15. Tak Patah Arang

Es cokelat kesukaan Reyn sudah ada di atas meja. Kali ini, Rega sendiri yang meletakkannya.

"Kayaknya harus pulang malam. Masih banyak laporan yang harus kita periksa."

"Its okay."

Dinginnya masih sama, ketusnya masih sama. Namun, Rega tak menyerah. Dia tetap mendekat meskipun sering ditolak.

Ketika di mode serius, Reyn begitu cantik. Rega sangat terpana akan kecantikan wanita yang dulu pernah mengejarnya. Namun, sekarang berbalik dialah yang mengejar Reyn secara ugal-ugalan.

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Reyn. Dia meregangkan otot lehernya yang terasa kaku.

"Istirahat aja dulu. Nanti terusin lagi."

"Nanggung."

Rega menggelengkan kepala mendengar jawaban Reyn yang begitu singkat. Dia teringat ketika mereka begitu dekat di mana Reyn akan bersikap seperti itu jikalau tengah merajuk.

"Benar kata Mama, masih ada bagian dari diri Reyn yang tidak hilang."

Sudah mengurut dahi, meregangkan otot leher, sudah juga meminum kopi. Tapi, tetap saja dia tak menemukan hasil dari laporan tersebut. Reyn melirik ke arah Rega yang sedari tadi anteng. Ada sedikit keraguan, tapi jika dia tetap diam dia yang akan pusing sendiri.

Reyn beranjak dari tempatnya dan menghampiri Rega dengan membawa laporan yang membuatnya pusing tujuh keliling. Bingung harus mulai dari mana. Akhirnya, mulut Reyn pun terbuka.

"Pak Rega."

Sang empunya nama menoleh. Dahi Rega mengkerut ketika melihat laporan yang disodorkan oleh Reyn.

"Udah dua jam tetap gak akur hasilnya."

Rega pun tersenyum. Dia membuka laporan yang Reyn berikan. Memeriksanya dengan begitu teliti.

"Ini biar saya yang kerjakan. Kamu kerjakan yang lain saja."

Reyn pun mengangguk. Ketika Rega melihat ke arah asistennya itu, wajah pucat Reyn terlihat dengan jelas. Dia segera berdiri. Dan punggung tangannya segera dia letakkan di kening Reyn. Tubuh Reyn pun menegang karena terkejut.

"Kamu sakit?" Wajah paniknya begitu kentara.

"I'm okay."

"Reyn, istirahatlah. Jangan dipaksa."

Suara Rega sudah melemah. Wajah penuh kecemasan terlihat begitu jelas. Rega menarik tangan Reyn dengan begitu lembut menuju sofa panjang khusus tamu.

"Istirahatlah di sini."

Bantal sofa sudah dia rapikan supaya Reyn merasa nyaman. Reyn hanya terdiam karena Rega begitu cepat melakukan semuanya.

"Kalau kamu gak bisa pulang malam. Enggak apa-apa biar saya yang--"

"Saya gak apa-apa. Serius." Reyn mencoba menyudahi rasa cemas Rega.

"Tapi, kamu harus tetap istirahat. Kamu sudah terlalu keras bekerja."

Rega sudah menutupi bagian kaki Reyn dengan selimut karena hari ini Reyn memakai rok. Perlahan dia merebahkan tubuh Reyn ke atas sofa, dan menyuruhnya untuk tidur.

"Aku gak mau melihat kamu sakit."

Kalimat itu sudah bukan kalimat antara atasan dengan bawahan, tapi kalimat yang keluar dari lubuk hati Rega terdalam.

Reyn tak bisa berkata sama sekali. Empat tahun mampu merubah sikap seseorang, contohnya sikap Rega sekarang.

Tak ada niatan untuk tidur, tapi mata Reyn sudah terpejam dengan begitu rapat. Rega tersenyum ketika melihat wanita yang dia sayang kini sudah beristirahat. Dia mulai menghampiri Reyn. Memastikan Reyn dalam kondisi aman.

Anak rambut yang hampir menutupi wajah Reyn sudah Rega benarkan. Kecantikan Reyn semakin ke sini semakin bertambah. Apalagi, Rega melihatnya dari jarak dekat.

"Aku sungguh mencintai kamu, Reyn. Sungguh."

Rega kembali ke mejanya, ketika melewati ponsel milik Reyn yang menyala membuatnya penasaran. Pop up pesan muncul di layar.

"Jangan lupa minum obat, Reyn. Dan setelah lembur langsung temui dokter, ya."

Tatapan Rega kini tertuju pada Reyn yang terlelap. Dia mulai mencerna pesan yang muncul dan nama Mami tertera di sana..

"Obat, temui dokter. Apa dia sakit?"

.

Reyn kembali bekerja setelah dia terbangun dari tidurnya. Rega melarang Reyn untuk pulang malam karena sebagian pekerjaannya sudah Rega selesaikan. Namun, Reyn tidak mau. Dia tetap akan pulang malam.

"Keras kepalanya masih sama," gumam Rega dan terdengar oleh Reyn.

Sontak Reyn menatap tajam ke arah Rega yang dibalas senyum oleh lelaki tersebut.

"Kita makan dulu sebelum lanjut kerja."

"Enggak usah."

Rega yang memang sudah berdiri dan melangkahkan kaki menuju Reyn mulai menarik lembut tangan asistennya itu.

"Aku gak mau gara-gara pulang malam kamu sakit. Aku ingin selalu lihat kamu setiap hari."

"Maaf, Pak. Saya gak suka dipaksa."

Jawaban dari bibir Reyn membuat Rega melepaskan tangannya. Reyn kembali fokus pada lembaran laporan.

Kalimat Reyn terkadang menyakitkan, tapi tak membuat Rega patah arang. Dia tetap harus berjuang karena dia meyakini masih ada rasa sayang yang masih bersarang di hati wanita yang pernah mengejarnya secara ugal-ugalan.

Rega memilih untuk mundur dan duduk di kursinya lagi. Dia pun kembali fokus pada pekerjaannya kembali.

Jam sembilan malam perkejaan Rega selesai. Begitu juga dengan Reyn yang sudah menutup laptopnya. Hembusan napas penuh kelegaan keluar dari bibirnya.

Setelah memasukkan semua barangnya, dia keluar dari ruangan Rega. Namun, Rega segera mengejarnya dengan langkah lebar karena dia ingin mengantar Reyn pulang.

"Saya sudah ada yang jemput."

"Pacar kamu kemarin itu?"

Dahi Reyn mengkerut. Kedua alisnya pun ikut menukik.

"Aku gak akan mundur untuk mengejar kamu sampai kata sah terucap dari bibir saksi."

Reyn menggelengkan kepalanya dengan mimik wajah datar mendengar ucapan Rega. Dia memilih fokus menunggu lift terbuka daripada mendengar ucapan aneh managernya itu.

Perlahan Reyn menoleh ke arah Rega ketika dia merasakan tangannya digenggam dengan begitu erat.

"Bukankah ini yang kamu suka?"

Reyn mencoba untuk melepaskan genggaman tangan Rega. Tapi, Rega semakin menggenggamnya dengan erat.

"Kan saya udah bilang kalau waktu--"

"Banyak merubah segalanya. Tapi, di mata aku kamu tetap wanita yang sama. Wanita yang terlambat aku cintai."

Mulut Reyn seketika terbungkam. Manik matanya pun terkunci mendengar perkataan Rega.

"Aku sungguh mencintai kamu, Reyn."

Pintu lift terbuka, Rega segera menarik penuh kelembutan tangan yang dia genggam. Kini, hanya mereka berdua yang ada di dalam lift. Dan Rega sama sekali tak mau melepaskan genggaman erat tangannya. Hingga Reyn pun tak bisa berkutik.

Lift sudah mulai terbuka, suara Reyn pun ikut terbuka.

"Saya mohon lepaskan tangan saya karena saya tidak ingin muncul rumor yang tidak saya sukai."

Reyn berkata tanpa menoleh sedikit pun. Pintu lift pun terbuka. Reyn menatap datar ke arah Rega dan genggaman tangan itupun Rega lepaskan. Reyn keluar lebih dulu meninggalkan Rega.

Berlari untuk mengejar Reyn itulah yang Rega lakukan. Dia ingin tahu wajah pacar Reyn karena seminggu yang lalu tertutup masker dan topi.

Namun, langkah Rega terhenti ketika dia melihat seorang pria penuh kharisma dan terkenal bengis dalam membasmi tikus-tikus kantor juga para musuhnya ada di depan Wiguna Grup. Kedua alisnya beradu ketika Reyn berlari ke arah pria itu.

"Mau ngapa--"

"Papi!"

Rega begitu terkejut dan jantungnya hampir terlepas pasa mendengar kata yang keluar dari mulut Reyn.

"Pa-pa-pi? R-reyn, dia--"

...*** BERSAMBUNG ***...

Masih gak mau komen? No no double up, ya.

Terpopuler

Comments

Medy Jmb

Medy Jmb

Restu

2024-11-01

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃

2024-09-10

0

Saadah Rangkuti

Saadah Rangkuti

siapaa 🤔🤔

2024-08-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cinta Dalam Diam
2 2. Customer 100 Roti
3 3. Mulai Ugal-ugalan
4 4. Congratulation
5 5. Kembalinya Masa Lalu
6 6. Reyn Di Bawah Rain
7 7. Jangan Salahkan Dia
8 8. Berharap Ada Keajaiban
9 9. Tak Mau Menyakiti
10 10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman
11 11. Masih Tetap Mencari
12 12. Asisten Manager
13 13. Dia Kira Mudah, Ternyata Salah
14 14. Goals Terakhir
15 15. Tak Patah Arang
16 16. Tidak Nyaman
17 17. Terluka Membawa Bahagia
18 18. Cinta Pandangan Pertama
19 19. Banyak Bicara
20 20. Botol Obat
21 21. Empat Tahun Yang Lalu
22 22. Wajah Merah Padam
23 23. Penuh Kejutan
24 24. Keras Kepala
25 25. Tersiksa Rasa Cinta
26 26. Cinta Yang Besar
27 27. Begitu Cepat
28 28. Plot Twist
29 29. Hutang Nyawa
30 30. Takut
31 31. Jangan Dilepaskan Genggaman Tangannya
32 32. Rega vs Tiga Pria Garang
33 33. Kejutan Demi Kejutan
34 34. Restu Terakhir
35 35. Cinta Yang Besar
36 36. Ketulusan
37 37. Mimpi (Awan Hitam)
38 38. Physical Love
39 39. Persiapan Pernikahan
40 40. Tahap Selanjutnya Sampai Akad
41 41. ICU
42 42. Kejutan Yang Bersamaan
43 43. Tak Terduga
44 44. Merindukan Tanpa Bisa Memandang
45 45. Fokus Pada Kebahagiaan
46 46. Sudah Diperbolehkan Pulang
47 47. Tiga Bulan Kemudian
48 48. Hadiah
49 49. Si Boy
50 50. Terlambat Mencintai
51 Bonchap
52 Bonchap Akhir
53 New Story
Episodes

Updated 53 Episodes

1
1. Cinta Dalam Diam
2
2. Customer 100 Roti
3
3. Mulai Ugal-ugalan
4
4. Congratulation
5
5. Kembalinya Masa Lalu
6
6. Reyn Di Bawah Rain
7
7. Jangan Salahkan Dia
8
8. Berharap Ada Keajaiban
9
9. Tak Mau Menyakiti
10
10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman
11
11. Masih Tetap Mencari
12
12. Asisten Manager
13
13. Dia Kira Mudah, Ternyata Salah
14
14. Goals Terakhir
15
15. Tak Patah Arang
16
16. Tidak Nyaman
17
17. Terluka Membawa Bahagia
18
18. Cinta Pandangan Pertama
19
19. Banyak Bicara
20
20. Botol Obat
21
21. Empat Tahun Yang Lalu
22
22. Wajah Merah Padam
23
23. Penuh Kejutan
24
24. Keras Kepala
25
25. Tersiksa Rasa Cinta
26
26. Cinta Yang Besar
27
27. Begitu Cepat
28
28. Plot Twist
29
29. Hutang Nyawa
30
30. Takut
31
31. Jangan Dilepaskan Genggaman Tangannya
32
32. Rega vs Tiga Pria Garang
33
33. Kejutan Demi Kejutan
34
34. Restu Terakhir
35
35. Cinta Yang Besar
36
36. Ketulusan
37
37. Mimpi (Awan Hitam)
38
38. Physical Love
39
39. Persiapan Pernikahan
40
40. Tahap Selanjutnya Sampai Akad
41
41. ICU
42
42. Kejutan Yang Bersamaan
43
43. Tak Terduga
44
44. Merindukan Tanpa Bisa Memandang
45
45. Fokus Pada Kebahagiaan
46
46. Sudah Diperbolehkan Pulang
47
47. Tiga Bulan Kemudian
48
48. Hadiah
49
49. Si Boy
50
50. Terlambat Mencintai
51
Bonchap
52
Bonchap Akhir
53
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!