Nova benar-benar bersyukur ia tidak harus menghabiskan banyak waktu untuk menjelajahi hutan untuk menemukan tempat tinggal baru.
Mereka akhirnya menemukan sebuah gua dengan tanah lapang yang sangat luas setelah dua hari pergi dari kamp.
“Kita akan tinggal di sini?” tanya Taki sambil memperhatikan sekitar. Tempat ini sangat besar dan luas untuk mereka tempati berdelapan.
“Hei, coba tebak, sepertinya tempat ini tidak terlalu jauh dari sungai dan ikan di sini besar-besar.” Ogy kembali bersama Tasya dan Dina setelah memeriksa sekeliling.
“Aku tidak keberatan kalau kita memang harus pergi dan tinggal di sini,” ujar Ogy. Ia sangat bersemangat, apalagi memikirkan tentang ikan di sungai.
“Kalau begitu sudah diputuskan, tapi sebelum itu aku ingin mengecek gua dulu. Malam ini kita bermalam di sini saja, Taki dan Ogy apa kalian bisa pergi menangkap makan malam kita?” tanya Nova sambil mencoba membuat obor.
Taki dan Ogy saling memandang dan tersenyum. “Serahkan saja pada kami.”
“Kalau begitu selagi menunggu, kami akan mengumpulkan kayu bakar.” Dina langsung mengerti dengan tugasnya tanpa harus Nova pinta.
Nova benar-benar bersyukur memiliki orang-orang yang dapat diandalkan di sekitarnya.
“Baiklah, mari selesaikan tugas ini.” Setelah berhasil membuat obor, Nova memasuki gua gelap.
Berdasarkan buku yang dibacanya, gua yang mengandung racun akan membuat api padam. Namun, sejauh apapun Nova masuk obornya masih tetap hidup dan sepertinya gua ini masih sangat panjang.
“Ini mulai menakutkan karena semakin gelap,” ujarnya. Namun, Nova tidak bisa berhenti begitu saja. Ia harus memeriksa gua itu sampai akhir untuk memastikan tempat yang akan mereka tinggali adalah tempat yang aman.
“Tidak ada apapun di sini, kira-kira panjang gua mencapai 200 meter. Gua ini terlalu panjang, apa benar tidak ada hewan yang mendiaminya?”
Carl menghela napas. “Sebaiknya aku berjaga-jaga malam ini,” tukasnya.
Setelah memastikan tempat yang akan mereka tinggali aman, Nova menyerahkan urusan api unggun kepada Dina dan Tasya sedangkan dirinya akan pergi menemui Taki dan Ogy di sungai.
Dalam perjalanan ke sungai, Nova mengambil sebuah pohon yang cukup kuat. “Untuk berjaga-jaga ada hewan buas, mari membuat senjata untuk bertahan hidup di zaman purba.” Nova menyeringai.
Sesampai di sungai, Nova melihat Taki dan Ogy sedang menangkap ikan sambil bersenang-senang.
“Ini lebih sulit dari yang ku kira,” kesal Taki. Ia menggerutu karena tidak mendapatkan satupun ikan.
Ogy menghela napas lelah. Ia naik dan memilih untuk pergi ke wilayah yang lebih dangkal dengan air yang tenang.
Saat ia baru saja turun ke sungai, kakinya menginjak sesuatu.
“Argh!”
“Apa? Apa yang terjadi?!” Taki dan Nova buru-buru menghampiri Ogy yang berteriak ke sakitan.
Ogy bahkan mengangkat satu kakinya dan duduk di pinggir.
“Kau baik-baik saja?” Nova menunjukkan wajah khawatir, ia tidak tahu bagaimana kalau misalnya Ogy menginjak sesuatu yang sangat berbahaya atau beracun yang dapat membahayakan nyawanya.
“Apakah kau digigit ular?” tebak Taki khawatir.
Untuk memeriksanya, Nova mencoba mengecek air sungai. Nova berharap Ogy tidak menginjak sesuatu yang berbahaya. Namun, saat melihat sesuatu di bawah sana ia benar-benar dibuat terkejut.
[Ikan Lele (Clarias spp): Ikan lele adalah kelompok ikan air tawar yang dikenal karena kemampuannya beradabtasi dengan berbagai kondisi lingkungan dan daya tahan yang luar biasa. Mereka termasuk dalam famili Clarlidae.]
[Tubuh lele berbentuk memanjang licin, tidak bersisik, memiliki sirip pektoral yang kuat dan sirip punggung yang panjang. Ikan lele memiliki kumis yang menonjol di sekitar mulut mereka yang dapat digunakan sebagai alat sensor untuk mencari makanan di perairan berlumpur.]
[Mereka dapat dijumpai di berbagai jenis perairan tawar, termasuk sungai, anak sungai, danau, dan rawa]
“Tidak ku sangka kita dapat seberuntung ini.”
Taki mengintip dari belakang. “Ada apa, kak?”
Nova berbalik dan menyeringai. “Kita baru saja menemukan ikan lele.”
“Lele kau bilang?”
“Ya, sepertinya Ogy tidak sengaja menginjak salah satu dari mereka dan terkena sirip pektoral mereka.”
“Pantas saja,” ujar Ogy mengacak rambutnya. Rasa sakitnya sudah lumayan menghilang.
“Lebih baik berhenti. Terlalu berbahaya untuk menangkap ikan lele secara langsung.” Nova memperingatkan adik kelasnya.
Tentu saja mereka tampak tidak setuju dan malah menunduk lesu. “Padahal aku sangat ingin makan lele bakar malam ini,” ujar Taki dengan lesu.
Ogy menghembuskan napas berat dan menepuk pundak Taki. “Sudahlah, kita bisa mendapatkannya lain kali.”
“Kenapa aku malah merasa bersalah?” ujar Nova pada dirinya sendiri.
Ia mendesah pelan dan mencoba untuk menyelesaikan pekerjannya. Namun, pemandangan menyedihkan di depannya benar-benar mengganggu.
“Kalian ini.” Pada akhirnya Nova tidak bisa diam saja.
[Host membuat tombak batu dan mendapatkan 300 poin]
Nova tersenyum puas melihat hasil pekerjaannya. “Nih, kenapa tidak coba gunakan itu dan cari yang besar.” Ia menyerahkan dua tombak batu kepada Taki dan Ogy, tentu saja dengan Nova yang ikut bergabung.
“Mereka menyusuri sungai, pertama yang mereka lakukan adalah mengikatkan seekor cacing pada tali dan memancing ikan lele untuk mengejarnya.
Melihat kesuburan tempat ini, sudah pasti setidaknya ikan lele seukuran pergelangan tangan orang dewasa ada di sungai.
“Kita benar-benar akan mendapatkannya bukan?” ujar Taki tidak sabaran.
“Fokus saja memancing ikannya mendekat,” sungut Nova. Mereka dengan sabar menunggu waktu yang tepat untuk melancarkan tombak batu pada ikan lele yang malang.
“Hei, gelombangnya menakutkan.” Pandangan mereka beralih pada gelombang air yang tiba-tiba menjadi besar.
“Cepat tarik dan pastikan cacingnya tetap di air,” pinta Nova.
Ogy dan Nova mulai bersiap untuk menerbangkan tombak mereka dan benar saja cacing yang menggeliat di air itu menghilang seolah-olah di telan sesuatu. Nova langsung meleparkan tombaknya.
Sesuatu di dalam air menggeliat dan warna merah darah mengotori air sungai yang jernih. Nova dengan hati-hati turun dan mengambil tombaknya.
Sepertinya mereka telah berhasil menangkap ikannya.
“Apa-apaan dengan ukuran ini?!”
Nova menarik tombaknya yang mengapung di air dan saat itu ia bisa melihat dengan jelas bahwa ikan lele yang baru saja mereka dapatkan ukurannya sebesar tiga betis orang dewasa.
“Woah, ini akan pesta malam ini.” Taki berseru penuh semangat bersama Ogy.
Mereka membawa ikan lela raksasa bersama-sama ke gua, seperti halnya Nova. Tasya dan Dina tampak sangat terkejut dengan ikan lele yang mereka tangkap.
“Bukankah kami kelompok berburu terbaik?”
“Ck, aku yakin kalian merepotkan Kak Nova, kan?” todong Tasya yang memang benar.
Taki dan Ogy hanya bisa tersenyum lebar. Mereka tidak sabar untuk merasakan lele bakar yang susah payah mereka dapatkan.
“Ini bahkan cukup untuk satu minggu, kenapa kita malah memasak semuanya” ujar Tasya.
“Ah, aku hanya melakukan pengasapan agar ikannya dapat dimakan kapan-kapan. Kita kan tidak punya kulkas, satu-satunya cara untuk mengawetkan makanan adalah dengan pengasapan. Kita juga harus membiarkan yang lainnya merasakan ikan lele ini.”
-Bersambung ... -
Jangan lupa untuk ninggalin jejek dengan memberikan like dan komentar 🤩🤩
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Tanpa Nama
Up
2024-07-13
0