Benar setelah melewati padang tebing tinggi, sebuah perkampungan tampak dari atas awan. Ini lumayan besar dan sangat padat. Tetua Yang Di segera mengendalikan kapal untuk mendarat.
Gerbang masuk dibiarkan kosong, tak ada penjagaan sama sekali. Para penjaga hanya terlihat berdiri di atas pagar, memantau pergerakan hingga ratusan meter dari perkampungan. Sejujurnya, pemimpin dari desa ini sengaja membiarkan para kultivator untuk berdatangan kemari dengan tujuan membantu mereka dalam mengatasi para Iblis. Para kultivator ini tidak perlu lagi melalui pemeriksaan, siapapun bisa melewati gerbang sesuka hati.
Perkampungan ini terletak persis di tengah-tengah perbatasan kekaisaran Zhang dan Liu. Sehingga mayoritas penduduknya berasal dari dua kekaisaran.
Sepanjang jalan ditemukan orang-orang yang membawa senjata. Mereka dengan sengaja memamerkan auranya demi menarik perhatian serta pujian. Selain itu, di sini juga tampak banyak terlihat orang-orang berjalan dengan rombongan. Sehingga tidak mengherankan perkampungan ini sangatlah padat.
Lin Hao yang tengah berjalan mengikuti rombongan tidak sengaja menabrak seorang laki-laki tampan. Keduanya saling menoleh satu sama lain, detik ini, entah mengapa dia merasakan perasaan familiar. Dia seperti mengenal lama orang itu, tapi entahlah.
Laki-laki tadi mengacuhkan Lin Hao dan melanjutkan perjalanan. Lin Hao terus memperhatikannya, hingga punggungnya tertutupi oleh ramainya orang yang berlalu lalang.
“Apakah aku pernah bertemu dengannya?” gumam Lin Hao bingung. Dia memilih untuk melanjutkan perjalanan, mengejar rombongan yang semakin menjauh.
Mereka tiba di penginapan. Waktu saat itu telah memasuki malam hari. Seperti yang diharapkan, penginapan ini cukuplah besar. Sebenarnya sebelum mendapatkan penginapan ini, mereka sempat mendatangi dua penginapan lain, sayangnya di sana telah penuh oleh orang-orang yang datang menginap.
Mereka memasuki penginapan. Tetua Yang Di segera mengurus pemesanan kamar, setelah itu memberitahukan kepada Lin Hao dan yang lainnya akan dimana letak pasti kamar mereka.
Setelah mengetahuinya, Shi Lin segera beranjak dan berlari memasuki kamar. Mengacuhkan Lin Hao dan yang lainnya. Ekspresinya pun tampak sangat datar. Entah apakah karena dia masih marah dan tidak terima dengan kejadian di atas kapal, atau justru gadis itu merasa lengket dan ingin melakukan ritual 3 jam berendam di air hangat.
“Dengar-dengar, perkampungan ini adalah target para Iblis selanjutnya. Mereka telah menghancurkan lima buah perkampungan di perbatasan ini. Kita harus waspada, jangan ada yang tidur mati, tetap pasang telinga untuk berjaga-jaga,” ucap Tetua Yang Di mengingatkan. Semuanya mengangguk lalu memasuki kamar masing-masing.
Lin Hao mendapatkan satu kamar dengan seorang pemuda yang lima tahun lebih tua darinya.
“Saudara Hao, aku tidak menyangka akan sekamar denganmu. Aku harap Saudara akan betah. Aku akan berusaha untuk mengecilkan dengkurku agar tidak menggangu istirahat Saudara!” Jian Lu, lelaki itu berkata dengan ramah. Mereka telah berada di dalam kamar dan hendak tidur. Kebetulan kasur di kamar itu juga tersedia dua buah secara terpisah.
Jian Lu ini sendiri adalah orang yang sama dengan yang menjawab pertanyaan Shi Lin saat di kapal.
Lin Hao menoleh sekilas, agak aneh melihat sikapnya yang seperti itu. Namun, wajar saja dia akan memiliki banyak penggemar, termasuk dari kalangan laki-laki. Bakatnya telah membuat semuanya terpesona.
Anggukan kecil sebagai tanda tanggapan dilakukan Lin Hao. Lelaki itu duduk di ranjangnya, Jian Lu juga demikian.
Jian Lu memperhatikan sekilas Lin Hao yang saat itu dalam posisi lotus dan mengumpulkan energi Qi. Dia menggeleng takjub. Memang seorang jenius tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan. Dirinya yang semula berniat untuk tidur dan beristirahat malah memilih untuk berkultivasi, sama seperti Lin Hao.
Waktu kian berlalu, menit telah berganti menjadi jam. Lin Hao tiba-tiba membuka matanya, melihat lelaki yang sekamar dengannya itu telah larut dalam kultivasinya. Namun, dia yakin bukan karena kultivasi yang membuat lelaki itu tidak bergerak, melainkan karena tertidur.
Lin Hao beranjak dari tempatnya, membuka pintu, lalu keluar.
“Lin Hao, cepatlah. Aku merasakan auranya semakin menjauh,” Lou Dou berucap dalam kepalanya.
Berbanding dengan menjawab dengan kata, Lin Hao mempercepat langkahnya. Keluar dari penginapan lalu melesat dengan kecepatan tinggi menembus gelapnya malam. Lelaki itu memasuki hutan lebat, penuh akan kabut serta pepohonan menjulang tinggi.
“Lou Dou, apakah kau yakin itu adalah nafas Naga Kunci!” Lin Hao memastikan. Sejujurnya dia tidak tahu apa itu Naga Kunci, namun setelah mendengar penjelasan dari Lou Dou, dia jadi mengerti. Naga Kunci adalah nama yang disematkan untuk seekor naga emas kecil yang merupakan kunci untuk membuka Ujian Naga Langit.
“Benar. Cepatlah, dia semakin menjauh!”
Lin Hao mencoba menggunakan seluruh kemampuannya untuk menerobos hutan. Dia membuka segel mata dewa, pandangannya menembus hingga jarak ratusan Mil. Saat itulah dia bisa melihat seekor Naga Emas kecil tengah dikurung dalam penjara kotak dan dibawa oleh seekor Iblis bersayap.
Ini terlalu lambat. Pedang Mata Jiwa tiba-tiba keluar lalu melayang di hadapan Lin Hao dalam keadaan Horizontal.
“Naiklah!” ucap Shin Dou yang merupakan jiwa dari pedang itu.
Lin Hao melompat dan mendarat pada bilah pedang. Detik berikutnya, pedang itu melesat sangat cepat, jauh dari perkiraan Lin Hao. Pemuda ini bahkan hampir saja terjatuh, beruntung pedang itu menyalurkan vitalitas energi internal pada kakinya yang langsung mengalir di seluruh tubuhnya. Ini membuat Lin Hao tetap imbang di atas pedang.
Setelah menembus waktu dengan cepat, mereka akhirnya sampai di sebuah lembah, sangat gelap dengan aura mematikan terpancar pekat di sini. Lin Hao memperhatikan lembah itu dengan masih menggunakan Mata Dewa. Dia cukup terkejut saat mendapati ribuan iblis menghuni segala sisi lembah. Mereka membuat goa-goa kecil sebagai sarang dengan satu goa lebih besar sebagai sarang utama.
Ini sangat jauh dari perkiraan sekte Teratai Awan serta para kultivator yang ada di perkampungan. Jika saja satu kumpulan ini menyerang perkampungan tadi, bisa jadi semuanya akan musnah, iblis-iblis ini akan keluar sebagai pemenangnya.
Lin Hao menangkap Naga Kunci dibawa salah satu Iblis terbang dan diserahkan pada Raja Iblis yang merupakan pemimpin dari iblis-iblis ini.
Saat masih larut memperhatikan aktivitas para Iblis itu, tiba-tiba saja Pedang Mata Jiwa bergerak cepat, menuju salah satu goa yang paling dekat. Ini masih kosong dari para Iblis. Array pelindung tiba-tiba saja tercipta mengelilingi Lin Hao. Iblis-iblis itu tampak bergerak di depan mulut goa, jumlahnya sangat banyak, mencapai ratusan. Semuanya terbang menjauhi lembah. Lin Hao menebak mereka akan menuju perkampungan dan melakukan serangan besar-besaran.
N/A: Do'ain author biar bisa update malam ini yah, hehe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
azizan zizan
(hari saat itu telah memasuki malam hari) Apa tuh Thor..???!!!!
2024-07-24
1
Jimmy Avolution
gaskeun
2024-06-17
0
BankToso
sehat selalu Thor, semangat update trus thor 👍🏼🙏🏼
2024-06-13
0