bab 11 Berbagi

"warung mang Ujang makin rame ya kak" kata aazeen pada abiyan, setelah mereka duduk di kursi yang terakhir satu satunya yang tersisa, sebab semuanya penuh dengan pengunjung. Dan semua pengunjung yang datang, untuk makan di warung pecel lele mang Ujang, dari berbagai macam golongan, ada yang datang dari masyarakat biasa tak sedikit juga dari golongan elit wey, mereka sengaja datang untuk makan di warung pecel lele mang Ujang, terbukti dari beberapa mobil mewah yang terparkir di dekat tenda tersebut.

"Iya dek, Alhamdulillah. Artinya mereka cocok dengan masakan mang Ujang, tapi emang di sini paling enak sih kalau menurut kakak" kata abiyan ikut memberikan komentar nya terhadap warung pecel lele mang Ujang yang menurut abiyan paling enak.

Kedua kakak beradik itu benar benar menghabiskan waktu bersama hari ini dengan berbelanja, makan bersama dan berbagi cerita. Terlihat kebahagiaan yang terpancar di wajah mereka, menikmati moments yang sudah lama tidak mereka rasakan, akibat kesibukan masing masing.

Ta lama kemudian pesanan mereka pun datang, terlihat seorang laki laki yang merupakan salah satu pegawai di sini, membawa nampan yang berisi  pesanan milik aazeen dan abiyan.

"Ini mba aazeen, mas Abi pesanan nya silahkan di nikmati" kata Fathur ramah, setelah meletakkan makanan aazeen dan abiyan di atas meja.

"Terimakasih Fathur" kata abiyan yang memang sudah mengenal Fathur salah satu pegawai mang Ujang yang sudah bekerja cukup lama, jadi abiyan mengenalnya.

Sedangkan aazeen hanya tersenyum lembut " sama sama mas, kalau begitu saya permisi mas, mba" kata Fathur pamit.

Abiyan mengangguk, kemudian setelah Fathur pergi, abiyan dan aazeen membaca doa sebelum makan, setalah itu barulah keduanya menikmati makanan mereka. Menu makanan yang sudah lama sekali rasanya tidak aazeen nikmati, terlihat gadis cantik itu begitu fokus dengan makanannya saat ini sehingga tidak lagi perduli dengan sekitarnya. Abiyan hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah laku sang adik yang tidak berubah, jika sudah di hadapan makanan. Kemudian abiyan kembali menikmati makanan nya.

Sedangkan sepasang mata yang memperhatikan aazeen sedari tadi hanya tersenyum tipis, ntah mengapa matanya terus tertuju pada gadis cantik dan imut itu. Yang saat ini sedang  fokus dengan makanannya tanpa perduli dengan sekitar. Sejak pertama kali aazeen datang orang tersebut sudah memperhatikan aazeen, ntahlah dia tertarik atau memang ada hal lain yang membuat nya begitu fokus pada aazeen, gadis cantik berkerudung panjang yang penampilan nya begitu berbeda dari semua pengunjung yang ada di sini, namun begitu mencolok menurut nya, bukan karena warna pakaiannya, tapi karena gadis itulah yang berkerudung panjang di sini, bukan terlihat aneh, namun kebalikannya justru terlihat sangat cantik bahkan wajahnya saja seperti berseri seri. Dia baru pertama kali melihat gadis, yang seperti ini. karena hal itulah sehingga aazeen menjadi pusat perhatian nya. Gadis yang dia pikir sudah begitu akrab dengan sang pemilik warung, sebab terlihat dari kejauhan bahwa Mereka tadi sempat saling mengobrol.

Setelah tersadar, dan merasa takut jika gadis yang dia perhatikan sedari tadi tau  bahwa ada yang  selalu menatap ke arahnya, atau ada pengunjung lain yang mengetahui tingkahnya yang baru pertama kali aneh seperti ini. Pemuda tampan itu segera membayar pesanannya dan akan segera pergi dari tempat makan itu.

"Pak berapa pesanan saya?" Tanya nya pada mang Ujang.

"Ohh tunggu sebentar mas" kata mang Ujang.

Pemuda itu hanya diam menunggu mang Ujang menghitung total pesanan miliknya tadi.

"Semuanya 60  ribu mas" kata mang Ujang memberi tahu.

Pemuda tampan itu langsung mengeluarkan 1 lembar uang berwarna merah, Lalu memberikannya kepada mang Ujang.

"Ini pak, terimakasih" ucapnya singkat. Lalu berjalan pergi meninggalkan mang Ujang yang baru saja akan mengambil kembalian untuk pemuda itu.

"Mas kembaliannya belum" kata mang Ujang. Menghentikan langkah pemuda tampan itu.

" Ga papa pak itu rezeki bapak" katanya.

"Makasih banyak yaa mas" kata mang Ujang.

Pemuda tampan itu hanya mengangguk. Kemudian berjalan meninggalkan warung pecel lele itu. Dia masuk kedalam mobilnya, sebelum menjalankan mobilnya pemuda itu sempat melihat kearah aazeena sebentar. Sebab posisi duduk aazeen dan abiyan saat ini memang terlihat dari parkiran mobil pemuda itu. Dia tersenyum tipis melihat aazeen kemudian pemuda itu pergi menjalankan mobilnya.

Sedangkan mang Ujang, tidak pernah menerima pemberian  dari para pelanggan nya yang melebihkan pembayaran mereka. Mang Ujang selalu mengganti nya dengan makanan seharga uang yang di berikan pelanggannya, lalu mang Ujang akan memberikan makanan tersebut kepada orang orang yang ada di jalanan, mereka yang tidak memiliki tempat tinggal atau anak anak jalanan. Seperti saat ini, mang Ujang tengah berjalan sambil membawa 2 kantong plastik yang berisi kotak makanan lengkap dengan nasi, dan lauk pauk serta minuman. Dan uang masing masing 20 ribu, di letakkan dalam kantong oleh mang Ujang. Mang Ujang memberikannya kepada ibu ibu yang sedang berjalan sambil mendorong gerobak, dan didalam gerobak tersebut ada anaknya yang masih berumur sekitar 6 tahun terlihat duduk nyaman di gerobak yang sedang di dorong sang ibu.

"Buu, maaf ini ada titipan rezeki dari Allah melalui saya, untuk ibu dan anak ibu untuk makan malam" kata mang Ujang sambil menyodorkan 2 kantong plastik yang dia bawa tadi.

"Terimakasih banyak pak" kata ibu tersebut merasa terharu, dan bersyukur sebab dirinya dan putrinya memang belum makan sedari pagi tadi. Dan sekarang mereka dapat makanan dari mang Ujang.

" Sama sama Bu, kalau begitu saya permisi" kata mang Ujang yang langsung pamit setelah memberikan makanannya pada ibu dan anaknya.  Sebab mang Ujang harus kembali ke warung nya karena banyak pelanggan yang datang saat sore hari seperti ini.

Terlihat ibu dan anak itu langsung melahap makanan yang baru saja di berikan oleh mang Ujang terlihat bahwa keduanya begitu kelaparan, dan mereka memang sedari pagi sampai sore hari menahan lapar, beruntung mang Ujang memberikan makanan kepada mereka sehingga mereka terselamatkan dari kelaparan. Uang yang mereka terima dari mang ujang juga mereka simpan, persiapan jika mereka nanti membutuhkannya.

*****

Tawamu tidak lagi selepas dulu, kamu pun mulai menghindar dari banyak orang, tatapanmu menyimpan banyak beban, bahkan kau lupa kapan terakhir kali kau mengenali dirimu sendiri.

Aazeena abiya Damian

Tidak bisa berbohong meskipun sudah berusaha untuk tetap baik baik saja, nyatanya kejadian di masa lalu sudah memberi luka dan kini meninggalkan bekas dalam diri aazeena sehingga gadis itu memiliki rasa takut tak ingin kembali kecewa.

aazeena bersyukur kakaknya mengajak jalan hari ini, rasanya hari hari aazeena kembali berwarna.

Episodes
1 bab 1 Terluka
2 bab 2 Pasrah
3 bab 3 kekecewaan keluarga wijaya
4 bab 4 Beruntung
5 bab 5 Sahabat
6 bab 6 Sahabat
7 bab 7 Rencana Our Time
8 bab 8 Mawar Berduri
9 bab 9 Shopping Time
10 bab 10 Makan Malam Bersama
11 bab 11 Berbagi
12 bab 12 Rencana aazeen dan Miranda
13 bab 13 Miranda Nyebelin
14 bab 14 Taman
15 bab 15 Dia?
16 bab 16 Tawa Mereka
17 bab 17 Kebahagiaan
18 bab 18 Bertemu Kembali
19 bab 19 Abrisam
20 bab 20 Aku Lelah
21 bab 21 Di rendahkan
22 bab 22 Resto
23 bab 23 Hari yang Menyebalkan
24 bab 24 Pulang
25 Informasi Visual Tokoh
26 bab 25 Bertemu Sahabat Lama
27 bab 26 Prancis
28 bab 27 Rencana Kerjasama
29 bab 28 Tak Terduga
30 bab 29 Undangan
31 bab 30 Support Sistem
32 bab 31 Ayah Adalah Cinta Pertama Anak Perempuan
33 bab 32 Serba Kebetulan
34 bab 33 Terpaku
35 bab 34 Grand Opening by Zee
36 bab 35 Keluarga
37 bab 36 Cold Urticaria
38 bab 37 Malu
39 bab 38 Dakwah
40 bab 39 Hari Pernikahan
41 bab 40 Puncak Menara Eiffel
42 bab 41 SEMPURNA
43 bab 42 Sudah Kelewatan
44 bab 43 Ibarat Cermin Dia Sudah Pecah Berkeping Keping
45 bab 44 Wise
46 bab 45 Jadi khawatir
47 bab 46 Rapat
48 bab 47 Makan siang
49 bab 48 Rindu
50 bab 49 Resah
51 bab 50 Foto Model
52 bab 51 Jadi Aneh
53 bab 52 Kenalan
54 bab 53 Sepihak
55 bab 54 Cinta Sendiri
56 bab 55 Merasa Menyerah
57 bab 56 Flashback
58 bab 57 Alasan Hidup
59 bab 58 Flashback (Dia?)
60 bab 59 Ditolak
61 bab 60 Bimbang
62 bab 61 sakit
63 bab 62 Dia Membantuku
64 bab 63 N2
65 bab 64 Naina & Narendra
66 bab 64 Wanita Wanita Hebat
67 bab 65 Malah Berantem
68 bab 66 Shopping Dadakan
69 bab 67 Sekretaris
70 bab 68 OTW
71 bab 69 Rahasia
72 bab 70 Mereka?
73 bab 71 Pemandangan
74 bab 72
75 bab 73
76 bab 74
77 bab 75 flashback
78 bab 76 flashback 2
79 flashback 3
80 bab 80 Melepas Rindu Ala Zee dan Abi
81 bab 81
82 bab 82
83 Bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 Draft
87 bab 87
88 bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
bab 1 Terluka
2
bab 2 Pasrah
3
bab 3 kekecewaan keluarga wijaya
4
bab 4 Beruntung
5
bab 5 Sahabat
6
bab 6 Sahabat
7
bab 7 Rencana Our Time
8
bab 8 Mawar Berduri
9
bab 9 Shopping Time
10
bab 10 Makan Malam Bersama
11
bab 11 Berbagi
12
bab 12 Rencana aazeen dan Miranda
13
bab 13 Miranda Nyebelin
14
bab 14 Taman
15
bab 15 Dia?
16
bab 16 Tawa Mereka
17
bab 17 Kebahagiaan
18
bab 18 Bertemu Kembali
19
bab 19 Abrisam
20
bab 20 Aku Lelah
21
bab 21 Di rendahkan
22
bab 22 Resto
23
bab 23 Hari yang Menyebalkan
24
bab 24 Pulang
25
Informasi Visual Tokoh
26
bab 25 Bertemu Sahabat Lama
27
bab 26 Prancis
28
bab 27 Rencana Kerjasama
29
bab 28 Tak Terduga
30
bab 29 Undangan
31
bab 30 Support Sistem
32
bab 31 Ayah Adalah Cinta Pertama Anak Perempuan
33
bab 32 Serba Kebetulan
34
bab 33 Terpaku
35
bab 34 Grand Opening by Zee
36
bab 35 Keluarga
37
bab 36 Cold Urticaria
38
bab 37 Malu
39
bab 38 Dakwah
40
bab 39 Hari Pernikahan
41
bab 40 Puncak Menara Eiffel
42
bab 41 SEMPURNA
43
bab 42 Sudah Kelewatan
44
bab 43 Ibarat Cermin Dia Sudah Pecah Berkeping Keping
45
bab 44 Wise
46
bab 45 Jadi khawatir
47
bab 46 Rapat
48
bab 47 Makan siang
49
bab 48 Rindu
50
bab 49 Resah
51
bab 50 Foto Model
52
bab 51 Jadi Aneh
53
bab 52 Kenalan
54
bab 53 Sepihak
55
bab 54 Cinta Sendiri
56
bab 55 Merasa Menyerah
57
bab 56 Flashback
58
bab 57 Alasan Hidup
59
bab 58 Flashback (Dia?)
60
bab 59 Ditolak
61
bab 60 Bimbang
62
bab 61 sakit
63
bab 62 Dia Membantuku
64
bab 63 N2
65
bab 64 Naina & Narendra
66
bab 64 Wanita Wanita Hebat
67
bab 65 Malah Berantem
68
bab 66 Shopping Dadakan
69
bab 67 Sekretaris
70
bab 68 OTW
71
bab 69 Rahasia
72
bab 70 Mereka?
73
bab 71 Pemandangan
74
bab 72
75
bab 73
76
bab 74
77
bab 75 flashback
78
bab 76 flashback 2
79
flashback 3
80
bab 80 Melepas Rindu Ala Zee dan Abi
81
bab 81
82
bab 82
83
Bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
Draft
87
bab 87
88
bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!