Raina benar benar hancur, ia bagai mayat hidup.
Tubuh dan wajahnya tampak begitu pucat hingga seolah memutih bagai tak ada darah yang mengalir dalam tubuhnya.
Seluruh tubuhnya terasa sakit dan ngilu bukan kepalang.
Perih dan nyeri....
Seluruh tulang tulangnya terasa lepas dari persendiannya.
Semua kepercayaan dirinya kini benar benar telah di hancurkan oleh pemuda itu hingga luluh lantak dan berkeping keping.
Berkali kali Rexy menggahi dirinya tanpa belas kasihan sedikitpun.
Hingga ia yang tak pernah berkata kasar apalagi mengumpat,
Kini justru mengumpat dan menyumpai pemuda itu.
Dengan terhuyung dan terseok seok, Rain berhasil menarik meja dan berhasil keluar dari ruangan itu.
Hingga ia yang terus melangkah tanpa akal sehat, melihat gerbang samping sekolahnya terbuka.
Dengan masih terseok seok ia akhirnya berhasil keluar dari sekolahnya itu.
Pintu gerbang itu sepi, tak ada satupun satpam di sana.
Rhain begitu nelangsa.
Rexy masih terdiam membisu di tempatnya duduk sepeninggal Rhain tadi.
Otak melayang kemana mana.
Apa ini...
Jelas Rhain masih virgin, lalu...apa yang ia dengar tentang Rhain adalah salah ?!
Rexy menggeleng, tangannya mengepal erat.
" Marissa....." desisnya pelan tapi penuh dengan penekanan.
Marissa adalah sahabat Rhain yang mengenalkan Rhain kepadanya.
Gadis itu juga yang menceritakan tentang rahasia Rhain kepadanya.
Tentang Rhain yang sok suci dan hanya mau dengan seseorang yang alim.
Rhain yang sering berganti ganti pacar sebenarnya.
Rexy duduk bersandar pada dinding.
Tatapan matanya kosong.
Ia tak bergerak atau menjawab ketika Rain mengucapkan kata kata kasar serta sumpah serapahnya kepadanya.
Ia seolah blank....
Otaknya seolah berhenti beroutar.
Ini adalah yang pertama untuknya,
Dan jujur, ada setitik rasa senyrsalan di hatinya.
Namun, ketika ia telah tersadar,
Ia tak lagi menemukan Rhain ada di hadapannya.
Justru kini yang ia rasakan adalah rasa pusing yang amat sangat di kepalanya.
Seluruh tubuhnya terasa sakit dan perih.
Ia tak sadar, darahnya banyak yang keluar dari keningnya.
Rexy berusaha untuk bangkit, namun rasanya ia tak kuat.
Flass off
Tubuh Rain bergetar dengan hebat. Keringat dingin seolah membasahi tubuhnya.
Ia memeluk kedua lututnya dengan satu lengannya erat erat.
Sementara satu tangannya menutup mulutnya kuat kuat.
Derai air mata mengalir deras membasahi pipinya.
Rain semakin kuat membekap mulutnya sendiri.
ingatan itu benar benar mengguncang jiwanya.
Setengah mati ia berusaha mengendalikan kewarasannya saat ini.
Ia tak ingin kedua orang tuanya kembali tersiksa dan bersedih akan keadaanya yang belum benar benar stabil.
Namun.....
Kini ia sudah mulai bisa menguasai dirinya.
Ia sadar, ia tak boleh larut terus menerus karena hal ini.
Ia pun telah berjanji akan menyimpan sendiri tentang siapa yang telah melakukan ini kepadanya.
Ia khawatir akan masa depan kedua orang tuanya.
Rain cukup paham,
Siapa Rexy.....
Rexy putra seorang pengusaha terkenal yang juga seorang anggota dewan yang terhormat.
Kehormatan adalah yang utama bagi orang orang seperti keluarga Rexy menurut Rhain.
Setidaknya itulah yang ia dengar tentang keluarga Rexy dari Marissa sahabatnya.
Tanpa ia ketahui, Marissa sebenarnya menaruh hati kepada Rexy.
Gadis itu pun merasa sakit hati ketika Rexy lebih memperhatikan Rhain ketimbang dirinya.
Padahal dirinyalah yang lebih dulu mengenal pemuda itu.
Rhain juga tak tahu, Marissa lah sebenarnya orang di balik perbuatan Rexy yang tega kepadanya.
Gadis itu memprovokasi Rexy agar membenci Rhain.
Ia berharap Rexy membenci Rhain dan beralih kepadanya.
Rhain memejamkan matanya sejenak...
Apa yang harus ia lakukan, apakah ia harus megadukannya kepada orang tua Rexy,
Tapi...mungkinkah mereka mau menerima berita buruk mengenai sang putra.
Dan Rexy sendiri,
Ia juga sering mendengar betapa ngawurnya dan urakannya pemuda itu, hingga di usianya yang sudah 22 tahun itu ia masih duduk di bangku kuliah semester lima
namun, tak pernah terbersit di hati Rain.....jika Rexy akan mampu berbuat sebejat itu kepadanya.
Jari jemari Rain mengepal dengan kuat jika ia kembali teringat pemuda itu.
Jadi, ia sudah memutuskan....cukup dirinya saja yang hancur, tapi jangan kedua orang tuanya.
🌿
Hari ini hari minggu, pak Ridho dan bu Sarah tengah libur dari pekerjaan mereka.
Keduanya kini telah nampak duduk di ruang tamu berhadapan dengan Fakry.
Pemuda itu berniat mempertegas kembali niatnya untuk menikahi Rain.
" kau yakin dengan yang kau ucapakan kepada kami mas Fakry ?! " tanya pak Ridho dengan wajah tegas dan serius.
" kau tahu, putri kami telah ternoda.
Ibarat kata ia adalah barang bekas.
Namun demikian ia tetap berharga untuk kami.
Kami tidak akan pernah menyerahkannya kepada sembarang orang " kata pak Ridho dengan tegas.
Ia ingin tahu keseriusan pemuda itu terhadap putrinya.
" saya tahu pak, saya tahu....
Tapi percayalah, tak pernah sekalipun saya menganggap Rain sebagai barang bekas.
Cinta saya kepada Rain tulus pak. Jujur...saya sudah lama menaruh hati pada Rain.
Hanya saja saya tak memiliki cukup percaya diri untuk mendekatinya "
" maksudmu sekarang kau jauh lebih percaya diri mendekati putriku karena iaa yang telah ternoda ? " tanya pak Ridho lagi masih dengan tegas.
Keningnya sedikit berkerut.
Fakry sontak mengangkat wajahnya dan menatap pria itu dalam dalam.
" tidak pak....tolong jangan berpikir seperti itu terhadap saya.
Saat ini saya lebih percaya diri mendekati Rain, karena saya telah memiliki usaha sendir meski itu masih terbilang baru, saya merasa bisa bertanggung jawab kepada Rain dengan hasil keringat saya sendiri " jawab
Fakry kemudian.
" bukankah kau akan mendaftar militer selepas kuliahmu ini ?! " tanya pak Ridho lagi.
Kali ini, Fakry menarik nafas dalam dalam.
Rencananya ia memang akan mendaftar sebagai anggota TNI bagian kesehatan selepas kuliah ini sembari menunggu Rain siap ia persunting.
Tapi....niat itu seolah menguap begitu saja ketika ia melihat kondisi Rain.
Ia takut terjadi apa apa dan ia datang terlambat.
Tidak...tidak....
Fakry tak mau itu.
" saya akan melepaskan niat saya itu, sekarang masa depan saya jauh lebih penting.
Dan bagi saya Rain adalah masa depan saya.
Maaf jika terdengar lebay, tapi itu memang yang sebenarnya bagi saya " jawab Fakry kemudian dengan penuh keyakinan.
Pak Ridho dan bu Sarah ganti menatap lekat lekat wajah pemuda tampan di hadapannya itu.
" kami tahu siapa keluargamu, bukan hal yang sulit bagimu memanfaatkan ketenaran nama mereka " kata Pak Ridho kemudian.
" saya tahu pak, tapi saya tetap ingin bertanggung jawab kepada Raina dengan jerih payah saya sendiri " sanggah Fakry lagi.
" bagaimana dengan keluargamu ?! "
" tidak masalah, saya sudah memberitahu mereka.
...Dan jika bapak dan ibu mengizinkan, besok saya akan membawa mereka kemari untuk meminang Rain " jawab Fakry lagi dengan penuh percaya diri....
...Sekali lagi, pak Riho dan bu Sarah di buat tak bisa bicara karena terkejut dengan keseriusan pemuda itu terhadap putrinya....
..." bagaimana pak, bu...apakah niat saya masih harus di ragukan ?! " tanya Fakry kemudian....
Ia benar benar berharap adanya penerimaan dari kedua orang tua di hadapannya itu.
Ia tahu apa yang tengah di pikirkan oleh pak Ridho dan bu Sarah mungkin.
Kedua orang itu adalah orang yang terpelajar, dan pastinya berasal dari keluarga yang terhormat juga.
Itu bisa ia nilai dari penampilan penampilan setiap keluarga mereka yang kerap datang jika ada suatu acara di rumah ini.
Rain masih sangat muda.....
18 tahun, mungkin itu yang membuat mereka berat, selain keadaan Rain saat ini.
" bicaralah dengan Rain, dia yang akan menjalani kehidupannya kedepannya..." kata Pak Ridho kemudian dan segera di angguki oleh Fakry.
" dia ada di taman belakang " kata pak Ridho lagi kemudian memanggil bik Jumi dan memintanya mengantarkan Fakry pada Rain.
Setelah berpamitan dan mohon Izin, Fakry segera bangkit dari duduknya dan kemudian melangkah menuju tempat yang di katakan pak Ridho kepadanya.
Mengikuti langkah bik Jumi
Menuju taman belakang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Tuti Tyastuti
kasihan rain
2024-05-26
0
Khafiza Achmad
di terima rain atau tidak ya/Speechless//Speechless/
2024-05-26
0