Mendengar perkataan dari Farhan membuat Elwin terdiam. Dia lalu menghela nafas kemudian menatap ke arah nya.
"Maaf Farhan lagi-lagi aku buat masalah padamu, ini semua salahku ku akui itu" ucap Elwin.
Farhan hanya menghela nafas dan dia mengelus rambut Elwin.
"Kau memang bener-bener masih anak-anak ya terutama saat kondisi seperti ini hehe" ledek Farhan.
"Hei!"
Dia hanya terkikik mendengar balasan Elwin seperti itu.
"Ya ini juga salahku harusnya aku tidak sembarang menaruh permen itu, tapi kau tidak perlu khawatir aku janji pasti ada cara untuk memperbaiki ini" kata Farhan.
"Apa kau mencoba menyemangati aku dengan kata-kata mu itu?" balas Elwin.
"Urgh, hmm ya mungkin" balas Farhan.
"Oh" ucap Elwin.
Ia melepas tangannya dari rambut Elwin.
"Pokoknya yang jelas bagaimana pun itu pasti ada caranya, tapi untuk saat ini kau harus terbiasa hidup dengan tampilan seperti ini" terang Farhan.
"Ya kalau boleh jujur sih seperti nya aku sudah mulai terbiasa dengan tubuh ini juga" balas Elwin.
"Tidak hanya itu selain kebiasaan kau harus ubah sifat, kelakuan mu, dan; lainnya" lanjut Farhan.
"Tunggu apa, tapi kenapa?!" kata Elwin terheran pada balasan Farhan.
"Pakai nanya, jelas itu bakalan aneh jika seorang gadis kecil sifat nya seperti abang-abang" balas Farhan.
"Tapi-"
"Bagaimanapun kau harus menerima ini ok, untuk sementara buat dirimu menjadi berbeda" potong Farhan.
"Itu juga tidak mudah aku tetaplah aku, tidak bisa semudah itu untuk sifat dan tingkah laku untuk berubah Farhan" balas Elwin.
"Kau benar juga" ucap Farhan.
Perkataan Elwin membuat ia berpikir, pada dasarnya dia juga tidak bisa memaksa Elwin untuk berbeda dari dirinya sendiri. Karena itu sendiri juga bukan haknya, bagaimana pun Elwin tetaplah Elwin.
Tetapi saat ia menatap kembali temannya yang kini merupakan gadis kecil. Dia kini terpikir sebuah ide dan mungkin Elwin akan menerimanya.
"Baiklah kau tidak perlu merubah dirimu atau apapun itu, tapi satu hal kau harus merubah nama mu" terang Farhan.
"Merubah nama?" ucap Elwin dengan sedikit bingung.
"Ya tidak mungkin penampilan mu yang sekarang memakai nama mu yang ini, jadi kita harus mengubah nya" jelas Farhan.
"Tapi apa kau yakin jika melakukan itu tidak apa-apa, bagaimana dengan ATM ku aku nanti tidak bisa ambil uang" jawab Elwin.
"Selama ini ATM mu baik-baik saja lagipula kau pemiliknya kau juga tau kan PINnya?" tanya Farhan.
"Bener juga sih tapi KTP, KK dan lainnya bagaimana?" ucap Elwin dengan bertanya-tanya.
"Oke-oke tenang saja kau tidak perlu khawatir aku akan mengatasi nya ok" balas Farhan.
"Oh oke" balas Elwin.
"Bagus, dan kini aku sudah berpikir nama yang mungkin bagus untukmu sekarang" balas Farhan.
"Nama kau sudah menemukan nya?!" kata Elwin dengan penasaran.
"Ya tentu saja" jawab Farhan.
"Cepat sekali, huh jadi apa namaku sekarang?" tanya Elwin.
"Nama mu tidak lain tidak bukan adalah"
"Ya?!" Ucap Elwin dengan penuh penasaran.
"Hana Minami!" seru Farhan.
"Eh?!"
"Bagaimana nama yang bagus bukan, pengabungan dari Minami yang berarti ombak dan Hana kebahagiaan" jelas Farhan.
"Jika digabungkan keduanya maka menjadi 'Ombak kebahagiaan!' tidak buruk kan?" lanjut Farhan.
"Huh, sejujurnya ya memang tidak buruk sih tapi apakah tidak ada nama lain yang mungkin lebih baik?" balas Elwin.
"Sudah percaya saja padaku kawan nama itu udah paling cocok untukmu" Farhan mencoba menyakinkan nya.
"Ok baiklah" ucap Elwin menerima hal itu.
"Baiklah karena nama sudah selesai, kamu pasti tau apa selanjutnya" kata Farhan.
"Huh memangnya apa?" Elwin terheran.
Farhan hanya menyeringai dengan senyum nya yang terlihat cukup aneh. Entah bagaimana hal ini membuat perasaan Elwin tidak enak.
...----------------...
"Seharusnya aku tau, kalau kau akan melakukan ini!!" pekik Hana.
Kini Hana sudah memakai sebuah blouse merah muda dengan celana pendek berwarna putih.
"Haha ya itu benar-benar cocok sangat imut dan pas dengan gadis kecil seperti mu Hana" ledek Farhan.
Ledekan dan ketawa dari Farhan membuat Hana cemberut. Dia merupakan Minami Hana nama yang diberikan oleh Farhan.
Karena insiden ini membuat nya harus menerima ini menjadi seorang gadis kecil berumur 5 tahun.
"Baiklah aku rasa sudah selesai menguji coba beberapa bajunya, apa ada hal lain yang kamu mau?" tanya Farhan.
"Entahlah aku tidak yakin, jujur baju ini saja cukup memalukan meski cukup nyaman" ucap Hana.
"Kalau gitu sudah tidak ada lagi, oh ya aku hampir lupa" balas Farhan.
"Hmm?"
Farhan membuka tas dia lalu mengeluarkan sesuatu itu. Rupanya sebuah jepit rambut dengan pola seperti kelinci dan itu cukup bening dan berkilau.
"Diam sebentar ok" ucap Farhan.
Hana hanya mengangguk ia hanya berdiri tegak, sementara Farhan memasang jepit rambut itu di sela rambutnya.
"Ok selesai, bagaimana menurut mu?" tanya Farhan.
Dia memberikan cermin tangan ke Hana. Hana yang melihat itu segera mengambil nya, dan ia langsung melihat dirinya di cermin.
"Hehe aku benar-benar terlihat seperti anak kecil sekarang, tapi aku menyukai nya" ucap Hana.
"Tapi Farhan apa kau yakin, maksudku bukankah ini cukup mahal" lanjut Hana cemas akan hal ini.
"Kau tidak perlu khawatir ok, baiklah ayo kita bayar semua baju ini sekarang" balas Farhan.
Dia langsung mengambil tas belanja Hana yang melihat ini hanya tersenyum.
"Tapi sebelum itu biarkan aku untuk mengganti baju dulu ok" pinta Hana.
"Oh ya aku hampir lupa" ucap Farhan.
...----------------...
- Setelah selesai beli baju -
Kini Hana dan Farhan berjalan berdua bersama di luar.
"Jujur saja ini benar-benar aneh kalau bisa kuakui, aku benar-benar seperti anak kecil sekarang dan anehnya belum satu hari tapi aku sudah terbiasa dengan ini" jelas Hana.
"Bagaimana pun itu tubuh milik mu walau tampilan berubah, tetapi kau tetaplah kau" balas Farhan.
"Ya kau benar walau sejujurnya aku belum benar-benar terbiasa sih, tapi kau memperlakukan seperti anak kecil saja sekarang" terang Hana.
"Umur kita itu tidak jauh berbeda dan kau tau itu, tidak perlu kau memanjakan diriku terutama memberi barang-barang seperti jepit rambut ini" lanjut Hana.
"memangnya kenapa, seharusnya tidak masalah jika aku memberikan sesuatu yang spesial untuk mu kan?" balas Farhan.
Balasan Farhan membuat pipi Hana memerah dan dia memalingkan muka.
"Ya memang tidak ada salah nya sih tapi kau tidak perlu melakukan ini juga, aku sudah cukup merepotkan dirimu" kata Hana.
"Bahkan aku hanya menumpang kosan selama ini, aku sudah banyak merepotkan mu jika saja aku tidak terlalu banyak menghamburkan uang" lanjut Hana.
"Huh, kau memang terlalu banyak menghamburkan uang, berbuat seenak jidat, bahkan sifat mu yang juga pemalas" kata Farhan.
Perkataan Farhan padanya cukup menusuk tajam ke Hana. Mengingat memang itu sebuah fakta dan kenyataan Hana sudah tertampar fakta.
"Maaf aku memang benar-benar beban" sesal Hana.
"Ya ampun begitulah dirimu bagaimana pun, tapi di lain sisi kau juga sudah banyak membantu ku" balas Farhan.
Dia mengulurkan tangannya ke Hana, Hana kini meraih tangan Farhan dan ia dibantu berdiri.
"Membantu mu tapi bagaimana bisa, bukankah selama ini aku hanya merepotkan mu" kata Hana terheran.
"Hampir setengah nya kau memang merepotkan, tapi sepenuh nya lagi kau penolong" balas Farhan.
"Kau selalu ada saat ku mengalami kesulitan, selalu membantu ku, selalu menghiburku bahkan kau juga selalu ada di sisi ku" terang nya.
"Farhan"
"Jangan pernah menganggap dirimu itu sebagai beban, kau tidak lah seperti itu ok" balas Farhan.
"Hana huh tidak maksudku Elwin, percaya saja padaku ku akan membuat mu kembali seperti dulu" lanjut nya.
Dia mengacungkan jempol ke arah Hana. Lalu tersenyum dengan sangat yakin.
Hana melihat ini hanya menghela nafas dan membalas senyumannya.
"Ya kuharap begitu bersama-sama kita akan selesaikan ini, begitu pun dengan masalah uang kita" ucap Hana dengan penuh harap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments