Setelah mengatakan hal itu, Wisnu segera bangun, tanpa berkata apa-apa, ia mulai membalikkan badannya dan segera keluar dari kamar sang adik ipar. Sedangkan Aya, menatap kepergian pria itu dengan tatapan menyelidik.
"Kenapa dia santai sekali dengan pekerjaannya? Apa dia tidak takut dipecat?" gumam Aya heran. Sebelum Wisnu benar-benar keluar dari kamar Aya, sejenak pria itu membalikkan badan dan berseru. "Jangan lupa minum obat, biar lukamu cepat kering. Nanti kalau waktunya kontrol ke dokter, aku yang akan mengantarmu!"
Aya tidak menjawabnya, gadis itu masih bersikap acuh tak acuh. Wisnu pun akhirnya keluar dari kamar itu kemudian ia menutup pintunya.
Sesaat Wisnu keluar, Aya menghela napas panjang. Akhirnya ia bisa sendirian tanpa ada Wisnu di sampingnya. Namun yang membuatnya heran adalah kenapa sikap Wisnu sangat santai dalam pekerjaannya, seolah ia tidak takut sama sekali dengan atasannya.
Aya mengusap wajahnya dan berusaha untuk tidak memikirkan pria itu. "Tidak-tidak, ngapain aku mikirin pekerjaannya. Bodo amat dia kerja apa enggak, apa urusannya denganku. Ya Tuhan, bagaimana bisa aku keluar dari rumah ini jika Mama dan Mbak Anna selalu mengawasiku, sial!"
Sementara itu di luar, Wisnu yang baru saja keluar dari kamar adik iparnya. Pria itu tiba-tiba mendapati ponselnya berdering. Ia segera melihat siapa yang sedang menghubunginya.
Wisnu memutar bola matanya saat ia melihat jika Boy yang sedang meneleponnya. "Boy, ada apa lagi sih tuh anak!" umpat Wisnu. Meskipun begitu, pria itu tetap menerima telepon dari Boy, yang ternyata adalah sepupunya sendiri.
Wisnu tampak celingukan dan mencari tempat yang aman agar dirinya bisa bebas bicara dengan Boy. Ia pun pergi ke sudut ruangan dan segera menerima telepon dari sang sepupu.
"Iya, Boy. Ada apa lagi? Apa ada informasi penting? Jika tidak ada, sebaiknya jangan hubungi aku lagi. Aku sedang malas bicara denganmu!" jawab Wisnu yang masih terdengar kesal kepada sepupunya itu.
"Wahh, Bro. Akhirnya aku bisa bicara denganmu juga. Ini dia yang ingin aku bicarakan. Beneran, Bro. Aku minta maaf soal minuman itu. Aku nggak enak banget sama kamu. Beneran deh, aku dan teman-teman cuma ingin membantumu bukan bermaksud macam-macam. Kami cuma ingin kamu dan Anna menikmati malam pertama kalian dengan sensasi yang berbeda. Tapi kenapa kamu malah marah-marah! Ada apa sebenarnya, Bro?" Pertanyaan Boy, sontak membuat Wisnu mengatupkan bibirnya rapat sembari mengusap rambutnya kasar.
"Kamu di mana sekarang?" tanya Wisnu.
"Aku masih ada di kantor, ini juga sedang mengerjakan tugas dari kamu. Masih proses editing. Kenapa emang?" jawab Boy. Rupanya, Boy bukan sekedar teman dan sepupu, tapi pria itu adalah orang kepercayaan Wisnu.
"Oke, kamu selesaikan dulu tugasmu, setelah itu kita ketemuan di tempat biasa di jam makan siang. Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan!" balas Wisnu serius.
"Sesuatu? Kedengarannya penting sekali!" balas Boy.
"Iya, memang sangat penting. Aku ada tugas untukmu dan aku ingin kamu menyelidikinya!"
"Apa? Jangan bilang ini berhubungan tentang perusahaan di mana istrimu bekerja?" tanya Boy menyelidik. Wisnu mengepalkan tangannya dan mengiyakan pertanyaan Boy.
"Iya, lebih dari sekedar itu. Aku ingin kamu mencari informasi tentang istriku!" Jawaban Wisnu seketika membuat Boy tertawa. Entah kenapa tiba-tiba saja Wisnu memintanya untuk menjadi detektif Anna, istrinya sendiri.
"Kamu ingin memata-matai istrimu sendiri? Kamu sudah gila? Bagaimana bisa kamu melakukan itu, Bro? Anna istrimu, bukannya kamu sangat mencintainya?" tanya Boy heran.
"Sudahlah, jangan banyak protes. Aku hanya ingin membuktikan bahwa kecurigaanku salah. Kesalahan terbesarku adalah terlalu percaya dengan cinta. Namun, aku rasa cinta itu sudah menipuku!" ungkap Wisnu yang merasa ada kekecewaan yang mendalam dalam dirinya untuk sang istri. Entah kenapa ia merasa jika sang istri sudah membohongi dirinya.
Setelah panjang lebar Wisnu bicara dengan Boy, akhirnya pria itu memutuskan untuk pergi. Di sisi lain, ternyata Aya diam-diam mengintip dari balik pintu apa yang sedang dilakukan oleh Wisnu. Secara tidak sengaja, Aya yang hendak keluar dari kamar, ia melihat sang kakak ipar yang berada di sudut ruangan sedang berbicara serius dengan seseorang di telepon.
Aya pun berhenti dan memperhatikan bagaimana Wisnu bicara di telepon. Aya melihat Wisnu berbicara seolah pria itu sedang memerintah seseorang. Sangat terlihat dari gestur tubuhnya yang tegas.
"Mas Wisnu bicara dengan siapa sih? Kenapa dia terlihat sangat marah? Apa mungkin dia bicara dengan orang yang sama dengan yang di mobil tadi?" Aya mulai berpikir keras.
Wisnu pergi tanpa ia tahu jika Aya sedang mendengarkan pembicaraannya dengan Boy. Sejak saat itu, Aya semakin dibuat tanda tanya tentang sang kakak ipar.
Di mata keluarga, Wisnu adalah sosok pria yang sangat mencintai Anna. Ia adalah pria pekerja keras dan bertanggung jawab, meskipun dari keluarga sederhana. Anna luluh dengan perlakuan Wisnu yang sangat baik sehingga membuat wanita itu menerima lamaran Wisnu meskipun dirinya sudah memiliki kekasih. Apalagi Bu Aida yang tidak setuju Anna berhubungan dengan sang pacar dan lebih memilih Wisnu untuk menjadi menantunya.
Siang itu juga, Wisnu benar-benar menemui Boy di sebuah restoran di mana mereka biasa bertemu. Wisnu sangat percaya kepada Boy, Boy diyakini tidak akan pernah membocorkan rahasianya meskipun sangat privasi.
Wisnu menceritakan semuanya yang terjadi pada dirinya saat Boy dan teman-temannya sedang mengerjai pria itu. Bahkan ia juga bercerita jika Anna diduga sudah tidak virgin lagi. Boy membulatkan matanya dan tidak percaya dengan pengakuan sang sepupu.
"What? Jadi kamu dan Aya melakukan itu di gudang? Omaigad!" seru Boy yang langsung dibungkam mulutnya oleh Wisnu.
"Ssssttt! Jangan keras-keras!" ucap Wisnu dengan tatapan matanya tajam.
"Hmmm iya sorry! Aku beneran kaget, Bro. Kamu serius melakukan itu dengan adik iparmu? Lalu Anna?!" Lagi-lagi Boy ingin memastikan rasa penasarannya.
"Untuk apa aku bohong! Kamu tahu betul jika aku tidak pernah berdusta!"
"Ck ck! Ironis sekali, kamu melakukannya ketika kamu tidak sadar. Tapi bagaimana bisa kamu membedakan antara milik istrimu dan milik adikmu? Secara saat itu kamu masih terpengaruh obat per4ngs4ng itu, kan?" Pertanyaan Boy kali ini membuat Wisnu menarik napasnya dalam-dalam.
"Sebenarnya, aku tidak sepenuhnya lupa! Waktu itu antara sadar dan tidak, aku merasa cukup kesulitan untuk menembusnya, Aya menjerit kesakitan dan aku ... aku tidak bisa berhenti begitu saja. Ahhh sial!"
Mendengar pengakuan Wisnu, Boy menepuk jidatnya. "Ya iyalah nggak bisa berhenti, kamu sudah dalam posisi wenak gitu. Astaga! Bos satu ini, ternyata udah pinter bedain mana yang asli bersegel dan mana yang sudah terbuka segelnya! Adik iparmu yang masih suci tapi Anna? Aku nggak nyangka aja dia udah nggak virgin!" ucap Boy miris.
"Itulah kenapa aku ingin bicara denganmu, selain kamu harus memantau perusahaan itu, kamu juga harus memantau istriku! Aku merasa jika ada yang Anna sembunyikan dariku. Aku terlalu percaya dengan wanita itu. Aku pikir setelah menikahinya, maka aku bisa hidup bahagia dengan wanita yang aku cintai, tapi nyatanya, Anna sudah membuatku penasaran!" balas Wisnu sambil mengeratkan giginya.
"Hah! Sepertinya ucapan Tante Roro ada benarnya. Kamu juga yang salah, bukankah Mamamu sudah pernah bilang jika Anna itu bukan wanita baik-baik. Tapi kamu tetap saja mempertahankannya, sampai-sampai kamu belain keluar dari rumah demi mengejar Anna. Sekarang, ya jangan menyesal kalau kamu harus kecewa. Eh ngomong-ngomong, Anna belum tahu kan kalau kamu anaknya Nyonya Roro Candra Kirana? Seorang konglomerat pemilik banyak anak perusahaan termasuk tempat di mana istrimu bekerja?" ucap Boy serius. Wisnu menggelengkan kepalanya pelan.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Resmi Atun
Tuh kan Wisnu anak konglomerat. wah Anna nih yg g baik2. Udah deh....Wisnu sama Aya aja....
2024-12-18
0
Tarmi Widodo
oh Wisnu tajir toh
2024-05-23
0
Ma Em
kan benar Wisnu itu anak orang kaya bukan hanya sekedar karyawan biasa.
2024-05-21
1