Rhain betah berada di dalam kamarnya sendirian, sejak ia tahu akan kehamilannya, wajah gadis itu tak lagi terlihat ceria.
Hampir tak pernah lagi terlihat senyum apalagi tawa tersungging di bibir mungilnya itu.
Ia pun kini lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar sendirian.
Setiap kedua orang tuanya datang menghampiri, ia akan berkata ia baik baik saja.
Atau...
Mungkin kehamilan membuatnya malas melakukan apa apa.
Pak Ridho dan bu Sarah sedang duduk di teras rumah ketika sebuah motor sport memasuki pelataran rumah mereka.
Fakry dengan langkah sedikit lebar menuju ke arah kedua orang tua Rhain itu. Setelah sebelumnya melepas helm dan turun dari motor mahalnya itu.
Pak Ridho terdengar menghela nafas.
Kedatangan pemuda itu setelah hampir seminggu lebih tak lagi pernah datang menemui sang putri mengingatkannya akan penolakan sang ibunda dari pemuda itu terhadap Rhain putrinya.
Seperti biasa Fakry mencium tangan kedua orang tua di hadapannya itu dan kemudian baru duduk setelah di persilahkan untuk duduk.
" jadi, ada apa mas Fakry datang kemari ?! " tanya pak Ridho berusaha setenang mungkin.
Walai sebenarnya kini hatinya tengah berdentum karena teringat ucapan bu Novi tentang Rhain.
Fakry sedikit merasa terkejut dengan pertanyaan pria itu,
nada suara pak Ridho terdengar berbeda di telinganya.
namun pemuda itu mencoba untuk berpikir positif.
" saya ingin mengajak Rhain untuk datang menjenguk mama saya di rumah sakit pak " jawab Fakry kemudian membuat pak Ridho menatapnya.
" untuk apa mas Fakry ?! " tanya pak Ridho lagi.
Bu Sarah mengusap lembut ounggung tangan suaminya itu.
Sementara itu, Fakry di buat semakin aneh dengan pria di hadapannya itu.
" putuskan hubungan di antara kalian, carilah wanita yang akan mendapat restu kedua orang tuamu.
Terutama ibumu " lanjut pak Ridho lagi.
Ia tak ingin berbasa basi lagi.
Fakry mengerutkan keningnya.
" pak Ridho, saya minta maaf atas sikap mama saya..tapi saya rasa itu juga adalah sikap yang wajar di lakukan oleh mama.
Mama hanya sedang terkejut " jelas Fakry pelan.
mata pak Ridho menatap nanar sosok pemuda di hadapannya itu.
Ia tahu, cinta pemuda ini terhadap Rhain itu tulus.
Tapi...
Rasanya itu belum cukup baginya untuk bisa mempercayakan sang putri pada pemuda ini.
Apalagi ia tahu tentang penolakan dari ibunda Fakry terhadap Rhain.
" putriku memang telah ternoda, tapi dia bukan barang bekas apa lagi sampah.
Bagi kami dia tetap yang paling berharga.
Kami pun tak akan begitu saja melepaskannya pada sembarang orang " kata pak Ridho lagi
" apa maksud bapak ?! " tanya Fakry kemudian.
" lepaskan putri kami, hanya karena dia yang telah ternoda apa menurutmu mamamu pantas menghinanya seperti itu ?! "
" pak...saya sudah katakan,
Sikap mama masih terbilang wajar, karena ini memang sangat mengejutkan baginya.
Karenanya, saya ingin mengajak Rhain untuk menemui mama saya.
Agar mama lebih bisa mengenal Rhain " jawab Fakry seolah tak mau kalah dan tak mau mamanya di salahkan atas sikapnya yang terkesan menolak Rhain.
" lagi pula, menurut saya wajar jika saya membawa Rhain untuk menemui mama saya.
kami butuh memperjuangkan hubungan kami ini.
Sejujurnya saya juga berharap Rhain mau datang atas inisiatifnya sendiri agar mama tahu Rhain yang terbaik untuk saya " jawab Fakry melanjutkan.
" saya tidak akan membiarkan putri saya mengemis restu dari orang yang jelas jelas sudah menolaknya.
Saya melahirkannya dengan bertaruh nyawa tidak untuk di jadikan bahan penolakan atas ibumu.
Seperti kau yang begitu berharga bagi ibumu, begitupun Rhain sangat berharga bagiku....ibunya.
Jadi...cukup sudah sampai di sini, carilah wanita lain dan lupakan putri kami.
Percayalah..kami sangat berterima kasih atas kebaikanmu ke pada kami selama ini terutama kepada putri kami.
Kami sungguh tak akan pernah lupa akan kebaikan kamu terhadap kami " kali ini bu Sarah lah yang bersuara.
pak Ridho memejamkan matanya sejenak, istrinya tengah tersinggung dan marah.
Wanita itu merasa jengah, mendengar Fakry seolah terus memojokkan Rhain.
Wajah Fakrt nampak pias mendengar ucapan demi ucapan wanita yang biasa terlihat kalem dan sabar itu.
Keningnya sedikit berkerut.
" kenapa...apa karena sayalah yang menginginkan Rhain, bapak dan ibu bersikap seangkuh ini kepada saya ?!
Bahkan setelah tahu mama saya terbaring di rumah sakit selama ini pun anda berdua tak berniat melihatnya ?! " Fakry seolah lepas kontrol.
Pak Ridho dan bu Sarah menatap pemuda itu dengan dalam.
Mereka jadi enggan mengatakan perihal kedatangan mereka ke rumah sakit sast itu.
" aku memutuskan hubungan apapun yang mungkin pernah ada di antara kita kak...."
Sebuah suara dari arah belakang membuat ketiga orang itu menoleh, terutama Fakry.
Pemuda itu segera bangkit dari duduknya dan melangkah menghampiri Rhain yang berdiri di ambang pintu.
" apa maksud kamu Rhai ,?! " tanya Fakry kemudian setelah ia berdiri di hadapan gadis yang kini tengah memakai hijab warna biru tua itu.
" maaf kak, aku tidak bisa menerima lamaran kakak " jawab Rhain memperjelas kata katanya.
Bagai tersambar petir rasanya Fakry mendengar penjelasan gadis itu.
Perlahan Fakry menggelengkan kepalanya.
" tidak Rhain, kamu tidak bisa berbuat seperti ini. Aku mencintaimu dengan tulus.
Soal mama dia hanya tidak bisa menerima janin dalam kandungan kamu, bukan kamu....
Jadi...jadi....
Hanya janin itu masalahnya, hanya janin itu...bukan kamu..." terang Fakry.
Dan tanpa sadar, kata katanya mampu menyulut emosi dua orang yang duduk di belakang sana.
" janin yang tak di inginkan mamamu itu adalah cucu kami,
Dan apa maksudmu adalah hendak meminta Rhain menggugurkan anaknya begitu ?! " sela pak Ridho.
Fakry nampak sedikit bingung.
" pak...tapi..."
" terlepas bagaimana caranya dia hadir, dia adalah cucu kami " sela pak Ridho
" tapi pak...,"
" kak...keputusanku sudah jelas,
Maaf aku tak bisa menerima lamaran kakak.
semoga kakak segera mendapatkan wanita yang sesuai dengan keinginan mama kakak " putus Rhain dan seketika membuat Fakry menatapnya dengan dalam.
" aku kecewa padamu Rhain, sepertinya kau lebih memilih mempertahankan hasil karya bajingan itu ketimbang diriku " kata Fakry kemudian penuh kekecewaan , suara pemuda itu pun terdengar bergetar.
Tatapan matanya nampak sekali memancarkan kekecewaan yang begitu dalam.
Tanpa pamit, pemuda itu memutar tubuhnya dan segera melangkah lebar menuju motor sportnya.
Selanjutnya dapat di lihat.
Fakry meninggalkan rumah Rhain dengan membawa kekecewaan yang dalam.
" Rhain...." panggil pak Ridho setelah kepergian Fakry.
" Rhain baik baik saja ayah, mungkin ini yang terbaik.
Rhain bukanlah pilihan yang tepat untuk kak Fakry.
Semoga kak Fakry segera dapat mendapatkan seseorang yang akan di restui mamanya " jawab Rhain kemudian berlalu meninggalkan kedua orang tuanya itu dan melangkah menuju tangga.
Kamarnya adalah tujuannya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sabaku No Gaara
ini jga ...bayikk tgu lah penyesalan muu
2024-05-31
0
Tuti Tyastuti
sabar ya rain semangat💪
2024-05-31
0
Khafiza Achmad
ya,kasiannya kau nak yang sabar ya/Cry//Cry//Cry/
2024-05-31
0