Chapter 16

Di hari Minggu saat di kosan -

Di pagi hari ini Farhan berjemur pakaian di rak pakaian. Hari ini sangat cerah memang merupakan hal yang bagus, paling sisa untuk membersihkan rumah dan juga masak.

Sambil menunggu pakaian kering Farhan berniat untuk bersih-bersih rumah akan tetapi, seseorang lalu menghalangi nya dan itu sih Hana.

"Hmm tumben sekali kamu bangun sepagi ini ada apa?" tanya Farhan dengan senyum.

"Huh ada sesuatu yang ingin aku tanyakan padamu Farhan, apakah bisa meminta waktu sebentar please hanya sebentar saja" Hana memohon ke Farhan.

"Baiklah kalau begitu di sofa saja ya kita bicaranya ok" Farhan menyarankan.

Hana menerima itu dan segera dia mengikuti Farhan ke sofa. Dia duduk di samping Farhan dengan wajah yang cukup cemas dan khawatir.

"Hmm jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Farhan.

"Ya sejujurnya aku pernah dapat tawaran untuk bergabung dari club di sekolah" balas Hana.

"Benarkah bagus dong kalau gitu" balas Farhan.

"Ya tapi aku tidak yakin Farhan, huh kau tau sendiri aku tidak cukup baik dalam komunikasi" jawab Hana.

"Bagaimana ada yang tidak menyukaiku atau mungkin aku hanya dimanfaatkan, bisa juga mereka akan membicarakan ku dan" terang Hana dengan sangat ketakutan.

"Hei tenanglah ok aku yakin tidak akan terjadi seperti itu kau tidak perlu khawatir ok" ucap Farhan.

Dia mengelus rambut Hana dengan lembut membuat Hana sedikit tersenyum.

"Ya kuharap begitu entah kenapa aku sudah terbiasa dengan tubuhku ini, aku merasa cukup aneh sejujurnya Farhan apakah aku belum bisa kembali" balas nya.

"Aku tidak tau pasti aku sendiri belum menemukan cara untuk mengembalikan mu, ku bahkan tidak menemukan tempat orang itu" balas Farhan.

"Begitu rupanya jadi apakah aku harus menerima semua ini?" tanya Hana.

"Sejujurnya aku tidak tau pasti apakah efek dari permen permanen atau tidak, karena komposisi permen itu hampir mirip dengan asli cuman sedikit berbeda" terang Farhan.

"Berbeda apa maksudmu?" kata Hana terheran.

"Ya aku ini bukan seorang ilmuwan tapi aku tau permen itu berbeda, bersabar lah ok suatu saat kau akan balik seperti dulu kok" balas Farhan mencoba meyakinkan nya.

"Baiklah aku akan menunggu" jawab Hana dan dia tersenyum.

Melihat Hana tersenyum membuat nya cukup lega. Namun perhatian Farhan teralihkan ketika mendengar ketukan pintu.

"Tunggu sebentar sepertinya a-"

"Kali ini biarkan aku yang melakukannya" Hana memotong ucapan Farhan dengan lembut.

"Baiklah kalau begitu aku akan membersihkan kamar mandi" balas Farhan.

"Ya" ucap hana setuju.

Hana segera pergi dan membuka pintu ketika pintu terbuka ia melihat rupanya itu Nari.

"Hai Hana kamu mau bermain atau tidak hari ini?" ucap Nari mengajak Hana.

"Bermain hmm ya bisa aja sih ini juga lagi libur" balas Hana.

"Ok kalau gitu ayo, hmm oh ya tapi bukan hanya kita berdua saja loh" jawab Nari.

"Eh jadi bukan cuman kita, memangnya ada siapa?" tanya Hana keheranan.

"Tentu saja itu aku!" seru seseorang.

Rupanya itu Vania gadis yang waktu itu mengajak Hana untuk bergabung di klub melukis.

"Vania huh aku belum tau untuk tawaran mu aku belum bisa menemukan jawabannya untuk gabung atau tidak" jawab Hana gugup.

"Haha ayolah tidak perlu segugup itu, untuk saat ini kita main saja oke kebetulan aku punya lompat tali kalian mau coba?" dia menawarkan.

"Lompat tali?"

"Kelihatan nya menarik aku juga ada boka bekel nih, mungkin bisa setelah lompat tali" ucap Nari.

"Aku tidak bawa apa-apa itu tidak masalah kan?" jawab Hana cukup khawatir.

"Tidak apa-apa tenang saja ok yang penting kita main aja daripada di rumah terus" balas Nari.

"Benar tuh" ucap Vania setuju dengan Nari.

"Eh tapi a-"

"Udah ayo cepat!"

Dia memotong pembicaraan Hana dan langsung menarik nya.

"Tunggu dulu Nari"

Hana mencoba meminta Nari untuk tunggu sebentar ia ingin mengakatakan sesuatu. Tapi Nari seperti tidak peduli, di sisi lain Farhan melihat Hana pergi dengan mereka berdua.

Membiarkan nya dia cukup senang Hana bisa mempunyai teman.

...----------------...

...- Di lapangan -...

Kini ketiganya sudah berada di lapangan Hana mencoba mengatur napas nya. Dia cukup kelelahan karena Nari main langsung menariknya dari sini tadi.

"Ya ampun Nari kan sudah kubilang tunggu dulu, aku belum bilang ke Farhan bisa aja nanti dia malah marah-marah" ucap Hana.

"Farhan emangnya Farhan siapa?" Kata Nari cukup terheran.

"Apakah itu ayah mu atau saudara mu?" Vania bertanya cukup penasaran.

"Bukan ayah ku sih hmm mungkin bisa dibilang hmm kakak ku dia cukup tidak suka kalau aku pulang malam" Balas Hana meski dia sebenarnya berbohong.

"Tenang saja ok kita tidak akan lama di sini, ok jadi siapa yang mau jalan duluan?" Nari bertanya pada keduanya.

"Aku rasa Hana saja yang duluan" saran Vania.

"Eh kok aku sih" sontak Hana terkejut.

"Hehe ya aku juga setuju ayo Hana kau duluan saja" kata Nari setuju dengan Vania.

"Huh baiklah"

Hana lalu pergi dan mengarah tepat di belakang tali karet itu. Sementara Nari dan Vania yang memegang masing-masing ujung tali.

"Aturannya mudah kau hanya perlu melompat dan jangan sampai salah satu kaki mu atau jarimu kena ke tali" jelas Nari.

"Apakah jika terkena meski sedikit itu dinyatakan gagal?" tanya Hana mencoba memastikan.

"Bisa dibilang seperti itu" balas Nari.

"Baiklah kalau gitu kami akan melakukan nya apa kau siap?" Vania bertanya ke Hana.

"Ok aku siap ini juga akan mudah" jawab nya berpikir itu mudah.

"Ya kita lihat saja nanti"

Hana kini bersiap-siap untuk melompat tali-tali yang akan berayun itu. Memastikan untuk tidak terkena talinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!