Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁰

Sepanjang malam Miranda tidak mampu menyembunyikan rasa sebalnya yang terjadi setelah berbagi selimut dan ranjang dengan Gio. Dan ganjaran dari sesuatu yang tidak bisa dihentikan itu membuat Gio berkomentar. “Aku bisa keluar kalo kamu gak nyaman!”

Soal itu, Miranda tidak punya keraguan dalam menantangnya. “Silakan saja, kamu pasti mencemaskan istri keduamu bukan?”

Gio memiringkan tubuhnya, memusatkan perhatian pada Miranda. “Kamu sebel? Cemburu?”

Harga diri mencegah Miranda berkata jujur. Sebel dan cemburu otomatis menjadi makanannya sehari-hari setelah pria yang merenggut segala kebahagiaan dan pengorbanannya itu berpaling ke ranjang yang lain.

Miranda ikut-ikutan memiringkan tubuh, memperhatikan Gio dengan tajam.

“Kamu pikir dengan kamu bertanya seperti itu kamu bisa tahu perasaanku yang sesungguhnya?” Miranda tersenyum tanpa kecemasan. “Sebel dan cemburu dalam usia pernikahan ini adalah gerbang baru menuju kebahagiaan!”

“Kamu benar-benar menginginkan perceraian?” Gio melompat turun dari ranjang seraya berdiri gamang di tepi jendela. Kewarasannya belum mencapai batas, bercerai dengan Miranda belum menjadi keinginannya saat ini. Apalagi sebagian aset Miranda belum pindah nama.

“Butuh waktu berapa lama lagi sampai kamu bisa tenang, Mir?”

“Yang aku mau itu keputusan, bukan waktu! Dan aku tidak mau dengar janji-janji palsu!” Miranda akhirnya pergi dari kamar Alita, tidak sanggup lagi menahan diri lebih lama bersama Gio karena bersamanya kenangan indah dan pahit bercampur-campur tanpa ampun.

Miranda berhenti sejenak. Di anak tangga dia berjumpa dengan Condro Wongso yang telah menyelesaikan ritual pemanggilan iblis dengan gamelan mautnya.

“Belum tidur kamu?”

“Tidak bisa tidur!” Miranda menoleh ke belakang. “Apakah Alita harus menjadi alasan kami tetap bersama?”

“Omong kosong!” Condro Wongso berdecak. Anak bukan alasan yang tepat untuk tetap bersama-sama setelah perselingkuhan. Luka itu bukan permainan, air mata itu bukan candaan dan hasrat yang sudah salah tempat akan menjadi pergulatan batin yang luar biasa di kemudian hari. Terlebih-lebih rasa percaya itu berangsur-angsur terganti mati rasa yang berbalut senyum palsu.

“Pembalasan sudah berjalan sejak mereka kembali ke rumahmu, Miranda!” tekan Condro Wongso.

Miranda melepas cincin kawin yang sejak bertemu dengan Gio, mata pria itu terus melihatnya sebentar-sebentar seolah memastikan itu benar cincin kawin yang dibelinya siang-siang sehabis lamarannya di terima.

“Aku paham, Pa.” Lesu Miranda berkata. “Ada baiknya aku nggak ketemu Gio lagi, perasaan ini...”

Dengan kesabaran yang dipaksakan, Condro Wongso menuntun Miranda ke ruangan yang tidak boleh dikunjungi orang asing. Ruang ritual yang terletak di basemen, di sebelah tumpukan barang-barang bekas berbau apek.

Di tempat itu kepala kambing yang diawetkan menjadi pajangan dan benda-benda bernuansa mistis mempunyai tempat istimewa yang bersanding dengan dupa dan bunga sesaji.

Miranda menggeleng-gelengkan kepala, bermaksud meredakan kegusaran yang hadir saat Ayahnya menunjuk foto Gio di papan target.

“Setiap-setiap dari kita pasti akan kembali ke tanah. Entah karena maut, takdir atau kesengajaan. Dan laki-laki yang Papa kira akan menjadi budak kita nyatanya meluputkanmu!”

Wajah Miranda memucat meski bibirnya berhasil mencibir. “Gimana perasaan Mama waktu Papa izin nikah lagi? Papa pasti maksa juga kan sampai Mama gila?”

Condro Wongso menancapkan pisau di foto Gio dengan berang. “Maka dari itu Papa tidak mau kamu merasakannya, Mir. Cukup ibumu!” Dalam suaranya mengandung penyesalan dan sejenak membuatnya kacau. Dia menunduk cukup lama, berkabung atas nama cinta yang kalah di kandang sendiri.

Miranda menarik pisau yang biasanya digunakan untuk menyembelih ayam cemani yang digunakan untuk ritual persembahan. Darah kering membekas di sana. Amis.

“Aku tahu Papa senang dapat tumbal tanpa harus mengurangi reputasi perusahaan. Tapi untuk Gio bolehkah kita pertimbangkan lagi.”

Senyum Condro Wongso nampak menyepelekan, meski begitu tak ada yang lebih diinginkan putrinya daripada melihat Gio menderita lebih lama. Atas pertimbangan itu, dia mengabaikan perasaan was-was yang mendalam.

“Kamu bisa mengaturnya sendiri, tapi jangan jadi pengkhianat.”

Miranda menancapkan pisau itu ke foto Mona. “Aku ingin mengatur yang ini dulu, perempuan ini...”

Sama seperti Miranda yang sebel. Mona pun juga begitu. Hilangnya Gio dari pandangan mata membuatnya merasa seluruh alam semesta menciut, menjadi sesak dan amat menyeramkan. Dia terus merintih ketakutan mendapati Bibi Darmi disebelahnya. Obat pereda nyeri yang menghasilkan banyak keringat pun ikut pula menyebalkan, membuat bajunya basah dan lengket.

Mona resah, hampir kabur lagi jika badannya lebih kuat. “KAMU PERGI!”

Bibi Darmi menarik napas dalam-dalam, tidak menyangka bahwa teror yang menyerangnya ikut pula menyerang Mona. Secara cepat dia dapat menyimpulkan keresahan-keresahannya. Miranda berhak melancarkan balas dendamnya, menyalahi aturan alam semesta.

“Saya di suruh jaga, tidak bisa ke mana-mana.” Wanita paruh baya itu hanya duduk manis di kursi tunggu, menyaksikan dengan mata lelahnya wanita kedua Gio itu gelisah dan putus asa dalam duka dan rasa penasaran yang terus mencabik-cabik rasa tenangnya.

“Apa yang terjadi semalam sampai kamu itu mengira Bibi ini setan?” tanya Bibi Darmi.

Pada waktu itu, dada Mona mengembang dan tertahan pikiran ngeri yang terasa seperti dikejar sembilu. Keringat dingin terus keluar dari tubuhnya. Tapi sebaliknya Mona menanyai Bibi Darmi dengan hati-hati saat memandanginya ragu-ragu.

“Bibi sendiri di mana semalam?”

Helaan napas keluar dari hidung Bibi Darmi, dan tak ada alasan untuk berpura-pura. Mona berkaitan dengan Gio dan Gio berkaitan dengan seseorang yang telah mengikatnya dengan janji dan akan selalu menjadi yang terdepan baginya.

“Bibi tidur di kamar bareng Non Lita.”

Mona semakin menciut takut, wajah Bibi Darmi terlalu naif untuk berbohong. Dia pasti jujur, atau mungkin bisa saja wanita itu kerasukan roh jahat dan tidak sadar saat menakuti dan mencelakainya?

Mona terus mengira-ngira sambil mencengkeram rambut, tidak tenang. Lingkaran matanya yang bengkak dan menghitam terlihat mencolok dari kulit wajahnya yang putih. Kekacauan kembali menari-nari di otaknya dan pamitnya Bibi Darmi agar membuatnya lebih tenang malah menyalakan ketakutannya.

Pintu yang terbuka membuatnya dapat melihat lorong rumah sakit yang sepi dan merasakan udara dingin yang menggigit kulit Sambil berlama-lama melihatnya, suasana di sana terasa jauh lebih mencekam ketika pintu dengan sendirinya terayun, dan tertutup. Mona menutup kedua matanya tiba-tiba. Perasaan takut tak sanggup dihadapi, jantungnya berdebar-debar selagi selimut yang menutupi kakinya bergerak perlahan-lahan seolah ada yang menariknya ke bawah.

“Nggak mungkin ada suster ngesot di sini, nggak mungkin... Itu cuma mitos. Tapi siapa di bawah?” Mona nyaris membuka mata untuk mengintip sebelum makhluk menyeramkan bertubuh kurus dan bertanduk kiriman Miranda melompat dan menindihnya.

-

Next

Terpopuler

Comments

Umine LulubagirAwi

Umine LulubagirAwi

woowwh, mona bkal lngsg jd tumbl apa nggu bbrp hri ini?😱😱 ngerriii

2024-10-20

0

bunda dad

bunda dad

Nikmati terornya, kamu akan terus dibayangi rasa ketakutan Mona

2024-08-16

0

choowie

choowie

duh😬

2024-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹
2 Rumah Kutukan Istri Pertama ²
3 Rumah Kutukan Istri Pertama ³
4 Rumah Kutukan Istri Pertama ⁴
5 Rumah Kutukan Istri Pertama ⁵
6 Rumah Kutukan Istri Pertama ⁶
7 Rumah Kutukan Istri Pertama ⁷
8 Rumah Kutukan Istri Pertama ⁸
9 Rumah Kutukan Istri Pertama ⁹
10 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁰
11 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹¹
12 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹²
13 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹³
14 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁴
15 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁵
16 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁶
17 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁷
18 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁸
19 Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁹
20 Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁰
21 Rumah Kutukan Istri Pertama ²¹
22 Rumah Kutukan Istri Pertama ²²
23 Rumah Kutukan Istri Pertama ²³
24 Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁴
25 Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁵
26 Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁶
27 Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁷
28 Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁸
29 Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁹
30 Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁰
31 Rumah Kutukan Istri Pertama ³¹
32 Rumah Kutukan Istri Pertama ³²
33 Rumah Kutukan Istri Pertama ³³
34 Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁴
35 Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁵
36 Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁶
37 Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁷
38 Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁸
39 Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁹
40 Rumah Kutukan Istri Pertama ⁴⁰
Episodes

Updated 40 Episodes

1
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹
2
Rumah Kutukan Istri Pertama ²
3
Rumah Kutukan Istri Pertama ³
4
Rumah Kutukan Istri Pertama ⁴
5
Rumah Kutukan Istri Pertama ⁵
6
Rumah Kutukan Istri Pertama ⁶
7
Rumah Kutukan Istri Pertama ⁷
8
Rumah Kutukan Istri Pertama ⁸
9
Rumah Kutukan Istri Pertama ⁹
10
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁰
11
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹¹
12
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹²
13
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹³
14
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁴
15
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁵
16
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁶
17
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁷
18
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁸
19
Rumah Kutukan Istri Pertama ¹⁹
20
Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁰
21
Rumah Kutukan Istri Pertama ²¹
22
Rumah Kutukan Istri Pertama ²²
23
Rumah Kutukan Istri Pertama ²³
24
Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁴
25
Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁵
26
Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁶
27
Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁷
28
Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁸
29
Rumah Kutukan Istri Pertama ²⁹
30
Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁰
31
Rumah Kutukan Istri Pertama ³¹
32
Rumah Kutukan Istri Pertama ³²
33
Rumah Kutukan Istri Pertama ³³
34
Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁴
35
Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁵
36
Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁶
37
Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁷
38
Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁸
39
Rumah Kutukan Istri Pertama ³⁹
40
Rumah Kutukan Istri Pertama ⁴⁰

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!