15. Mulai goyah.

"Dimana?"

"Di kamar Dindra, Om. Di bawah tempat tidur..!!" Kata Dindra yang masih berdiri di atas sofa.

Secepatnya Bang Arbath masuk ke dalam kamar Dindra dan menunduk untuk melihat hewan yang membahayakan itu.

Dengan penerangan lampu ponsel, Bang Arbath melongok untuk melihatnya.

"Allahu Akbar, lucunya..!!" Bang Arbath segera menarik ekor hewan tersebut dengan hati-hati.

"Lucu????? Dia bisa buat kita mati." Jawab Dindra.

Bang Arbath pun segera mengangkatnya tanpa takut. "Boleh buat saya?" Tanya Bang Arbath sembari mengangkat hewan tersebut. "Ini bukan buaya, namanya biawak."

"Ambil saja, Om keloni juga boleh. Dindra nggak suka." Jawab Dindra.

"Oke. Saya bawa mess..!! Makanya saya bilang tadi.. pintu rumah harus di kunci menjelang magrib." Pesan Bang Arbath sambil keluar rumah.

Dindra mengernyit dahi dengan kesal. Pria itu bernada lebih galak dari Bang Farial dan ia sangat tidak menyukai hal itu. Ia pun secepatnya menutup pintu rumah dan melupakan pakaian Bang Arbath yang masih di gantungnya di dinding kamar.

...

"Bye sayang.. Besok Abang sudah test untuk pendidikan. Kau juga harus tidur. Nanti kirim foto cantikmu ya..!!" Pinta Bang Farial.

"Iya Abang. Ya sudah, tidur yuukk.. Dindra juga ngantuk." Kata Dindra.

Panggilan telepon pun berakhir dan beberapa saat kemudian ia menerima pesan singkat dari Dindra istrinya.

Senyumnya merekah, ia mengamati detail wajah Dindra hingga menggunakan mode zoom namun saat itu tak sengaja dirinya melihat pakaian bernama dada Z. ARBATH ada di kamarnya.

"Pakaian PDHL milik Arbath?? Kenapa ada disana??" Gumam Bang Farial. Ia ingin bertanya lagi pada Dindra namun istrinya itu sudah tidak dalam keadaan ONLINE lagi di pesan singkatnya. "Tidak mungkin kan, Arbath membantu berbenah rumahku menggunakan seragam PDHL???"

Saat pikirannya masih semrawut, ada panggilan telepon dari Saras.

"Iya Saras, ada apa?" Jawab Bang Farial mengangkat panggilan telepon tersebut.

"Sepertinya Saras pengen nasi liwet."

Bang Farial melihat jam dinding sudah menunjukan pukul sepuluh malam, tapi karena hatinya merasa bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam kandungan Saras, ia pun menjadi tidak tega.

"Abang belikan. Sabar ya..!! Kau tunggu disana. Jangan kemana-mana dek..!!" Pintanya karena melihat tubuh Saras yang semakin kurus tak terawat.

"Iya Bang."

Suara Saras masih seperti yang dulu. Lembut dan tidak pernah berubah. Suara gadis yang sungguh ia sayangi sepenuh hati.

Namun sebelum beranjak, Bang Farial menyempatkan mengirim pesan singkat pada seseorang di seberang sana.

...

Saras membuka pintu rumah kontrakannya. Ia tersenyum saat Bang Farial benar-benar datang dan membelikannya sebungkus nasi liwet.

"Terima kasih banyak ya Bang." Katanya.

"Nggak masalah. Yang penting kamu dan kandunganmu sehat." Jawab Bang Farial. Hatinya terasa sakit melihat tubuh kurus Saras. "Pagi besok jangan lupa buat susunya. Sore Abang antar ke Bidan."

Saras mengangguk lalu duduk di ruang tamu rumahnya kontrakannya yang memang sangat kecil dan jauh dari kata layak bahkan menyendiri dari orang-orang. Tanpa basa-basi Saras langsung membuka bungkusnya dan memulung nasi liwet itu dengan tangan dan melahapnya tanpa mencuci tangan.

"Pelan-pelan..!! Saya nggak minta nasi mu..!!"

Saras kembali mengangguk. Sing lahapnya, Saras sampai tersedak.

"Abang bilang pelan, dek..!! Apa kau sangat lapar??"

Saras pun berhenti makan hingga akhirnya menangis.

"Saras memang jarang makan. Kadang hanya satu kali saja." Jawab Saras dengan wajah sendu.

"Maaf.. Abang tidak tau kalau kau sesulit ini menjalani kehamilanmu.

"Semua akan Abang selesaikan besok termasuk mencarikanmu kontrakan yang baru dan lebih layak." Janji Bang Farial.

//

"Sudah tidur ya Din, maaf saya ganggu..!!" Bang Arbath merasa tidak enak karena sampai mengganggu tidur malam istri sahabatnya.

"Nggak apa-apa Om. Dindra juga lupa bilang sama Om Ar kalau bajunya sudah selesai Dindra jahit." Jawab Dindra kemudian menyerahkan pakaian seragam PDHL milik Bang Arbath.

"Waahh.. rapi sekali, ternyata kau pintar menjahit juga ya..!!" Kata Bang Arbath tanpa sadar memuji kelihaian Dindra menjahit pakaian. Bukan karena manis di bibir saja tapi memang kenyataannya jahitan Dindra terlihat sangat rapi.

"Biasa saja Om."

"Kalau begitu terima kasih banyak ya bantuannya. Saya kembali ke mess dulu..!!" Kata Bang Arbath.

Dindra mengangguk dalam kantuknya yang tidak tertahan.

\=\=\=

Sore sudah hampir berganti malam, sudah dua hari ini tidak juga ada kabar dari Bang Farial. Perasaan Dindra sampai gelisah memikirkannya. Puluhan pesan singkat nya hanya terbaca tanpa balasan. Makan pun jadi tidak enak.

tok.. tok.. tok..

"Dindraaaa..!!" Terdengar suara Bang Arrow mengetuk pintu rumah Dindra.

"Iya Bang. Masuk saja, tidak di kunci." Jawab Dindra.

Bang Arrow segera masuk ke dalam rumah adiknya.

"Lhoo.. Abang mau kemana?" Tanya Dindra.

"Ada penugasan dadakan. Kau baik-baik ya disini. Kalau mau keluar bilang sama anggota piket jaga. Mereka akan membantu mengantarmu. Atau bisa lah kau minta bantuan Arbath. Dia kan kepala keamanan juga." Jawab Bang Arrow sekalian memberi arahan.

"Sama mbak Denna saja, Bang."

"Abang lupa bilang, Denna pulang semalam karena Papa Mamanya sakit."

"Aahh Abaaang. Dindra takut sendirian disini, apalagi mati lampu. Mana nggak ada Bang Rial." Kata Dindra merengek takut.

"Belajarlah berani, dek. Masa istri pasukan penakut." Ledek Bang Arrow.

"Istri pasukan juga manusia, Bang. Bisa takut juga." Jawab Dindra sembari menyeka tangisnya.

"Laaahh.. jaman sekarang masih bisa komunikasi, dek. Coba di jaman mbah buyut. Mana bisa kita berkabar. Surat pun kadang lambat sampai."

Dindra tidak bisa bicara apapun lagi. Rasanya berat untuk bercerita bahwa komunikasi nya sudah hilang dua hari ini.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Fitria Syafei

Fitria Syafei

waduh ko jadi gini ...bisa kebetulan CLBK kah mereka 🙄 KK kereeen 😘😘

2024-06-28

0

❤Rainy Wiratama Yuda❤️

❤Rainy Wiratama Yuda❤️

Geregetan sama Rial

2024-06-28

0

Mika Saja

Mika Saja

waduh bang Farial .....gmn sih istri mlhan diabaikan,,,,yg masa lalu itu blm tentu benar adanya

2024-06-28

3

lihat semua
Episodes
1 1. Di jodohkan.
2 2. Krisis rasa percaya.
3 3. Mencoba untuk tenang.
4 4. Mati lampu.
5 5. Gemas.
6 6. Emosi naik turun.
7 7. Syok berat.
8 8. Amarah memuncak.
9 9. Lepas landas.
10 10. Belum yakin akan rasa.
11 11. Cerita lama.
12 12. Dilema.
13 13. Belajar hidup sendiri.
14 14. Hari pertama tanpamu.
15 15. Mulai goyah.
16 16. Ujian.
17 17. Sembrono.
18 18. Keputusan gila.
19 19. Arti berjuang.
20 20. Kebodohan yang berkerak.
21 21. Saat ada rasa.
22 22. Suasana mulai tenang.
23 23. Kangen junior
24 24. Tak bisa di senggol.
25 25. Hak milik.
26 26. Peran baru.
27 27. Berbesar hati.
28 28. Harus kuat.
29 29. Keyakinan dalam keraguan.
30 30. Menguji keteguhan iman.
31 31. Memulai bersama mu.
32 32. Adegan berbahaya.
33 33. Dindra sayang.
34 34. Tidak untuk di contoh.
35 35. Permintaan.
36 36. Bu Danki ngidam.
37 37. Menghadapi Ibu Danki.
38 38. Terasa panas.
39 39. Gangguan.
40 40. Menyingkirkan masalah.
41 41. Kejadian tak terduga.
42 42. Bersamamu bahagia.
43 43. Bahagiaku bersamamu.
44 44. Awal emosi.
45 45. Semakin menjadi.
46 46. Hampir perang.
47 47. Tugas.
48 48. Jerat masa lalu.
49 49. Fondasi rumah tangga.
50 Rumah kedua
51 50. Terbalik.
52 51. Membujuk Pak Danki yang rewel.
53 52. Tentang perasaan.
54 53. Ada rahasia.
55 54. Hitam.
56 55. Berjuang untuk bertahan.
57 56. Di akhir cerita.
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Di jodohkan.
2
2. Krisis rasa percaya.
3
3. Mencoba untuk tenang.
4
4. Mati lampu.
5
5. Gemas.
6
6. Emosi naik turun.
7
7. Syok berat.
8
8. Amarah memuncak.
9
9. Lepas landas.
10
10. Belum yakin akan rasa.
11
11. Cerita lama.
12
12. Dilema.
13
13. Belajar hidup sendiri.
14
14. Hari pertama tanpamu.
15
15. Mulai goyah.
16
16. Ujian.
17
17. Sembrono.
18
18. Keputusan gila.
19
19. Arti berjuang.
20
20. Kebodohan yang berkerak.
21
21. Saat ada rasa.
22
22. Suasana mulai tenang.
23
23. Kangen junior
24
24. Tak bisa di senggol.
25
25. Hak milik.
26
26. Peran baru.
27
27. Berbesar hati.
28
28. Harus kuat.
29
29. Keyakinan dalam keraguan.
30
30. Menguji keteguhan iman.
31
31. Memulai bersama mu.
32
32. Adegan berbahaya.
33
33. Dindra sayang.
34
34. Tidak untuk di contoh.
35
35. Permintaan.
36
36. Bu Danki ngidam.
37
37. Menghadapi Ibu Danki.
38
38. Terasa panas.
39
39. Gangguan.
40
40. Menyingkirkan masalah.
41
41. Kejadian tak terduga.
42
42. Bersamamu bahagia.
43
43. Bahagiaku bersamamu.
44
44. Awal emosi.
45
45. Semakin menjadi.
46
46. Hampir perang.
47
47. Tugas.
48
48. Jerat masa lalu.
49
49. Fondasi rumah tangga.
50
Rumah kedua
51
50. Terbalik.
52
51. Membujuk Pak Danki yang rewel.
53
52. Tentang perasaan.
54
53. Ada rahasia.
55
54. Hitam.
56
55. Berjuang untuk bertahan.
57
56. Di akhir cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!