Victor memejamkan kedua matanya sejenak setelah Dokter mengatakan jika Papinya tidak hanya mengidap penyakit gagal ginjal tapi juga mengalami penyakit gula darah. Dan untuk saat ini operasi pencangkokan ginjal pada Papinya tidak bisa dilakukan sebelum gula darahnya stabil. Tubuhnya terasa lelah saat ini, seharian dia bekerja dan hingga saat ini ia belum sempat beristirahat. Ia hanya sendirian, hanya Papinya yang ia punya saat ini dan ia akan memberikan yang terbaik untuk Papinya.
Victor menatap Papinya di balik kaca ruang ICU dengan tatapan tidak terbaca. Ia berencana untuk membawa Papinya untuk berobat ke luar negeri. Dan ia sudah mengkoordinasikan dengan tim dokter yang menangani Papinya dan mereka juga setuju. Papinya mengalami komplikasi pada penyakitnya. Mengalami gagal ginjal dan harus menjalani cuci darah setahun terakhir ini. Beliau juga mengalami sakit jantung dan terakhir gula darah.
"Victor... bagaimana keadaan Alfa?,"ujar Kevin yang datang bersama sang istri setelah Victor menghubungi mereka jika Papinya di larikan ke rumah sakit.
Victor tampak menggeleng."Papi koma, Uncle,"jawab Victor dengan suara serak menahan tangisannya.
Kevin menepuk pelan pundak cucu menantunya itu."Yang sabar Nak. Semuanya pasti akan baik baik saja. Oh ya dimana istri Papimu?,"tanya Kevin karena ia tidak melihat keberadaan besannya itu sementara Ara terlihat diam saja menatap lurus besannya di balik dinding kaca ruang ICU.
Victor menghela nafas beratnya."Aku tidak tau Uncle dan tidak mau tau,"jawab Victor.
Kevin mengggeleng pelan mendengar jawaban Victor. Selama ini ia tau bagaimana hubungan Victor dengan ibu tirinya itu tidak pernah akur. Kevin juga tidak memaksa Victor untuk bercerita.
Tring
Victor mengangkat panggilan telepon yang berasal dari rumah Papinya.
"Keluarkan semua barang-barangnya dan jangan lagi bukakan pintu rumah untuknya!,"ucap Victor lalu mematikan panggilannya secara sepihak.
Kevin dan Ara terlihat saling pandang mendengar ucapan Victor. Mereka yakin terjadi sesuatu hal di kediaman Alfa dan ada hubungannya dengan Alfa yang tiba-tiba di larikan ke rumah sakit.
"Apakah terjadi sesuatu Nak?,"tanya Ara berjalan mendekati Victor mengusap bahu pria itu dengan lembut.
"Iya...,"jawab Victor seadaanya. Pria itu tidak lagi berbicara apa apa dan terlihat menyandarkan tubuhnya ke dinding rumah sakit.
Malam itu juga Victor mengurus pemindahan Papinya ke salah satu rumah sakit terbesar di negara Inggris. Dan besok pagi ia berencana untuk mengurus masa cutinya di kantor dan semoga saja Cantika menyetujuinya.
Kevin dan Ara sudah pulang satu jam yang lalu dan kini Victor tengah dalam perjalanan pulang ke Apartemennya. Tubuhnya betul-betul lelah saat ini dan ia tidak ada waktu untuk beristirahat. Waktu sudah menunjukkan jam 02:10 dini hari. Dan ia nantinya juga harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang belum rampung sebelum mengajukan cuti besok pagi.
Victor menyeret langkahnya memasuki apartemen dimana ia tinggal satu tahun ini semenjak Papinya kembali menikah. Wajah lelah pria itu berubah menjadi datar dan dingin saat melihat sosok wanita yang sedang berdiri di depan unitnya.
"Victor...apa apaan kamu mengusir Mamaku dari rumah?,"tanya Bella dengan tatapan sengitnya.
"Seharusnya itu sudah aku lakukan delapan bulan yang lalu. Jalang seperti ibumu tidak pantas mengotori rumah yang di bangun kedua orangtuaku dengan susah payah,"jawab Victor.
"Jangan mengatakan ibuku jalang Victor. Mamimu itu yang jalang yang rela tidur dengan pria lain,"ucap Bella lantang.
"Diam kau bicth!. Aku dengan mudah merobek mulut kotormu ini saat ini juga,"jawab Victor menekan rahang Bella dengan cukup kuat dan tatapan mata yang begitu mengerikan. Jika sudah menyangkut ibunya pria itu akan melakukan apapun untuk membelanya.
"Lepas!,"ucap Bella dengan suara tercekat menahan sakit di area rahangnya karena kuku Victor menancap pada kulitnya.
"Kau dan ibumu sama saja. Sama sama jalang yang rela melebarkan kedua kaki pada pria mana saja demi kepuasan batin kalian. Kalian pikir aku tidak tau apa yang kalian lakukan selama ini, hah,"ujar Victor melepaskan cengkraman tangan di rahang Bella dengan cukup keras hingga wanita itu hampir saja jatuh tersungkur.
"Pergilah sebelum aku membunuhmu!,"ucap Victor lalu segara masuk kedalam unit apartemen meninggalkan Bella yang meringis kesakitan karena kulit rahangnya yang tergores oleh kuku Victor.
***
Setelah mendapatkan cuti dari perusahaan dan saat itu juta Victor langsung berangkat ke Inggris bersama Papi dan beberapa orang Dokter yang ikut mendampingi. Pria itu berharap ada kemajuan nantinya saat Papinya dirawat di negara ratu Elizabeth itu.
Kedatangan Victor di Inggris di sambut langsung oleh Kenzo sang ayah mertua yang sudah menunggunya di Bandara. Kenzo mendapatkan telepon dari Daddy-nya jika besannya akan menjalani pengobatan di Inggris. Dan Kenzo tentu saja sebagai besan ikut berpartisipasi dan meminta perawatan terbaik dari rumah sakit tempat Alfa dirawat.
"Tinggallah di rumah!,"ucap Kenzo pada sang menantu setelah Alfa menempati ruangan perawatan dan saat ini tengah diperiksa tim Dokter.
"Terimakasih Tuan...saya bisa tinggal di salah satu hotel di dekat sini,"jawab Victor.
"Anna ada di asrama dan kamu tidak akan bertemu dengannya,"ucap Kenzo karena ia yakin penolakan Victor ada hubungannya dengan Anna sang putri.
"Setidaknya kamu bisa mengirit biaya selama tinggal disini meski saya tau kamu memiliki banyak uang,"sambung Kenzo melihat Victor diam saja.
"Saya juga tidak memaksa jika kamu menolak,"ujar Kenzo menepuk pelan pundak Victor.
Victor mengangguk pelan pertanda setuju. Ia tidak mungkin menolak permintaan Kenzo. Keluarga mertuanya ini sudah sangat baik selama ini padanya dan ia tidak mau mengecewakan Kenzo dengan menolak untuk tinggal di kediamannya. Lagian Anna saat ini berada di asmara dan ia tidak akan bertemu dengan gadis itu.
Tak lama Dokter keluar dari ruangan rawat Alfa. Dan dokter mengatakan akan melakukan tindakan operasi pencangkokan ginjal setelah kondisi pasien stabil. Dokter sudah memberikan obat agar gula darah Alfa kembali stabil dan itu butuh waktu dua kali dua puluh empat jam memastikannya.
Kenzo mengajak Victor untuk pulang ke kediamannya. Pria itu bisa melihat wajah lelah sang menantu dari kantung matanya yang terlihat menghitam. Ia yakin Victor tidak beristirahat sebelum berangkat kesini.
Sesampainya di kediaman Kenzo pria itu mengajak Victor untuk makan bersama karena ia sudah menghubungi sang istri dan meminta untuk memasak makanan spesial untuk Victor.
"Bagaimana keadaan Tn.Alfa, Victor?,"tanya Andini setelah mereka duduk di ruang makan.
"Dokter bilang akan melakukan operasi setelah gula darahnya stabil Nyonya,"jawab Victor.
Andini menghela nafas beratnya saat mendengar panggilan Victor untuknya."Tidak bisakah kamu memanggil sayang dengan sebutan Mommy seperti Anna memanggil saya?,"tanya Andini.
Victor terlihat tersenyum tipis saja dan tidak menjawab permintaan Andini. Pria itu fokus pada makanannya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Ayu Septiani
semoga hubungan Victor dan Anna membaik, juga ayahnya Victor berhasil dalam menjalani pengobatannya.
2024-08-03
2
Aras Diana
lnjut thor
2024-08-03
0
Tutiks
lanjut lagi up nya
2024-08-03
0