Bab 18

Kini semuanya sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan. Abimana memulai pembicaraan lebih dulu.

"Maaf Abah, di daerah sini yang ada pusat perbelanjaan dimana ya ?" tanya Abi di sela sarapannya.

"Ada di ujung desa, di sana ada jalan utama lalu mengarah ke kanan. Lurus saja nanti akan menemukan gedung besar pusat belanja." sahut Abah Yusuf.

Aisyah hanya diam tak menanggapinya secara langsung. Namun dalam hati ia sungguh sangat penasaran dengan pertanyaan Abimana.

"Memangnya ada apa nak Abi ?" tanya Abah Yusuf.

"Ah tidak, aku hanya ingin mengajak Abah dan keluarga untuk berbelanja dan makan bersama di luar. Rasanya hanya ingin membahagiakan kalian selama aku di sini." kata Abi memberi senyum simpulnya.

"Ooh seperti itu. Abah ikut Umi saja, jika Umi setuju maka Abah akan ikut. Bagaimana Umi ?" sahut Abah Yusuf dan menanyakan pada istri tercintanya.

"Jika tidak merepotkan nak Abi, insyaallah Umi bersedia." sahut Umi Aisyah bijaksana.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih sudah bersedia. Setelah sarapan aku akan menyiapkan semuanya." kata Abi.

***

Abimana dan Aisyah masih berada di kamar. Sedangkan Abah Yusuf, Umi Nisa dan Ibrahim sudah menunggu di ruang tamu. Bahkan supir juga sudah menyiapkan mobil untuk keluarga Aisyah atas perintah Abimana. Namun dua pasangan pengantin baru itu belum juga kelihatan batang hidungnya.

"Apa jadi pengantin baru akan selalu berjam-jam jika berada di dalam kamar Mi ?" tanya Ibrahim yang kesal karena sudah hampir satu jam menunggu.

"Tidak, mungkin mereka berdua sedang ada kesibukan sedikit." sahut Umi Nisa menutupi.

Sedangkan Abi dan Aisyah di dalam kamar masih saja bermesraan. Lebih tepatnya Abi yang menjahili Aisyah masih ingin berlama-lama untuk berduaan.

"Mas, ayo kita sudah di tunggu. Nanti Abah bisa marah. Abah tidak suka menunggu, dan tidak suka orang yang tidak tepat waktu." kata Aisyah lembut dan menunduk yang duduk di pangkuan Abi atas kemauan nya.

"Baiklah, cium aku sekali lagi. Rasanya sulit sekali melepaskan bibir ini dari bibirmu Aisyah. Aku ingin terus seperti ini." ujar Abi memeluk pinggang Aisyah yang ada di pangkuannya.

Kini Aisyah menuruti perintah suaminya untuk menciumnya sekali lagi.

Tak lama kini keduanya sudah turun dari tangga. Ibrahim yang melihatnya menjahili keduanya.

"Wah, Raja dan Ratu kita baru datang. Ck..ck.." Ibrahim menahan kesalnya karena menunggu sampai satu jam.

"Ibrahim.. jaga ucapanmu." kata Abah Yusuf.

"Maaf Bah membuat lama menunggu. Tadi tidak sengaja ada telfon dari klien di Australi. Mau tidak mau aku harus menerimanya. Karena ini meeting penting di perusahaan. Maafkan saya sudah membuat Abah dan Umi menunggu lama." kata Abi tersenyum simpul.

"Tidak apa-apa nak Abi, yang penting tidak ketiduran di kamar." sahut Abah membuat Abi menahan malu nya.

"Ya sudah ayo Bah, Umi. Kita jalan sekarang." ajak Abi dengan sopan mempersilahkan yang lebih tua berjalan lebih dulu.

Kini semuanya sudah berada di dalam mobil. Abimana menyuruh supir untuk menunggu di pesantren sambil istirahat. Sedangkan Abi yang menyetirnya. Abah Yusuf duduk di samping Abimana. Aisyah, Umi Nisa dan Ibrahim duduk di belakang. Selama perjalanan tak ada pembicaraan. Abah Yusuf masih menahan kesalnya karena menunggu cukup lama. Abi yang tahu suasana sudah mulai tidak enak, memulai pembicaraan lebih dulu.

"Mm Abah, saya sudah menyiapkan sesuatu untuk Abah dan Umi sebuah hadiah istimewa. Jika Abah dan Umi sudah tahu. Saya harap Abah dan Umi tidak menolaknya." ujar Abi dengan suara hangat nya agar suasana kembali hangat.

"Apa itu nak Abi ?" sahut Abah Yusuf.

"Nanti di pusat belanja Abah dan Umi akan tahu." kata Abi lagi sesekali melirik menatap mertuanya dengan senyuman karena sambil menyetir.

Sedangkan Aisyah hanya diam lebih memilih melihat ke arah luar jendela menyimak pembicaraan. Ibrahim yang biasanya banyak bicara juga lebih banyak diam karena masih kesal dengan Abimana.

Tak berselang lama, kini mereka sudah sampai di Mol terbesar di kota itu. Abi dan keluarga sudah di sambut oleh para pelayan disana. Abah Yusuf dan keluarga merasa heran setelah keluar dari mobil. Kenapa begitu semeriah ini menyambut kedatangannya. Dan tiba-tiba ada satu seorang pelayan mengalungkan sebuah kain panjang pada Abah Yusuf, Umi Nisa dan Ibrahim. Mereka yang mendapat perlakuan itu merasa heran.

"Ada apa nak Abi ? Kenapa harus seperti ini ?" tanya Abah Yusuf sudah mulai tersenyum karena di perlakukan spesial oleh menantunya.

"Kita masuk dulu bah. Nanti Abah akan tahu." kata Abimana merangkul bahu mertuanya dan membawanya masuk.

Sementara Abi mengesampingkan Aisyah lebih dulu demi kebahagiaan mertuanya.

Setelah sampai di bagian pintu utama, ada beberapa pelayan menggunakan pakaian batik membungkuk menyambut kedatangan keluarga Kiyai Yusuf.

"Assalamualaikum selamat siang Bapak dan Ibu Yusuf. Ini ada bingkisan dari kami mohon di terima ya Pak, Bu ?" ujar pelayan itu ramah dan memberikan paper bag kecil.

Abah Yusuf, Umi Nisa dan Ibrahim yang penasaran segera membuka kotak tersebut. Setelah di buka betapa terkejutnya Abah Yusuf dan yang lainnya saat melihat isi nya.

"Subhanallah.. Nak Abi ini.." Ujar Abah Yusuf tak sanggup berkata-kata karena mendapatkan hadiah yang spesial dan sangat istimewa.

Abimana yang melihat ekspresi mereka hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Sedangkan Aisyah hanya di buat kagum setelah melihat isinya namun tidak mendapatkannya.

"Umi, Abah sedang tidak bermimpi kan ?" Abah Yusuf bergetar dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Abah, Alhamdulillah akhirnya kita bisa datang kerumah Allah Bah." sahut Umi Nisa yang sudah menangis haru setelah melihat isi kotak tersebut.

Ya, Abimana menghadiahkan Umroh untuk kedua mertua dan kakak iparnya. Rencana ini sudah di rencanakan sejak tiga hari Abi tinggal disana. Saat sholat subuh berjamaah pagi itu, Abi mendengar ceramah di masjid pondok tentang haji dan umroh.

Disana hati Abimana terketuk untuk membawa kedua mertua dan kakak iparnya untuk Umroh. Dan hari inilah Abi menghadiahkan itu dengan memberi kejutan spesial. Semua anak buahnya ia kerahkan untuk mempersiapkan segalanya yang datang jauh dari jakarta.

Abimana mendekat pada kedua mertuanya dan memeluk Abah Yusuf karena Abah Yusuf sesenggukan sambil terus menatap kotak tersebut.

"Saya harap Abah dan Umi akan bahagia mendapatkan hadiah dariku." ucap Abi memeluk Abah Yusuf.

Abah Yusuf yang sudah tak sanggup bicara memeluk menantunya dengan begitu eratnya.

"Terimakasih nak. Ini memang impian Abah sejak dulu. Terimakasih." tak henti-hentinya Abah Yusuf mengucapkan terimakasih di pelukan Abi.

***

Kini suasana haru sudah berlalu. Kini semuanya sudah berada di rumah makan mewah yang sudah di pesan Abimana dengan ruangan yang spesial tentunya.

"Nak Abi, apa hanya kita bertiga saja yang berangkat Umroh ? Kau dan Aisyah apa tidak ikut juga ?" tanya Abah Yusuf penasaran kenapa pasangan pengantin itu tidak juga ikut bersama.

"Aku dan Aisyah nanti akan menyusul. Sudah aku rencanakan untuk bulan madu juga di Dubai. Agar sekalian satu arah." sahut Abi membuat Aisyah tersedak.

"Uhuk..Uhuk.."

Abimana yang terkejut melihat Aisyah tersedak langsung mengambilkan minum untuknya. Setelah dirasa sudah lega, Abi kembali bicara.

"Abah, Umi dan Ibrahim juga akan di temani Mamaku dan Papah. Mama dan Papah juga akan berangkat Umroh bersama Abah dan keluarga. Nanti akan berangkat menggunakan pesawat pribadiku agar tidak memakan banyak waktu perjalanan." kata Abi lagi membuat Aisyah terharu hampir meneteskan air matanya.

Aisyah yang menganggap suaminya itu dingin angkuh dan membenci keluarganya. Ternyata hatinya bak malaikat surga.

"Masyaallah mas Abi, semoga kebaikanmu akan mendapat balasan yang baik juga suatu saat nanti. Ais harap, mas Abi akan berubah menjadi imam yang lebih baik kedepannya." gumam Aisyah dalam hati sembari menatap suaminya lekat.

...----------------...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nur Azizah

Nur Azizah

bener"bikin terharu ya si Abi

2025-03-15

1

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

wou

2025-03-20

1

Ita Yuhana

Ita Yuhana

Hem pengantin baru mau nempel terus 😂😂

2024-12-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!