Dalam kondisi tersudut, tak memungkinkan pasukan manusia yang merupakan para kultivator itu bisa selamat dari kepungan para Iblis. Namun harapan datang bersama dengan cahaya emas yang muncul bertepatan terbangnya seorang pemuda. Cahaya itu mengelilingi tubuhnya. Perlahan kekuatan yang tak terkendali merembes keluar darinya. Pedang yang ada di genggamannya pun juga mengeluarkan reaksi.
Lin Hao merasakan kekuatan mengalir deras dari dalam tubuhnya. Aura emas yang terpancar membuatnya menjadi pusat perhatian. Kedua matanya saat ini terpejam, namun tak lama setelahnya terbuka dengan kondisi pupil telah berubah menjadi emas.
Saat ini angin kencang datang bersama ribuan anak petir yang menyambar. Para Iblis mencoba untuk menghentikan Lin Hao, namun semakin mereka mendekat, tubuh mereka akan langsung hangus menjadi abu.
“Aku harus cepat. Kekuatan ini terlalu besar untuk kugunakan dalam waktu yang terbatas.” ucap Lin Hao dalam hati. Dia merasakan tubuhnya serasa penuh, kekuatan ini seolah akan membuatnya meledak saja.
Pedang di tangan segera terlibas cepat. Dia mengeluarkan satu jurus yang diajari Shin Dou. Libasan pedang sekali memicu ratusan bilah angin di sekitarnya. Mereka melesat cepat membunuh para iblis yang datang dalam sekali sentuhan.
Iblis-iblis itu mulai berjatuhan. Namun, meski berhasil membunuh ratusan Iblis dalam serangan tersebut, Lin Hao nyatanya mulai merasakan efek samping dari penggunaan teknik yang dipaksakan ini. Tubuhnya saat ini mendadak lemah. Namun dia tidak berhenti. Pasukan Iblis masih terlalu banyak jika berhenti sekarang.
Lin Hao memejamkan matanya sejenak.
Whush…
“Teknik Mata Dewa!” Perkataan itu langsung dibarengi dengan kemunculan sosok mata besar di belakangnya. Mata itu melotot tajam dengan pupil emas memancarkan aura kuat yanng penuh akan tekanan.
Mata itu menembakkan serangan lurus, itu berhasil meninggalkan ledakan pada puluhan iblis, menjalar bagaikan arus listrik dan mengenai yang lainnya.
Ledakan beruntun baru saja terjadi. Iblis-iblis itu telah berhasil tersingkir sepenuhnya. Mereka yang masih mempertahankan nafasnya tidak bisa untuk tidak terkagum melihat fenomena tadi. Lin Hao benar-benar tidak ada bedanya dengan seorang dewa.
Sementara itu, Lin Hao mulai merasakan gejolak kekuatan besar tadi menurun dengan sangat drastis. Tubuhnya terasa berat, pemuda itu langsung ambruk.
Tetua Yang Di serta beberapa orang murid segera menghampiri. Mengecek kondisi Lin Hao.
“Saudara Hao, sebenarnya kekuatan apa barusan? Kau sangat-sangat membuatku bertambah terpesona!” ucap salah seorang murid, dia memang sudah lama mengidolakan Lin Hao, bahkan sejak pertarungan bersama Kun Fan.
Lin Hao hanya menoleh sekilas, enggan menjawab. Sejujurnya dia merasa khawatir pertanyaan seperti itu akan muncul. Bagaimana jika tetua Yang Di menginterogasinya setelah ini? Lalu bagaimana dia akan menjelaskan kepada patriark sekte jika ada yang benar-benar melapor?
Di sisi lain, Tetua Yang Di paham akan kondisi Lin Hao saat ini. Pertanyaan yang semula ingin dilontarkan memilih untuk disimpan. Yang terpenting sekarang adalah kepulihan Lin Hao.
Beberapa pil pemulihan diberikan kepada Lin Hao. Pemuda itu menerima dan langsung mengonsumsinya. Pil yang diberikan tersebut ternyata memiliki kualitas penyembuh yang cukup baik, bahkan kondisi Lin Hao telah pulih lima puluh persen. Setidaknya dia kembali bisa untuk bangkit dan berjalan sendiri.
“Lin Hao, bagaimana kau melakukan itu? Kekuatan tadi apakah merupakan sumber internal kekuatanmu?” Tetua Yang Di pada akhirnya tidak bisa menahan rasa gatal hatinya untuk bertanya.
Tak ada jawaban, Lin Hao hanya menoleh lelaki itu dengan tatapan rumit. Sejujurnya dia tidak tahu hendak menjelaskan seperti apa.
Dengan menarik nafas dalam, Lin Hao kemudian mencoba untuk membuka suara.
“Tetua, yang tadi itu anggaplah sebagai angin lalu. Semua orang memiliki rahasia, aku yakin Tetua juga demikian. Aku harap kita semuanya bisa saling mengerti. Lagipula, kita masih bisa berdiri dan menghembuskan nafas dengan lancar di sini berkat kekuatan tadi bukan?” jawaban itu sangat polos untuk anak seusia Lin Hao.
Tetua Yang Di tidak menyangka akan mendapatkan nasehat dari Lin Hao. Namun pada akhirnya dia memilih untuk diam. Lagipula apa yang dikatakan pemuda itu benar. Dia bahkan memiliki rahasia besar dalam hidupnya yang apabila dibongkar sangat-sangat memalukan.
“Aku tidak boleh bertanya lebih jauh tentang rahasia Lin Hao. Aku masih memiliki selingkuhan. Takutnya jika aku benar-benar menggali lebih dalam anak itu, rahasia perselingkuhanku akan terbongkar juga nanti,” gumam Tetua Yang Di dalam hati.
"Hmm, baiklah. Semuanya, segera pulihkan diri. Kita akan kembali besok pagi!" ucap Tetua Yang Di.
Saat semuanya mengatakan kata baik, namun Feng Tian segera membantah.
"Tetua, bukankah sebaiknya kita mencari Nona Shi. Dia tidak terlihat dari semenjak pertarungan belum terjadi. Aku yakin, Mona Shi masih hidup sekarang."
Lin Hao segera tersadar akan satu hal. Segera dia bangkit dan berlari meninggalkan mereka semua. Tentu saja ini meninggalkan pertanyaan dibenak masing-masing orang.
Feng Tian yang curiga segera berlari mengikuti Lin Hao. Begitupun juga dengan Tetua Yang Di.
Lin Hao tak ingin kehilangan akal. Dia tidak mau diikuti seperti ini. Pemuda itu lantas menggunakan Pedang Mata Jiwa, lalu melesat dengan. Kecepatan yang sangat tinggi. Kali ini dia benar-benar tidak terkejar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
y@y@
⭐👍👍🏻👍⭐
2024-07-06
2
Jimmy Avolution
gaskeun
2024-06-24
0
algore
joz
2024-06-20
0