10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman

Semakin hari Rega semakin menghindari Megan. Namun, Megan begitu curang. Dia meminta bantuan ayahnya supaya Rega bisa kembali dekat dengannya lagi.

"Regara Bumintara."

Suara dosen yang bernama Pak Bahar memanggil namanya. Rega pun menganggukkan kepala dengan sopan.

"Kenapa kamu menjauhi putri saya? Merugi kamu jikalau kamu gak bersama dia."

Pak Bahar menatap ke arah Megan yang sudah tersenyum begitu manis. Namun, Rega masih memasang wajah datar.

"Ini bukan urusan Anda, Pak. Seharusnya Anda tidak ikut campur dalam hal ini."

Jawaban Rega membuat mata Pak Bahar melotot. Mahasiswa semester tujuh itu begitu berani kepada dosennya sendiri.

"Lancang sekali jawaban kamu!" Suaranya pun sudah meninggi.

"Kalau kamu tidak bersama putri saya. Saya pastikan nilai kamu akan jelek."

Ancaman yang membuat Rega tak gentar. Dia malah tersenyum ke arah Pak Bahar.

"Lakukanlah, Pak."

Rega memutar tubuhnya dan meninggalkan Pak Bahar juga Megan yang merasa tak terima ditantang oleh Rega. Mereka terlihat murka.

Bukannya lancang, tapi sikap Pak Bahar amat tak profesional. Mengancam dirinya hanya karena dia perlahan menjauhi Megan. Sikap Megan-lah yang membuat Rega hilang rasa. Manja, kekanak-kanakan juga posesif. Padahal mereka masih berteman, tapi sudah seperti itu.

Rega kembali teringat akan Reyn. Dia berusaha mencari tahu keberadaan Reyn. Bertanya kepada teman-teman sekelas Reyn. Namun, mereka mengatakan tidak tahu.

Ketiga sahabat Rega bukan tak mau membantu. Tapi, mereka ingin tahu sebesar apa usaha Rega untuk mencari Reyn. Mereka tidak akan ikut andil karena itu murni kesalahan Rega. Dialah yang harus menanggung risiko itu.

Hampir setiap hari Megan datang menemui Rega. Namun, Rega bersikap dingin dan datar. Bahkan tak menganggap Megan ada.

"Rega! Kamu dengar aku gak sih?" Megan sudah sangat emosi di depan ketiga sahabat Rega.

Rega yang tengah menyesap sebatang rokok mulai menegakkan kepala. Membuang asap rokok tepat di wajah Megan hingga perempuan itu terbatuk.

"Lu punya kaki. Jalan sendiri!"

Rega sudah sangat muak dengan sikap manja Megan yang terus meminta menemaninya. Rengekan Megan melebihi rengekan anak kecil yang minta mainan. Sungguh membuat Rega sangat emosi.

"Rega, kamu mau dapat nilai C." Ancaman mulai Megan keluarkan.

Ketiga sahabat Rega sangat terkejut mendengar ancaman dari Megan. Namun, Rega malah menyunggingkan senyum sinisnya.

"Silahkan lakukan. Aku gak takut."

Ketiga sahabat Rega malah saling pandang. Mereka tidak mau sahabat pintar mereka tak lulus hanya karena perempuan sialan.

Rega beranjak dari sana. Pikirannya sedang kacau dan Megan membuat suasana hatinya lebih kacau. Kepergian Reyn yang tanpa jejak membuat perasaannya tak karuhan. Ada ketakutan yang bersarang. Ya, dia takut Reyn pergi dan tak akan kembali.

Ketika lelah dalam segala hal, Rega menghampiri ibunya yang tengah menonton televisi di saat malam tiba. Dia meletakkan kepalanya di atas paha sang mama. Refleks Bu Gendis mengusap lembut rambut hitam sang putra.

"Ke mana lagi Rega harus mencari Reyn?" Nada sedikit frustasi terdengar.

"Apa kamu sadar kamu itu sudah menyakiti Reyn?" Rega tak menjawab. Mulutnya begitu kelu.

"Wajar jika kamu menerima semua."

Bukannya membela Bu Gendis malah semakin memojokkan sang putra. Rega pun sedikit tak terima.

"Ma--"

"Jika, kamu tak bisa membalas cinta Reyn. Janganlah kamu menyakiti hatinya. Tanpa kamu sadari, membawa Megan ke toko sangat menyakiti perasaan Reyn. Hanya saja Reyn tak mengungkapkannya."

Bayangan wajah datar Reyn kini menari di kepala Rega. Dia teringat bagaimana respon Reyn terhadap Megan. Dia selalu memasang wajah tak suka kepada perempuan yang pernah menjadi cinta monyetnya.

"Reyn sangat tak pantas untuk disakiti, Nak. Menurut Mama, dia sangat layak mendapat balasan cinta dari kamu. Tiga tahun bukan waktu yang sebentar. Harusnya juga kamu peka."

Rega mulai menegakkan tubuhnya dan menatap ibunya dengan begitu dalam.

"Selama ini kamu tak menyadari bahwa tubuh kamu sangat menerima Reyn. Bahkan ketika Reyn merangkul mesra lengan kamu, kamu tak merasa risih. Malah kamu terlihat enjoy. Padahal, kamu adalah anak yang sangat menjaga social distancing."

Rega mencerna ucapan sang mama. Semua yang dikatakan Bu Gendis benar adanya. Sebawel-bawelnya Reyn, dia tak pernah merasa terganggu. Sikap manja Reyn malah membuat dia senang. Setiap hari dirangkul bak pasangan oleh Reyn dia tak pernah mempermasalahkan.

"Kamu itu menyayangi Reyn, Nak. Tapi, hatimu sudah ditutup kenyamanan hingga tak menyadari akan perasaanmu sendiri."

"Kamu lebih memilih cinta masa lalu yang semu dibanding orang baru yang begitu tulus mencintai kamu."

Mulut Rega semakin terbungkam. Hatinya mulai terbuka ketika sang mama menjelaskan panjang sekali.

.

Sebulan sudah Reyn pergi. Tak ada seorang pun yang tahu di mana Reyn berada. Wajah tak bergairah begitu kentara. Ketiga sahabatnya pun mulai mengiba. Setiap hari Rega selalu mencari Reyn. Terus mengirim pesan berharap ceklis itu berubah menjadi centang biru.

Jamal mendekat. Dia melihat Rega begitu frustasi. Rokok akan menjadi sahabatnya jika tengah seperti itu.

"Coba lu tanya sama Rayyan."

Rega yang baru menyesap rokok menatap bingung ke arah Jamal. Dia tak mengerti apa yang diucapkan sahabatnya itu.

"Rayyan?"

"Waktu Reyn pingsan di ruang kesehatan, dia yang bawa Reyn pulang. Dan dia manggil Reyn Empok."

"Empok?"

"Gua, Dafa sama Joni yakin dia itu saudara Reyn. Jadi--"

"Kenapa lu gak bilang dari awal, Bang sat!" Rega pun sedikit murka.

"Kita pengen tahu se-effort apa lu nyari Reyn." Joni membalasnya dengan begitu lantang.

Sekarang Rega sudah mencari Rayyan. Dia benar-benar ingin tahu di mana Reyn berada.

"Itu, Bang!" tunjuk seseorang ke arah lelaki tampan yang baru saja keluar kelas.

Rega segera memanggil Rayyan. Dahi Rayyan pun mengkerut melihat seseorang berlari ke arahnya.

"Di mana Reyn?"

Rayyan pun berdecih. Aliran darahnya mulai naik ketika dia melihat langsung orang yang dicintai kakaknya secara ugal-ugalan.

"Gua ingin ketemu dia."

"Buat apa lu ketemu Reyn? Buat nyakitin Reyn lebih parah lagi?"

"Enggak. Gua pengen minta maaf dan jelasin semuanya." Rayyan pun tersenyum amat tipis.

"Maaf lu udah basi dan penjelasan lu gak akan merubah kondisi Reyn sekarang."

Rayyan mendekat ke arah Rega. Dia menarik kerah baju Rega tanpa takut dan mata yang memerah.

"Andai saja Reyn mengijinkan gua lukain lu, akan gua bunuh lu dengan tangan gua sendiri!"

Amarah Rayyan harus terhenti ketika suara seorang pria memanggil namanya. Dan berdiri tak jauh dari tempatnya.

"Pangpang--"

"Semua orang sudah ada di Bandara."

Rayyan mulai melepaskan kerah baju Rega. Sorot matanya sudah menunjukkan hal yang berbeda.

"Mami dan Papi lu pun sudah terbang dari Zurich."

Anggukan kecil dari pria tampan itu membuat Rayyan segera berlari. Rega menatap mereka dengan penuh kebingungan.

"Rega!"

Suara Jamal sudah menggema hingga pandangannya teralihkan. Napasnya pun sudah sangat terengah-engah.

"Dipanggil Pak Bahar."

Rega menatap kesal ke arah Megan yang sedang menangis di pelukan Pak Bahar. Tatapan nyalang Pak Bahar tak membuat Rega takut sedikit pun.

"Setetes air mata yang keluar dari mata Megan akan menjadi petaka untuk hasil akhir kamu." Kalimat yang tak main-main dapat Rega dengar dengan jelas.

"Saya tidak takut, Pak. Lakukanlah!" balas Rega dengan begitu lantang.

"Saya pastikan Anda bahkan universitas ini akan berurusan dengan Tuan Abimana, lawyer terbaik di negeri ini yang tak lain adalah ayah kandung saya."

...*** BERSAMBUNG ***...

Kencengin atuh komennya ...

Terpopuler

Comments

Medy Jmb

Medy Jmb

Ternyata Rega anak orang kaya? tapi knp ayahnya bercerai sama ibunya?

2024-11-01

0

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

Tuan Abimana siapa ya Thor

2024-08-28

0

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

songong lu Bahar....😠

2024-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cinta Dalam Diam
2 2. Customer 100 Roti
3 3. Mulai Ugal-ugalan
4 4. Congratulation
5 5. Kembalinya Masa Lalu
6 6. Reyn Di Bawah Rain
7 7. Jangan Salahkan Dia
8 8. Berharap Ada Keajaiban
9 9. Tak Mau Menyakiti
10 10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman
11 11. Masih Tetap Mencari
12 12. Asisten Manager
13 13. Dia Kira Mudah, Ternyata Salah
14 14. Goals Terakhir
15 15. Tak Patah Arang
16 16. Tidak Nyaman
17 17. Terluka Membawa Bahagia
18 18. Cinta Pandangan Pertama
19 19. Banyak Bicara
20 20. Botol Obat
21 21. Empat Tahun Yang Lalu
22 22. Wajah Merah Padam
23 23. Penuh Kejutan
24 24. Keras Kepala
25 25. Tersiksa Rasa Cinta
26 26. Cinta Yang Besar
27 27. Begitu Cepat
28 28. Plot Twist
29 29. Hutang Nyawa
30 30. Takut
31 31. Jangan Dilepaskan Genggaman Tangannya
32 32. Rega vs Tiga Pria Garang
33 33. Kejutan Demi Kejutan
34 34. Restu Terakhir
35 35. Cinta Yang Besar
36 36. Ketulusan
37 37. Mimpi (Awan Hitam)
38 38. Physical Love
39 39. Persiapan Pernikahan
40 40. Tahap Selanjutnya Sampai Akad
41 41. ICU
42 42. Kejutan Yang Bersamaan
43 43. Tak Terduga
44 44. Merindukan Tanpa Bisa Memandang
45 45. Fokus Pada Kebahagiaan
46 46. Sudah Diperbolehkan Pulang
47 47. Tiga Bulan Kemudian
48 48. Hadiah
49 49. Si Boy
50 50. Terlambat Mencintai
51 Bonchap
52 Bonchap Akhir
53 New Story
Episodes

Updated 53 Episodes

1
1. Cinta Dalam Diam
2
2. Customer 100 Roti
3
3. Mulai Ugal-ugalan
4
4. Congratulation
5
5. Kembalinya Masa Lalu
6
6. Reyn Di Bawah Rain
7
7. Jangan Salahkan Dia
8
8. Berharap Ada Keajaiban
9
9. Tak Mau Menyakiti
10
10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman
11
11. Masih Tetap Mencari
12
12. Asisten Manager
13
13. Dia Kira Mudah, Ternyata Salah
14
14. Goals Terakhir
15
15. Tak Patah Arang
16
16. Tidak Nyaman
17
17. Terluka Membawa Bahagia
18
18. Cinta Pandangan Pertama
19
19. Banyak Bicara
20
20. Botol Obat
21
21. Empat Tahun Yang Lalu
22
22. Wajah Merah Padam
23
23. Penuh Kejutan
24
24. Keras Kepala
25
25. Tersiksa Rasa Cinta
26
26. Cinta Yang Besar
27
27. Begitu Cepat
28
28. Plot Twist
29
29. Hutang Nyawa
30
30. Takut
31
31. Jangan Dilepaskan Genggaman Tangannya
32
32. Rega vs Tiga Pria Garang
33
33. Kejutan Demi Kejutan
34
34. Restu Terakhir
35
35. Cinta Yang Besar
36
36. Ketulusan
37
37. Mimpi (Awan Hitam)
38
38. Physical Love
39
39. Persiapan Pernikahan
40
40. Tahap Selanjutnya Sampai Akad
41
41. ICU
42
42. Kejutan Yang Bersamaan
43
43. Tak Terduga
44
44. Merindukan Tanpa Bisa Memandang
45
45. Fokus Pada Kebahagiaan
46
46. Sudah Diperbolehkan Pulang
47
47. Tiga Bulan Kemudian
48
48. Hadiah
49
49. Si Boy
50
50. Terlambat Mencintai
51
Bonchap
52
Bonchap Akhir
53
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!