Setelah daun-daun Berry itu hancur dan mengeluarkan cairan hijau. Dia menambahkan sedikit air dan membuang ampasnya. Lalu dia mengeluarkan senjata paling penting, dia secara tidak sengaja memasukkan bubuk ini saat sedang belajar dengan kakeknya. Ya secara tidak sengaja, benar-benar tidak sengaja.
Setelah di diamkan beberapa saat, akhirnya puding daun Berry jadi. Meskipun sebenarnya rasanya tidak jauh berbeda dengan rasa buah Berry itu sendiri, tapi ini mengenyangkan. Menambahkan beberapa buah Berry di atasnya, mengagumi penampilan indah itu beberapa saat sebelum kemudian ia eksekusi.
Usai mengisi perutnya dengan lahap, gadis itu melihat kembali pada Zizi yang masih tidak sadarkan diri. Dia membereskan perkemahannya dan bersiap untuk mendaki. Jika ia bergerak lebih cepat, harusnya sebelum menjelang gelap ia sudah sampai di atas tebing. Meneguk air sebanyak mungkin, akhirnya dia kembali mendaki.
***
Perjuangan gadis kecil itu tidak sia-sia, sebelum gelap dia sudah hampir mencapai bagian akhir dari tebing. Dengan sedikit usaha terakhir, dia mendorong tubuhnya ke atas tebing.
Namun sial memang tidak kenal tempatnya, ada retakan di tanah kering di sekitarnya. Dia akan berdiri dan segera berlari lebih dalam agar tidak jatuh, tapi hal itu justru membuat retakan semakin cepat. Saat retakan semakin dalam, dia melemparkan Zizi dan tas Qiankun ke sisi semak-semak dan menyiapkan dua bilah untuk bertahan.
Dia terjatuh dengan mantap, dia mencoba menancapkan pisaunya. Tapi pisaunya sudah terlalu tumpul dan tenaganya juga tak lagi mempuni. Pisau itu patah, sedangkan pisau satunya terlihat bengkok.
Mata gadis itu penuh tanda tanya sebelum dia berteriak memenuhi langit malam.
Burung-burung bahkan dikejutkan oleh teriakannya. Tahu yang akan dia hadapi di bawah adalah larva panas, ia mencoba menjangkau apa yang bisa ia jangkau.
Tindakan itu tidak membuahkan hasil apa pun selain membuat tangannya baret dan terluka. Dia hampir putus asa. Tapi begitulah hidup, begitu singkat.
"Kakek, sampai jumpa di surga!" dia menutup matanya dan siap menerima tubuhnya terbakar habis oleh larva.
Saat dia jatuh ke larva, dia pikir dia akan langsung hancur lebur. Kini ia memang merasakan sakitnya, itu sakit yang mencabik-cabik tubuh. Sangat menyakitkan!
Teriakan saat terjatuh dan teriakan kesakitan bisa dilihat perbedaannya sekarang. Suara yang menyayat hati, tapi dia tidak berdaya.
You Lan dengan berani membuka matanya. Dia merasa sangat panas dan perih, mengangkat tangannya yang hancur melepuh tapi urat nadi terus ada dan mengedarkan darah.
Tubuhnya seperti dicabik, lalu di pasang lagi dengan yang baru. Dengan layar merah menyala. You Lan melihat tangannya sembuh, tumbuh daging seperti semula secara perlahan. Tapi rasa sakit seluruh bada tetap ada.
"Argghhhh...."
Saat tangan You Lan masuk lagi ke dalam larva, tangan itu kembali dihancurkan. Proses itu seperti peleburan sebuah biji besi sebelum di bentuk.
You Lan merasa dia seperti lempengan besi bekas yang sedang kakeknya lelehkan.
Dari dalam sana tidak tahu bahwa matahari telah bangun, bukan ayam yang menyambutnya pagi ini. Itu masih teriakan You Lan yang sesekali muncul setelah jeda istirahat. Zizi yang telah berubah menjadi kecil akhirnya sadar. Dia melihat tas Qiankun You Lan tapi setelah berputar-putar dengan badan kecilnya dan tidak dapat menemukan You Lan.
Dia menyadari bahwa dia telah mengecil dan mengingat jarak yang sebelumnya di tempuh, dia tidak mungkin untuk kembali. Jadi dia memutuskan untuk menghubungi ibunya selagi menunggu di tempat itu.
Baru setelah itu dia akan mencari You Lan lagi bersama-sama.
You Lan kehabisan tenaga terakhirnya untuk berteriak dan mengapung di larva panas. Tubuhnya terus mendidih seperti di minyak goreng.
Panggilan dari Zizi segera mendapat tanggapan dari ibunya, tidak butuh waktu lama bagi Zisa untuk datang dengan pria tua di punggungnya.
"Zizi" dia memanggil Zizi yang telah mengecil dengan panik dan mendekat setelah tuannya turun. Dia berubah menjadi manusia dan memegang burung kecil itu. "cit...cit..."
Melihat ke arah pria tua itu, dia menunjukkan wujud Zizi. Pria tua itu mengamati sebentar dan melihat sekeliling, satu kata yang pasti. Tandus!
"Dia terkena sedikit racun buatanku, untunglah itu hanya sedikit. Jika banyak maka dia akan kembali menjadi telur dan entah bagaimana mengobatinya." pria tua itu mengeluarkan sebuah ramuan dan menyerahkannya pada Zisa.
"Terimakasih tuan!" Zisa segera membantu Zizi kecil untuk minum. "Itu tidak akan segera pulih, dia akan kembali ke wujud normal secara bertahap!" pria itu menjelaskan dengan murah hati karena pandangan bingung wanita itu setelah Zizi meminum obatnya tanpa perubahan.
"iya tuan!" angguknya malu, lalu dia menatap Zizi lagi. "Apa yang terjadi pada kalian dan dimana You Lan?" meskipun Zizi hanya bisa mencicit sekarang. Tapi ibunya seorang burung tentu saja dia mengerti bahasanya.
"Zizi bilang dia tidak tahu keberadaan You Lan setelah dia pingsan tuan!" Zisa melapor pada tuannya yang kini menatap ke tebing gunung.
"Dia ada di bawah!"
Zisa terkejut dan melihat ke kejauhan yang gelap. Dengan mata Garuda yang tajam, dia bisa melihat di tengah larva yang meledak-ledak memang ada gosong kecil mengapung disana.
"Apakah saya perlu membawa mayatnya ke atas tuan?" dia bertanya dengan ragu. Jika itu seorang kultivator dia mungkin yakin orang itu masih hidup, tapi...
"Dia masih hidup!"
"Hah!" Zisa mencoba melihat dada gadis yang terapung itu. Memang benar masih ada nafas lemah namun teratur disana.
"Kalau begitu aku akan membawanya naik tuan!" Zisa akan berubah menjadi burung Garuda lagi untuk membawa You Lan naik, tapi suara tuannya menghentikan dia.
"Tidak perlu, dia memiliki pengalamannya sendiri disana."
Zizi yang telah menjadi burung kecil tidak memahami percakapan keduanya, tapi dia tahu bahwa saat ini You Lan ada di bawah. Meski dia panik, tapi karena tuan ibunya tidak panik maka pasti You Lan baik-baik saja.
Proses penempaan itu berlangsung berhari-hari hingga mata yang sudah lama tertutup mulai terbuka. Tidak ada lagi gosong di sekujur tubuh You Lan, gadis kecil itu seperti terlahir kembali. Api membungkus tubuhnya seperti gaun merah menyala. Dia menatap ke tepi kolam larva dan melihat ada sebuah bunga di atas batu sana.
Dari bunga itu, mengalir larva yang membentuk lingkaran di sekitar bawah batu.
You Lan berjalan mendekat, api menyatu dan menjadi gaun kecil untuknya. Dia melihat itu dan tertegun sejenak, dia bahkan mengagumi hal ini. Dia merasa dia seperti Dewi api.
"Ini keren!" dia mencoba mendorong api dari tangannya barangkali dia bisa seperti kakeknya. Tapi ternyata tidak bisa yang membuat dia sedikit kecewa. Saat dia lengah, tiba-tiba sesuatu menyerangnya.
"Arghhh...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
anggita
like👍+ hadiah iklan☝. moga novelnya lancar.
2024-11-04
2