Wisnu bingung dengan noda darah yang tertinggal di atas karton itu. Pria itu pun segera bangkit lalu memakai lagi celananya yang sudah ia lepaskan. Ia pun sangat terkejut saat dirinya tersadar jika ia seolah baru saja melakukan sesuatu di luar kendalinya.
"Sialan! Apa yang baru saja aku lakukan? Apa yang terjadi denganku dan darah apa ini? Oh tidak, ini seperti darah ... darah ... Oh shiit! Tidak mungkin aku melakukannya?!" Wisnu pun akhirnya menyadari jika darah itu bercampur dengan sesuatu yang keluar dari tubuh laki-laki. Sesuatu yang keluar di saat pria sedang berada di puncak kenikmatan.
Pria itu semakin bingung. Bagaimana bisa dirinya berada di dalam gudang dan melakukan hal tak senonoh itu. Lalu? Dengan siapa dirinya bermain itu? Istrinya? Bukankah Anna masih berada di luar karena suara meriah pesta terdengar masih berlangsung. Lalu ia bermain dengan siapa? Pria itu belum menemukan jawabannya.
Panik, Wisnu segera beranjak pergi ke luar dan sebelum dirinya membuka pintu, pria itu dikejutkan dengan sebuah benda berwarna putih yang terjatuh di atas lantai di pojok ruangan.
"Apa itu?" Wisnu mendekati benda yang terlihat lunak itu dengan mengerutkan keningnya. Lalu, ia berjongkok dan mengambilnya. Benar saja, itu adalah benda milik seorang perempuan yang rupanya tertinggal di gudang itu.
"Celana d4l4m siapa ini? Apa mungkin ini celana wanita itu? Kalau diperhatikan celana ini bukan ukuran istriku. Ukuran Anna lebih besar tapi ini lebih kecil dan ideal. Lalu, siapa pemilik celana ini?!" Wisnu mulai berpikir keras.
Di rumah itu, wanita yang tinggal di sana hanya beberapa saja, ada lima wanita yang terdiri dari 2 asisten rumah tangga, ibu mertua termasuk Anna istrinya dan adiknya, dan semuanya hampir memiliki tubuh besar, dua pembantu rumah tangga yang juga memiliki tubuh gemuk, ibu mertuanya juga berbadan subur, kecuali adik Anna yang bernama Ayana. Aya masih gadis dan tubuhnya cenderung kecil.
"Ayana? Hanya dia yang pas dengan celana d4l4m ini! Tidak-tidak, itu tidak mungkin. Tidak mungkin ini milik gadis itu. Aku harus melakukan sesuatu, aku harus mencari tahu siapa pemilik sebenarnya celana ini!" gumam Wisnu yang langsung menyimpan celana itu di dalam saku bajunya. Lantas, ia pun segera pergi untuk membersihkan dirinya.
Sementara itu di tempat lain, Aya, gadis itu menangis di dalam kamarnya. Gadis itu sangat tersakiti dengan apa yang dilakukan oleh sang kakak ipar kepadanya. Ia mengucurkan air ke atas kepalanya sembari mengusap-usap tubuhnya seolah banyak sekali kotoran yang melekat dalam dirinya.
"Aku kotor! Aku benci sama kamu, Mas! Kenapa? Kenapa kamu lakukan ini padaku!!" air matanya lolos terus tanpa terkendali. Bukan cuma tubuhnya saja yang terluka tapi hatinya lebih terluka. Ia kehilangan masa depannya, apa yang akan dikatakannya kepada sang calon suami jika tahu dirinya sudah tidak suci lagi. Pasti calon suaminya akan terluka dan kecewa.
Di dalam kamar mandi, Aya membersihkan dirinya dari sesuatu yang ditinggalkan oleh Wisnu. Gadis itu membersikan area tersebut dan tidak ingin ada benih kakak iparnya yang masih berada di sana.
"Aku jijik! Jijik sekali! Awww ssshhh sakit ... perih sekali!" rintih Aya ketika membersikan area intinya dan merasakan betapa miliknya yang masih terasa perih lantaran baru saja ia pecah keperaw4nan.
Sementara itu, Wisnu juga bergegas pergi ke kamarnya. Ia juga segera membersihkan dirinya sebelum sang istri tahu apa yang sudah terjadi padanya. Pria itu menyimpan celana tersebut di sebuah tempat tersembunyi agar sang istri tidak mengetahuinya.
"Siapa! Siapa wanita yang sedang bersamaku tadi? Bagaimana aku tidak ingat sama sekali! Ini semua gara-gara minuman sialan itu, shiiit! Aku bukan pria brengsek! Aku harus menemukan wanita itu. Siapapun dia aku harus bertanggung jawab!" Tekad Wisnu sangat bulat. Ia memang seorang pria yang teguh dengan komitmennya. Dirinya sadar jika ia baru saja melakukan kesalahan besar yang mengakibatkan seorang gadis harus kehilangan kesuciannya.
Pesta belum berakhir. Aya keluar dari kamar mandi dan gadis itu langsung memakai pakaiannya kembali. Wajahnya terlihat sembab karena ia menangis tiada henti. Ia tidak memperdulikan dering telepon dari sang kekasih yang sedang menghubunginya.
"Maafkan aku, Mas. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi! Aku tidak pantas untukmu. Aku kotor!" batin Aya menangis. Keputusannya kali ini tidak bisa diganggu gugat. Saat itu juga, ia telah memutuskan untuk berpisah dengan sang kekasih karena dirinya tidak ingin melukai pria yang dicintainya dengan kondisinya yang sudah tidak perawan lagi.
Cukup lama ia menangis di kamarnya. Aya merasa haus dan ingin minum. Sayangnya, air di kamarnya sudah habis. Terpaksa, gadis itu harus keluar dari kamar dan mengambil minum di dapur.
Aya membuka pintu kamar dan menengok ke sekeliling, berharap tidak ada orang yang melihatnya sedang dalam keadaan menangis. "Sepertinya tidak ada orang!" gumam gadis itu yang tanpa pikir panjang langsung pergi ke arah dapur.
Aya yang masih mengenakan piyama handuk, gadis itu berjalan sedikit berlari ke arah dapur dan berharap tidak ada yang melihatnya. Namun, di saat Aya masuk ke dalam dapur, dirinya dikejutkan dengan seseorang yang berdiri tegap di depannya dan menyebut nama gadis itu dengan suara paraunya.
"Aya!"
"Hah! Mas ... Mas Wisnu! Nga-ngapain ka-kamu di si-ni!" Aya tergagap dan terkejut setengah mati saat melihat wajah kakak ipar yang baru saja membuatnya kelimpungan. Gadis itu berusaha untuk sedikit menjauh karena khawatir Wisnu akan melakukan hal itu lagi kepadanya.
"Aya! Kenapa kamu terkejut seperti itu? Aku kakak iparmu bukan setan, Ay!" balas Wisnu yang juga bingung karena sang adik ipar melihatnya bak sedang melihat hantu.
"Jangan mendekat! Tetap di sana!" seru Aya ketus. Gadis itu meminta Wisnu untuk diam di tempatnya.
"Kamu ini kenapa sih, Ay? Aneh banget!" sahut Wisnu yang semakin bingung. Aya pun tidak mau berlama-lama berada di sana. Gadis itu langsung membalikkan badannya dan segera pergi meninggalkan Wisnu yang masih mempunyai tanda tanya besar terhadap adik iparnya itu.
"Dia kenapa sih? Aneh banget tuh anak. Kek ketakutan gitu lihat aku. Padahal biasanya dia selalu tersenyum ... tunggu-tunggu! Jangan-jangan dia takut karena aku ...," Wisnu tidak melanjutkan kata-katanya. Pria itu langsung mengusap wajahnya kasar ketika dirinya mulai merasakan kejanggalan dalam sikap Aya.
"Nggak mungkin! Ini nggak mungkin! Tidak mungkin gadis itu adalah Aya. Bagaimana bisa aku melakukan hal bodoh itu kepada adik istriku sendiri! Aaarrrgggghhhh! Aku harus tanya kepadanya. Aku harus memastikan jika itu bukan dirinya." Wisnu segera mengejar adik iparnya yang baru saja pergi.
"Aya, tunggu! Aku mau bicara denganmu!" seru Wisnu sembari terus berjalan di belakang Aya.
Aya menoleh ke belakang dan dirinya semakin mempercepat langkahnya saat Wisnu sedang berjalan mengikutinya.
"Enggak! Tolong jangan dekati aku lagi!" Aya terus berlari kecil menuju ke kamarnya. Ia ingin segera tiba di kamar dan mengunci dirinya di dalam agar ia tidak bertemu dengan Wisnu lagi. Sayangnya, langkahnya kalah cepat dengan Wisnu yang langsung memotong jalannya.
"Kamu tidak bisa pergi dulu, Ay! Aku ingin bicara denganmu sebentar, ini sangat penting!" ucap Wisnu sembari menatap wajah gadis itu dengan serius.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Dwi ratna
bru mampir ka icha, baru baca notifikasi
2024-05-13
0
19senja Kimpluk87
Double up kak..
2024-05-10
1
Elviraaprillia Vira
terus terang aja aya biar kamu tidak ketakutan terus menerus akibat wisnu satu rumah dengan mu dan kakak mu
2024-05-10
1