 Gulungan Segel
121 Kekuatan Penuh
122 Siapa Buana Abadi
123 Kelahiran seorang bayi laki laki
124 Pesta Perpisahan
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bertemu Dengan Mbah Ananta Ajya
2
Kelompok Geni Pelangi
3
Kelompok Macan Ngamuk
4
Pertemuan Rama dan Temannya di Kerajaan
5
Purwati mulai berlatih ilmu pedang
6
Bertarung melawan Kelompok Macan Ngamuk
7
Pertemuan Rama Dengan Putri Sukmawati
8
Pertarungan Purwati melawan putri Sukmawati
9
Bertarung Melawan Satu Anggota kelompok Macan Ngamuk
10
Pengakuan Seluruh Penatua kepada Purwati
11
Rama, Purwati dan Ki Buana Abadi berpamitan dari Dadung Mbulet
12
Ki Buana Abadi mengikuti kompetisi Bela Diri
13
Rama memasuki gunung Panjang bersama rekan-rekannya
14
Rama bertemu gadis cantik Lagi
15
Purwati dan Rama pulang kampung
16
Musibah Besar Melanda Kerajaan Bumi Nata
17
Rencana Pernikahan Rama dengan Putri Pelangi
18
Rama Dan Sukmawati menikah dihari yang sama
19
Kelompok Langit Ireng
20
Purwati memperlihatkan kekuatannya dihadapan Ayahnya
21
Rama Dan Pelangi Bulan madu sambil Berperang
22
Rama Dan rombongannya berpetualang bersama
23
Ratu kerajaan menyukai Wicaksana
24
Pelangi dan Intan Bertarung Berebut Rama
25
Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
26
Bertarung melawan satu anggota kelompok Langit Ireng sambil bercinta
27
Purwati pergi, paman Benawa datang
28
Kompetisi di Padepokan Daivan Sejati
29
Paman Benawa dibawa seorang kakek, Rama dan pelangi kembali bermesraan sambil melawan sepupunya
30
Pertempuran kombo yang Sadis Rama dan Purwati melawan kakek tua
31
Serangan Ganas Kelompok Langit Ireng
32
Paman Benawa mengeluarkan kekuatan Super powernya
33
Wicaksana bertubuh Setengah Dewa Setengah Iblis
34
Ki Ageng Aksatriya bertarung tanpa ada ampun
35
Rama Dan Pelangi Menghabisi seluruh kelompok Langit Ireng yang tersisa
36
Mbah Ananta Ajya Turun Gunung
37
Semua Bingung
38
Kompetisi di padepokan Mawar Getih resmi dibuka
39
Pemuda ganteng membawa senjata Panah
40
Final Kompetisi yang mendebarkan
41
Rama Dan Pelangi Turun Gunung
42
Lima Kelompok Kecil Mulai Berulah
43
Sarotama mulai berlatih dengan Rama
44
Intan Ingin Menikah Dengan Sarotama
45
Persiapan pernikahan Sarotama dengan Intan
46
Pernikahan Intan dengan Sarotama dibanjiri darah
47
Pertarungan antara kelompok kecil melawan keluarga mbah ananta
48
Mbah Ananta mengeluarkan kekuatan raja dewanya
49
Rama Dan Pelangi kembali tampil dengan kekuatannya
50
Rama dan pelangi berlatih kembali di gunung
51
Formasi Bintang Teratai dan formasi pedang bunga matahari menerkam
52
Purwati melatih murid-murid terkuat dari berbagai padepokan
53
Sukmawati melahirkan anaknya di hari terbunuhnya raja Arjo Cah
54
Persiapan Perayaan kelahiran Cah Sukmasana
55
Perayaan kelahiran Cah Sukmasana adalah hari kehancuran kerajaan Bumi Nata
56
Kerajaan Bumi Nata Rata Dengan Tanah, Raja Danuarsa dan ki Ageng Aksatriya terbunuh
57
Raja Baru untuk kerajaan Bumi Nata
58
Ki Buana Abadi Menjadi Raja
59
Pelangi Hamil, Kerajaan Tunggul Pungkasan musnah tak tersisa
60
Pertemuan Lukana dan kawan-kawannya dengan Paman Benawa
61
Musnahnya kerajaan Gajah Sakti dan kerajaan Wulan Api
62
Sarotama dan Intan berlatih bersama Rama dan Pelangi
63
Munculnya Raja Dewa dan Ratu Dewi
64
Pemberontakan di Kerajaan Dadung Mbulet dan Wesi Lunak
65
Pertarungan Intan Dan Sarotama melawan kelompok Menengah
66
Empat kerajaan pilar kekaisaran Kumbang Tirta dikumpulkan
67
Rama dan mbah Ananta Ajya Meliatih lima orang
68
Kekuatan Dewa Iblis Wicaksana berhasil kalahkan burung Merak
69
Raja Buana Abadi adalah dewa petir api
70
Pertarungan Kekuatan penuh
71
Perang Besar Dimulai
72
Perang Kelompok Kecil dan menengah melawan pasukan kerajaan Wesi Lunak
73
Pengobatan penyakit raja Tunggak
74
Rencana kerjasama Kerajaan Tunggul Pungkasan dengan kerajaan Kejora Abadi
75
Bantuan Rama untuk kerajaan Tirta Reja
76
Perang dua kerajaan melawan kerajaan Tirta Reja
77
Hari kedua Peprangan
78
Kerajaan Bumi Nata diserang
79
Mbah Ananta Keluar
80
Penyerangan di Kerajaan Wulan Api
81
Purwati membantai para ketua kelompok menengah
82
Pertarungan Sarotama dan Intan di Istana kerajaan
83
Kekuatan raja iblis dari sang raja
84
Serangan di kerajaan Gajah Sakti
85
Keadaan setelah peperangan
86
Penobatan Raja baru di dua kerajaan
87
Kehidupan Normal seluruh kerajaan
88
Kompetisi Memasak
89
Penentuan Juara
90
Sejarah lucu terciptanya garam
91
Kompetisi beladiri di kerajaan Singo Ngaung
92
Babak Lima Besar
93
Babak Final kompetisi Awal kehancuran dunia
94
Pertarungan Penentu
95
Lima Murid Rama dikalahkan
96
Lima Lawan Lima
97
Kehancuran Alam Ilusi
98
Wiraraja Jatuh Cinta
99
Pedekate Wiraraja
100
Pemahat Patung
101
Latihan Selesai
102
Seluruh Pendekar Terkuat Berkumpul
103
Rencana peperangan melawan kelompok Inti
104
Portal Hitam
105
Berlatih dengan Patung
106
Badai Salju dan Badai Pasir
107
Kerajaan Dadung Mbulet Hancur
108
Raja Tirta Wangsa Menghilang
109
Kekaisaran Kumbang Tirta Hancur
110
Pertarungan Sengit
111
Bala Bantuan Dari Rama
112
Memantik peperangan Antar Kekaisaran
113
Tiga Orang Tewas
114
Intan Dan Sarotama Tewas
115
Efek Pertarungan
116
Paman Benawa Tewas
117
Pertarungan Pamungkas
118
Pelangi Melahirkan
119
Dua Kekuatan Besar
120
Gulungan Segel
121
Kekuatan Penuh
122
Siapa Buana Abadi
123
Kelahiran seorang bayi laki laki
124
Pesta Perpisahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!