10. Belum yakin akan rasa.

Bang Arbath mengeryit dahi mengingat wajah wanita yang berada dalam mess transit.

"Bukankah seingatku Rial pernah bilang, tunangannya itu tidak jauh beda usia dengan nya?? Kalau yang tadi itu terlalu muda untuk Rial." Gumamnya.

Dalam perjalanan menuju warung makan, dirinya tak sengaja melihat seorang wanita yang sedang bertengkar dengan salah seorang anggotanya.

Situasi yang semakin genting membuatnya menghentikan laju motornya.

//

"Saya lihat dulu..!! Kalau di sembunyikan mana saya tau bagian yang sakit..!!" Kata Bang Farial karena Dindra terus merintih kesakitan.

"Iiihh.. nggak mau. Cepat belikan obatnya saja, Om..!!"

"Bisa tidak, kalau kau panggil saya dengan sebutan yang berbeda. Perkara kau panggil saya, Om. Ada laki-laki yang salah paham dan menyangka kau masih gadis." Protes Bang Farial.

Dindra memalingkan wajahnya dengan malas. Ia lebih memilih menarik selimut daripada mendengar omelan suaminya yang galak.

"Begini ini bikin tensi saya naik." Bang Farial segera mengambil ponsel dan dompetnya kemudian berjalan keluar dari kamar untuk segera pergi ke apotek.

"Bang Rial.. belikan martabak telur ya..!!" Pinta Dindra.

"Iya." Jawab Bang Farial kemudian menutup pintu depan mess transit.

Baru beberapa langkah Bang Farial melangkah, ia tersadar akan sesuatu kemudian kembali masuk ke dalam mess dan membuka pintu kamar.

"Tadi kau panggil apa??" Tanya nya memastikan pendengarannya.

"Apa?? Tidak ada." Dindra malu-malu menjawabnya.

"Ulang lagi..!!! Kalau tidak... Saya buat 'bibirmu' sariawan lagi..!!" Ancam Bang Farial.

Dindra sengaja menggeleng dengan senyumnya yang nakal menggemaskan.

"Oohh.. ternyata memang pengen mancing di hentak Om Rial??? Okey sayaaang..!!" Bang Farial naik ke atas tempat tidur dan mengecup kening Dindra. Ia melonggarkan bagian pinggangnya.

"Sudah, cepat beli obatnya..!! Dindra hanya bercanda." Kata Dindra.

"Enak saja, yang 'disini' sudah baper." Bang Farial membalas Dindra tanpa ingin mengulang lagi, sebab ia tau Dindra sedang tidak baik-baik saja. Dirinya pun hanya sekedar mencumbu mesra tubuh Dindra sebagai physical touch untuk menenangkan istri kecilnya.

"Mas Riaaall..!!!" Geliatnya namun tangan Dindra menarik kuat kerah pakaian Bang Farial seakan meminta suaminya itu agar tetap disana.

"Mas???? Manis sekali, sayang..!!" Bang Farial yang sudah terlanjur 'naik' tak bisa lagi menahan diri. Ia pun segera beralih posisi.

...

Dindra terisak-isak kesakitan, Bang Farial menjadi ikut panik.

"Abang nih, Dindra sudah mandi pun masih juga di serang..!!" Protes Dindra jengkel.

"Kau yang pancing Abang, kan?? Mana ada Abang minta jatah lagi???" Kata Bang Farial.

"Di tahan lah, Bang..!!"

"Kau jangan mengelak dari kenyataan ya, dek..!! Nafas Abang hampir putus, kau tarik pula Abang, mana sanggup Abang tahan??? Siapa tadi yang merajuk????" Bang Farial menyentil kecil kening Dindra dengan gemas.

"Abang juga mau..!!"

"Mau lah, mana ada suami yang nolak di tawari obat sakit kepala. Sudahlah.. Abang lihat dulu bagian yang sakit. Kalau tidak di lihat, bagaimana Abang bisa tau." Seakan tak peduli dengan persetujuan Dindra, Bang Farial pun memeriksanya.

"Aseemm.. apa aku sekasar itu?" Gumam Bang Farial sembari memercing ngeri sendiri.

...

Bang Arbath menampar pipi anggotanya yang sedang mabuk. Geram Bang Arbath semakin menjadi saat melihat pipi seorang wanita yang tengah hamil muda menjadi lebam.

"Siram Aldo sampai sadar..!!" Perintahnya.

Tak berapa lama, Bang Farial melintas di sekitar pos kesatrian dan tak sengaja ia melihat littingnya sedang menangani salah seorang anggotanya.

Bang Farial pun memutar arah motornya kemudian menghampiri Bang Arbath.

"Ada apa nih?" Tanyanya.

"Si Aldo, mabuk..!! Dia tampari istrinya yang sedang hamil muda di tepi jalan raya." Jawab Bang Arbath.

"Macam-macam saja kau le..!!" Bang Farial turun dari motor lalu memisahkan Bang Arbath yang sudah marah besar dari Pratu Aldo yang masih oleng karena minuman keras.

Bang Farial segera memisahkan sahabatnya itu dari Pratu Aldo. Musibah yang terjadi pada bulan lalu membuat seorang Arbath di kenakan sanksi mutasi ke daerahnya.

"Kau kembali saja ke mess, biar aku yang tangani." Kata Bang Farial.

Baru saja bibirnya berhenti berucap, dering ponselnya berbunyi. Bang Farial segera mengangkat tanpa tau siapa yang menghubungi nya disana.

"Hallo.." jawabnya dengan nada tegas karena masih terfokus pada masalah si lapangan.

"Iiihh... Ya sudah, Dindra nggak jadi bicara."

Bang Farial menarik dan membaca baik-baik nama si penelepon.

"Astaga Tuhan.. 'Nyi Roro Ngetan', habislah aku..!!" Gumamnya. "Maaf.. maaf, tadi Abang nggak lihat nama di ponsel. Sabar ya dek, sebentar lagi Abang antar obatnya."

"Nggak usah, Dindra nggak butuh lagi." Jawab Dindra di seberang sana.

"Aduuuhh.. jangan donk, dek..!! Abang yang butuh banget. Puyeng kepala Abang kalau kamu nggak sembuh. Abang pulang dah."

Bang Arbath melirik sahabatnya, tidak biasanya sahabatnya itu melemahkan intonasi suara.

"Pulang sana, biar Aldo ku tangani sendiri..!!" Ucapnya jelas masih memiliki jiwa setia kawan pada sahabatnya sendiri.

"Nanti aku kembali lagi..!!" Janji Bang Farial karena dirinya harus segera mengutamakan Dindra.

Bang Arbath tersenyum kecut. 'Perempuan macam apa yang bisa di percaya di dunia ini. Yang dewasa saja bisa menyakiti, apalagi yang masih muda seperti istri Rial.'

Tangannya pun mengambil sebatang rokok. "Untuk apa Tuhan menciptakan perempuan." Gumamnya sesumbar.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Nining Dwi Astuti

Nining Dwi Astuti

wah bang arbath blm kena sm bocil nich kayaY🤣🤣🤣🤣

2024-06-24

0

Fitria Syafei

Fitria Syafei

semoga mereka selalu bersama dan bersatu 🤲 KK kereeen 😘😘

2024-06-24

0

Mika Saja

Mika Saja

penasaran siapa bang arbath

2024-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Di jodohkan.
2 2. Krisis rasa percaya.
3 3. Mencoba untuk tenang.
4 4. Mati lampu.
5 5. Gemas.
6 6. Emosi naik turun.
7 7. Syok berat.
8 8. Amarah memuncak.
9 9. Lepas landas.
10 10. Belum yakin akan rasa.
11 11. Cerita lama.
12 12. Dilema.
13 13. Belajar hidup sendiri.
14 14. Hari pertama tanpamu.
15 15. Mulai goyah.
16 16. Ujian.
17 17. Sembrono.
18 18. Keputusan gila.
19 19. Arti berjuang.
20 20. Kebodohan yang berkerak.
21 21. Saat ada rasa.
22 22. Suasana mulai tenang.
23 23. Kangen junior
24 24. Tak bisa di senggol.
25 25. Hak milik.
26 26. Peran baru.
27 27. Berbesar hati.
28 28. Harus kuat.
29 29. Keyakinan dalam keraguan.
30 30. Menguji keteguhan iman.
31 31. Memulai bersama mu.
32 32. Adegan berbahaya.
33 33. Dindra sayang.
34 34. Tidak untuk di contoh.
35 35. Permintaan.
36 36. Bu Danki ngidam.
37 37. Menghadapi Ibu Danki.
38 38. Terasa panas.
39 39. Gangguan.
40 40. Menyingkirkan masalah.
41 41. Kejadian tak terduga.
42 42. Bersamamu bahagia.
43 43. Bahagiaku bersamamu.
44 44. Awal emosi.
45 45. Semakin menjadi.
46 46. Hampir perang.
47 47. Tugas.
48 48. Jerat masa lalu.
49 49. Fondasi rumah tangga.
50 Rumah kedua
51 50. Terbalik.
52 51. Membujuk Pak Danki yang rewel.
53 52. Tentang perasaan.
54 53. Ada rahasia.
55 54. Hitam.
56 55. Berjuang untuk bertahan.
57 56. Di akhir cerita.
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Di jodohkan.
2
2. Krisis rasa percaya.
3
3. Mencoba untuk tenang.
4
4. Mati lampu.
5
5. Gemas.
6
6. Emosi naik turun.
7
7. Syok berat.
8
8. Amarah memuncak.
9
9. Lepas landas.
10
10. Belum yakin akan rasa.
11
11. Cerita lama.
12
12. Dilema.
13
13. Belajar hidup sendiri.
14
14. Hari pertama tanpamu.
15
15. Mulai goyah.
16
16. Ujian.
17
17. Sembrono.
18
18. Keputusan gila.
19
19. Arti berjuang.
20
20. Kebodohan yang berkerak.
21
21. Saat ada rasa.
22
22. Suasana mulai tenang.
23
23. Kangen junior
24
24. Tak bisa di senggol.
25
25. Hak milik.
26
26. Peran baru.
27
27. Berbesar hati.
28
28. Harus kuat.
29
29. Keyakinan dalam keraguan.
30
30. Menguji keteguhan iman.
31
31. Memulai bersama mu.
32
32. Adegan berbahaya.
33
33. Dindra sayang.
34
34. Tidak untuk di contoh.
35
35. Permintaan.
36
36. Bu Danki ngidam.
37
37. Menghadapi Ibu Danki.
38
38. Terasa panas.
39
39. Gangguan.
40
40. Menyingkirkan masalah.
41
41. Kejadian tak terduga.
42
42. Bersamamu bahagia.
43
43. Bahagiaku bersamamu.
44
44. Awal emosi.
45
45. Semakin menjadi.
46
46. Hampir perang.
47
47. Tugas.
48
48. Jerat masa lalu.
49
49. Fondasi rumah tangga.
50
Rumah kedua
51
50. Terbalik.
52
51. Membujuk Pak Danki yang rewel.
53
52. Tentang perasaan.
54
53. Ada rahasia.
55
54. Hitam.
56
55. Berjuang untuk bertahan.
57
56. Di akhir cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!