bab 8 Mawar Berduri

"aazeen" panggil bizar saat melihat aazeen berjalan di koridor kampus sendirian. Abizar adalah teman kuliah aazeen namun berbeda jurusan, bizar dari jurusan arsitektur, abizar juga sedang S2 di kampus ini sekarang hanya saja, jika menyangkut usia tentu saja abizar lebih dewasa di bandingkan aazeen. Dan jugaa aazeen adalah mahasiswi termuda  di kampusnya, jika ditanya bagaimana abizar mengenal aazeen sedangkaj mereka saja beda jurusan maka jawabannya adalah karena aazeen memang terkenal di kampusnya. Mahasiswi cantik, anggun dan cerdas hampir seluruh mahasiswa dan mahasiswi di kampus tersebut mengenal aazeen.

Banyak pria yang ingin mendekati aazeena hanya saja mereka sudah kalah sebelum berperang. Aazeen begitu membatasi interaksi  antara dirinya dan laki laki selain keluarga nya.

Jadi bisa dibayangkan bagaimana sulitnya untuk bisa mendapatkan aazeen.

"Iya? " Jawab aazeen berbalik, setelah mendengar ada yang memanggil namanya.

"Hari ini kamu sibuk engga?" Tanya abizar lagi.

"Seperti nya iya, kenapa kak?" Tanya aazeen lagi dengan suara lembut nya. Aazeen tidak terlalu mengenal abizar tapi aazeen lumayan tau tentang pemuda yang saat ini ada di hadapannya, abizar cukup terkenal di program studi S2 karena pemuda itu tampan dan berkarisma banyak yang mengejar pemuda itu, hanya saja aazeen tidak termasuk di dalamnya.

"Ohh, sibuk ya? Aku mau ke butik kamu, mami ku katanya sudah pesan barang di butikmu via online, dan meminta aku untuk ambil nanti saat pulang kuliah" kata abizar. Pemuda itu berharap aazeen mau pulang bersamanya sehingga mereka bisa pergi kebutik milik aazeen sekalian, jujur saja abizar memang menyukai aazeen dari sejak pertama kali abizar bertemu aazeen gadis cantik dan anggun yang abizar yakini bahwa bukan hanya dia yang tertarik dengan aazeen dan itu juga adalah fakta yang sesungguhnya abizar bukanlah satu satunya. Melainkan hanya menjadi salah satunya dari banyak nya laki laki yang mengejar aazeen.

"Ooh ya? Engga papa kak, nanti langsung aja ke butik, sebutkan aja barang apa yang dipesan dan atas nama siapa. Nanti akan ada yang melayani kakak dan memberikan pesanan ke kakak sesuai dengan apa yang telah di pesan mami kakak." Kata aazeen lagi.

"Oh begitu yaa, baiklah terimakasih" kata bizar lagi.

Aazeen hanya mengangguk dan tersenyum tipis setalah itu, gadis cantik itu pamit dan berjalan menuju ke kelasnya sebab sebentar lagi kata kuliah akan dimulai.

Bizar memperhatikan aazeen sampai gadis itu hilang ta terlihat lagi karena telah memasuki kelasnya. Ternyata memang sesulit itu untuk mendekati aazeena. Tapi abizar akan tetap berusaha dia tidak boleh menyerah. Abizar segera menyusul pergi ke kelasnya sebab sebentar lagi dosennya Pasti akan masuk, dan abizar tidak ingin terlambat.

Sedangkan aazeen Setelah sampai di dalam kelas gadis cantik itu duduk di tempat nya, ta lama setelah itu dosen yang mengajar masuk dan mata kuliah pun dimulai, aazeen fokus mendengarkan penjelasan dari dosennya.

*****

Selesai bertemu dengan klien abiyan kembali kekantornya, sore nanti abiyan akan menjemput sang adik kemudian mereka akan jalan bersama sesuai janjinya tadi kepada aazeen. Mereka pergi di sore hari sebab aazeen memberikan kabar bahwa ada tugas yang harus aazeen kerjakan dan ternyata tugas itu deadline nya hari ini, dosennya baru saja memberikan tugas namun harus selesai dalam waktu beberapa jam saja. Jadi aazeen harus menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu baru dirinya bisa pergi bersama sang kakak nanti. Abiyan pun tidak mempermasalahkan hal itu.

Dan siang ini, ternyata aamira bundanya datang ke kantor mengantarkan makan siang untuk dirinya dan sang ayah. Mereka berkumpul di ruang kerja abiyan, saat ini sambil menunggu waktu makan siang, ketiganya menyempatkan diri untuk saling berbagi cerita, atau memberikan kesempatan untuk masing masing dari mereka jika memang ada yang ingin di sampaikan.

"Kak, apakah kakak masih belum ingin menikah? " Tanya Amira hati hati Amira membuka obrolan dengan memberikan pertanyaan kepada putra sulungnya.

"Belum bund" jawab abiyan singkat.

"Tapi usia kakak sudah siap untuk menikah" kata Amira lagi.

Yaa putra sulung Amira saat ini berusia 25 tahun. Dan menurut Amira abiyan sudah pantas jika menikah dari segi usia, ilmu dan finansial yang dimiliki oleh abiyan.

"Menikah kan bukan karena usia Bun" kata abiyan lembut.

"Iya bunda tau nak, tapi bunda rasa kakak sudah siap jika dalam waktu dekat ini mengambil peran sebagai seorang ayah dan suami" kata Amira lagi.

"Benar kan yah?" Kata Amira meminta pendapat suaminya atas pernyataan nya barusan untuk putra sulungnya.

"Benar" kata Rafiq mengangguk dan membenarkan pernyataan sang istri.

"Huuufffff" abiyan menghela nafas sebelum akhirnya pemuda tampan itu melanjutkan "bund" panggil abiyan pada Amira sambil memegang tangan sang bunda dengan lembut. "Kakak belum akan menikah kalau adek belum menikah, kakak ingin maksimal jagain adek sampai dia menikah nanti" kata abiyan mengatakan alasannya kepada ayah dan bundanya.

"Tapi adek masih muda kak, adek baru 19 tahun, kakak sudah 25 bagiamana kalau jodoh adek datangnya waktu adek usia 20 an keatas. Usia kakak kan juga ikut bertambah nak." Kata Amira menanggapi alasan sang putra.

"Lagian adek bukan tanggung jawab kakak sepenuhnya, ada ayah dan bunda yang pasti akan menjaga nya" kata Rafiq menambahkan.

"Kakak tau yah, bund. Tapi kakak ingin menjaga adek sampai adek menemukan pendamping hidup yang baik dan bisa menjaga adek. Itu rencana kakak saat ini ayah, meski Kaka tau betul dengan apa yang ayah bilang bahwa adek memang bukan sepenuhnya tanggung jawab kakak saat ini. yaa kalau Allah ridho kakak senang, kalau jodoh kakak dulu yang datang ya itu sudah di luar kendali kakak, artinya Allah punya rencana sendiri  untuk kakak. Kakak hanya berpikir jika kakak sudah menikah, kakak akan lebih fokus ke keluarga kakak nantinya, dan kakak ga bisa fokus sama adek sepenuhnya. Kakak mau menemani setiap proses dalam hidup yang adek jalani ayah, Bun, kebahagiaan adek saat ini, prioritas kakak. Moments kakak bersama adek suatu hari akan terbatas yah. Saat dia sudah menikah dan kakak juga sudah menikah kita akan punya keluarga masing masing, dan saat ini kakak ingin menikmati semua momen bersama adek sebelum semua itu berubah ayah, bunda" kata abiyan menjelaskan dengan lembut.

Rafiq dan Amira tersenyum mereka tau betul bagaimana abiyan menyayangi aazeen, mereka hanya juga bukan memaksa abiyan untuk segera menikah. Rafiq dan Amira bukan orang tua yang seperti itu, mereka hanya ingin mendengar apa yang anaknya inginkan. Dan kalaupun ada kendala yang sedang abiyan hadapi Rafiq dan Amira jadi akan tau, sekarang semuanya jelas Rafiq dan Amira tau kenapa putra sulungnya belum memiliki rencana untuk menikah dan mereka mendukung keputusan abiyan.

Episodes
1 bab 1 Terluka
2 bab 2 Pasrah
3 bab 3 kekecewaan keluarga wijaya
4 bab 4 Beruntung
5 bab 5 Sahabat
6 bab 6 Sahabat
7 bab 7 Rencana Our Time
8 bab 8 Mawar Berduri
9 bab 9 Shopping Time
10 bab 10 Makan Malam Bersama
11 bab 11 Berbagi
12 bab 12 Rencana aazeen dan Miranda
13 bab 13 Miranda Nyebelin
14 bab 14 Taman
15 bab 15 Dia?
16 bab 16 Tawa Mereka
17 bab 17 Kebahagiaan
18 bab 18 Bertemu Kembali
19 bab 19 Abrisam
20 bab 20 Aku Lelah
21 bab 21 Di rendahkan
22 bab 22 Resto
23 bab 23 Hari yang Menyebalkan
24 bab 24 Pulang
25 Informasi Visual Tokoh
26 bab 25 Bertemu Sahabat Lama
27 bab 26 Prancis
28 bab 27 Rencana Kerjasama
29 bab 28 Tak Terduga
30 bab 29 Undangan
31 bab 30 Support Sistem
32 bab 31 Ayah Adalah Cinta Pertama Anak Perempuan
33 bab 32 Serba Kebetulan
34 bab 33 Terpaku
35 bab 34 Grand Opening by Zee
36 bab 35 Keluarga
37 bab 36 Cold Urticaria
38 bab 37 Malu
39 bab 38 Dakwah
40 bab 39 Hari Pernikahan
41 bab 40 Puncak Menara Eiffel
42 bab 41 SEMPURNA
43 bab 42 Sudah Kelewatan
44 bab 43 Ibarat Cermin Dia Sudah Pecah Berkeping Keping
45 bab 44 Wise
46 bab 45 Jadi khawatir
47 bab 46 Rapat
48 bab 47 Makan siang
49 bab 48 Rindu
50 bab 49 Resah
51 bab 50 Foto Model
52 bab 51 Jadi Aneh
53 bab 52 Kenalan
54 bab 53 Sepihak
55 bab 54 Cinta Sendiri
56 bab 55 Merasa Menyerah
57 bab 56 Flashback
58 bab 57 Alasan Hidup
59 bab 58 Flashback (Dia?)
60 bab 59 Ditolak
61 bab 60 Bimbang
62 bab 61 sakit
63 bab 62 Dia Membantuku
64 bab 63 N2
65 bab 64 Naina & Narendra
66 bab 64 Wanita Wanita Hebat
67 bab 65 Malah Berantem
68 bab 66 Shopping Dadakan
69 bab 67 Sekretaris
70 bab 68 OTW
71 bab 69 Rahasia
72 bab 70 Mereka?
73 bab 71 Pemandangan
74 bab 72
75 bab 73
76 bab 74
77 bab 75 flashback
78 bab 76 flashback 2
79 flashback 3
80 bab 80 Melepas Rindu Ala Zee dan Abi
81 bab 81
82 bab 82
83 Bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 Draft
87 bab 87
88 bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
Episodes

Updated 94 Episodes

1
bab 1 Terluka
2
bab 2 Pasrah
3
bab 3 kekecewaan keluarga wijaya
4
bab 4 Beruntung
5
bab 5 Sahabat
6
bab 6 Sahabat
7
bab 7 Rencana Our Time
8
bab 8 Mawar Berduri
9
bab 9 Shopping Time
10
bab 10 Makan Malam Bersama
11
bab 11 Berbagi
12
bab 12 Rencana aazeen dan Miranda
13
bab 13 Miranda Nyebelin
14
bab 14 Taman
15
bab 15 Dia?
16
bab 16 Tawa Mereka
17
bab 17 Kebahagiaan
18
bab 18 Bertemu Kembali
19
bab 19 Abrisam
20
bab 20 Aku Lelah
21
bab 21 Di rendahkan
22
bab 22 Resto
23
bab 23 Hari yang Menyebalkan
24
bab 24 Pulang
25
Informasi Visual Tokoh
26
bab 25 Bertemu Sahabat Lama
27
bab 26 Prancis
28
bab 27 Rencana Kerjasama
29
bab 28 Tak Terduga
30
bab 29 Undangan
31
bab 30 Support Sistem
32
bab 31 Ayah Adalah Cinta Pertama Anak Perempuan
33
bab 32 Serba Kebetulan
34
bab 33 Terpaku
35
bab 34 Grand Opening by Zee
36
bab 35 Keluarga
37
bab 36 Cold Urticaria
38
bab 37 Malu
39
bab 38 Dakwah
40
bab 39 Hari Pernikahan
41
bab 40 Puncak Menara Eiffel
42
bab 41 SEMPURNA
43
bab 42 Sudah Kelewatan
44
bab 43 Ibarat Cermin Dia Sudah Pecah Berkeping Keping
45
bab 44 Wise
46
bab 45 Jadi khawatir
47
bab 46 Rapat
48
bab 47 Makan siang
49
bab 48 Rindu
50
bab 49 Resah
51
bab 50 Foto Model
52
bab 51 Jadi Aneh
53
bab 52 Kenalan
54
bab 53 Sepihak
55
bab 54 Cinta Sendiri
56
bab 55 Merasa Menyerah
57
bab 56 Flashback
58
bab 57 Alasan Hidup
59
bab 58 Flashback (Dia?)
60
bab 59 Ditolak
61
bab 60 Bimbang
62
bab 61 sakit
63
bab 62 Dia Membantuku
64
bab 63 N2
65
bab 64 Naina & Narendra
66
bab 64 Wanita Wanita Hebat
67
bab 65 Malah Berantem
68
bab 66 Shopping Dadakan
69
bab 67 Sekretaris
70
bab 68 OTW
71
bab 69 Rahasia
72
bab 70 Mereka?
73
bab 71 Pemandangan
74
bab 72
75
bab 73
76
bab 74
77
bab 75 flashback
78
bab 76 flashback 2
79
flashback 3
80
bab 80 Melepas Rindu Ala Zee dan Abi
81
bab 81
82
bab 82
83
Bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
Draft
87
bab 87
88
bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!