Bab 15

"Subhanallah.. Aisyah.."

Abi menelan ludahnya seketika setelah melihat Aisyah. Tak pernah di duga sebelumnya, kini Aisyah berdiri tepat di depan meja rias menghadap Abimana tanpa menggunakan hijab dan penutup wajahnya. Tubuh yang sexy dan mulus terlihat sempurna meski Aisyah hanya menggunakan daster di atas lutut tanpa lengan. Wajah Aisyah memerah menunduk malu saat melihat Abimana menatapnya seakan ingin memakan dirinya saat itu juga.

"Aisyah.." panggil Abi dengan suara lirihnya kini sudah berada di hadapan Aisyah dan pintu kamar sudah tertutup.

Aisyah tak sanggup berkata-kata. Ia tak tahu harus berbuat apa lagi. Mungkin sudah saatnya Abimana tahu seperti apa dirinya. Karena inilah kemauan suaminya.

"Masyaallah.. kamu.." dengan tangan gemetar ingin menyentuh wajah Aisyah namun rasanya tidak mampu.

Abimana tak sanggup melihat keindahan yang berada tepat di hadapannya saat ini. Ingin mengucapkan sesuatu rasanya bibir terasa kelu. Lamunannya seketika buyar saat pintu kamar Aisyah di ketuk dari luar.

Tok..Tok..

"Aisyaahh"

Teriakan dari luar membuat keduanya kelimpungan seakan ingin menghilang saat itu juga. Tak ada jawaban dari keduanya, suara dari luar kamar kembali terdengar.

"Aisyaahh.. Ada tamu dari Bandung.. Di tunggu Abah di bawah.." teriak kecil suara seorang pria dari luar dan tidak ada lagi adalah sang kakak yang di perintahkan orangtuanya untuk memanggil Aisyah di kamarnya.

"Ah iyaa bang sebentar lagi Ais keluar.." sahut Aisyah yang setengah berteriak namun masih susah untuk melangkah karena di cegah oleh Abimana yang berada di hadapannya.

Dengan menyandarkan kedua tangannya di meja hias, membuat tubuh Aisyah sulit untuk bergerak. Tangan kanan dan kiri Abi menjadi pagar untuk dirinya tak bisa terbebas darinya. Wajah Abi yang berada di hadapannya membuat Aisyah semakin kelimpungan.

"M-mas, a-ada tamu. Ki-kita ha-harus keluar.." ucap Aisyah seketika menjadi gagap karena tatapan Abi yang berada tepat di hadapannya tak mau lepas.

Hidung keduanya saling bersentuhan, tentu sudah bisa di bayangkan sedekat apa keduanya saat ini.

"Jika sejak pertama kau menunjukkan seperti apa dirimu, tak akan pernah ada drama jarak dan pertengkaran di antara kita Aisyah." lirih Abi namun masih di dengar oleh Aisyah yang masih terpaku di hadapannya.

"Kenapa kau sembunyikan semua keindahan ini dariku ? Apa kau tidak menyukaiku ?" tambah Abi lagi.

"A-aku.. Aku mencintai kamu mas, sejak mas Abi mengucapkan namaku di ijab kabul pernikahan kita. Tapi.."

"Tapi apa ?" ujar Abi penasaran dengan apa yang akan Aisyah ucapkan.

"Tapi, aku mendengar mas Abi mengatakan aku wanita aneh. Dan mustahil bagi mas Abi akan menyukaiku jika aku berpakaian tertutup seperti ini." lirih Aisyah kini mengungkapkan apa yang pernah ia dengar dari mulut suaminya.

Dengan suara beratnya Abi kembali berkata. "Seharusnya kau membuktikannya padaku, bahwa kau bukan wanita aneh seperti yang aku ucapkan malam itu."

Aisyah yang hendak kembali menjawab sudah dibungkam lebih dulu oleh kecupan singkat dari Abimana. Ada desiran aneh di dalam diri Aisyah. Untuk pertama kali bibirnya di kecup oleh pria.

"Jangan ucapkan apa-apa lagi, aku tak sanggup melihat bibirmu yang bergerak itu." ucapan Abi seketika membuat Aisyah menggigit bibirnya masuk ke dalam agar tak terlihat lagi.

"A-aku harus keluar sekarang mas, ma-maaf permisi." Aisyah kelimpungan dan langsung memaksa keluar dari tahanan Abimana menuju kamar mandi untuk kembali memakai pakaian nya kembali.

Sedangkan Abi yang di tinggal sendirian di depan meja rias hanya merasa lemas tak berdaya menahan detak jantungnya yang bergetar di dalam dada.

Abi menatap dirinya di balik cermin dengan begitu lekat. Ia menyesali apa yang pernah di ucapkan saat malam pertama dirinya menjadi pengantin. Kini ia sadar, kecantikan Aisyah membuat hatinya goyah dan seakan ingin memiliki Aisyah seutuhnya. Namun tidak semudah itu, ia yang masih ragu bahwa dirinya mencintai Aisyah dari hatinya, atau memang karena pesona sesaat oleh kecantikan Aisyah. Dia akan memastikannya lebih dulu apa yang di rasakannya saat ini.

***

Di ruang tamu masih ada beberapa tamu yang datang karena mendengar pernikahan Aisyah beberapa minggu yang lalu. Aisyah sudah memakai pakaian lengkap dengan cadarnya menuruni tangga dan menyambut para tamu di sana.

"Nah Aisyah, ini sahabat Abah yang ada di bandung namanya Kiyai Salman. Dan itu istri juga anaknya." Abah Yusuf memperkenalkannya pada Aisyah karena memang Aisyah tak pernah melihatnya.

"Assalamualaikum.." ucap Aisyah menyalami istri dan anak perempuannya. Sedangkan pada Kiyai Salman, Aisyah hanya menempelkan telapak tangannya di dada sebagai tanda hormat.

"Suamimu mana nak ?" tanya Umi Nisa berbisik di telinga Aisyah setelah duduk di sampingnya.

"Mas Abi sedang mengganti pakaiannya Umi." sahut Aisyah.

Tak lama setelah menjawab pertanyaan sang Umi, Abimana datang dengan pakaian santainya menyambut kedatangan tamu di rumah mertuanya itu.

"Nah ini Abimana Man, menantuku, suami Aisyah." kata Abah Yusuf dengan bangganya memperkenalkan betapa gagah menantunya saat ini.

"Ah saya Abimana suami Aisyah." ucap Abi menyalami Kiyai Salman dan mengatupkan kedua tangannya memberi salam pada istri dan anaknya.

Kini Abimana duduk di samping Abah Yusuf dan Ibrahim berhadapan dengan anak perempuan Kiyai Salman. Dengan wajah datar Abi mendengarkan obrolan mertuanya itu dengan raut wajah yang sudah bosan tentunya. Sedangkan Aisyah sedari tadi melihat anak Kiyai Hasan yang bernama Ainun itu terus mencari kesempatan menatap suaminya membuat Aisyah ingin mencolok matanya.

"Ehem.." Aisyah berdehem untuk sekedar mengalihkan tatapan Ainun pada suaminya.

Namun tingkah Aisyah justru membuat Uminya merasa bahwa anak nya sedang kehausan.

"Ais haus ?" tanya Umi Nisa.

"Ah iya umi, Ais ambil air minum dulu di dapur." sahut Aisyah lalu beranjak berdiri dan tak sengaja menginjak kaki Ainun yang berada di samping kursinya.

"Aaw.. Sstthh" Ainun merintih sakit karena Aisyah menginjak kakinya dengan tumit.

"Ah maaf aku tidak sengaja." kata Aisyah tersenyum senang di dalam hatinya.

"Ada apa Nun ?" tanya Umi Ainun.

"Tidak apa-apa Umi." sahut Ainun sekilas menatap mata Aisyah.

Abimana melihat tingkah Aisyah hanya membiarkannya. Sedangkan Ibrahim hanya bisa tersenyum melihat Aisyah yang sedari tadi menatap kesal pada Ainun. Mereka yang ada disana juga menghentikan obrolannya sesaat setelah melihat adegan antara Aisyah dan Ainun.

"Maafkan Aisyah ya nak Ainun, dia tidak sengaja." kata Umi Aisyah.

"Sakit ya, maaf ya aku tidak sengaja." kata Aisyah lagi mengusap lutut Ainun sebagai tanda merasa tidak enak.

"Ah iya tidak apa-apa." sahut Ainun menatap Umi Nisa dan Aisyah sambil meringis kesakitan.

Kini Aisyah sudah berada di dapur dan mengambil air minumnya satu gelas penuh. Tanpa ia sadari, air yang terisi penuh di tenggak habis olehnya seakan baru selesai berolahraga malam. Dengan nafas menderu Aisyah terus ngedumel dan memajukan bibirnya.

"Hufft.. Dasar perempuan genit. Tidak bisa menjaga pandangan. Memangnya dia pikir mas Abi akan menyukainya ? Hemm Aku rasa perlu di kasih pelajaran lagi jika berani menatap suamiku seperti itu !" kesal Aisyah mengomel tanpa sadar ada yang mendengarnya sejak tadi.

"Siapa yang menatap suamimu Aisyah ?" tanya seseorang tiba-tiba muncul di belakang Aisyah.

"Eh ma-mas Abi, sejak kapan mas Abi disini ?" Aisyah gugup setelah melihat suaminya.

"Sejak kau bilang perempuan genit." sahut Abi sengaja ingin menjahili Aisyah.

"Ah, em, itu aku, em.."

"Kau cemburu ?" pertanyaan Abi sontak membuat Aisyah mendongakkan kepalanya menatap Abi.

"Ah nggak kok mas, aku cuma, em aku.."

"Bilang saja kalau kamu cemburu, jujur saja." Abimana kembali menahan Aisyah dengan kedua tangannya membuat Aisyah kelimpungan.

"M-Mas, j-jangan seperti ini. Nanti ada yang melihat." kata Aisyah gugup.

"Aku tidak akan melepas jika kau belum jujur padaku." ujar Abi yang sekarang mulai senang membuat Aisyah gugup.

Bagi Abi membuatnya gugup adalah pekerjaan barunya saat ini. Abi lalu membuka cadar Aisyah, mendekatkan wajahnya dan ingin kembali mengecup bibirnya. Saat adegan akan di mulai tiba-tiba ada yang membuat mereka berdua terjungkat kaget.

"Aisyah.."

Panggil Umi Nisa membuat keduanya salah tingkah. Abimana langsung berdiri menggaruk tengkuknya yang tidak gatal melepaskan Aisyah dari tahanannya.

"Ah iya umi kenapa ?" tanya Aisyah gugup karena ketahuan bermesraan dengan suaminya di dapur.

"Maaf Umi mengganggu kalian. Jika ingin melanjutkan, masuk saja ke kamar. Nanti Umi yang bicara dengan Abah kalau kamu sedang tidak enak badan." kata sang Umi membuat Aisyah semakin salah tingkah.

"Ah nggak kok Mi, Ais.."

"Nggak apa-apa, Abimana bawalah istrimu masuk. Takut nanti ada yang melihat." kata Umi Nisa lagi.

"Iya Umi." sahut Abi dan membuat Aisyah jadi bingung harus bagaimana.

"Tapi mi Ais.."

"Ayo Aisyah." Abimana langsung menarik pergelangan tangan Aisyah untuk naik ke lantai dua menuju kamar Aisyah.

Umi Nisa hanya tersenyum melihat pasangan pengantin baru itu melangkah pergi. Aisyah hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah Abi dengan sedikit berlari karena mengimbangi langkah Abimana yang lebar. Sedangkan Ainun yang tak sengaja melihat Aisyah dan Abimana naik ke atas merasa kecewa karena dirinya tak bisa kembali menatap Abimana yang tampan bak artis turki yang tampan.

...----------------...

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nur Azizah

Nur Azizah

kenapa harus ada ulet bulu si Ainun itu shi baru aja Aisyah mau seneng

2025-03-15

1

Septiola Nur Hasanah

Septiola Nur Hasanah

laki² semuanya sama ya, ngeliat dari kecantikan, bisa dibilang dia nafsu🙂

2024-12-29

1

Ita Yuhana

Ita Yuhana

akhirnya Abimana luluh juga yee asyik makin seruh ceritanya

2024-12-02

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
Episodes

Updated 142 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!