Keputusan Hanum

Saat tiba di kosan, Hanum bukannya langsung istirahat. Ia melaksanakan empat rakaat yang sudah tertinggal. Mengambil wudhu dan segera menunaikan ibadahnya sebagai ketaatannya kepada Tuhannya. Hanum shalat dengan khusyuk, dan melantunkan zikir begitu lama. Memohon doa kepada Yang Maha Menciptakan langit dan segala isinya, hingga membuat ia menangis tersedu-sedu di atas sajadahnya.

Padahal tadi ia terlihat baik-baik saja, namun kali ini ia benar-benar tergugu saat menghadap kepada-Nya. Entah apa yang membuat Hanum sampai menangis seperti itu di dalam shalatnya.

"Ya Allah zat yang maha menyembuhkan. Berikanlah kesembuhan untuk ayah hamba yang sedang sakit. Angkatlah penyakitnya, kembalikanlah kesehatannya seperti sediakala. Hamba rela menggantikan penyakit ayah hamba Ya Allah, dari pada harus melihat orang tua hamba satu-satunya terus sakit-sakitan di usianya yang tidak lagi muda. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin."

Ternyata sang ayah yang tengah sakit di kampung halamanlah yang membuat ia sampai menangis seperti itu. Di ujung doanya, ia mendengar handphone miliknya kembali berdering. Hanum segera menyudahi doanya karena sudah berkali-kali telfon itu berbunyi sejak ia mulai shalat. Ternyata tetangganya di kampung yang menghubungi. Beliau mengatakan jika abangnya yang suka mabuk-mabukkan itu kembali membuat keributan saat ayahnya tengah tertidur. Padahal ayahnya tengah sakit, tapi sang putra malah meminta surat tanah milik keluarga untuk ia jual. Mendengar hal itu membuat hati Hanum semakin teriris.

Ia kembali teringat tawaran Sonya. Sepertinya tidak ada pilihan selain menerima tawaran Sonya untuk menjadi guru les Samuel. Toh tidak hanya mereka berdua saja nantinya di ruangan itu saat proses belajar berlangsung. Ia tahu sang Abang akan selalu mengganggu ayahnya di rumah itu sampai apa yang ia inginkan di dapatkannya. Ya, setiap bulan Hanum selalu mengirimkan uang untuk pengobatan sang ayah, dan abangnya yang memaksa untuk minta di kirimkan. Katanya obat-obatan yang di butuhkan ayah mereka lumayan mahal. Jika tidak, abangnya akan terus mengganggu ayahnya dan membiarkan ayahnya mengurus dirinya sendiri.

Belum sampai dua hari ia memikirkan tawaran itu. Hanum segera menghubungi nomor Sonya. Sonya yang memang sudah mengharapkan Hanum untuk menjadi guru les Samuel tentu saja senang mendengar kabar baik itu. Bahkan besok Hanum sudah mulai menjadi guru les Samuel.

......................

Ke esokannya Hanum bersiap berangkat ke kampusnya. Ia tidak boleh melalaikan kuliahnya di balik semua masalah yang ada. Ia harus berhasil saat kembali ke kampungnya. Ia berjanji kepada dirinya sendiri, jika Ia tidak akan mengecewakan sang ayah.

Seperti biasa Hanum menjalankan proses perkuliahan sampai siang. Mengingat jadwal mengajar les di rumah Sonya pukul tiga, masih ada waktu Hanum untuk melaksanakan shalat terlebih dahulu. Kurang lebih lima belas menit Hanum melaksanakan shalat empat raka'at itu, dan segera keluar dari masjid. Ia berjalan menuju gerbang kampus sembari menunggu ojek. Namun belum juga tukang ojek yang ia pesan tiba, seseorang dosen yang hendak pulang menghentikan laju kendaraannya dan membuka kaca jendelanya untuk menyapa Hanum

"Assalamualaikum Hanum, kamu mau ke mana?" Hanum yang tengah menunduk segera mendongakkan kepala saat mendengar namanya di sebut. Ternyata dosennya sendiri. Hanum bingung kenapa belakangan ini sang dosen suka sekali mengajak dirinya berbicara.

"Wa'akaikumsalam pak, saya sedang menunggu ojek pak. Ada yang bisa saya bantu?" Walaupun agak canggung dan malu, Hanum tetap bersikap ramah dan sopan terhadap dosennya itu. Sang dosen tampak tersenyum, Hanum yang selalu menjaga pandangannya segera menundukkan kepalanya kembali.

"Mau kemana? mau saya antar? Mana tahu kita searah." Hanum kaget, karena dosennya itu tiba-tiba menawarkan diri untuk mengantarkan ia pulang. Namum tentu saja Hanum tidak mengiyakan tawaran sang dosen. Ia tidak ingin nantinya timbul fitnah karena ia semobil dengan dosennya sendiri. Dengan sopan Hanum menolak tawaran dosennya itu. Beruntung saat itu ojol pesanan Hanum pun tiba.

"Terimakasih pak atas tawarannya, kebetulan ojol pesanan saya sudah tiba. Mari pak, Assalamualaikum."

"Wa'akaikumsalam," dosen laki-laki itu tampak kecewa. Ia pun melajukan kendaraannya mendahului ojol yang sudah di naiki oleh Hanum.

"Kemana neng?"

"Ke jalan x ya pak."

Kang ojol mengantarkan Hanum ke alamat yang di minta. Beruntung alamat rumah Sonya tidak terlalu jauh, kurang lebih tiga puluh menit Hanum tiba di rumah mewah dengan pagar tinggi yang menjulang dengan cat berwarna putih. Ia pun segera membayar ongkos ojolnya dan menekan bel rumah itu. Tak lama satpam membukakan gerbang. Sang satpam yang sudah di amanahkan jika wanita bercadar yang bernama Hanum segera di suruh masuk dan langsung menuju ruang belajar Samuel.

"Assalamualaikum pak, saya Hanum. Saya guru les Muel. Semalam saya sudah menghubungi Bu Sonya, dan beliau langsung menyuruh saya ke sini sekitar pukul tiga."

"Wa'akaikumsalam, iya saya ingat. Mbak ini yang mengantarkan den Muel pulang kan ya. Mari mbak Hanum masuk, sudah di tunggu di dalam. Nanti ada bibik yang akan mengantarkan mbak Hanum bertemu den Muel. Kebetulan ibuk belum pulang, mungkin sebentar lagi."

Hanum berjalan ke halaman rumah itu. Halaman yang begitu luas dan di penuhi taman yang di tumbuhi bunga-bunga cantik. Siapapun yang melihatnya pasti akan betah berlama-lama di sana. Saat tiba di depan pintu, Hanum sudah di sambut oleh bibik yang kemarin bersama Bu Sonya. Ia mengantarkan Hanum menuju ruang belajar Samuel dan menemani Hanum di sana, sesuai mandat sang majikan.

Tentu saja Muel kegirangan saat kembali bertemu dengan Hanum. Ia yang memang merasa nyaman dengan kehadiran Hanum langsung saja memeluk Hanum. Hanum yang kaget hanya bisa mematung hingga ia tersadar jika ia dan Samuel bukanlah mahram.

"Astaghfirullah Meul. Mule bisa tolong lepaskan Hanum dulu. Muel tidak boleh main peluk Hanum seperti ini." Hanum yang tahu akan ke kekurangan Samuel pun berbicara dengan lembut. Ia masih bisa mengontrol dirinya. Samuel pun melepaskan pelukannya terhadap Hanum. Ia menundukkan kepalanya dan matanya mulai berkaca-kaca. Melihat hal tersebut membuat Hanum panik seketika.

"Eh, Muel kenapa?"

"Kakak cantik tidak suka Muel ya?" Hanum meremas tangannya sendiri. Bagaimana cara menjelaskan kepada lelaki yang ada di hadapannya ini. Namun ia akan tetap berusaha membuat Samuel paham, jika Samuel tidak boleh memeluk sembarangan orang.

"Eh, tidak begitu Muel. Dengarkan Hanum ya. Muel itu lelaki, sedangkan Hanum itu perempuan. Lelaki dewasa dan perempuan dewasa tidak boleh bersentuhan sama sekali jika bukan mahramnya. Maksud Hanum, Muel dan Hanum itu tidak ada hubungan darah, sehingga kita tidak boleh bersentuhan. Muel paham kan maksud Hanum? Jangan tersinggung." Hanum sudah mengatakannya dengan baik. Sang bibik hanya memperhatikan, sepertinya Hanum bisa mengatasi Samuel yang suka tantrum dan sulit untuk di kasih tahu. Ia tersenyum menatap cara Hanum menjelaskan kepada anak majikannya itu.

"Jadi-jadi maksudnya Muel dan Hanum tidak boleh bersentuhan karena kita bukan saudara? Seperti Muel dengan bang Tama dan bang Sat?" Hanum hanya menganggukkan kepalanya, paling tidak Samuel tidak akan memeluknya lagi seperti tadi.

"Pintar... Oh iya, mama Muel udah bilang belum, jika Hanum akan menjadi guru les Muel." Samuel menganggukkan kepalanya dengan semangat, ia melompat kegirangan, membuat Hanum hanya bisa geleng-geleng kepala. Walaupun ia sudah dewasa, ia terlihat seperti anak kecil yang tidak berdosa.

Akhirnya untuk pertama kalinya Hanum menjadi guru les Samuel dan mengajarkan Samuel pelajaran anak-anak sekolah dasar pada umumnya. Ia terlihat senang dan antusias karena bisa belajar seperti anak-anak lainnya. Begitu pikir Samuel.

......................

...To Be Continued ...

Terpopuler

Comments

🐥mami kookie97🐰

🐥mami kookie97🐰

kok bisa gitu ya thor, apa dari lahir atau gimana. flashback nya thor biar aku tau/Facepalm/
💪semangat terus

2024-07-01

1

lihat semua
Episodes
1 Samuel & Hanum
2 Sebuah Tawaran
3 Keputusan Hanum
4 Cantik
5 Kelakuan Ketiga Putra Sonya
6 Cobaan Demi Cobaan
7 Tempat Tinggal
8 Pertemuan Surya & Haitsam
9 Tidak Menyangka
10 Masakan Hanum
11 Perkataan Samuel
12 Jam Tangan Untuk Hanum
13 Suara Tembakan
14 Kecemasan Keluarga Samuel
15 Donor Darah
16 Telah Salah Paham
17 Bergenggaman Tangan
18 Belum Terungkap
19 Tiba-tiba Canggung
20 Pertengkaran
21 Akhirnya Hanum Pulang
22 Ancaman
23 Menyusul Hanum
24 Fitnah
25 Harus Menikah
26 Sah
27 Berbakti
28 Mas Muel
29 Suami Istri
30 Di Bakar Api Cemburu
31 Fakta Mengejutkan
32 Kecewa
33 Sebuah Kotak Misterius
34 Menahan Cemburu
35 Berharap Berpisah
36 Ikut ke Kampus
37 Gangguan
38 Pertolongan Sang Abang
39 Di Cegat
40 Menjadi Saksi
41 Tidak Sesuai Harapan
42 Mulai Membuka Hati
43 Tumpangan
44 Rem Blong
45 Rujukan ke Singapore
46 Flashback
47 Aku Mencintai Kamu El
48 Menuju Singapore
49 Terungkap Masa Lalu Pratama
50 Akhirnya
51 Novel "Ours Time"
52 Ke Danau
53 Kejujuran Pratama
54 Sakit Tak Berdarah
55 Kabar Baik Sekaligus Buruk
56 Samuel dan Hanum di Bawa
57 Tak di Sangka
58 Berhasil Kabur
59 Pertolongan Untuk Samuel
60 Kritis
61 Pengakuan Satria
62 Bertemu Orang Tak Terduga
63 Sudah Enam Bulan
64 Akhirnya
65 Kedatangan Papa dan Mama
66 Sudah Waktunya
67 Akhirnya Baby El Lahir
68 Kepulangan Baby Elshanum
69 Tasyakuran Baby Elshanum
70 Semakin Romantis
71 Akhir Yang Bahagia
72 Novel: Jodoh Jalur Ummi
73 Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
74 Novel: Jejak Cahaya di Kairo
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Samuel & Hanum
2
Sebuah Tawaran
3
Keputusan Hanum
4
Cantik
5
Kelakuan Ketiga Putra Sonya
6
Cobaan Demi Cobaan
7
Tempat Tinggal
8
Pertemuan Surya & Haitsam
9
Tidak Menyangka
10
Masakan Hanum
11
Perkataan Samuel
12
Jam Tangan Untuk Hanum
13
Suara Tembakan
14
Kecemasan Keluarga Samuel
15
Donor Darah
16
Telah Salah Paham
17
Bergenggaman Tangan
18
Belum Terungkap
19
Tiba-tiba Canggung
20
Pertengkaran
21
Akhirnya Hanum Pulang
22
Ancaman
23
Menyusul Hanum
24
Fitnah
25
Harus Menikah
26
Sah
27
Berbakti
28
Mas Muel
29
Suami Istri
30
Di Bakar Api Cemburu
31
Fakta Mengejutkan
32
Kecewa
33
Sebuah Kotak Misterius
34
Menahan Cemburu
35
Berharap Berpisah
36
Ikut ke Kampus
37
Gangguan
38
Pertolongan Sang Abang
39
Di Cegat
40
Menjadi Saksi
41
Tidak Sesuai Harapan
42
Mulai Membuka Hati
43
Tumpangan
44
Rem Blong
45
Rujukan ke Singapore
46
Flashback
47
Aku Mencintai Kamu El
48
Menuju Singapore
49
Terungkap Masa Lalu Pratama
50
Akhirnya
51
Novel "Ours Time"
52
Ke Danau
53
Kejujuran Pratama
54
Sakit Tak Berdarah
55
Kabar Baik Sekaligus Buruk
56
Samuel dan Hanum di Bawa
57
Tak di Sangka
58
Berhasil Kabur
59
Pertolongan Untuk Samuel
60
Kritis
61
Pengakuan Satria
62
Bertemu Orang Tak Terduga
63
Sudah Enam Bulan
64
Akhirnya
65
Kedatangan Papa dan Mama
66
Sudah Waktunya
67
Akhirnya Baby El Lahir
68
Kepulangan Baby Elshanum
69
Tasyakuran Baby Elshanum
70
Semakin Romantis
71
Akhir Yang Bahagia
72
Novel: Jodoh Jalur Ummi
73
Novel: Jejak Takdir di Ujung Waktu
74
Novel: Jejak Cahaya di Kairo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!