3. Mencoba untuk tenang.

Dindra kembali melanjutkan kesibukannya. Jujur dirinya masih setengah hati untuk ikut dengan Bang Farial. Jika saja bisa memilih, ia tidak ingin meninggalkan sang Papa tapi sebagai seorang wanita, jelas dirinya harus menyadari kedudukannya saat ini.

"Saya pulang dulu. Baik-baik kau disini. Kalau kau menurut, saya tidak akan jadi abdi negara yang 'ada di pikiran mu.' " Ucap Bang Farial sebelum pergi meninggalkan Dindra.

***

Tengah malam sudah terlewati namun Dindra belum bisa memejamkan matanya. Bagaimana tidak, Dindra seperti bermimpi sudah menjadi istri orang apalagi dirinya sama sekali tidak mengenal sosok pria yang menjadi suaminya.

Hal yang sama terjadi pada Bang Farial, pria itu pun tidak bisa memejamkan mata. Sekilas ia teringat bayang Saras namun segera di tepisnya dari pikiran.

Detik berganti detik hingga matanya sejenak terpejam dalam buai mimpi. Tak terasa mata yang terpejam itu sudah terlewati dalam beberapa menit lamanya.

Bang Farial terkaget dan terbangun dari tidurnya, ia seakan terlupa dengan mimpinya namun ia merasakan nyeri pada jalur nafasnya. Jam pun menunjuk pukul dua lewat empat menit di pagi buta. Ia segera bangkit dan melakukan sholat tahajud sekedar menenangkan diri.

:

POV Bang Farial on..

'Tuhan, Engkau Yang Maha tau bagaimana mati rasanya perasaanku saat ini. Aku mencintai dia, ku sayangi dia sepenuh hatiku bahkan aku ingin menikahi nya. Jika saja dia tidak pergi, mungkin saat ini aku sudah bahagia dengannya. Namun kini aku berusaha mengikhlaskan segala yang terjadi dalam hidupku. Ku biarkan dia hilang, pergi tanpa bekas karena aku yakin hadiahMu yang telah ku terima lunas tentu akan lebih indah adanya.'

"Jika Nadindra adalah tulang rusukku yang terlepas, maka tenangkan diriku setiap bersama dengannya. Legakan batinku setiap bersanding dengannya. Jadikan aku imam yang bisa memimpin rumah tanggaku, menjadi suami yang bisa mengayomi dan mendidik istriku di jalanMu. Teguhkan pendirianku sebagai laki-laki dan tidak akan pernah goyah meskipun ujianMu silih berganti menerpa kami."

Aku bersujud di atas sajadahku untuk menutup do'aku kali ini. Ku lupakan semua kisah tentang Saraswati. Ku hapus cerita tentang dia yang telah mengisi hariku. Ku anggap dirinya tidak pernah ada dalam hidupku. Kini segalanya telah berganti.. aku adalah suami dari wanita yang telah ku halalkan beberapa jam yang lalu. Kisahku, hariku, hatiku dan jiwaku hanya akan ada dirimu Nadindra Ajeng Chandrakila.

POV Bang Farial off..

-_-_-_-

"Saya mohon ijin membawa Dindra ke tanah timur, Pak..!!" Pamit Bang Farial pada Papa Ricky pagi ini.

Papa Ricky memeluk menantunya. Beliau mengusap punggung Bang Farial. "Papa percaya kamu tidak akan sembrono dalam momong putri saya Dindra. Papa tidak minta kamu untuk sabar, tapi memang kenyataannya seorang pria, seorang suami harus kuat menahan diri dari emosi dan amarah dalam diri." Kata Papa Ricky. "Papa ikhlaskan Dindra berjalan bersamamu..!!"

"Papaaa.. Dindra ikut Papa ya..!!" Ucap lirih Dindra.

"Tidak nak, Papa akan baik-baik saja disini. Papa banyak teman, banyak om-om yang temani Papa di rumah, ada ajudan juga. Cepat pergi..!!" Senyum Papa mengembang. Beliau melepas pelukan Bang Farial lalu beralih memeluk sang putri. Perlahan senyum itu terasa senyap. "Pergilah, Papa tidak akan kesepian." Ucapnya kemudian kembali menatap sang putri dengan senyum yang masih 'belum hilang'.

Dindra pun melangkah dan naik ke atas mobil kemudian membuka kaca mobilnya. "Dindra pergi ya Pa..!!"

"Iya nak, cepat pergi..!!" Papa Ricky melambaikan tangan sembari berlari kecil mengikuti mobil yang melaju pelan hingga sampai pada tikungan. Langkah Papa Ricky pun terhenti. "Hati-hati ya nak, bahagialah selalu bersama Rial..!!" Papa Ricky menurunkan tangannya lalu menunduk. Setetes air matanya pun menitik membasahi pipi.

"Nongkrong di warkop pengkolan yuk Pa. Yang jual mie ayam cantik lho. Janda pa, suaminya baru meninggal." ajak Bang Arfan.

"Apa sih lu, Fan." Tegur Bang Arrow yang juga akan berangkat dengan penerbangan ke wilayah yang sama dengan Bang Farial sore nanti.

"Tauu nih Arfan. Masa begitu sama Papanya. Seharusnya kalau ada janda muda tuh di infokan lebih awal, jangan dadakan begini." Jawab Papa Ricky.

Bang Arrow semakin geram saja setiap mendengar tentang 'wanita lain' di tengah keluarga mereka meskipun sebenarnya Bang Arrow pun menyadari sang Papa Ricky juga membutuhkan pendamping hidup. Sudah terlalu lama Papa Ricky dalam kesendirian. Entah bagaimana Papa Ricky bisa bersabar dalam keadaannya selama ini.

"Jangan sampai Dindra dengar atau dia ngamuk." Kata Bang Arrow mengingatkan.

"Ayo Pa, sumpah jandanya cantik." Bujuk Bang Arfan menghibur Papanya.

"Keterlaluan kamu, Fan. Ayo dah." Sambut Papa Ricky.

//

Dindra menangis sampai dadanya terasa sesak. Usaha keras Bang Farial seakan sia-sia belaka.

"Kalau kamu memang tidak siap ikut dengan saya, tidak apa-apa. Saya akan mengantarmu pulang." Ucap Bang Farial.

Dindra menggeleng. Ia masih terus bertahan dalam keadaannya. "Dindra bukan anak manja. Dindra pasti bisa..!!!!"l Dindra ikut Om..!!" Jawabnya meski dengan tangis sesenggukan.

Bang Farial tetap mengapresiasi usaha Dindra meskipun sebenarnya memang Dindra adalah gadis yang manja.

"Paaa.. Papaaaa.. Dindra sayang Papa."

Bang Farial tersenyum, terbersit rasa gugup dalam hati Bang Farial padahal ia ingin mendekap erat istri kecilnya. Ia teringat sebuah kata.. mungkin benar adanya.. cinta pertama anak gadis adalah ayahnya.

"Sabar, setiap manusia pasti akan mengalami fase seperti ini. Ada pertemuan pasti ada perpisahan, ada suka pasti ada duka. Inilah kehidupan." Ucap Bang Farial. "Butuh sandaran? Ini ada bahu nganggur." Bang. Farial menepuk bahunya.

Dindra menoleh melihat wajah Bang Farial yang terus menatap ke arah jalanan.

"Tidak ada yang punya?" Tanya Dindra lirih.

"Ada." Jawab Bang Farial singkat.

Dindra mengarahkan pandangan ke sisi kanan jalan.

"Nyonya Dindra Ghiffarial Al Badar, pemiliknya." Ucap Bang Farial nampak tenang meskipun jantungnya nyaris berserakan saking gugupnya.

Agaknya mereka melupakan Bang Gana yang sedang duduk di bangku depan mobil.

"Tolong ya manten anyar, aku masih ada disini..!!" Ucapnya jengah karena kekasihnya berada di pulau Jawa. "Bisakah kalian pacaran nanti saja di mess transit..!!"

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nuy

Nuy

🤣🤣🤣🤣Gemes

2024-10-13

0

Nabil abshor

Nabil abshor

heeeehhhh,,,,, nangis lagi akuuuuuuh,,,,,

2024-06-21

0

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

permulaan yang cukup manis Dindra

2024-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 1. Di jodohkan.
2 2. Krisis rasa percaya.
3 3. Mencoba untuk tenang.
4 4. Mati lampu.
5 5. Gemas.
6 6. Emosi naik turun.
7 7. Syok berat.
8 8. Amarah memuncak.
9 9. Lepas landas.
10 10. Belum yakin akan rasa.
11 11. Cerita lama.
12 12. Dilema.
13 13. Belajar hidup sendiri.
14 14. Hari pertama tanpamu.
15 15. Mulai goyah.
16 16. Ujian.
17 17. Sembrono.
18 18. Keputusan gila.
19 19. Arti berjuang.
20 20. Kebodohan yang berkerak.
21 21. Saat ada rasa.
22 22. Suasana mulai tenang.
23 23. Kangen junior
24 24. Tak bisa di senggol.
25 25. Hak milik.
26 26. Peran baru.
27 27. Berbesar hati.
28 28. Harus kuat.
29 29. Keyakinan dalam keraguan.
30 30. Menguji keteguhan iman.
31 31. Memulai bersama mu.
32 32. Adegan berbahaya.
33 33. Dindra sayang.
34 34. Tidak untuk di contoh.
35 35. Permintaan.
36 36. Bu Danki ngidam.
37 37. Menghadapi Ibu Danki.
38 38. Terasa panas.
39 39. Gangguan.
40 40. Menyingkirkan masalah.
41 41. Kejadian tak terduga.
42 42. Bersamamu bahagia.
43 43. Bahagiaku bersamamu.
44 44. Awal emosi.
45 45. Semakin menjadi.
46 46. Hampir perang.
47 47. Tugas.
48 48. Jerat masa lalu.
49 49. Fondasi rumah tangga.
50 Rumah kedua
51 50. Terbalik.
52 51. Membujuk Pak Danki yang rewel.
53 52. Tentang perasaan.
54 53. Ada rahasia.
55 54. Hitam.
56 55. Berjuang untuk bertahan.
57 56. Di akhir cerita.
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Di jodohkan.
2
2. Krisis rasa percaya.
3
3. Mencoba untuk tenang.
4
4. Mati lampu.
5
5. Gemas.
6
6. Emosi naik turun.
7
7. Syok berat.
8
8. Amarah memuncak.
9
9. Lepas landas.
10
10. Belum yakin akan rasa.
11
11. Cerita lama.
12
12. Dilema.
13
13. Belajar hidup sendiri.
14
14. Hari pertama tanpamu.
15
15. Mulai goyah.
16
16. Ujian.
17
17. Sembrono.
18
18. Keputusan gila.
19
19. Arti berjuang.
20
20. Kebodohan yang berkerak.
21
21. Saat ada rasa.
22
22. Suasana mulai tenang.
23
23. Kangen junior
24
24. Tak bisa di senggol.
25
25. Hak milik.
26
26. Peran baru.
27
27. Berbesar hati.
28
28. Harus kuat.
29
29. Keyakinan dalam keraguan.
30
30. Menguji keteguhan iman.
31
31. Memulai bersama mu.
32
32. Adegan berbahaya.
33
33. Dindra sayang.
34
34. Tidak untuk di contoh.
35
35. Permintaan.
36
36. Bu Danki ngidam.
37
37. Menghadapi Ibu Danki.
38
38. Terasa panas.
39
39. Gangguan.
40
40. Menyingkirkan masalah.
41
41. Kejadian tak terduga.
42
42. Bersamamu bahagia.
43
43. Bahagiaku bersamamu.
44
44. Awal emosi.
45
45. Semakin menjadi.
46
46. Hampir perang.
47
47. Tugas.
48
48. Jerat masa lalu.
49
49. Fondasi rumah tangga.
50
Rumah kedua
51
50. Terbalik.
52
51. Membujuk Pak Danki yang rewel.
53
52. Tentang perasaan.
54
53. Ada rahasia.
55
54. Hitam.
56
55. Berjuang untuk bertahan.
57
56. Di akhir cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!