3. Mulai Ugal-ugalan

Masih memikirkan sosok pemesan seratus roti, suara sang ibu membuat Rega menoleh. Senyum teduh ibu Gendis selalu membuat hati Rega menghangat.

"Mama punya kabar baik." Wajah bahagianya terlihat begitu jelas.

Rega mendengarkan dengan seksama. Dia yakin kabar baiklah yang akan ibunya berikan.

"Customer seratus roti Mama butuh guru les private."

Dahi Rega mengkerut. Urusannya apa dengan Rega. Begitulah yang ingin sekali Rega katakan. Namun, dia tak ingin menyela ibunya.

"Mama menyarankan kamu kepadanya. Dan dia langsung mau."

Mulut Rega pun menganga. Sungguh ibunya tak bisa ditebak. Padahal, waktu itu dia hanya bercanda ingin mencari pekerjaan sampingan yang tak memakan waktu banyak, yakni jadi guru les private.

"Tapi, Ma. Waktu itu Rega bercanda."

"Enggak apa-apa, Ga. Uangnya kan bisa kamu tabung. Namanya juga Mama cuma ngandelin toko. Kadang rame kadang sepi."

Rega pun mengangguk. Dia tak akan membantah kemauan sang ibu. Toh, mengajar les bisa sekalian mengerjakan tugas kuliahnya.

Rega sudah menunggu calon muridnya. Untuk kedua kalinya dia terpana pada sosok yang baru masuk ke toko kue ibu Gendis.

Sapaan begitu sopan Reyn berikan. Dia juga tersenyum ke arah Rega yang masih membeku.

"Belajarnya di rumah Ibu aja ya, Neng."

"Iya, Bu."

Ibu Gendis berdecak kesal ketika melihat sang putra malah terdiam membeku. Dia memukul lengan Rega. Hingga akhirnya sang putra pun tersadar.

"Ajak ke rumah. Belajarnya di rumah aja."

Jarak rumah Rega dan toko hanya lima puluh meter. Mereka berdua berjalan tanpa membuka suara.

"Kamu kelas berapa?"

Tiba-tiba Rega memulai membuka percakapan. Reyn sedikit terkejut. Dia menatap ke arah Rega yang berjalan di sampingnya.

"Aku adik kelas Kak Rega."

Langkah Rega pun terhenti. Dia menukikkan kedua alisnya. Dia merasa tak pernah melihat Reyn.

"Malah aku pernah dibimbing Kak Rega ketika MPLS."

"Iyakah?" Rega masih tak percaya.

"Serius."

Di rumah ibu Gendis hanya ada mereka berdua. Suasana mendadak hening. Bingung mau memulai percakapan dari mana. Deheman Rega membuat Reyn menatap ke arah guru private-nya itu.

"Pelajaran apa yang gak kamu ngerti?"

Rega mulai pada inti saja. Reyn pun mengeluarkan buku yang dia bawa.

"Matematika," ujar Rega. Reyn pun mengangguk.

"Di mana yang gak ngertinya?" tanya Rega sembari membuka buku pelajaran tersebut.

"Berapa sih hasil satu bagi satu?"

Rega terkejut mendengar pertanyaan Reyn. Dia menggelengkan kepala karena soal mudah begitu saja Reyn tidak tahu. Anak SD saja pasti tahu jawabannya tanpa haru berpikir lama.

"Ya satulah!" jawab Rega sedikit emosi.

"Iya, seperti kamu yang ada di hati aku."

Rega sangat syok mendengar jawaban Reyn. Dia kira Reyn perempuan manis, ternyata dia salah. Dia benar-benar tertipu. Namun, melihat senyum manis Reyn membuatnya tak bisa marah.

Tak terasa waktu les selesai. Reyn memasukkan bukunya, tapi dia juga menyodorkan ponsel mahal ke arah Rega.

"Apa?"

"Minta nomor ponsel."

Reyn bagai anak kecil yang tengah merayu ibunya. Senyum manis pun dia berikan.

"Enggak boleh!"

Bibir Reyn pun mengerucut. Dia menatap sebal ke arah guru les tampannya. Namun, Rega malah mengulum senyum melihat wajah Reyn yang begitu lucu.

"Ya udah aku minta ke Bu Gendis."

Reyn menjulurkan lidah ke arah Rega sambil berlari. Sungguh kelakuan Reyn begitu lucu. Orangnya sudah menghilang, tapi senyum Rega masih terpampang.

"Kok gua gak ngeh ya kalau punya adik kelas macam begitu," gumamnya seraya tertawa.

.

Dahi Rega mengkerut ketika melihat Reyn sudah ada di toko roti pagi-pagi. Dia menggunakan seragam sekolah.

"Udah mau berangkat?" tanya sang ibu kepada Rega. Putranya pun mengangguk.

Penampilan Reyn begitu berbeda jika memakai seragam sekolah. Lebih cantik memakai pakaian biasa. Sambil menunggu roti yang dia pesan. Mata Reyn tertuju pada sosok lelaki yang sudah memakai tas di pundak karena hendak berangkat kuliah. Sebuah gambar pun dia ambil diam-diam.

Reyn terus mendekati Rega dengan caranya. Semakin hari Reyn semakin berani. Meskipun Rega masih bersikap cuek kepadanya.

"Kak Rega," panggil Reyn.

"Hm."

"Aku pengen ngomong serius."

Rega menegakkan kepalanya. Menatap Reyn yang hari ini terlihat begitu feminin.

"Aku ingin jujur sama Kak Rega."

"Tentang?"

"Aku sayang Kak Rega sedari lama."

Tak ada basa-basi. Reyn langsung bicara ke inti. Rega pun terdiam untuk beberapa detik saking syoknya.

"Aku ingin Kak Rega jadi pacar aku."

Hembusan napas kasar keluar dari mulut Rega. Dia pun mulai menjawab.

"Masih kecil gak boleh pacaran."

"Kak Rega!" rengek Reyn.

"AKU SAYANG KAK REGA!!"

Mulai mencintai ugal-ugalan. Bahkan blak-blakan kepada ibunda Rega. Reyn benar-benar berubah. Dia menjadi cegil sungguhan yang mengejar cinta Regara Bumintara.

"I love you."

Kalimat itu yang akan Reyn ucapkan jikalau bertemu dengan Rega. Lelaki itu hanya menggeleng karena dia sudah mulai terbiasa dengan kalimat tersebut.

"Capek tahu bilang cinta, tapi gak pernah dibalas."

Rega mulai menatap Reyn yang memasang wajah sendu. Ada secercah harapan dari sorot matanya..

"Belajar yang bener! Matematika aja masih dapet tiga puluh."

"Kan aku udah bilang kalau aku gak suka sama Matematika." Dia menatap tajam ke arah Rega.

"Aku kan sukanya sama kamu."

Reyn menunjukkan heart finger ke arah Rega dengan senyum yang begitu cantik.

Rega tetaplah Rega. Dia sama sekali tak menghiraukan ucapan Reyn. Mungkin jika lelaki lain digoda seperti itu akan baper, tapi beda dengan Rega. Itu bukanlah kalimat yang penuh makna, melainkan kalimat biasa. Sudah hampir dua tahun Reyn tak kenal lelah mengatakan cinta pada Rega yang selalu membisu.

.

Rega menatap ponselnya dengan senyum tipis. Jamal, Dafa juga Joni saling tatap. Pasalnya semenjak Rega menceritakan murid lesnya, senyum itu sering mereka lihat.

"Penasaran deh gua sama murid lu," ucap Jamal.

"Tahu ih! Kenalin Napa?"

"Enggak!" jawab Rega dengan begitu tegas.

Ketiga sahabatnya itu terus memaksa untuk dikenalkan kepada Reyn. Namun, Rega terus menolak.

"Ada ye guru les posesif sama murid," cibir Joni.

.

Masa ujian telah tiba dan tinggal menunggu hasilnya. Sudah seminggu ini Rega tak bertemu dengan Reyn. Ponselnya pun bak kuburan cina. Ada rasa sepi hingga jarinya mulai menari-nari di atas benda pipih.

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Rega ketika membaca balasan chat terakhir Reyn. Dia sudah meletakkan ponsel di atas meja dan wajahnya kembali datar.

.

"Gak selamanya perjuangan itu membuahkan hasil indah," ujar sang Abang yang ada di sampingnya sekarang.

"Apalagi sampai sekarang gak ada kemajuan," tambahnya.

Reyn bisa ugal-ugalan karena sudah ada lampu hijau darinya. Namun, masih dalam pengawasannya. Sekarang ini dia melihat wajah Reyn yang mendadak sendu setelah membalas pesan.

"Apapun risikonya akan Reyn terima, Bang." Senyum indah Reyn ukirkan.

"Sekiranya nanti Reyn yang kalah. Jangan pernah menyalahkan Kak Rega. Dia tak tahu apa-apa. Salahkan Reyn saja yang memang keras kepala."

Hati Abang Er seperti disayat silet. Perih sekali mendengar jawaban dari adiknya. Dia mendekat ke arah sang adik yang begitu pucat. Menatapnya dengan begitu dalam.

"Kalau sudah lelah, gak apa-apa menyerah." Reyn terdiam dengan mata yang sudah nanar

"Datanglah ke gua. Kedua tangan gua akan terbuka lebar untuk menyambut lu ke dalam pelukan gua."

...*** B E R S A M B U N G ***...

Jangan makin kendor dong komennya ..

Terpopuler

Comments

Ltfh

Ltfh

semangat mengejar cintanya si rega reyn....

2024-11-24

0

Medy Jmb

Medy Jmb

Seneng ya lihat Bang Njan kompak sama adeknya

2024-11-01

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya

2024-09-10

0

lihat semua
Episodes
1 1. Cinta Dalam Diam
2 2. Customer 100 Roti
3 3. Mulai Ugal-ugalan
4 4. Congratulation
5 5. Kembalinya Masa Lalu
6 6. Reyn Di Bawah Rain
7 7. Jangan Salahkan Dia
8 8. Berharap Ada Keajaiban
9 9. Tak Mau Menyakiti
10 10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman
11 11. Masih Tetap Mencari
12 12. Asisten Manager
13 13. Dia Kira Mudah, Ternyata Salah
14 14. Goals Terakhir
15 15. Tak Patah Arang
16 16. Tidak Nyaman
17 17. Terluka Membawa Bahagia
18 18. Cinta Pandangan Pertama
19 19. Banyak Bicara
20 20. Botol Obat
21 21. Empat Tahun Yang Lalu
22 22. Wajah Merah Padam
23 23. Penuh Kejutan
24 24. Keras Kepala
25 25. Tersiksa Rasa Cinta
26 26. Cinta Yang Besar
27 27. Begitu Cepat
28 28. Plot Twist
29 29. Hutang Nyawa
30 30. Takut
31 31. Jangan Dilepaskan Genggaman Tangannya
32 32. Rega vs Tiga Pria Garang
33 33. Kejutan Demi Kejutan
34 34. Restu Terakhir
35 35. Cinta Yang Besar
36 36. Ketulusan
37 37. Mimpi (Awan Hitam)
38 38. Physical Love
39 39. Persiapan Pernikahan
40 40. Tahap Selanjutnya Sampai Akad
41 41. ICU
42 42. Kejutan Yang Bersamaan
43 43. Tak Terduga
44 44. Merindukan Tanpa Bisa Memandang
45 45. Fokus Pada Kebahagiaan
46 46. Sudah Diperbolehkan Pulang
47 47. Tiga Bulan Kemudian
48 48. Hadiah
49 49. Si Boy
50 50. Terlambat Mencintai
51 Bonchap
52 Bonchap Akhir
53 New Story
Episodes

Updated 53 Episodes

1
1. Cinta Dalam Diam
2
2. Customer 100 Roti
3
3. Mulai Ugal-ugalan
4
4. Congratulation
5
5. Kembalinya Masa Lalu
6
6. Reyn Di Bawah Rain
7
7. Jangan Salahkan Dia
8
8. Berharap Ada Keajaiban
9
9. Tak Mau Menyakiti
10
10. Terus Mencari Di Tengah Ancaman
11
11. Masih Tetap Mencari
12
12. Asisten Manager
13
13. Dia Kira Mudah, Ternyata Salah
14
14. Goals Terakhir
15
15. Tak Patah Arang
16
16. Tidak Nyaman
17
17. Terluka Membawa Bahagia
18
18. Cinta Pandangan Pertama
19
19. Banyak Bicara
20
20. Botol Obat
21
21. Empat Tahun Yang Lalu
22
22. Wajah Merah Padam
23
23. Penuh Kejutan
24
24. Keras Kepala
25
25. Tersiksa Rasa Cinta
26
26. Cinta Yang Besar
27
27. Begitu Cepat
28
28. Plot Twist
29
29. Hutang Nyawa
30
30. Takut
31
31. Jangan Dilepaskan Genggaman Tangannya
32
32. Rega vs Tiga Pria Garang
33
33. Kejutan Demi Kejutan
34
34. Restu Terakhir
35
35. Cinta Yang Besar
36
36. Ketulusan
37
37. Mimpi (Awan Hitam)
38
38. Physical Love
39
39. Persiapan Pernikahan
40
40. Tahap Selanjutnya Sampai Akad
41
41. ICU
42
42. Kejutan Yang Bersamaan
43
43. Tak Terduga
44
44. Merindukan Tanpa Bisa Memandang
45
45. Fokus Pada Kebahagiaan
46
46. Sudah Diperbolehkan Pulang
47
47. Tiga Bulan Kemudian
48
48. Hadiah
49
49. Si Boy
50
50. Terlambat Mencintai
51
Bonchap
52
Bonchap Akhir
53
New Story

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!