" Rhain...!! " bu Sarah terpekik melihat sang putri tiba tiba ambruk dan jatuh pingsan luruh ke lantai.
Wanita itu segera meluruhkan tubuhnya dan meraup tubuh sang putri.
Sementara wanita yang duduk di hadapan tubuh Rhain yang ambruk hanya terdiam membisu.
Suasana tiba tiba menjadi tak kondusif,
Mereka terlihat terkejut juga panik melihat calon Fakry yang jatuh pingsan tak sadarkan diri.
Fakry yang telah menghambur lebih dulu ke arah Rhain setelah Bu Sarah telah bersiap meraup tubuh gadis itu.
Namun,
Gerakannya terhenti karena panggilan seseorang.
" mas Fakry..." panggil Pak Ridho menghentikan gerakan Fakry.
pemuda itu menoleh ke arah pria yang tiba tiba telah bediri di belakangnya itu.
" biarkan bapak sendiri yang mengangkat tubuh putri bapak " kata pria itu dengan tersenyum tipis pada pemuda yang kini menatapnya aneh dan penuh tanya.
" Fakry...."
terdengar sebuah suara bernada panggilan yang keluar dari bibir bu Novi sang mama dari Fakry untuk pemuda itu dan membuat bu Sarah dan pak Ridho saling menatap sejenak.
Seolah paham dengan arti panggilan itu, Fakry segera bangkit dan sedikit menyingkir untuk memberi ruang kepada pak Ridho.
Suasana semakin terasa tegang.
Pak Ridho segera meraup tubuh Rain ke dalam dekapannya dan mengangkatnya.
" bawa ke kamar tamu saja pak " pinta bu Sarah kepada sang suami,
Pak Ridho mengangguk kemudian ia melangkah ke arah kamar tamu yang berada tak jauh dari ruang pertemuan itu sembari membopong tubuh ringkih Rhain dalam dekapannya.
Sesampainya di dalam kamar yang telah lebih dulu di bukakan oleh bu Sarah, paj Ridho meletakkan tubuh Rhain di atas pembaringan dengan hati hati.
" kita panggil mbak Santi saja gimana pak buat meriksa Rhain, ibu khawatir " tawar bu Sarah kepada sang suami.
Mbak Santi adalah dokter umum yang membuka praktek di kompleks mereka tinggal ini.
Hubungan dokter umum itu dengan keluarga cukup baik hingga mereka memanggil dokter itu dengan panggilan mbak saja.
" maaf, bolehkah saya membantu memeriksa ?! " tiba tiba seorang wanita berhijab menyeruak masuk dengan menunduk sopan kepada pak Ridho dan bu Sarah.
Kedua pasangan suami itu segera menoleh, di depan pintu nampak berdiri wanita itu dengan beberapa orang yang tak lagi Pak Ridho dan bu Sarah perhatikan siapa mereka.
Saat ini, bagi mereka keadaan sang putri jauh lebih penting.
Pesan terakhir dokter Haris di pertemuan terkahir mereka pada terapi Rhain menyarankan untuk lebih terfokus pada keadaan psikis gadis itu.
" maaf, bukan sok tahu...tapi mungkin saya bisa sedikit membantu " kata wanita itu lagi.
" dia keponakan saya pak Ridho, namanya Starla.
Dia juga calon dokter " jelas pak Rosyid yang ternyata adalah salah satu dari yang berdiri di ambang pintu itu selain Fakry tentunya.
Wajah pria itu juga terlihat cemas.
Pak Ridho dan bu Sarah pun akhirnya mengizinkan.
Gadis bernama Starla itu pun akhirnya melangkah maju mendekat ke arah pembaringan Rain.
Segera gadis itu mulai melakukan pemeriksaannya.
Tak ada stetoskop untuk membantunya memeriksa kondisi gadis di hadapannya itu.
oleh karenanya ia meraih pergelangan tangan Rain dan memeriksa denyut nadi gadis itu.
Kening Starla berkerut sempurna.
Gadis itu nampak menarik nafas panjang.
Kini ia beralih pada perut bagian atas dan di bawah ulu hati Rain.
Wajah Starla seketika memucat.
bulir bulir bening membasahi keningnya.
Kembali ia mengulang pemeriksaannya pada pergelangan tangan Rain, kemudian kembali ke perut bagian atas gadis itu.
Tak dapat di pungkiri, tubuh gadis itu terlihat bergetar.
Wajahnya semakin pucat
" Starla...ada apa ?! " tanya Pak Rosyid mengejutkan Starla,
Gadis itu dengan cepat menoleh ke arah sang paman berdiri.
Untuk beberapa detik gadis itu terdiam dengan mata yang nampak berkedip beberapa kali.
Jelas ia tengah bingung.
" ada apa, katakan sesuatu....jangan membuat kami cemas " kali ini Fakry yang bersuara
Ia merasa sangat khawatir pada Rhain.
" pa..pa...paman, ma ..ma..maaf " Starla berkata dengan tergagap dengan menatap pak Rosyid sang paman.
Jujur ia bingung, haruskan ia mengatakannya ?!
Apakah ini aib yang sengaja di tutupi ?!
Atau apakan keluarga sang paman atau pak Ridho dan bu Sarah sudah tahu atau belum ?!
Bagaimana jika mereka sebenarnya sudah tahu namun sengaja menyembunyikannya.
Anak siapa yang tengah di kandung oleh Rhain ?!
Mungkinkah itu adalah anak sepupunya, Fakry...?!
Tapi...
Benarkah...
Ini karena Fakry ?!
Atau juga, bisa saja diagnosanya salah kali ini.
Tapi....
Mendadak Starla menyesali perbuatannya yang menawarkan diri untuk memeriksa calon istri sepupunya itu tadi.
" ada apa mbak Starla ?! " bu Sarah dengan santun berucap
" ma ma maaf, tapi semoga saya salah.
Sekali lagi saya mohon maaf.
putri anda sedang hamil, dan mungkin usia kandungannya empat atau lima mingu " jelas Starla dengan resah.
Brugh.....!!
" mama..." tiba tiba Pak Rosyid dan Fakry terpekik.
Kini giliran tubuh Bu Novi yang ambruk luruh ke lantai.
Entah sejak kapan wanita itu turut berada di sana.
Segera pak Rosyid mengangkat tubuh sang istri dan membawanya ke sofa yang ada di kamar itu juga setelah sebelumnya mendapat izin oleh sang empunya rumah.
Pak Ridho..
Ya, pak Ridho.
Karena saat ini bu Sarah tengah terdiam membatu bagai patung di tempatnya berdiri paskah mendengar hasil pemeriksaan Starla sembari menatap tubuh sang putri yang masih terbaring tak sadarkan diri.
Dunia bu Sarah kini benar benar terasa ambruk.
Matanya nampak kosong menatap tubuh Rain.
Kenapa badai ini masih setia menghantam sang putri secara bertubi tubi.
Untuk kesekian kalinya,
Kehormatan putrinya seolah kembali di kuliti di hadapan umum.
Apa dosanya,
Hingga Tuhan menegurnya hingga sedemikian rupa.
Sedikit kegaduhan tak serta merta membuat bu Sarah bergeming dari tempat dae perhatiannya terhadap sang putri.
Kegaduhan berasal dari bu Novi yang telah tersadar dari pingsannya setelah hampir beberapa menit.
Wanita itu segera beranjak dari tempatnya dan meminta semua keluarganya untuk pulang tanpa terkecuali.
Pak Rosyid tak bisa menahan keinginan sang istri begitupun dengan Fakry.
Dan ketika sampai di pintu rumah, kembali bu Novi pingsan.
Dan tanpa ba bi bu lagi Paj Rosyid yang mengetahui sang istri mempunyai riwayat lemah jantung.
Tak ingin mengambil resiko, ia memerintahkan Fakry untuk membawa sang mama segera ke rumah sakit berikut dengan dirinya.
Pak Ridho tak bisa berbuat apa apa, matanya terpejam sejenak menatap kepergian tiga mobil yang membawa rombongan calon besannya itu.
Sungguh tragedi apa lagi ini yang menghantam ke hidupan sang putri semata wayang.
Mengingat sang putri, segera pria baya itu melangkah lebar ke arah kamar tamu di mana istri dan putrinya berada di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
indy
kasihan Rain, semoga keluarga ini kuat menghadapi musibah yang bertubi-tubi
2024-05-29
0
Tuti Tyastuti
semangat bu pak ridho
2024-05-29
0
Tuti Tyastuti
ya allah rain🥺🥺
2024-05-29
0