Bab 2

*Cinta Aisyah*

Di bawah sinar bulan yang lembut,

Di antara kerlip bintang yang menari,

Ada nama yang merangkai kerinduan,

Aisyah, yang indah dan memikat hati.

***

Isak tangis Aisyah di kamar mandi, di tambah dengan suara kran air yang Aisyah nyalakan agar suara tangisnya tak di dengar oleh Abi.

"Aku sudah salah langsung menaruh hati padamu mas, aku kira aku akan bahagia setelah menikah denganmu, ternyata rasa sakit yang aku dapatkan di malam pertama ini." Lirih Aisyah di depan wastafel menumpahkan seluruh air mata nya seakan mengadu pada cermin di hadapan nya.

"Kurang apa aku sebenarnya mas, tanpa melihatku lebih dulu, kau menilai aku wanita yang aneh. semua ini, tubuh ini, wajah dan kehormatanku selalu aku jaga selama ini, ku persembahkan untuk seseorang yang sudah menjadi suamiku, tanpa di lihat oleh pria lain dan hanya untukmu mas." isak tangis Aisyah semakin menjadi, seakan rasa sakitnya semakin dalam.

Setelah cukup lama di kamar mandi, Aisyah kemudian keluar dengan perlahan dan sudah di lengkapi dengan pakaian syar'i nya juga tak lupa memakai cadar. Perlahan Aisyah mendekat ke arah tempat tidur untuk merapihkan nya agar suaminya nyaman jika saat tidur nanti.

Namun saat Aisyah melangkah ke arah balkon, dia justru tak melihat suaminya lagi di sana. Aisyah mencari kesana kemari di kamar nya berharap menemukan suami nya di dalam kamar. Namun saat membuka pintu ruang ganti Aisyah di kagetkan dengan sosok pria gagah tinggi dan tampan sedang mengganti bajunya di sana.

"Astaghfirullah." Aisyah menutup pintu nya kembali dan berbalik memunggungi pintu.

Saat sedang menetralkan jantung nya yang berdetak kencang, pintu itu kembali terbuka dan Aisyah membalikkan tubuhnya menghadap pintu karena kaget.

"Kenapa.?" tanya Abi dengan suara datar nya.

Aisyah hanya diam menunduk tanpa berani menatap pria yang di hadapannya.

"Tidurlah! Aku akan tidur di kamar sebelah." kata Abi.

Kemudian Abi berjalan melangkah keluar kamar meninggalkan Aisyah yang masih berdiri mematung dan menutupnya kembali untuk tidur di kamar tamu apartemen itu.

Aisyah yang masih berdiri di depan kamar ganti mendengar pintu kamarnya tertutup langsung runtuh seketika jatuh duduk di lantai sambil menangis dalam diam tanpa suara. Sakit, begitu hancur hatinya. Baru saja menikah dia sudah di hadapkan dengan kenyataan yang mendapat luka dalam di hatinya.

Dan Abi yang baru saja masuk ke dalam kamar tamu menjatuhkan dirinya di atas kasur menghembuskan nafasnya kasar.

"Hufftt..! Aku harus bagaimana bicara dengan nya?" Abi bergumam pada dirinya sendiri.

"Besok saja lah aku bicara, agar dia tak berharap padaku nantinya." sambung Abi kemudian menutup matanya karena sudah sangat lelah hari ini.

Dikamar Aisyah, dia yang sudah merasa lega mengeluarkan semua tangisan nya kemudian beranjak bangun dari duduk nya di lantai dan berjalan perlahan ke sisi tempat tidur, dengan perlahan Aisyah duduk lalu membaringkan tubuhnya disembarang tempat tidur. Di tatapnya langit-langit kamar masih dengan tetesan air mata nya.

"Sebenci itukah kamu padaku mas, sampai kau pun tak mau berada di satu ruangan denganku?" Aisyah bicara pada dirinya sendiri, kemudian berusaha memejamkan matanya hingga terlelap dengan sendirinya.

***

Pukul dua dini hari, Aisyah sudah bangun dari tidur nya masih dengan posisi yang sama saat dirinya tidur semalam.

Aisyah mengerjapkan matanya perlahan dan bangkit dari duduknya di sisi tempat tidur. kemudian matanya mengelilingi satu ruangan untuk mencari jam dinding, setelah menemukan nya Aisyah melihat ternyata sudah waktunya dia sholat tahajud.

"Sudah jam dua lebih ternyata." kata Aisyah dengan suara serak khas bangun tidur.

Aisyah kemudian menuju kamar mandi tak lupa mengunci kamar nya lebih dulu agar Abi tak sembarang masuk dan melihat dirinya tanpa penutup wajah. Karena Aisyah sudah berjanji untuk tidak memperlihatkan wajahnya sebelum Abi sendiri yang memintanya.

Setelah selesai mengambil air wudhu Aisyah melaksanakan sholat tahajud dengan khusuk. Selesai sholat dirinya ingin sekali kembali tidur, namun dia urungkan karena ingin mengaji untuk menenangkan hatinya yang seakan berisik ditelinganya.

Abimana yang berada di kamar sebelah merasa terusik dengan suara merdu yang samar-samar dia dengar dari kamar Aisyah. Abi yang penasaran langsung bangun dan melihat jam dinding ternyata baru jam tiga pagi.

"Suara siapa itu? Apa suara Aisyah?" kata Abi bicara dengan dirinya sendiri.

Abi yang semakin penasaran lalu berjalan perlahan keluar kamar dan menempelkan telinganya di depan pintu kamar Aisyah yang masih tertutup. Setelah memastikan itu suara Aisyah dirinya dibuat kagum mendengar suara Aisyah yang merdu saat mengaji.

"Suaranya indah sekali, lembut dan merdu." ujar Abi tanpa sadar terpesona akan suara indah Aisyah.

Saat sedang mendengar suara Aisyah dari balik pintu kamar Aisyah, tiba-tiba pintu kamar Aisyah terbuka dan,

Brugh...

"A..aaa.." jerit Aisyah saat Abi terjatuh menindih Aisyah yang berada dibawahnya.

Mata keduanya saling menatap tanpa berkedip sedikitpun, lalu Aisyah bicara pada hatinya.

"Subhanallah, mas Abi tampan sekali."

Begitu juga dengan Abi yang terpana melihat kecantikan mata Aisyah.

"Ya Tuhan, matanya indah sekali, apa wajahnya juga cantik seperti matanya?"

Namun seketika lamunan Abi yang terpaku melihat keindahan mata lentik Aisyah buyar saat mendengar Aisyah bicara.

"Ka-kamu sedang apa mas?" tanya Aisyah dengan suara gugupnya, masih di bawah kungkungan Abi.

Abi yang masih berada di atas Aisyah langsung bangkit dan berdiri begitu juga dengan Aisyah yang perlahan bangkit dari jatuhnya, wajah Abi sudah memerah menahan malu tak tau harus menjawab apa dari pertanyaan Aisyah.

"A..Aku, emm.. aku, itu anu." gugup Abi sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Permisi mas aku mau ke dapur." Aisyah tak memperdulikan jawaban Abi langsung berjalan perlahan menuju dapur untuk menghilangkan rasa gugupnya di sana.

Abi yang sudah melihat Aisyah pergi langsung menghembuskan nafas nya kasar.

"Hufftt.. kamu sebenernya kenapa sih Abimana? Bikin malu diri sendiri saja! Huh." kemudian Abi berbalik melangkah menuju kamarnya untuk menghilang sesaat agar rasa malu pada Aisyah sedikit pudar.

Aisyah yang kini sudah berada di dapur mengambil botol air mineral kemudian membuka dan meminum nya tanpa nafas sampai air dalam botol itu tinggal setengah.

"Hah.. hah.. Astaghfirullah, sedang apa mas Abi di depan kamar tadi?" dengan nafas terengah-engah seperti habis olahraga Aisyah menetralkan jantungnya yang berdetak kencang sampai membuat tubuhnya gemetar.

Tak terasa drama yang di buat mereka berdua kemudian terdengar suara adzan subuh dari luar gedung. Subuh menjelang, dan Aisyah langsung beranjak pergi ke kamarnya untuk melaksanakan sholat subuh. selesai sholat Aisyah di kejutkan dengan suara ketukan.

TOK..TOK.. Abi mengetuk pintu kamar Aisyah.

Aisyah yang tau itu suaminya langsung segera memakai cadarnya dan membukakan pintu kamar nya.

"Apa kamu sudah selesai sholat?" tanya Abi saat melihat Aisyah di hadapan nya.

Aisyah hanya menganggukan kepalanya menunduk tanpa menatap suaminya.

"Baiklah, saya mau bicara denganmu, saya tunggu diruang tengah." kata Abi lagi dengan suara datarnya kemudian pergi menuju ruang tengah.

Aisyah yang sudah melihat Abi pergi kemudian menutup pintu kamarnya kembali tak lupa menguncinya. Aisyah yang sudah menutup pintunya, menyandarkan punggungnya di pintu kamar dan bertanya pada dirinya sendiri.

"Mas Abi mau bicara apa? Kenapa wajahnya serius sekali? Apa dia akan menceraikan aku?"

...----------------...

Bersambung...

***

Hay para pembaca setia Cinta Aisyah, terus dukung aku dikarya terbaruku yaa.. Aku usahakan setiap hari update demi kalian..

😘😘😘

See you..

Terpopuler

Comments

Giandra

Giandra

sebenarnya si Aisyah ini juga salah sudah sah pernikahan hukum dan agama cuma berdua dengan suami di kamar masih pakai cadar minimal cadarnya dibuka

2025-03-17

3

budak jambi

budak jambi

tanggung kl pakai palu..knp gak pakai godem aja skalia cuci apa ganti isi kepala ny aja

2024-11-01

1

Nurhayati Nia

Nurhayati Nia

heii abi mana jangan sombong deh dengan tidak mau melihat wajah aisyah.. suatu saat jika kamu sudah melihat nya aku jamin kamu tidak bakal hidup tenang dan akan selalu mengingat wajah cantik sang aisyah

2025-01-28

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!