Rain telah keluar dari rumah sakit sejak satu minggu yang lalu, dan rencananya pak Ridho dan bu Sarah akan secepatnya membawa Rain ke pada seorang dokter psikiater yang di sarankan oleh dokter yang merawat Rhain di rumah sakit.
Keadaan Rhain di rasa kedua orang itu cenderung lebih memprihatinkan.
Meski tak lagi sering berteriak teriak seperti kemaren kemaren.
Gadis itu lebih banyak menghabiskan waktunya hanya dengan terdiam.
Tatapan matanya kosong, air mata sering kali nampak meleleh di pelupuk matanya tanpa suara isakan sedikitpun.
Rhain sudah sedikit tenang meski tak jarang gadis itu masih kerap berteriak teriak jika mungkin ia teringat dengan kejadian itu.
Beruntung mereka tinggal di lingkungan yang orang orangnya kurang memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap orang orang di sekitarnya.
Mungkin karena beban pekerjaan yang terlalu berat dan keseharian yang di sibukkan dengan rutinitas hingga membuat sebagian masyarakat tak memiliki waktu untuk sekedar ber say hallo dengan orang orang sekitar mereka.
Meski begitu, tak semua orang orang di sekitar kompleks pak Ridho secuek itu.
Masih ada segelintir orang orang yang masih mau peduli dan memberikan perhatian bahkan kepedulian atas apa yang telah menimpa Rhain.
Mereka tak ada yang mencemooh atau bahkan mungkin menggunjingkan Rain.
Mereka tahu bagaimana keseharian sosok gadis itu yang hampir tak pernah keluar rumah tanpa sang ayah atau sang ibu.
Gadis cantik itu cenderung pendiam namun juga ramah kepada orang yang lebih tua darinya.
kepribadian pak Ridho dan bu Sarah yang juga cenderung santun dan ramah pun mereka mengakuinya.
Pak Ridho yang sering menjadi imam di masjid yang ada di lingkungan mereka terkenal sopan dan baik hati begitupun dengan bu Sarah istrinya.
Sungguh mereka turut prihatin dan ikut mengutuk apa yang telah di perbuat seseorang itu terhadap gadis cantik bernama Rhaina Azzahwa Ghaisa itu.
🌿
Pak Ridho baru saja akan masuk ke dalam mobil di mana Rhain dan sang ibu telah berada di sana ketika sebuah motor sport memasuki halaman rumah mereka.
Pak Ridho memicingkan mata menatap seseorang itu.
Seseorang itu adalah salah satu dari mereka yang turut perduli dengan apa yang tengah mereka alami
" selamat pagi pak Ridho, maaf saya hampir terlambat " Fakry yang ternyata adalah seseorang itu segera mendekat setelah ia turun dari kendaraannya dan memarkirkan motornya langsung di garasi rumah itu dan juga setelah melepas helmnya.
Memang hampir setiap hari pemuda ini masih selalu menyempatkan diri untuk menjenguk Rhaina meski hanya sekedar untuk melihat saja.
Karena ia akui, sangat sulit mengajak Rhain berbincang.
Gadis itu masih lebih sering memilih membisu ketimbang menjawab pertanyaan yang di lontarkan kepadanya.
Dan sangat nampak jika ia masih tenggelam dalam keterpurukannya.
Fakry pun tak pupus pupusnya memberi dukungan dan semangat serta berusah menghibur ke dua sepasang suami istri itu.
Perhatian Fakry kepada Rhain juga terlihat begitu tulus.
Tak dapat di pungkiri oleh pak Ridho, ia cukup segan dengan kebaikan dan keperdulian Fakry terhadap keluarganya terutama kepada Rain putrinya.
Fakry bukan pemuda sembarangan.
Ia adalah putra bungsu dari seorang ayah yang menjadi staf di sebuah perusahaan BUMN.
Sementara sang ibu adalah seorang dosen di sebuah universitas Negri juga.
Konon katanya, pemuda ini di siapkan untuk bisa menjadi salah satu seorang perwira bagian kesehatan oleh kedua orang tuanya.
Itu sebabnya, ia kuliah mengambil jurusan ke perawatan.
Sementara kedua kakaknya telah menjadi orang orang yang sukses.
Kakak pertamanya yang seorang laki laki adalah seorang anggota perwira angkatan darat yang sudah berpangkat dan memiliki jabatan yang cukup mentereng.
Sementara kakak keduanya yang seorang perempuan berprofesi sama dengan sang ibu.
Seorang dosen, meski masih mengajar di sebuah universitas swasta.
Kedua kakaknya pun telah berumah tangga.
" mas Fakry benar benar mau ikut bersama kami ?! " tanya pak Ridho seakan masih meragukan niat pemuda itu.
" tentu saja pak " jawab Fakry meyakinkan.
" saya khawatir bapak akan kesulitan jika Rain seperti kemaren lagi,
Lagi pula...perjalanan ini cukup jauh. Nanti bapak bisa gantian nyetir sama saya kalau mungkin bapak lelah " jelas Fakry dengan tulus.p
Pak Ridho tersenyum kemudian menepuk bahu kokoh pemuda itu.
Ia jelas tahu yang sebenarnya pemuda itu rasakan terhadap sang putri.
Andai Rain tak pernah mengalami peristiwa ini, mungkin ia akan dengan senang hati dan akan mempertimbangkan perhatian pemuda ini kepada Rain.
Fakry adalah pemuda yang terkenal alim dan sopan serta ramah,
Dan pak Ridho tahu itu.
Meski sebenarnya, sebelum peristiwa ini dirinya tak pernah bersinggungan dengan pemuda ini.
Dan hanya sesekali bertemu di masjid setelah shalat.
Itu pun terhitung jarang juga, karena memang tak setiap hari Fakry datang ke masjid untuk shalat berjamaah.
Mungkin karena kesibukan kuliahnya juga.
Namun....
Jika itu saat ini,
Ah rasanya ia tak berani untuk menerimanya.
Jika pemuda ini memang bisa menerima keadaan sang putri,
Tapi bagaimana dengan keluarganya yang terpandang itu...?!
" mas Fakry jangan terlalu memaksakan, apalagi jika ini bisa mengganggu kuliah mas Fakry.
Pendidikan jauh lebih penting untuk masa depan mas..." nasehat Pak Ridho pada pemuda itu.
Fakry tersenyum.
" iya pak...." jawab pemuda iitu kemudian.
Sejenak pemuda itu menundukkan kepalanya sebelum akhirnya kembali mendongak menatap pria matang di hadapannya itu.
" izinkan saya mengambil tanggung jawab terhadap Rhain pak " katanya dengan suara terdengar sedikit gemetar.
Takut mungkin.
Pak Ridho menatap pemuda itu dalam dalam.
" apa ini maksudnya mas Fakry ?! " tanyanya kemudian.
" maaf jika saya mengatakannya dalam waktu dan momen yang kurang tepat. Dan mungkin ini terkesan kurang sopan....saya minta maaf.
Tapi saya mohon,
Izinkan saya mengambil tanggung jawab kepada Rhain.
Izinkan saya menikahinya " lanjut Fakry kemudian dengan menundukkan kepalanya sopan.
Pak Ridho terhenyak mendengarnya.
Ia memang sudah mengira akan perasaan pemuda ini terhadap sang putri.
Namun....
Permohonannya untuk menikahi Rhain, tak pernah terpikir sedikitpun olehnya.
Pak Ridho menatap dalam dalam wajah tampan dan tenang di hadapannya itu.
Sungguh tak ada keraguan sedikitpun di mata pemuda itu atas ucapannya.
Cinta itu juga terlihat begitu besar.
Pak Ridho menghela nafas.
" maaf, tapi sebaiknya kita bicarakan ini nanti, ini sudah sedikit siang untuk berangkat " kata laki laki itu kemudian.
Dan Fakry pun mengganguk.
" bisakah saya saja yang menyetir, maaf ?? " tawar Fakry.
Sekali lagi pak Ridho menghela nafas.
" ya baiklah...tapi katakan padaku jika kau lelah. Perjalanan ini sedikit jauh " jawab pria itu kemudian.
" iya pak ..."
Kemudian pak Ridho masuk dan duduk di kursi sebelah supir, setelah sebelumnya ia mengangguk kepada sang istri yang menatapnya penuh tanya.
Tak lama, Fakry pun turut menyusul masuk dan segera memposisikan dirinya duduk di depan kemudi setelah menyapa bu Sarah dengan sopan dan menatap Rhain yang tengah menatap ke arah luar jendela sejenak.
Namun....tak ada jawaban dari gadis itu atas sapaannya.
Rain tengah sibuk dengan pikirannya sendiri sembari menatap ke arah luar jendela mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Susi Akbarini
lho kok kedua kakaknya..
kakak keduanya maksudnya yaaa..
kan rayyan blm nikah?
2024-11-06
1
Tuti Tyastuti
jangan terlalu buru"fakry bagimana dengan orang tua mu
2024-05-25
0
Khafiza Achmad
bagaimana ini bapak di terima ndak
2024-05-25
0