Sebuah Tawaran

"Kamu siapa? kenapa bisa bersama anak saya?" Belum sempat Hanum menjawab, Samuel sudah lebih dulu menjawab pertanyaan sang mama. Jika bersama mamanya Samuel memang sangat cerewet sekali.

Hanum hanya tersenyum di balik cadarnya menatap keluarga dari pemuda yang ia tolong.

"Mama, kenalkan ini kakak malaikat baik hati. Tadi itu Muel kan ma di ganggu anak-anak nakal, terus... terus untung ada kakak malaikat baik hati yang nolongin Muel. Siapa ya tadi namanya. Haa kakak Anum, namanya cantik kan ma. Muel senang sama kakak Anum."

Semua yang ada di sana speechless mendengar penuturan Samuel yang berbicara sangat banyak dan menjelaskan tentang siapa Hanum dengan semangat berapi-api. Tama yang ada di sana hanya bisa melototkan matanya. Karena mereka memang tahu Samuel sangat susah menerima orang baru hadir di dekatnya. Namun kenapa dengan wanita yang bernama Hanum ini Samuel terlihat sangat dekat.

"Muel berlebihan Bu. Saya hanya lewat dan kebetulan melihat anak-anak kecil mengganggu Muel. Saya lihat Muel ini salah satu ciptaan Allah yang di ciptakan berbeda dengan makhluk lainnya. Eh, mohon maaf sebelumnya Bu, saya tidak bermaksud, maksud saya..." Hanum langsung menundukkan kepalanya, saat ia rasa bahwa ia salah dalam berbicara. Ia takut wanita paruh baya yang di panggil mama oleh Samuel akan tersinggung dengan ucapannya.

Sonya mendekat dan memeluk Hanum dengan hangat. Ia senang karena anaknya bertemu dengan wanita baik hati seperti Hanum. Jika orang lain yang ada di posisi Hanum, belum tentu mereka akan melakukan hal yang sama seperti apa yang Hanum lakukan.

Samuel tepuk tangan dengan girang melihat mamanya berpelukan dengan Hanum yang telah ia anggap kakak malaikat baik hati. Tama hanya memutar bola matanya malas melihat pemandangan yang ada di hadapannya. Sejujurnya Tama kesal dengan Hanum, karena Hanum Samuel pulang dengan cepat. Padahal kan ia ingin bersantai menikmati waktu istirahatnya di rumah tanpa gangguan adiknya itu.

"Terimakasih nak Hanum. Terimakasih sudah mengantarkan anak ibu pulang. Kamu tidak salah, Samuel memang anak yang spesial. Entah bagaimana jadinya jika anak ibu hilang, papanya pasti akan marah besar kepada ibu." Hanum dapat merasakan ketulusan dari wanita yang ada di hadapannya. Sonya tersenyum lembut menatap wajah Hanum yang tertutup cadar. Ia pun membawa Hanum masuk dan tidak mengizinkan Hanum pulang sebelum ia menjamu wanita yang telah menolong putranya.

Sedangkan Tama langsung masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju area kolam renang. Ia melampiaskan kekesalannya dengan berenang. Ya, begitulah Tama. Jika sesuatu yang ia inginkan tidak terpenuhi, maka ia akan melampiaskan dengan berenang sampai ia puas. Namun baru saja ia melepas baju kaosnya dan bersiap untuk berenang, Samuel datang menghampiri dirinya.

"Abang Tama, Abang Tama tadi kemana? Muel sudah lama menunggu Abang. Kata kakak Anum Muel sengaja di tinggal, tapi-tapi Muel percaya sama Abang, Abang kan sayang Muel. Abang tidak mungkin meninggalkan Muel. Kakak Anum hanya salah paham kan bang." Ia bergelayut manja di lengan Tama, membuat Tama jengah dengan sikap adiknya yang selalu ingin menempel dengan dirinya. Padahal masih ada abang Samuel satu lagi di rumah itu. Abang yang lahir dari rahim yang sama dengan dirinya, tapi kenapa Samuel lebih dekat dengan dirinya.

Tanpa menjawab pertanyaan Samuel, Tama melepas pelukan Samuel dan langsung nyebur ke kolam renang. Samuel hanya memberengut dan tidak marah sama sekali dengan abangnya itu. Ia memutar tubuhnya dan kembali berjalan menuju ruang keluarga. Di sana ada sang mama dan Hanum yang sedang berbincang. Seperti biasa ia langsung menempel dan memeluk mamanya dengan manja. Hanum dapat melihat jika Samuel sangat dekat dengan mamanya, hal yang tidak pernah Hanum rasakan sebelumnya.

"Kenapa sayang? Muel lain kali jangan begitu ya. Jangan keluar rumah tanpa mama atau yang lain. Untung Muel bertemu Hanum, jika tidak bagaimana, hem?" Samuel sama sekali tidak menjawab, ia hanya nyengir kuda melihat tatapan mamanya. Ia juga tidak mengatakan jika Tama meninggalkan dirinya di taman itu.

Sonya mengelus kepala putranya, mencium keningnya dengan sayang. Hal yang sudah biasa ia lakukan.

"Mohon maaf sebelumnya Bu, Saya harus pergi. Soalnya saya ke daerah sini memang mencari rumah seseorang."

"Kalau boleh ibu tahu, nak Hanum mau ke rumah siapa? Mana tahu ibu tahu." Ya, Hanum ingin ke rumah seseorang yang sedang mencari guru les. Kebetulan rumahnya tak jauh dari rumah Samuel, sepertinya.

"Saya lupa alamat lengkapnya Bu, tapi saya mencari rumah ibu Sonya. Saya ingin menjadi guru les putranya. Kata beliau, beliau sedang mencari guru les untuk putranya. Apa ibu tahu di mana rumah ibu Sonya?"

Sonya kaget mendengar penjelasan Hanum. Namanya juga Sonya dan memang sedang mencari guru les untuk Samuel. Ya, Samuel heboh ingin sekolah, tetapi dengan ke adaan Samuel yang sudah dewasa, tidak mungkin ia masuk ke sekolah negeri seperti anak-anak lainnya. Dan lebih mengejutkan lagi, ternyata guru les yang ia cari ternyata gadis yang telah menolong anaknya.

Sonya tersenyum menatap Hanum. "MasyaaAllah, jodoh tidak kemana nak Hanum." Hanum bingung mendengar perkataan Sonya. Sonya yang tahu jika Hanum bingung pun segera menjelaskan kepada Hanum.

"Nak, nama ibu Sonya. Ibulah yang sedang mencari guru les untuk putra ibu. Dan putra yang ibu maksud itu Muel. Makanya ibu bilang jodoh tidak kemana. ternyata yang menolong Muel adalah calon guru lesnya Muel. Ibu senang kalau begitu, apalagi melihat Muel terlihat nyaman dan senang dekat dengan nak Hanum."

Hanum tidak menyangka sama sekali. Sungguh kebetulan yang sangat kebetulan. Ia bingung sendiri menyikapi situasi yang terjadi. Ia pikir calon muridnya anak berusia tujuh atau delapan tahun, tapi ternyata lebih tua dari dirinya.

Walaupun Samuel tidak bisa di katakan sama layaknya orang dewasa, tapi tetap saja ia dan Samuel bukan mahram. Ia tidak ingin berinteraksi berlebihan dengan Samuel. Apalagi ia lihat Samuel suka menempel dengan orang yang membuat ia nyaman.

Hanum tampak terdiam dan bingung bagaimana cara menolak permintaan Sonya. "Bagaimana nak Hanum? Kamu mau kan menjadi guru les Muel? Muel senang tidak jika Hanum jadi guru les Muel?" ternyata yang di ajak berbicara sudah terlelap dengan nyenyak. Pantas saja tidak ada suaranya lagi.

"Begini Bu, saya bukannya mau menolak menjadi guru les Muel. Saya pikir calon murid saya anak berusia tujuh tahun, makanya saya bersedia. Tapi kan Muel ini lelaki dewasa. Dan dalam Islam tidak di perbolehkan seorang wanita dan lelaki yang bukan mahramnya terlalu dekat."

Sonya paham inti dari perkataan Hanum. Sebenarnya ia juga tidak ingin memaksa, namun untuk mencari guru les pengganti akan sangat sulit. pernah beberapa kali guru les sebelumnya hanya bertahan tiga atau empat hari saja, paling lama seminggu. Mereka tidak betah karena Samuel suka tantrum.

"Begini saja, Ibu naikkan gaji nak Hanum dua kali lipat. Dan selama belajar nak Hanum akan di temani oleh asisten rumah tangga ibu, atau jika ibu tidak sibuk, ibu bisa menemani nak Hanum. Jadi kalian tidak hanya berdua, bagaimana? Coba di pikirkan terlebih dahulu. Jangan langsung menolak ibu nak. Ibu beri waktu nak Hanum berpikir dua hari, setelah itu segera kabari ibu, ibu tunggu."

Hanum tak dapat lagi berkata. Tawaran Sonya memang sangat menggiurkan. Apalagi ia memang membutuhkan uang yang lumayan besar untuk membayar uang semester yang sudah hampir tiba. Selepas pembicaraan dua wanita itu, Hanum pun pamit dan meninggalkan rumah mewah tersebut.

......................

...To Be Continued ...

Episodes
1 Samuel & Hanum
2 Sebuah Tawaran
3 Keputusan Hanum
4 Cantik
5 Kelakuan Ketiga Putra Sonya
6 Cobaan Demi Cobaan
7 Tempat Tinggal
8 Pertemuan Surya & Haitsam
9 Tidak Menyangka
10 Masakan Hanum
11 Perkataan Samuel
12 Jam Tangan Untuk Hanum
13 Suara Tembakan
14 Kecemasan Keluarga Samuel
15 Donor Darah
16 Telah Salah Paham
17 Bergenggaman Tangan
18 Belum Terungkap
19 Tiba-tiba Canggung
20 Pertengkaran
21 Akhirnya Hanum Pulang
22 Ancaman
23 Menyusul Hanum
24 Fitnah
25 Harus Menikah
26 Sah
27 Berbakti
28 Mas Muel
29 Suami Istri
30 Di Bakar Api Cemburu
31 Fakta Mengejutkan
32 Kecewa
33 Sebuah Kotak Misterius
34 Menahan Cemburu
35 Berharap Berpisah
36 Ikut ke Kampus
37 Gangguan
38 Pertolongan Sang Abang
39 Di Cegat
40 Menjadi Saksi
41 Tidak Sesuai Harapan
42 Mulai Membuka Hati
43 Tumpangan
44 Rem Blong
45 Rujukan ke Singapore
46 Flashback
47 Aku Mencintai Kamu El
48 Menuju Singapore
49 Terungkap Masa Lalu Pratama
50 Akhirnya
51 Novel "Ours Time"
52 Ke Danau
53 Kejujuran Pratama
54 Sakit Tak Berdarah
55 Kabar Baik Sekaligus Buruk
56 Samuel dan Hanum di Bawa
57 Tak di Sangka
58 Berhasil Kabur
59 Pertolongan Untuk Samuel
60 Kritis
61 Pengakuan Satria
62 Bertemu Orang Tak Terduga
63 Sudah Enam Bulan
64 Akhirnya
65 Kedatangan Papa dan Mama
66 Sudah Waktunya
67 Akhirnya Baby El Lahir
68 Kepulangan Baby Elshanum
69 Tasyakuran Baby Elshanum
70 Semakin Romantis
71 Akhir Yang Bahagia
72 Novel: Jodoh Jalur Ummi
73 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
74 Novel: Jejak Cahaya di Kairo
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Samuel & Hanum
2
Sebuah Tawaran
3
Keputusan Hanum
4
Cantik
5
Kelakuan Ketiga Putra Sonya
6
Cobaan Demi Cobaan
7
Tempat Tinggal
8
Pertemuan Surya & Haitsam
9
Tidak Menyangka
10
Masakan Hanum
11
Perkataan Samuel
12
Jam Tangan Untuk Hanum
13
Suara Tembakan
14
Kecemasan Keluarga Samuel
15
Donor Darah
16
Telah Salah Paham
17
Bergenggaman Tangan
18
Belum Terungkap
19
Tiba-tiba Canggung
20
Pertengkaran
21
Akhirnya Hanum Pulang
22
Ancaman
23
Menyusul Hanum
24
Fitnah
25
Harus Menikah
26
Sah
27
Berbakti
28
Mas Muel
29
Suami Istri
30
Di Bakar Api Cemburu
31
Fakta Mengejutkan
32
Kecewa
33
Sebuah Kotak Misterius
34
Menahan Cemburu
35
Berharap Berpisah
36
Ikut ke Kampus
37
Gangguan
38
Pertolongan Sang Abang
39
Di Cegat
40
Menjadi Saksi
41
Tidak Sesuai Harapan
42
Mulai Membuka Hati
43
Tumpangan
44
Rem Blong
45
Rujukan ke Singapore
46
Flashback
47
Aku Mencintai Kamu El
48
Menuju Singapore
49
Terungkap Masa Lalu Pratama
50
Akhirnya
51
Novel "Ours Time"
52
Ke Danau
53
Kejujuran Pratama
54
Sakit Tak Berdarah
55
Kabar Baik Sekaligus Buruk
56
Samuel dan Hanum di Bawa
57
Tak di Sangka
58
Berhasil Kabur
59
Pertolongan Untuk Samuel
60
Kritis
61
Pengakuan Satria
62
Bertemu Orang Tak Terduga
63
Sudah Enam Bulan
64
Akhirnya
65
Kedatangan Papa dan Mama
66
Sudah Waktunya
67
Akhirnya Baby El Lahir
68
Kepulangan Baby Elshanum
69
Tasyakuran Baby Elshanum
70
Semakin Romantis
71
Akhir Yang Bahagia
72
Novel: Jodoh Jalur Ummi
73
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
74
Novel: Jejak Cahaya di Kairo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!