Bab Sembilan Belas

Setelah dua hari di rumah sakit, Alana akhirnya di izinkan pulang. Gafi sendiri yang menjemput. Mama Dewi menunggu kedatangan sang cucu di rumah saja.

Semenjak Alana masuk rumah sakit, Gafi yang selalu menemani. Pria itu tak peduli sang kekasih yang sering menghubungi. Bahkan terkadang dia tak mengangkat telepon dari Naura.

Alana menggendong bayi mungilnya dengan berjalan pelan menuju mobil. Beruntung dia melahirkan dengan normal sehingga bisa cepat pulih.

Untuk sementara mama menyiapkan kamar tamu yang berada di lantai bawah untuk ditempati Alana. Itu semua agar dia tak perlu capek turun naik tangga.

Sampai di rumah, Mama Dewi langsung menyambut cucunya. Menggendong dan membawa masuk ke kamar. Raut wajahnya sangat bahagia.

"Siapa nama cucu Oma ini?" tanya Mama Dewi. Dia tak berhenti memandangi wajah cantik cucunya. Perpaduan antara Daffa dan Alana. Wajahnya sangat mirip bapaknya sedangkan kulitnya halus seperti sang ibu.

"Ma, aku ingin mama yang memberikan namanya," ucap Alana.

Dia sudah memikirkan ini dari sebulan yang lalu. Biarlah Mama Dewi yang akan memberikan nama untuk sang putri. Biar menjadi kenangan nantinya.

"Kamu serius? Mama yang akan memberi namanya?" tanya Mama Dewi tak percaya.

"Tentu saja, Ma. Bukankah dia cucu pertama mama. Aku ingin Omanya yang memberikan nama," jawab Alana.

Mata mama Dewi tampak berkaca. Dia merasa dihormati. Dari awal bertemu dia sudah langsung menyukai Alana.

"Ternyata tak salah mama menikahkan kamu dengan Gafi. Kamu wanita baik. Mama tak ingin melepaskan kamu dengan orang lain. Mama sayang kamu, Nak," ucap Mama Dewi terharu.

Bayi Alana dia letakan di atas tempat tidur. Tangan Mama Dewi terkembang, ingin memeluk Alana. Wanita itu lalu mendekati mama mertuanya. Dia memeluknya erat.

Alana sedih karena tak lama lagi dia harus berpisah. Entah bagaimana caranya pamitan dengan wanita yang sangat baik itu.

"Ma, jika suatu hari aku melakukan kesalahan dan membuat mama kecewa, aku mohon maaf. Perlu Mama ingat, jika aku sangat menyayangimu. Semua yang aku lakukan karena terpaksa," ucap Alana.

Mama Dewi melepaskan pelukannya. Dia memandangi wajah Alana dengan heran. Dalam hatinya penuh tanda tanya, apa arti ucapan wanita itu.

"Mama tak mengerti dengan ucapanmu. Memangnya kamu sedang merencanakan apa? Apakah itu yang akan mengecewakan mama?" tanya Mama Dewi.

Gafi yang duduk di sofa, menarik napas mendengar ucapan Alana. Dia juga tak tahu harus melakukan apa. Terus terang saat ini dia mulai merasa nyaman dengan wanita itu, tapi di sisi lain dia tak mau mengingkari janjinya. Naura telah banyak berkorban, menunggu dirinya walau telah menikah.

"Ma, ini aku katakan, seandainya. Aku tak merencanakan apa pun," jawab Alana.

"Alana, berjanjilah kamu tak akan pernah meninggalkan mama atau Gafi!"

"Ma, aku tak bisa menjanjikan itu. Hati orang itu bisa berubah dalam waktu singkat. Lagi pula, jika Mas Gafi yang tak menginginkan aku, apakah aku harus tetap bertahan? Aku juga manusia biasa. Aku punya rasa sakit. Tak mungkin bertahan dengan orang yang tak menginginkan kehadiran kita," balas Alana.

"Mama yakin Gafi memiliki keinginan yang sama dengan mama. Dia ingin kamu selalu ada di sini, mendampinginya hingga tua nanti," ucap Mama Dewi.

Alana hanya tersenyum menanggapi semua ucapan mama. Biarlah untuk satu bulan ini dia mencoba bertahan. Hingga fisiknya siap dan kuat menjalani hidup nantinya, hanya berdua dengan si buah hati.

"Jadi siapa nih nama si kecil?" tanya Alana untuk mengalihkan obrolan.

"Oh iya, mama sudah menyiapkan nama yang cantik buat si kecil," jawab Mama Dewi.

Sejak mengetahui jenis kelamin anak Alana, dia telah mempersiapkan satu nama. Namun, mama Dewi tak berani mengatakan, takut sang ibu telah menyiapkan nama.

"Mama ingin memberikan nama untuk cucu pertama mama yaitu Adele Adriana Agatha yang artinya Perempuan anak seorang bangsawan yang baik hati dan pemberani," ucap Mama Dewi.

"Nama yang bagus, Ma," ucap Alana dengan tersenyum manis.

"Kamu setuju jika mama memberi dia nama itu?" tanya Mama Dewi. Dia takut nama yang diberikan tidak sesuai dengan menantunya.

"Aku setuju, Ma. Aku akan memanggilnya Adel saja," jawab Alana.

"Syukurlah jika kamu setuju," ucap Mama Dewi dengan suara riang.

Setelah berbincang sebentar, mama Dewi akhirnya pamit keluar. Membiarkan Alana dan putrinya beristirahat.

Alana langsung naik ke tempat tidur begitu pintu kamar telah mama tutup. Dia harus tidur untuk memulihkan tenaganya.

***

Tak terasa sudah dua minggu usia bayi Alana. Dia bersyukur karena putrinya tidak bawel. Dari yang sering dia dengar saat senam hamil dulu, jika setiap ibu pasti akan begadang karena harus menyusui di tengah malam.

Namun, berbeda dengan yang orang katakan, bayinya tak pernah merepotkan. Bangun hanya sekali. Setelah diberi susu dia juga akan tidur kembali.

Jika sang putri sedang tidur, Alana akan mengerjakan tugasnya. Menyusun semua rekapan keuangan.

Gafi yang baru pulang kerja langsung menuju kamar. Dia sudah tak sabar bermain dengan Adel.

Kembali Gafi heran melihat Alana yang sangat serius di depan laptop. Kehadiran dirinya saja tak disadari karena sangking seriusnya.

Gafi berjalan dengan pelan mendekati Alana. Dia terkejut melihat apa yang Alana kerjakan. Sebagai seorang pimpinan perusahaan tentu saja dia tahu jika itu adalah laporan keuangan.

"Laporan keuangan siapa yang kamu kerjakan itu?" tanya Gafi.

Alana sangat terkejut mendengar pertanyaan pria itu. Untuk menutupi langsung laptop, tak mungkin dia lakukan. Gafi juga sudah melihat'nya.

"Laporan keuangan suatu perusahaan," jawab Alana akhirnya.

"Kamu bekerja pada suatu perusahaan?" tanya Gafi.

"Ya, sudah hampir empat bulan. Mas mau mandi?" tanya Alana mengalihkan obrolan.

"Kenapa harus bekerja?" tanya Gafi lagi. Ternyata dia belum puas dengan jawaban Alana.

"Aku butuh pekerjaan itu agar nanti setelah kita berpisah bisa menghidupi putriku!" ucap Alana dengan penuh penekanan.

"Apa kau sangat menginginkan perpisahan ini?" tanya Gafi.

Terpopuler

Comments

Puji Rahayu

Puji Rahayu

nanya pa pura2 lupa sih..
ikut getting akohh...
seolah2 lana yg ke pgn pdhl si gapi yg bkn perjanjian.

2024-12-03

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

bukan Alana yang menginginkan tapi Alana mengingat akan perjanjian yang kau ajukan Gafi...

2025-03-28

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

berkorban apa Gafi...kau belum tahu siapa Naura yang sebenarnya....

2025-03-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!