bab 12 kenyataan pahit ( revisi )

Bu Sarah masih duduk terpekur di sofa kamar itu sembari matanya masih terus setia menatap tubuh sang putri semata wayang,

Rhaina Azzahwa Ghaisa yang terbaring tak berdaya di atas tempat tidur.

Sungguh,

hati ibu yang mana yang tak akan hancur berkeping keping menerima kenyataan ini.

Putri semata wayang mereka mengalami peristiwa yang begitu mengerikan dan hampir saja merenggut kewarasan sang putri.

Ya, Rhaina hampir gila jika ia dan sang suami tak lekas membawanya ke psikiater dan berhenti bertanya tentang siapa sosok laki laki bejat itu.

Pernah terbersit di hatinya, mungkinkah sebenarnya sang putri menjalin hubungan dengan teman prianya...?!

Tapi, pikiran itu seolah terbantahkan ketika semua teman teman anaknya yang di tanya oleh sang suami menyangkalnya.

Dan sekarang....

Ketika sang putri tengah berusaha berjuang untuk bisa kembali bangkit dan menata masa depannya, jejak peristiwa itu seolah telah siap untuk kembali merenggut masa depannya.

Melemparkannya kembali ke dalam jurang kehancuran,

dan seolah siap menghancurkan sisa sisa semangatnya yang hanya tinggal kepingan kepingan.

Wanita cantik berusia paruh baya itu perlahan memijit pelipis kepalanya sendiri.

Pak Ridho masuk dan mendekat kepada sang istri.

Pria itu menyentuh pundak sang istri dengan lembut.

Walau kini hatinya juga hancur,

Tapi...

Ia tetap tak boleh terlihat lemah di hadapan anak dan istrinya.

Ia seorang laki laki, ia juga seorang ayah...dan ia pun seorang suami.

Dialah satu satunya tiang penyangga kekuatan untuk keluarga kecilnya.

Tangan pak Ridho perlahan mengepal sempurna.

Ia kembali teringat akan siapa sosok di balik kehancuran keluarganya itu..

Terutama kehancuran putri semata wayangnya, Rhain...

Ia memang terlihat pasrah,

Namun, yang sebenarnya ia tak benar benar pasrah.

Ia telah beberapa kali mendatangi sahabat sahabat Rain untuk menanyakan tentang di mana dan bersama siapa Rhain saat menghadiri acara sekolah mereka.

Tapi, rata rata teman teman Rhain mengatakan satu hal yang sama.

Rhain bersama mereka ke masjid sekolah, setelahnya mereka tak lagi melihat Rhain hingga saat ini.

" apa yang harus kita lakukan ?! Ini terlalu berat untuknya yah...apa dosa kita hingga kita di hukum seperti ini ?! " suara bu Sarah lebih terdengar seperti rintihan.

Pak Ridho seolah tersadar karena mendengar suara itu,

Pria itu mengusap pundak sang istri,

" kita harus sabar bu, kita harus kuat demi putri kita " bisik pak Ridho

" apa menurut ayah, Rhain akan bisa melewati hal ini ?!

Rain hamil yah...Rain hamik....

Yang ku takutkan dari peristiwa itu akhirnya terjadi juga.

Ini terlalu berat untuknya " lanjut bu Sarah lagi,

Air mata telah menetes deras di pipi wanita itu tanpa bisa lagi di bendung.

Kali ini, wanita itu seolah tak mampu lagi

Menahan perasaanya.

Hingga ia akhirnya pen menangis pilu dalam dekapan sang suami.

Mata pria yang tengah dalam keadaan berdiri itu terpejam sejenak.

Rasanya begitu berat beban pikiran yang harus mereka tanggung.

 Sekali lagi Pak Ridho menghembuskan nafasnya dengan berat,

" kita akan bersamanya, kita akan menjadi penguatnya bu ?! " kata pak Ridho lembut berusaha menghibur sang istri.

Sementara ia sendiri mencoba mengabaikan perasaannya yang kacau balau.

 hari telah berlalu, Rhain tak mengetahui apa yang kini tengah ia alami karena pak Ridho dan bu Sarah memang sengaja tak memberi tahu sang putri.

Hari ini, Pak Ridho berniat menjenguk bu Novi di rumah sakit bersama anak dan istrinya.

Ia merasa tak enak hati pada pak Rosyid yang ia rasa begitu baik dan bisa menerima Rhain.

Menurut kabar yang pak Ridho dengar, calon besannya itu masih belum keluar dari rumah sakit sejak tiga hari lalu.

Fakry pun tak datang sama sekali kerumah mereka seperti biasanya.

Sungguh tak ada pikiran dan prasangka apapun di hati pria baya itu tentang apa yang sebenarnya telah terjadi hingga calon besannya cukup lama berada di rumah sakit.

Dengan membawa buah tangan, pak Ridho membawa kedua anak dan istrinya ke rumah sakit.

Usai bertanya tentang di mana kamar perawatan calon besannya, pak Ridho melanjutkan niat mereka.

Hingga mereka akhirnya menemukan kamar itu, dan kebetulan kamar perawatan vip itu sedikit terbuka.

Pak Ridho meminta Rhain untuk maju lebih dulu agar lebih sopan dan kemudian ia beserta bu sarah akan mengikuti di belakangnya.

Gadis itupun menurut,

Namun,

ketika ia telah mencapai pintu dan tangannya pun telah menyentuh gagang pintu.

langkahnya terhenti.

" Fakry....kanu putra bungsu mama. Kamu jantung hati mama.

Mama tidak melahirkanmu dengan susah payah dan bertaruh nyawa hanya untukmu menjadi penebus dosa atas kesalahan orang lain " terdengar perbincangan dari dalam ruangan perawatan mama Fakry.

Dan suara itu berasal dari bu Novi yang masih nampak terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

Sementara Fakry duduk di kursi yang ada di sisi ranjang itu.

Dan di sofa ruangan itu, duduk kedua kakak Fakry beserta ipar iparnya juga pak Rosyid sang papa.

" mama...aku sudah " kata kata Fakry tak berlanjut

" ya, mama tahu. Tapi ini sulit untuk mama.

Dia gadis yang sudah ternida, mungkin kau masih bisa menerimanya...tapi mama, mama tidak iklhas " wanita baya itu nampak memejamkan matanya sejenak.

Kenyataan tentang calon menantunya cukup membuat pikirannya kacau dan sulit untuk menerimanya meski sang suami berusaha menenangkan hatinya.

Ya..sebelumnya Fakry memang telah menjelaskan tentang keadaan dan kondisi Rhaina yang sebenarnya.

Namun....kenyataan yang lain tentang gadis itu tak bisa lagi ia maklumi apalagi ia terima.

" kau mungkin bisa menerima barang sisa, tapi...menerima benih orang lain sebagai milikmu itu bukanlah hal yang mudah.

Mama tak bisa menerima cucu yang bukan darah dagingmu " lanjut bu Novi.

Dan sungguh kata kata bu Novi membuat seseorang di balik pintu tercekat.

Kata kata itu dapat di dengar dengan baik dan begitu jelas oleh mereka dari sana, terutama Rhain.

Gadis itu melipat bibirnya kuat kuat. Tangannya meremas lengannya bagian atas.

Kini tubuhnya mulai gemetar.

Apa maksudnya ia hamil ?!

Tanyanya dalam hati, bulir bulir keringat dingin membanjiri keningnya.

" ibu..." panggilnya pelan

" bisa kita pulang ?! Rhain ingin pulang " lanjutnya dengan suara gemetar dan begitu pelan.

Bu Sarah yang juga terlihat syok dengan kenyataan pahit yang baru saja ia dengar tentang penolakan calon besannya terhadap sang putri segera tersadar.

" ya...kita pulang, ayah...." jawabnya sambil memanggil sang suami yang pasti juga bisa mendengar perbincangan di dalam ruabgan itu.

" ya....kita pulang " jawab pak Ridho tanpa banyak kata lagi sambil maju beberapa langkah untuk meraih pundak Rhain.

Kemudian ketiga orang itu nampak berbalik arah dan selanjutnya melangkah meninggalkan bangsal vip itu.

Ketiga orang itu terus melangkah hingga mereka tak menyadari sepasang mata yang tengah menatap ketiga itu.

Starla,

seseorang itu adalah Starla, ia ingin menyapa namun karena terhalang banyaknya orang ia pun urung menyapa.

Ia mengira ketiga orang itu baru saja menjenguk sang tante.

Terpopuler

Comments

Bunda Aish

Bunda Aish

ujian mu belumlah selesai Rhaina... bersabar dan bertahan lah, biasanya semakin kuat badainya pertanda akan segera berakhir

2025-01-01

0

Zahbid Inonk

Zahbid Inonk

nyesek banget semoga rain kuat

2024-05-29

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

sabar rhan semangat km pasti bisa💪💪

2024-05-29

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 malam penuh noda ( eevisi )
2 bab 2 kebenaran yang menyayat hati ( revisi )
3 bab 3 badai pasti berlalu.
4 bab 4 ingin bertanggung jawab ( revisi )
5 bab 5 " bangkitlah .... ( revusi )
6 bab 6 peristiwa kelam ( revisi )
7 bab 7 hancur berkeping keping
8 bab 8 meyakinkan ( revisi )
9 bab 9 mengajak keluar
10 bab 10 Hari lamaran ( revisi )
11 bab 11 tragedi di hari lamaran ( revisi )
12 bab 12 kenyataan pahit ( revisi )
13 bab 13 kenyataan pahit 2 ( revisi )
14 bab 14 memutuskan ( revisi )
15 bab 15 melepaskan ( revisi )
16 bab 16 kehilangan ( revisi )
17 bab 17 penyesalan Fakry dan Rexy ( revisi )
18 bab 18 kehidupan Rexy setelah 10 tahun ( revisi )
19 bab 19 karmakah. ( revisi )
20 bab 20 satu tahun yang lalu ( revisi )
21 bab 21 bertemu kembali ( revisi )
22 bab 22 salah paham ( revisi )
23 bab 23 rasa curiga Rexy ( revisi )
24 bab 24 semakin curiga revisi )
25 bab 25 mencari tahu. ( revisi )
26 bab 26 mencari tahu 2 ( revusi )
27 bab 27 hancur ( revisi )
28 bab 28 sakitnya hati Rexy ( revisi )
29 bab 29 sakitnya hatu Rexy 2 ( revisi )
30 bab 30 mengikuti ( revisi )
31 bab 31 terbongkar. ( revisi )
32 bab 32 terbongkar 2 ( revisi )
33 bab 33 ulang tahun rumah sakit ( revisi )
34 bab 34 Rhain dan Fakry ( revisi )
35 bab 35 bu Novi ( revisi )
36 bab 36 sebuah tuduhan. ( revisi )
37 bab 37 pesan terakhir bu Inggrid ( revisi )
38 bab 38 pengakuan Rexy ( revisi )
39 bab 39 Rexy yang tak berdaya ( revisi )
40 bab 40 kritis ( revisi )
41 bab 41 terlambat 1 ( revisi )
42 bab 42 terlambat 2
43 bab 42 ajakan menikah
44 bab 44 seolah mengklaim
45 bab 45 kembali
46 bab 46 persaingan di mulai
47 bab 47 pertemuan untuk kesekian kalinya
48 bab 48 memanfaatkan kesempatan.
49 bab 49 terkejut
50 bab 50 Rhain yang nelangsa.
51 bab 51 berusaha menjelaskan
52 bab 52 nenjelaskan 2
53 bab 53 menyesali diri
54 bab 54 panas
55 bab 55 menemui calon mertua
56 bab 56 menemui calon mertua 2
57 bab 57 pertanggung jawaban Rexy
58 bab 58 mencintai
59 bab 59 mulai memperkenalkan
60 bab 60 di akui
61 bab 61 kembali bertemu
62 bab 62 kemarahan dan ancaman Rhain.
63 bab 63 cemburu
64 bab 64 Kepribadian ganda.
65 bab 65 kelimpungan
66 bab 66 runtuh sudah
67 bab 67 berakhir dengan ....ya.....
68 bab 68 Rexy dan Rhain
69 bab 69 sah....
70 bab 70 masih dalam mode terkejut
71 bab 71 gila dan liar
72 bab 72 penganten baru
73 bab 73 pacaran
74 bab 74 baku hantam.
75 bab 75 merajuk
76 bab 76 menggoda
77 bab 77 mewujudkan
78 bab 78 masih berlanjut
79 bab 79 sebuah ancaman
80 bab 80 membalik ancaman
81 bab 81 awal kehancuran Marissa
82 bab 82 malam kelam untuk Marissa
83 bab 83 tragedi di hari resepsi pernikahan.
84 bab 84 hukuman untuk Marissa
85 bab 85 kritis
86 bab 86 maafkan
87 bab 87 hati penuh dendam....
88 bab 88 ikhlas memaafkan
89 bab 89 Marissa kini
90 bab 90 memprovokasi Rexy
91 bab 91 kesadaran Rexy.....
92 bab 92 kesadaran Rexy 2
93 bab 93 merawat
94 bab 94 sepenggal cerita tentang - nya.....
95 bab 95 rasa sakit hati Rexy
96 bab 96 menemui Marissa
97 bab 97 mengancam
98 bab 98 tak menggubris
99 bab 99 bukti cinta Rexy
100 bab 100 sesal Rhain
101 bab 101 kemesraan
102 bab 102 Marissa dan Igo
103 bab 103 niat Igo
104 bab 104 pamit
105 bab 105 kehidupan yang bahagia
Episodes

Updated 105 Episodes

1
bab 1 malam penuh noda ( eevisi )
2
bab 2 kebenaran yang menyayat hati ( revisi )
3
bab 3 badai pasti berlalu.
4
bab 4 ingin bertanggung jawab ( revisi )
5
bab 5 " bangkitlah .... ( revusi )
6
bab 6 peristiwa kelam ( revisi )
7
bab 7 hancur berkeping keping
8
bab 8 meyakinkan ( revisi )
9
bab 9 mengajak keluar
10
bab 10 Hari lamaran ( revisi )
11
bab 11 tragedi di hari lamaran ( revisi )
12
bab 12 kenyataan pahit ( revisi )
13
bab 13 kenyataan pahit 2 ( revisi )
14
bab 14 memutuskan ( revisi )
15
bab 15 melepaskan ( revisi )
16
bab 16 kehilangan ( revisi )
17
bab 17 penyesalan Fakry dan Rexy ( revisi )
18
bab 18 kehidupan Rexy setelah 10 tahun ( revisi )
19
bab 19 karmakah. ( revisi )
20
bab 20 satu tahun yang lalu ( revisi )
21
bab 21 bertemu kembali ( revisi )
22
bab 22 salah paham ( revisi )
23
bab 23 rasa curiga Rexy ( revisi )
24
bab 24 semakin curiga revisi )
25
bab 25 mencari tahu. ( revisi )
26
bab 26 mencari tahu 2 ( revusi )
27
bab 27 hancur ( revisi )
28
bab 28 sakitnya hati Rexy ( revisi )
29
bab 29 sakitnya hatu Rexy 2 ( revisi )
30
bab 30 mengikuti ( revisi )
31
bab 31 terbongkar. ( revisi )
32
bab 32 terbongkar 2 ( revisi )
33
bab 33 ulang tahun rumah sakit ( revisi )
34
bab 34 Rhain dan Fakry ( revisi )
35
bab 35 bu Novi ( revisi )
36
bab 36 sebuah tuduhan. ( revisi )
37
bab 37 pesan terakhir bu Inggrid ( revisi )
38
bab 38 pengakuan Rexy ( revisi )
39
bab 39 Rexy yang tak berdaya ( revisi )
40
bab 40 kritis ( revisi )
41
bab 41 terlambat 1 ( revisi )
42
bab 42 terlambat 2
43
bab 42 ajakan menikah
44
bab 44 seolah mengklaim
45
bab 45 kembali
46
bab 46 persaingan di mulai
47
bab 47 pertemuan untuk kesekian kalinya
48
bab 48 memanfaatkan kesempatan.
49
bab 49 terkejut
50
bab 50 Rhain yang nelangsa.
51
bab 51 berusaha menjelaskan
52
bab 52 nenjelaskan 2
53
bab 53 menyesali diri
54
bab 54 panas
55
bab 55 menemui calon mertua
56
bab 56 menemui calon mertua 2
57
bab 57 pertanggung jawaban Rexy
58
bab 58 mencintai
59
bab 59 mulai memperkenalkan
60
bab 60 di akui
61
bab 61 kembali bertemu
62
bab 62 kemarahan dan ancaman Rhain.
63
bab 63 cemburu
64
bab 64 Kepribadian ganda.
65
bab 65 kelimpungan
66
bab 66 runtuh sudah
67
bab 67 berakhir dengan ....ya.....
68
bab 68 Rexy dan Rhain
69
bab 69 sah....
70
bab 70 masih dalam mode terkejut
71
bab 71 gila dan liar
72
bab 72 penganten baru
73
bab 73 pacaran
74
bab 74 baku hantam.
75
bab 75 merajuk
76
bab 76 menggoda
77
bab 77 mewujudkan
78
bab 78 masih berlanjut
79
bab 79 sebuah ancaman
80
bab 80 membalik ancaman
81
bab 81 awal kehancuran Marissa
82
bab 82 malam kelam untuk Marissa
83
bab 83 tragedi di hari resepsi pernikahan.
84
bab 84 hukuman untuk Marissa
85
bab 85 kritis
86
bab 86 maafkan
87
bab 87 hati penuh dendam....
88
bab 88 ikhlas memaafkan
89
bab 89 Marissa kini
90
bab 90 memprovokasi Rexy
91
bab 91 kesadaran Rexy.....
92
bab 92 kesadaran Rexy 2
93
bab 93 merawat
94
bab 94 sepenggal cerita tentang - nya.....
95
bab 95 rasa sakit hati Rexy
96
bab 96 menemui Marissa
97
bab 97 mengancam
98
bab 98 tak menggubris
99
bab 99 bukti cinta Rexy
100
bab 100 sesal Rhain
101
bab 101 kemesraan
102
bab 102 Marissa dan Igo
103
bab 103 niat Igo
104
bab 104 pamit
105
bab 105 kehidupan yang bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!