Cantik

Pratama yang baru pulang entah dari mana, mendengar suara Samuel dengan seorang wanita di ruang belajar sang adik. Ia pun mendekati sumber suara. Merasa asing saat tahu jika ada wanita lain selain ibunya dan beberapa para pembantu ada di ruang belajar Samuel. Ia mengintip karena sedikit kepo. Ia terkejut karena wanita bercadar yang mengantarkan Samuel pulang ada di sana. Ia bingung kenapa bisa wanita itu bersama Samuel saat ini.

Ya, dia tidak tahu jika Hanum adalah guru les Samuel yang baru. Saat ia tengah mengintip, mamanya yang baru pulang dari arisan mengagetkan Pratama dah membuat lelaki itu memegang dadanya karena keterkejutannya.

"Ngapain berdiri di depan ruang belajar adik kamu nak?"

"Astaghfirullah, mama ngagetin saja. Aku cuma penasaran sama cewek itu ma. Itu bukannya wanita yang semalam? Kok bisa jadi guru les Sam?" Sonya tersenyum.

Sonya menceritakan tentang Hanum dan takdir yang membuat Hanum bisa di rumah itu. Pratama hanya manggut-manggut saat mendengarkan perkataan sang mama. Ia juga sebenarnya tidak terlalu perduli dengan kehadiran Hanum, yang ia aneh kenapa adiknya cepat sekali akrab dengan wanita itu.

"Kok malah melamun nak?" Sonya menyentuh pundak putranya. Pratama hanya menggelengkan kepalanya pelan. Setelah itu Sonya memasuki kamarnya untuk mengganti pakaian sebelum menyusul putra bungsunya.

"Mama ke kamar dulu ya. Ingat jangan gangguin adik kamu atau gangguin nak Hanum."

Pratama mendumel sendiri saat sang mama sudah menghilang dari pandangan matanya. "Lagian siapa juga yang mau menggangu si Sam. Tapi tuh cewek aneh banget pakaiannya. Enggak gerah apa pakai baju kayak ninja begitu. Jadi penasaran gue sama wajahnya, apa dia sejelek itu ya sampai-sampai dia tidak pede memperlihatkan wajahnya." Namun dengan cepat Pratama menggelengkan kepalanya. Kenapa dia malah memikirkan Hanum. Tidak wajar ini, ia pun seperti biasa menuju kolam berenang seperti biasanya.

Di ruang belajar, mereka baru saja menyelesaikan pelajaran pertama saat Sonya memasuki ruangan itu. Hanum dan Samuel sama-sama menoleh saat mendengar suara wanita paruh baya itu. Dengan antusias Samuel langsung berlari berhamburan ke dalam pelukan sang mama. Sudah seperti tidak bertemu seabad saja.

"Assalamualaikum,"

"Wa'akaikumsalam."

"Mama... Kemana saja? kemana tidak menemani Muel belajar. Mama, Muel senang belajar sama kakak malaikat baik hati." Sonya mengelus rambut anaknya yang tampak bahagia. Ia senang melihat putranya tersenyum seperti ini. Kebahagiaan Samuel adalah kebahagiannya juga.

"Syukurlah nak. Mama juga senang jika Muel senang. Oh iya nak Hanum, sudah mau magrib, nak Hanum shalat dan makan malam di sini saja ya."

Sepertinya Sonya juga senang dengan kehadiran Hanum. Ia memang tidak memiliki seorang anak perempuan, sehingga kehadiran Hanum membuat ia merasa memiliki anak perempuan saat ini. Hanum tentu saja tidak enak menolak permintaan Sonya. Namun ia juga segan menerima tawaran wanita paruh baya itu.

Sonya yang melihat keraguan di mata Hanum pun segera meraih tangannya. " Jangan sungkan, anggap rumah ini rumah nak Hanum sendiri. Ayo kita duduk di ruang keluarga." Terpaksa Hanum mengikuti ke inginan Sonya. Mereka melangkah menuju ruang keluarga. Bibik yang tadi menemani Samuel dan Hanum di ruang belajar pun undur diri untuk menyiapkan makan malam.

Saat tiba di ruang keluarga, mereka mengobrol ringan. Sonya banyak bertanya tentang kehidupan Hanum. Hanum tanpa canggung lagi menceritakan bagaimana ke adaan dirinya dan keluarganya di kampung. Melihat respon Sonya membuat ia nyaman untuk bercerita.

Saat mereka asik bercerita, putra pertama yang di lahirkan Sonya pulang setelah tiga hari entah keluyuran kemana. Sonya hanya bisa menghembuskan nafas kasar melihat tingkah putranya itu semakin seenaknya saja. Jika suaminya yang sedang di luar kota tahu, sudah pasti Satria akan di marahi habis-habisan.

"Satria, dari mana saja kamu tiga hari ini nak?"

Satria yang masuk tanpa salam langsung berhenti dan menatap ibunya. Walaupun sifatnya begajulan, namun ia sangat menghormati Sonya. Ya, seisi rumah itu memang sangat menghormati wanita paruh baya itu.

"Eh ma, biasa ma. Aku ada urusan." Sebenarnya Sonya ingin menasehati sang putra. Namun mengingat di sana ada Hanum, jadi Sonya mengurungkan niatnya.

"Nanti kamu harus menjelaskan semuanya sama mama. Sekarang kamu mandi dan bersiap untuk shalat berjamaah."

Satria memutar bola matanya malas. Ia pun berlalu setelah mendengar titah ibu ratu. Sonya kembali menatap Hanum dan melupakan kejadian yang baru saja terjadi. Ia jadi tidak enak kepada Hanum saat ini.

"Maaf ya nak Hanum. Tadi itu juga putra ibu. Namanya Satria. Ibu punya tiga putra, yang pertama namanya Pratama, yang kedua satria dan yang bungsu Muel. Mereka memang memiliki sifat yang berbeda. Yang spesial tentu saja Muel." Sonya mengecup kening putranya. Samuel kini tengah sibuk dengan mainan yang ada di tangannya. Sudah biasa terjadi jika orang-orang di sekitarnya tengah berbincang. Ia akan melakukan apapun yang membuat ia senang.

Tak terasa waktu terus bergulir, azan magrib berkumandang. Sonya mengajak Hanum shalat berjamaah, mereka sudah duduk menunggu anggota keluarga yang lain untuk melaksanakan shalat berjamaah. Lebih kurang lima menit ke tiga putra Sonya sudah bergabung dengan mereka. Kali ini Pratama yang menjadi imam. Ternyata bacaan shalatnya tidak seburuk itu. Mereka melaksanakan shalat tiga rakaat dengan khusyuk.

"Assalamualaikum warahmatullahi."

Hanum segera memakai kembali cadarnya agar tidak terlihat oleh ke tiga lelaki itu. Sonya sempat melihat wajah Hanum sekilas, cantik, begitu cantik. Seperti itulah penglihatan Sonya. Pantas saja Hanum menggunakan cadar, pasti agar tidak ada lelaki di luar sana yang tertarik dengan wajah cantiknya. Andaikan anak-anak lelakinya melihat wajah Sonya, sudah pasti mereka akan tertarik dengan Hanum. Namun Sonya tidak akan lancang menceritakan kepada putra-putranya seperti apa paras Hanum.

Selepas shalat mereka makan malam bersama. Hanum merasa canggung duduk di antara Sonya dan ketiga lelaki yang tiba-tiba menatap dirinya. Ia hanya menundukkan kepalanya karena takut di tatap seperti itu. Apa penampilannya aneh.

"Kalian kenapa menatap nak Hanum begitu? Lihat nak Hanum jadi takut sama kalian. Jangan melihat tamu spesial mama seperti itu."

"Penampilan dia aneh, wajah lo pasti jelek ya. Sampai di tutup seperti itu." Itu adalah suara Satria. Pratama yang memang penasaran dan berfikir wajah Hanum jelek sama sekali tidak berani mengutarakan pikirannya. Tapi satria, dengan santainya bertanya seperti itu. Sonya yang sudah melihat wajah Hanum tentu saja tidak setuju dengan perkataan putranya. Ia takut Hanum pasti tersinggung dengan ucapan Satria.

"Satria, tidak sopan berbicara seperti itu. Maafkan anak Ibu ya nak."

"Tidak apa-apa Bu. Memang rata-rata orang yang melihat Hanum pakai cadar selalu berpikiran seperti anak ibu." Hanum tidak mempermasalahkannya, karena memang tidak satu dua orang yang berpikir bahwa wajah Hanum jelek. Biarkan saja orang-orang berasumsi seperti apa.

"Kakak Hanum itu cantik," kali ini Samuel yang berkata. Entah ia pernah melihat wajah Hanum atau bagaimana, yang pasti semua menatap Samuel.

"Tahu dari mana Lo Sam?" lagi-lagi Satria yang bertanya.

"Tahu saja, lihat saja matanya kakak Anum cantik." Setelah menjawab Samuel kembali sibuk dengan makanannya. Ia akan berbicara jika ia mau. Hanum yang di katakan cantik oleh Samuel seketika dadanya berdebar. Padahal itu hanyalah celotehan seorang Samuel yang tidak terlalu penting bagi orang lain.

"CK, kirain Lo pernah lihat wajahnya."

"Sudah, ayo semuanya habiskan makanan kalian. Ayo nak Hanum, tambah, jangan malu-malu."

Mereka kembali menikmati santapan makan malam itu. Pratama yang sedari tadi hanya diam saja tanpa minat berbicara.

Akhirnya makan malam berakhir. Satria langsung meninggalkan meja makan. Sedangkan Hanum yang merasa hari sudah malam langsung izin pulang. Ia juga harus mengerjakan tugas kuliahnya yang besok harus di kumpul.

Sonya yang tidak membiarkan Hanum pulang sendirian pun meminta Pratama untuk mengantarkan Hanum sampai ke kosnya. Pratama yang sangat menghormati sang mama hanya bisa pasrah mengeluarkan mobil kesayangannya. Samuel yang tahu jika Pratama mau mengantarkan Hanum pun memaksa untuk ikut, jadilah mereka berdua mengantarkan Hanum.

"Bu, saya bisa pulang sendiri."

"Tidak nak Hanum, ini sudah malam. InsyaaAllah nak Hanum aman di antarkan oleh anak ibu. Ayo nak naik." Karena di bujuk seperti itu, akhirnya Hanum naik ke mobil berwarna hitam itu. Ya, Pratama dan Samuel sudah duduk manis di depan. Hanum pun duduk di jok belakang.

......................

...To Be Continued ...

Terpopuler

Comments

Nurgusnawati Nunung

Nurgusnawati Nunung

Aamiin Yaa Rabbal'alamiiin..

2024-08-08

1

Musim_Salju

Musim_Salju

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, awal bulan juli semoga semuanya dalam keadaan sehat. Aamiin Allumma Aamiin 🤲🏼
selamat membaca 🥰

2024-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 Samuel & Hanum
2 Sebuah Tawaran
3 Keputusan Hanum
4 Cantik
5 Kelakuan Ketiga Putra Sonya
6 Cobaan Demi Cobaan
7 Tempat Tinggal
8 Pertemuan Surya & Haitsam
9 Tidak Menyangka
10 Masakan Hanum
11 Perkataan Samuel
12 Jam Tangan Untuk Hanum
13 Suara Tembakan
14 Kecemasan Keluarga Samuel
15 Donor Darah
16 Telah Salah Paham
17 Bergenggaman Tangan
18 Belum Terungkap
19 Tiba-tiba Canggung
20 Pertengkaran
21 Akhirnya Hanum Pulang
22 Ancaman
23 Menyusul Hanum
24 Fitnah
25 Harus Menikah
26 Sah
27 Berbakti
28 Mas Muel
29 Suami Istri
30 Di Bakar Api Cemburu
31 Fakta Mengejutkan
32 Kecewa
33 Sebuah Kotak Misterius
34 Menahan Cemburu
35 Berharap Berpisah
36 Ikut ke Kampus
37 Gangguan
38 Pertolongan Sang Abang
39 Di Cegat
40 Menjadi Saksi
41 Tidak Sesuai Harapan
42 Mulai Membuka Hati
43 Tumpangan
44 Rem Blong
45 Rujukan ke Singapore
46 Flashback
47 Aku Mencintai Kamu El
48 Menuju Singapore
49 Terungkap Masa Lalu Pratama
50 Akhirnya
51 Novel "Ours Time"
52 Ke Danau
53 Kejujuran Pratama
54 Sakit Tak Berdarah
55 Kabar Baik Sekaligus Buruk
56 Samuel dan Hanum di Bawa
57 Tak di Sangka
58 Berhasil Kabur
59 Pertolongan Untuk Samuel
60 Kritis
61 Pengakuan Satria
62 Bertemu Orang Tak Terduga
63 Sudah Enam Bulan
64 Akhirnya
65 Kedatangan Papa dan Mama
66 Sudah Waktunya
67 Akhirnya Baby El Lahir
68 Kepulangan Baby Elshanum
69 Tasyakuran Baby Elshanum
70 Semakin Romantis
71 Akhir Yang Bahagia
72 Novel: Jodoh Jalur Ummi
73 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
74 Novel: Jejak Cahaya di Kairo
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Samuel & Hanum
2
Sebuah Tawaran
3
Keputusan Hanum
4
Cantik
5
Kelakuan Ketiga Putra Sonya
6
Cobaan Demi Cobaan
7
Tempat Tinggal
8
Pertemuan Surya & Haitsam
9
Tidak Menyangka
10
Masakan Hanum
11
Perkataan Samuel
12
Jam Tangan Untuk Hanum
13
Suara Tembakan
14
Kecemasan Keluarga Samuel
15
Donor Darah
16
Telah Salah Paham
17
Bergenggaman Tangan
18
Belum Terungkap
19
Tiba-tiba Canggung
20
Pertengkaran
21
Akhirnya Hanum Pulang
22
Ancaman
23
Menyusul Hanum
24
Fitnah
25
Harus Menikah
26
Sah
27
Berbakti
28
Mas Muel
29
Suami Istri
30
Di Bakar Api Cemburu
31
Fakta Mengejutkan
32
Kecewa
33
Sebuah Kotak Misterius
34
Menahan Cemburu
35
Berharap Berpisah
36
Ikut ke Kampus
37
Gangguan
38
Pertolongan Sang Abang
39
Di Cegat
40
Menjadi Saksi
41
Tidak Sesuai Harapan
42
Mulai Membuka Hati
43
Tumpangan
44
Rem Blong
45
Rujukan ke Singapore
46
Flashback
47
Aku Mencintai Kamu El
48
Menuju Singapore
49
Terungkap Masa Lalu Pratama
50
Akhirnya
51
Novel "Ours Time"
52
Ke Danau
53
Kejujuran Pratama
54
Sakit Tak Berdarah
55
Kabar Baik Sekaligus Buruk
56
Samuel dan Hanum di Bawa
57
Tak di Sangka
58
Berhasil Kabur
59
Pertolongan Untuk Samuel
60
Kritis
61
Pengakuan Satria
62
Bertemu Orang Tak Terduga
63
Sudah Enam Bulan
64
Akhirnya
65
Kedatangan Papa dan Mama
66
Sudah Waktunya
67
Akhirnya Baby El Lahir
68
Kepulangan Baby Elshanum
69
Tasyakuran Baby Elshanum
70
Semakin Romantis
71
Akhir Yang Bahagia
72
Novel: Jodoh Jalur Ummi
73
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
74
Novel: Jejak Cahaya di Kairo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!