18. Keputusan gila.

Nikmati alurnya dan percayakan pada author nya. Beberapa kejadian hanya mengikuti cerita dan tidak perlu di hubungkan dengan dunia nyata..!!

Terima kasih semua 🥰🙏.

🌹🌹🌹

"Jaga bicaramu, Rial. Sempat kau kembali ke sini, ku bunuh kau..!!"

"Nikmati harimu bersama wanita ja**ngmu itu..!!" Ucap Bang Farial kemudian menutup panggilan teleponnya.

Bang Arbath berlari kencang menuju ruang perawatan Dindra. Benar saja, Dindra berteriak histeris. Para perawat sampai kewalahan menenangkan istri Letnan Farial.

"Pak Arbath, tolong Pak..!! Kami tidak bisa menenangkan ibu Dindra..!!" Kata seorang perawat wanita yang sampai terluka karena amukan Dindra.

"Tinggalkan kami berdua, kalian bisa keluar..!!" Pinta Bang Arbath kemudian memeluk Dindra.

"Lepaskan..!!! Lepaskaaaan.. biarkan Dindra mati saja..!!!!! Sumpah demi Allah anak ini anak Bang Rial, Dindraa tidak pernah ada hubungan dengan pria lain..!!!!" Teriak Dindra semakin histeris. "Dindra tidak ada hubungan dengan Om Ar, kan??" Keadaan Dindra semakin tak karuan. Selang infus yang terpasang di punggung tangannya terlepas begitu saja hingga darahnya menetes. "Dindra mau buang anak ini, Dindra nggak mau anak ini..!!"

"Iya, tidak ada hubungan di antara kita..!! Tapi karena kejadian ini, saya yang akan memperbaiki semua..!!" Kata Bang Arbath akhirnya tidak tega juga melihat keadaan Dindra. 'Gadis' polos yang malang dan di sia-siakan.

'Sebenarnya aku tidak paham apa yang terjadi, tapi tuduhan itu seakan mengarah padaku, jadi aku akan bertanggung jawab atas diri Dindra.'

"Jika Rial tidak percaya anak itu adalah anakmu, maka saya orang pertama yang akan mempercayainya. Jika dia tidak mau mengakuinya, biarkan saya yang mengakui anak itu. Biarkan mulai detik ini, saya yang akan menjadi ayahnya dan mulai detik ini juga.. kamu dan anak di dalam kandunganmu adalah tanggung jawab saya. Bermain-main denganmu, berarti berurusan dengan saya..!!" Ucap tegas Bang Arbath.

Dengan lembut Bang Arbath memeluk Dindra, gadis kecil yang awalnya menolak akhirnya bersandar nyaman dalam pelukan Bang Arbath.

ddrrtt.. ddrrtt...

Bang Arbath mengambil ponselnya dan membaca sekilas berita disana. Ngilu di hatinya semakin menjadi setelah membaca berita tersebut. Letnan Farial mencabut surat pengajuan nikahnya dan menaikan nama lain disana dan akibat hal tersebut, Batalyon menjadi ricuh.

Melihat Dindra perlahan tenang, akhirnya Bang Arbath dengan hati-hati kembali selang infus Dindra.

'Ya Allah Ya Rabb, kalau memang harus begini jalannya, hamba ikhlas. Tapi tolong ringankan beban Dindra, limpahkan saja padaku. Aku tak paham mengapa hatiku sesakit ini melihat tangis Dindra. Biar aku saja, biar aku yang kesakitan tapi tolong bahagiakan dia.'

"Dindra malu, Dindra nggak mau disini.."

"Kau jangan banyak pikiran, saya yang akan selesaikan masalah ini. Jika kehadiranmu disini tidak menyandang nama Farial, berarti mulai sekarang kau hidup disini dengan nama saya..!!" Ucap tegas Bang Arbath.

Keadaan Dindra yang begitu mengkhawatirkan membuat Bang Arbath sama sekali tidak berani begitu saja meninggalkan Dindra. Sembari menenangkan Dindra, pelan-pelan sekali Bang Arbath memeriksa isi pesan singkat dari ponsel Dindra.

:

"Tuhankuuuu..!! Pasti perkara baju PDHL ini yang membuat Rial salah paham." Gumam Bang Arbath setelah melihat beberapa pesan singkat yang ada di dalam ponsel Dindra.

Bang Arbath kembali meneliti satu persatu pesan singkat yang ada. Ada satu pesan suara dan beberapa file yang belum sempat terbuka oleh Dindra.

Dada Bang Arbath terasa nyeri, ternyata Bang Farial sudah menceraikan Dindra lebih dari dua minggu yang lalu kemudian menyusul surat penarikan pernikahan yang baru saja di daftarkan di kantor yang bersangkutan dan hari ini berkas tersebut telah sampai di kantor Batalyon.

"Bagaimana caraku menyampaikan semua kerumitan pada gadis polos ini??" Bang Arbath mengusap wajahnya yang gusar memikirkan nasib Dindra. "Berarti sudah satu bulan sejak ucap talak itu terucap. Bagaimana saya bisa mendamaikan kamu kalau Rial sama sekali tidak bisa di ajak bicara..!!"

Kecewa dan sakit hati Bang Arbath semakin bertambah tatkala menyadari bahwa Prada Afdhal yang mengirimkan seluruh 'bukti perselingkuhan' dirinya dengan Dindra.

"B******k kau Afdhal, kecerobohan mu menimbulkan bencana bagi orang lain. Jika saja kau cari hal denganku, semua masih bisa ku ampuni, masalahnya kau menyenggol Dindra. Kini urusanmu dengan saya, Afdhal..!!"

...

Setelah Dindra cukup tenang, Bang Arbath baru berani meninggalkan Dindra di rumah sakit. Ia masih cukup bisa menguasai diri meskipun amarah sudah memuncak di ubun-ubun kepala.

Baru saja menginjak tanah rantau yang baru, kini dirinya harus kembali menjalani BAP karena pelaporan dari sahabatnya. Ingin mencoba mengkonfirmasi pada Bang Arrow namun dirinya terhalang signal. Hanya Bang Arfan yang bisa di hubungi terkait masalah salah paham ini namun Bang Arfan pun sedang berada dalam penugasan.

Kepala Bang Arbath rasanya mau pecah memikirkan semua permasalahan tapi apapun yang sudah terjadi, ia harus segera menyelesaikannya.

"Sejak kapan, kau punya hubungan terlarang dengan istri Farial?" Tanya pihak keamanan di Batalyonnya hingga membuat jabatannya sebagai kepala polisi militer khusus Batalyon di cabut.

"Tidak ada."

"Kalau tidak ada, bagaimana bisa ibu Dindra hamil?"

"Kenapa kau tanyakan pada saya?? Tanyakan pada suaminya. Pertanyaan mu itu lebih mengarah pada tuduhan." Protes Bang Arbath.

"Menurut keterangan dari Farial, dia tidak seberapa intens meng***li istrinya. Dia mengirim bukti adanya foto seragam PDHL mu di kamar Dindra, lalu foto di hari menjelang malam kau bertandang ke rumah, foto kebersamaan di lapangan juga ada foto saat kau menemui Dindra saat lari pagi." Kata 'penyidik'. "Saat ini, Pak Ricky sedang menuju kesini. Beliau ingin menangani sendiri kasus ini."

Bang Arbath tersenyum sinis, puluhan foto 'tak berarti' telah mencoreng nama baiknya. Ia menyulut rokok kemudian menghisapnya kuat.

"Begitukah analisa cerdasnya?? Dia tentara atau anak TK?? Dan kalian semua menuruti BAP dari orang yang sedang cemburu tapi tidak berpikir jernih. B*d***h berkedok malaikat." Jawab Bang Arbath. "Dia.. kalian.. sudah menuduh saya dan Dindra melakukan tindakan tak bermoral. Detik ini juga, tuduhan itu akan saya buat jadi kenyataan..!!!!!"

Para 'penyidik' mulai ragu dengan jawaban Bang Arbath yang terdengar tidak main-main.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Mika Saja

Mika Saja

tenang dindra mgkn Tuhan bsdh menunjukkan vklo suamimu BKN yg terbaik untuk mu,semua terbukti dengan kejadian ini,rasa percaya SM tindakannya SM skli bukan sifat suami yg bertanggung jawab,bgmn bisa lupa seblm dia pergi dia menggauli istrinya apa diabtdk berpikir sampai kesana,,,,,mba Nara 👍🥰

2024-06-30

0

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

ayo bang Arbath.... tegakkan kebenaran

2024-06-30

0

NauraHaikal

NauraHaikal

lanjut mb' nara.. 🥰🥰makin penasaran sm cerita selanjutnya..

2024-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 1. Di jodohkan.
2 2. Krisis rasa percaya.
3 3. Mencoba untuk tenang.
4 4. Mati lampu.
5 5. Gemas.
6 6. Emosi naik turun.
7 7. Syok berat.
8 8. Amarah memuncak.
9 9. Lepas landas.
10 10. Belum yakin akan rasa.
11 11. Cerita lama.
12 12. Dilema.
13 13. Belajar hidup sendiri.
14 14. Hari pertama tanpamu.
15 15. Mulai goyah.
16 16. Ujian.
17 17. Sembrono.
18 18. Keputusan gila.
19 19. Arti berjuang.
20 20. Kebodohan yang berkerak.
21 21. Saat ada rasa.
22 22. Suasana mulai tenang.
23 23. Kangen junior
24 24. Tak bisa di senggol.
25 25. Hak milik.
26 26. Peran baru.
27 27. Berbesar hati.
28 28. Harus kuat.
29 29. Keyakinan dalam keraguan.
30 30. Menguji keteguhan iman.
31 31. Memulai bersama mu.
32 32. Adegan berbahaya.
33 33. Dindra sayang.
34 34. Tidak untuk di contoh.
35 35. Permintaan.
36 36. Bu Danki ngidam.
37 37. Menghadapi Ibu Danki.
38 38. Terasa panas.
39 39. Gangguan.
40 40. Menyingkirkan masalah.
41 41. Kejadian tak terduga.
42 42. Bersamamu bahagia.
43 43. Bahagiaku bersamamu.
44 44. Awal emosi.
45 45. Semakin menjadi.
46 46. Hampir perang.
47 47. Tugas.
48 48. Jerat masa lalu.
49 49. Fondasi rumah tangga.
50 Rumah kedua
51 50. Terbalik.
52 51. Membujuk Pak Danki yang rewel.
53 52. Tentang perasaan.
54 53. Ada rahasia.
55 54. Hitam.
56 55. Berjuang untuk bertahan.
57 56. Di akhir cerita.
Episodes

Updated 57 Episodes

1
1. Di jodohkan.
2
2. Krisis rasa percaya.
3
3. Mencoba untuk tenang.
4
4. Mati lampu.
5
5. Gemas.
6
6. Emosi naik turun.
7
7. Syok berat.
8
8. Amarah memuncak.
9
9. Lepas landas.
10
10. Belum yakin akan rasa.
11
11. Cerita lama.
12
12. Dilema.
13
13. Belajar hidup sendiri.
14
14. Hari pertama tanpamu.
15
15. Mulai goyah.
16
16. Ujian.
17
17. Sembrono.
18
18. Keputusan gila.
19
19. Arti berjuang.
20
20. Kebodohan yang berkerak.
21
21. Saat ada rasa.
22
22. Suasana mulai tenang.
23
23. Kangen junior
24
24. Tak bisa di senggol.
25
25. Hak milik.
26
26. Peran baru.
27
27. Berbesar hati.
28
28. Harus kuat.
29
29. Keyakinan dalam keraguan.
30
30. Menguji keteguhan iman.
31
31. Memulai bersama mu.
32
32. Adegan berbahaya.
33
33. Dindra sayang.
34
34. Tidak untuk di contoh.
35
35. Permintaan.
36
36. Bu Danki ngidam.
37
37. Menghadapi Ibu Danki.
38
38. Terasa panas.
39
39. Gangguan.
40
40. Menyingkirkan masalah.
41
41. Kejadian tak terduga.
42
42. Bersamamu bahagia.
43
43. Bahagiaku bersamamu.
44
44. Awal emosi.
45
45. Semakin menjadi.
46
46. Hampir perang.
47
47. Tugas.
48
48. Jerat masa lalu.
49
49. Fondasi rumah tangga.
50
Rumah kedua
51
50. Terbalik.
52
51. Membujuk Pak Danki yang rewel.
53
52. Tentang perasaan.
54
53. Ada rahasia.
55
54. Hitam.
56
55. Berjuang untuk bertahan.
57
56. Di akhir cerita.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!