Di kamar -
Hana hanya duduk di kasur sambil menatap jendela. Hingga perhatian teralihkan ketika pintu kamar terbuka.
Itu merupakan Farhan dan melihat nya lagi jujur masih membuat nya kesal. Dia masih cemberut dengan nya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Hana.
"Hana begini aku tau kau marah padaku, selama ini aku hanya bisa janji saja padamu tapi tidak pernah satu pun ku tepati" Kata Farhan mengakui semua itu.
"Ya karena bagaimana pun kau itu pembohong" balas Hana.
Mendengar balasan Hana yang kelihatannya masih marah. Farhan mencoba menenangkan diri, mencoba menyelesaikan masalah ini baik-baik.
"Hei hari ini hari biasa kan, dan juga harga tiket bioskop mahal jadi bagaimana kalau-" ucap Farhan.
"Hmm"
"Kita nonton nya pas hari Minggu" lanjut Farhan.
Dua tiket dia keluarkan dari sakunya menunjukkan itu pada Hana. Hana melihat itu seakan tidak percaya.
"Tunggu sejak kapan kau mendapatkan nya?!" Kata Hana dengan terheran.
"Sejak kapan aku mendapatkan nya tentu saja aku sudah memesan ini dari awal, aku ini ikut pre-order tau" terang Farhan.
Hana mendengar hal itu dia langsung tersenyum lebar. Dan memeluk Farhan dengan lembut.
"Terima kasih Farhan maaf jika aku sedikit egois sebelum nya, hanya saja aku kurang bisa mengendalikan inner child ku" ucap Hana.
"Tidak apa-apa inner child atau apapun itu yang penting kita bersenang-senang bersama menikmati movie itu" balas Farhan.
"Sepertinya biasa Farhan tidak pernah berubah masih seperti dulu" ungkap Hana dengan senyum.
"Ya karena aku bagaimanapun itu tetap lah aku, tapi satu hal yang ku pinta jangan coba-coba menghabiskan duit lagi" tegas Farhan.
"Hmm baiklah" balas nya menyetujui itu.
Farhan mengelus rambut Hana seiring waktu dia sudah semakin sadar. Kesadaran temannya ini sudah mulai bercampur antara anak-anak dan dewasa.
Meski begitu Farhan tetap menerimanya bagaimana pun dia harus mencari cara. Dia merasa bahwa dia sedang ditipu, kemungkinan besar permen itu bukanlah sebuah keberuntungan.
Melainkan permen itu memang sudah dari awal di rencanakan untuk mengubah Elwin. Akan tetapi apa tujuannya kenapa dia mengincar Elwin?.
"Farhan apa kau baik-baik saja?" tanya Hana dengan khawatir.
"Tidak apa-apa kok, hmm bagaimana kalau hari ini kita pergi ke play fun hari ini?" tawar Farhan.
"Ya itu ide yang bagus ayo kita pergi ke sana!" seru Hana dengan tersenyum.
Melihat Hana tersenyum lembut seperti itu, membuat Farhan senang dan dia mengelus rambut Hana sekali lagi.
"Baiklah ayo kita pergi!" balas Farhan.
Hana mengangguk dia mulai pergi mengambil tas nya. Tingkah nya benar-benar seperti gadis kecil yang sangat bersemangat sekarang.
Entah kenapa dia benar-benar berbeda tidak seperti Elwin. Meski pada dasarnya Hana merupakan wujud gadis kecil, dari Elwin.
Tetapi tidak bisa dipungkiri mereka berdua memiliki sifat yang sedikit berbeda. Sepertinya ini semua sudah terencana dengan baik.
Bagaimana pun itu Farhan sudah membulatkan tekad untuk mencari orang itu, dia sudah jelas-jelas ditipu olehnya.
"Farhan kamu tidak apa-apa kan?" tanya Hana semakin khawatir.
"Tenang saja ok aku baik-baik saja, kalau gitu ayo!" balas Farhan.
Dia mulai menggenggam tangan Hana tetapi Hana tidak keberatan dan justru mengikuti Farhan.
...----------------...
- Di luar -
Hana masih berjalan mengikuti Farhan dia melihat sekitar. Seperti biasa jalanan cukup ramai dari mobil, motor, bahkan masyarakat.
"Di luar memang selalu ramai, bukankah begitu Farhan?" tanya Hana.
"Uh ya tentu memang selalu ramai, itu sudah hal biasa di kota sini" balas Farhan.
Hana hanya tersenyum saat Farhan membalas seperti itu. Hingga akhirnya mereka sampai di arcade.
Mereka masuk ke dalam dan ketika berada di dalam. Tempat itu memang penuh akan banyak permainan Ding dong.
Mesin capit bahkan juga ada begitu pun glow hockey. Hana melihat ini semua dengan penuh gembira dan senang, dia langsung pergi ke salah satu permainan Ding dong.
Itu merupakan permainan musik salah satu genre games kesukaan Hana. Dia langsung mengeluarkan kartu nya dan mulai menggesek.
Permainan pun akhirnya mulai nada-nada mulai bermunculan dari layar. Dan Hana mengikuti ritme dari nada tersebut.
Dengan memencet beberapa blok piano dan menyesuaikan nya dengan pas. Hingga waktu terus berlalu, setelah 2 jam Hana berhenti bermain.
Banyak tiket yang keluar dari slot dan dia segera mengumpulkan nya dengan rapih.
"Farhan lihat aku mendapatkan banyak tiket!" ucap Hana dengan girang.
Tetapi Farhan tidak ada di situ, Hana melihat ini terheran. Dia mulai cemas seharusnya Farhan ada bersamanya tadi.
Perasaan semakin khawatir dan cemas dia mulai berlari dan memanggil Farhan. Meski di sini cukup ramai dia tidak peduli dia hanya terus berlari.
Dengan perasaan takut hatinya mulai bergetar. Hingga dia tidak sengaja menabrak seseorang.
"Hei hati-hati di jalan" ucap seseorang.
"Maaf" balas Hana meminta maaf padanya.
Dia kembali berdiri dan mulai mencari Farhan tapi kali ini tidak lari melainkan jalan. Hana terus memanggil nama nya tetapi masih tidak dapat satu pun suara dari Farhan.
...----------------...
- beberapa jam berlalu -
Kini Hana hanya duduk di salah ujung tiang dia sudah berusaha mencari Farhan. Tapi tidak menemukan nya sama sekali, Hana mencoba menenangkan dirinya.
Akan tetapi itu mustahil dia sudah tidak bisa menahan perasaan nya lagi hingga dia mulai menangis. Air mata terus berjatuhan dan mengalir dari matanya.
"Farhan hiks Farhan" desis nya.
Dia tanpa sadar terus menangis sambil mengucapkan nama Farhan. Merasa sendirian dan sangat kesepian, dirinya benar-benar mirip seperti anak-anak yang hilang dari orang tuanya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya seseorang ke Hana.
Hana mengusap air mata nya dan melihat siapa yang bertanya padanya. Rupanya itu seorang laki-laki dia memakai hoodie abu-abu.
Rambut nya yang cukup runcing dan berwarna hitam, lalu sepatu warna merah, dan celana hitam.
"Siapa?" Hana bertanya kembali padanya.
"Oh ya namaku 'Danni putra' panggil saja aku Dan ok" balas orang itu.
Dia mengulurkan tangan nya ke Hana. Hana melihat itu cukup ragu akan tetapi dia mulai meraih tangan nya.
Orang itu lalu membantu Hana berdiri.
"Terima kasih" ucap nya.
"Sama-sama" balas orang itu dengan senyum.
"Jadi ada apa kenapa kau menangis, apakah ada sesuatu jika kau perlu bantuan beritahu saja aku" tawar nya ke Hana.
"Begini aku hmm, aku kehilangan seseorang dia merupakan pria mungkin bisa ku katakan seperti itu dan orang nya cukup tinggi" terang Hana.
"Tinggi dan pria, apakah dia merupakan pria dewasa?" danni kembali bertanya.
Hana lalu mengangguk.
"Begitu rupanya, jadi kamu tersesat ya kalau boleh ku tau siapa nama orang itu?" Danni mulai bertanya kembali.
"Farhan namanya Farhan" balas Hana.
"Farhan ya ok, baiklah aku akan membantu mu ayo kita cari sama-sama ok" ajak Danni ke Hana.
Hana hanya tersenyum mengangguk dan kini dia mengikuti orang itu.
...----------------...
- Di sisi lain -
"Hana dimana kamu, Hana!" Farhan memanggil Hana.
Dia terus mencari bahkan di luar arcade masih belum bisa menemukan nya.
"Kemana kamu Hana" ucap Farhan dengan penuh kekhawatiran.
Rasa cemas Farhan kini membesar hingga dada mulai sakit dan perih. Dia mencoba menahan dengan kedua tangannya, tetapi dia hampir pingsan.
Maya melihat ini segera berlari dan menahan Farhan agar tidak terjatuh.
"Farhan kau tidak apa-apa?!" tanya Maya dengan sangat khawatir.
"Aku tidak apa-apa bagaimana pun kita harus mencari Hana" balas Farhan.
"Jangan paksakan dirimu ok ini juga sudah mulai gelap, bagaimana kita lapor polisi aja mungkin kita bisa menemukannya lebih cepat" saran Maya.
"Tidak lebih baik jangan lakukan hal itu, justru jika sama polisi malah yang ada semakin lama" balas Farhan.
"Dan aku tidak bisa membiarkan Hana sendirian, apa yang terjadi padanya bagaimana kalau seseorang menculiknya, atau bagaimana dia makan, apa yang akan terjadi kalau dia sendirian!" terang Farhan dengan gelisah.
Farhan kini hampir susah bernafas dan Maya mencoba menenangkannya.
"Tenanglah Farhan buat dirimu tenang, aku yakin Hana akan baik-baik saja ok" balas Maya.
"Tidak aku harus segera mencari Hana, pokoknya aku harus menemukan nya!" Balas Farhan dengan bersikeras.
Dia mencoba kembali berdiri tetapi hampir terjatuh, untung nya Maya sudah merangkul nya.
"Jangan paksakan dirimu ok, kita hubungi saja polisi sekarang Hana akan baik-baik saja percaya padaku" Balas Maya mencoba meyakinkan Farhan.
"Tapi-"
Belum selesai menyelesaikan perkataanya Maya langsung memotong.
"Kau istirahat dulu ok jangan paksakan dirimu, itu penting untuk kesehatan mu tolong ya Farhan" potong Maya.
"Aku tidak bisa aku harus m-"
Perkataan Farhan belum selesai tetapi dia sudah pingsan sekarang, melihat hal ini Maya menghela nafas dan dia mulai merangkul Farhan kembali ke kosannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments