Kedatangan Anggota Baru

Indra mengumpat dari balik semak melihat kegilaan sahabatnya yang dengan nekat masuk ke dalam pertarungan Harimau Putih dan seekor babi hutan.

“Bocah itu, apa dia tidak sadar kalau ia hanya akan menjadi mangsa harimau?” ujarnya mengacak rambutnya.

Indra tidak melarikan diri, dan dia juga tidak berencana untuk melompat keluar dari semak. Dia tidak cukup bodoh untuk menjadi santapan harimau, juga seorang pengecut yang meninggalkan temannya.

Indra akan mengawasi dari jauh dan menyeret Nova pergi kalau-kalau bahaya terjadi.

Di lain sisi, Nova tampak sangat bersemangat. Di hadapannya saat ini dua hewan buas tengah berhadapan satu sama lain.

[Babi Hutan (Sus Scrofa) merupakan nenek moyang dari babi domestik. Mereka tersebar luas di berbagai belahan dunia dan terkenal karena kemampuan adaptasi mereka yang luar biasa. Babi Hutan memiliki tubuh besar dan kekar. Beratnya bisa bervariasi antara 50 sampai 200 kg.]

[Babi hutan biasanya hidup dalam kelompok yang disebut “Sounder,” terdiri dari betina dan anak-anaknya. Jantan dewasa cenderung leboh soliter, bergabung dengan kelompok hanya selama musim kawin.]

[Mereka adalah omnivora, memakan berbagai jenis makanan seperti akar, buah-buahan, kacang-kacangan, serangga, bangkai dan bahkan hewan kecil. Mereka dapat dijumpai di hutan, padang rumput, lahan basah dan pertanian.]

[Harimau Putih (Panthera Tigris Tigris): Harimau Putih merupakan hasil mutasi genetik yang menyebabkan warna bulunya menjadi putih. Mereka memiliki kondisi yang disebut leukisme, yang mengurangi pigmen pada kulit dan bulu, akan tetapi tidak sama dengan albinisme karena mata mereka tetap berwarna biru atau kuning]

[Harimau putih mirip harimau bengal lainnya, mereka karnivora soliter yang berburu mangsa seperti rusa dan babi hutan. Mereka memiliki bulu berwarna putih dengan garis-garis hitam atau cokelat gelap. Mereka dapat di jumpai di padang rumput, sabana dan pegunungan]

“Aku tidak menyangka kalau harimau itu masih bertahan hidup, bahkan setelah mengalami pertarungan seperti itu. Sepertinya dia kesulitan untuk menangkap makan siangnya,” guman Nova.

Harimau putih yang dilihatnya beberapa hari lalu terlihat sangat kurus, sepertinya dia tidak makan dengan benar. Tubuh harimau itu juga penuh dengan luka, darah segar mengalir dari salah satu kakinya.

“Karena aku sudah berada di sini, maka aku akan membantu mu mendapatkan babi hutan itu.”

Nova mempersiapkan tombak dan kapaknya, lalu bergerak perlahan, mengendap-endap ke arah babi hutan. Harimau putih menggeram dan hendak menerkam Nova.

Nova harus bersyukur karena harimau putih itu tengah terluka parah karena berkat hal itu, ia dapat menghindari terkaman harimau putih.

Sayangnya babi hutan yang terkejut itu malah melarikan diri dari hutan bambu.

“Hei, apa yang kau lakukan? Aku itu tengah membantu mu, tahu.”

Harimau putih itu menggeram. Kilatan mata biru itu menatap Nova tidak senang.

Nova sudah bersiap seandainya ia harus bertarung dengan Harimau Putih itu, tetapi sebuah batu sebesar kepalan tangan tiba-tiba menghantam tubuh besar itu.

“Pergi dari sini!”

Nova tersentak saat mendengar teriakan Indra dan juga batu-batu yang tidak berhenti pria itu lemparkan ke arah Nova. Mungkin karena merasa Nova tidaklah sendirian dan kejadian saat dirinya dikeroyok masih membekas, Harimau putih itu mendengus dan lalu berlari pergi secepat yang dia bisa.

“Dia pergi?” Nova menatap Harimau Putih itu dengan tatapan sedih. Ia takut kalau misinya telah gagal, tetapi melihat tidak adanya notifikasi sistem. Sepertinya misi itu belum dianggap selesai.

“Kenapa malah kau yang murung begitu?” tanya Indra setelah berdiri di sisi Nova dengan napas memburu. Ia tidak menyangka akan ada saat di mana jantungnya berdetak sangat cepat dan itu bukanlah karena jatuh cinta.

“Kau menyelamatkan ku,” ujar Nova dengan tersenyum. Indra menatapnya jengkel. “Aku tahu kalau kau gila, tapi tolong jangan lakukan itu di depan ku.”

Nova menyengir lebar. “Karena itu aku melakukannya, aku percaya kalau kau pasti akan membantu ku.”

“Bagaimana kalau aku malah meninggalkan mu?”

“Yah, itu tidak mungkin sih.”

Indra berdecih sambil membuang muka. “Dari mana kepercayaan itu datang? Kau paling tahu kalau manusia pasti akan melakukan apa saja untuk dapat bertahan hidup.”

“Ya ya ya, terserah apa yang mau kau katakan. Mari selesaikan ini dan pulang,” balas Nova mengabaikan perkataan Indra.

Mereka kembali menebang bambu dan setelah merasa bambu yang mereka perlukan telah cukup, mereka memutuskan untuk segera pulang karena langit sudah hampir gelap.

“Kalian kembali?” Siska dan Dina menyambut kedatangan Nova dan Indra.

Mereka membantu membawakan barang-barang yang dua pria itu bawa. “Kemana perginya Taki dan Ogy?” tanya Nova saat tidak melihat batang hidung adik kelasnya itu di mana pun.

Siska menghela napas. “Mereka berempat pergi jalan-jalan ke sekitar kamp, mungkin sebentar lagi akan kembali.”

Nova mangut-mangut mengerti. Bagi Nova tidak masalah untuk teman-temannya bersantai sejenak, selama mereka mengerti kapan mereka harus kembali bekerja.

Nova menghampiri kandang ayam sederhana yang dimintanya, kandang itu terlihat cukup bagus untuk menampung ayam hutan. Namun, Nova ragu kalau itu cukup aman untuk melindungi ayam hutan dari serangan hewan buas ataupun malah melarikan diri.

“Karena aku tidak berencana untuk pindah lagi, perlukah aku membeli buku kontruksi yang ada di market? Aku yakin poin ku sudah cukup untuk itu. Sebelum itu, mari mulai dengan membuat lahan pertanian kecil,” guman Nova pada diri sendiri.

Nova mengambil kapak batu dan meminta bantuan kepada Indra untuk membantunya membuat lahan pertanian kecil untuk menanam rempah-rempah yang sudah mereka temui, juga pisang agar mereka tidak perlu pergi jauh-jauh hanya untuk mengambil pisang.

“Kami kembali!”

Nova dan Indra menoleh ke arah sumber suara. Di sana ia melihat Taki dan yang lainnya kembali dari jalan-jalan dengan senyum cerah.

Ogy membawa kendi yang berisi ikan lele, karena Nova memintanya untuk mengambil ikan lele yang masuk ke dalam perangkap. Nova berencana untuk membuat kolam kecil untuk menampung ikan lele dan membuat pertenakkan.

Semua itu Nova lakukan agar saat musim berganti, mereka tidak kesulitan untuk mencari makanan.

“Kami mendapatkan banyak ikan lele,” ucap Taki sambil tersenyum. Mereka memasukan lele itu ke sebuah kendi besar untuk menampungnya sementara.

“Tidak hanya itu, kami juga menemukan sesuatu yang bagus dan …” Taki menghentikan ucapannya dan menoleh ke arah belakang di mana Fani dan Tasya baru saja datang bersama dengan seorang gadis berseragam sekolah.

“Kami tidak sengaja bertemu saat sedang jalan-jalan dan merasa tidak enak kalau harus meninggalkannya sendirian,” ujar Ogy melanjutkan perkataan Taki.

Gadis itu terlihat gugup dan tubuhnya tampak gemetaran. “Namaku Silva, maaf karena sudah merepotkan kalian,” ucap gadis berkacamata itu dengan mata tertutup.

Terpopuler

Comments

Tanpa Nama

Tanpa Nama

Up Up

2024-07-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!