Nggak usah pedulikan aku

Dengan perasaan canggung, Aya menerima segelas air putih pemberian Wisnu. Segera mungkin gadis itu meminumnya sampai air itu hampir habis. Setelah itu Aya mengusap bibirnya dengan lengan sembari menatap ke arah Wisnu yang sedari tadi memperhatikannya.

"Terima kasih banyak!" seru Aya kembali meletakkan gelas tersebut di atas meja.

"Lain kali kalau makan hati-hati! Bisa bahaya kalau tersedak!" ucap Wisnu kepada Aya.

"Iya, Ay! Mas Wisnu benar, kamu harus hati-hati dong. Jangan terburu-buru, Mas Wisnu pasti nungguin kamu kok!" sahut Anna. Aya tersenyum paksa mendengar ucapan sang kakak.

"I-iya, Mbak. Emm ... sepertinya aku harus berangkat sekarang, pagi ini aku ada presentasi, jadi aku tidak mau terlambat!" ucap Aya sembari beranjak pergi. Ia terpaksa harus pergi lebih dahulu agar Wisnu tidak sempat membarenginya.

"Loh, Aya, makanannya belum dihabiskan, Nak!" sahut Bu Aida.

"Tidak apa-apa, Ma. Nanti Aya bisa beli di kantin. Aya berangkat dulu, assalamualaikum!" ucap gadis itu setelah mencium tangan sang Mama, setelah itu ia mencium tangan sang kakak.

"Waalaikum salam!" jawab Bu Aida.

"Kamu nggak nunggu Mas Wisnu selesai makan? Biar ada yang ngantar kamu!" ucap Anna. Dengan cepat, Aya menjawabnya. "Tidak usah, Mbak. Mas Wisnu masih sarapan. Aya bisa pergi sendiri kok, tidak usah khawatir!" jawab gadis itu dengan terburu-buru.

Sesaat setelah Aya berkata seperti itu, dengan cepat Wisnu mengelap mulutnya lalu ia pamit kepada sang istri. "Aku sudah selesai, aku juga harus berangkat sekarang."

"Kamu berangkat sekarang, Mas?" sahut Anna.

"Iya, aku baru ingat kalau hari ini ada rapat penting. Jadi, aku harus datang lebih pagi. Apa kamu mau bareng juga?" tanya Wisnu. Anna pun juga akan pergi ke kantor, mereka berdua bekerja di perusahaan yang berbeda namun masih dalam satu lingkungan perkantoran.

"Aku agak siangan sih, Mas. Hari ini rencananya kantor kedatangan manager baru. Jadi ya agak santai juga karena managernya datang sekitar jam 10 an," balas Anna.

"Oh begitu, ya sudah aku tinggal duluan, nggak apa-apa, kan?" ucap Wisnu.

"Ya sudah nggak apa-apa, kamu hati-hati di jalan! Sekalian kamu bisa antar adikku ke kampus ya! Kasian, Aya kan masih bersedih karena putus dari Bima. Hatinya pasti masih sakit, aku nggak mau terjadi sesuatu kepadanya, Mas. Dia masih suka labil!" seru Anna yang sontak membuat Aya yang masih berada di sana membulatkan matanya.

"Gawat! Sepertinya aku harus segera pergi!" gumam Aya. Seketika, gadis itu langsung berjalan sedikit cepat agar dirinya bisa pergi ke kampus tanpa diantar oleh kakak iparnya.

Sayangnya, Wisnu terlebih dahulu mengetahui adik iparnya yang memang sengaja ingin meninggalkannya. Ia pun segera pamit dan mengiyakan ucapan istrinya untuk pergi mengantar Aya ke kantor.

"Iya, tentu saja, Sayang. Aku akan menjaga adikmu, aku pergi dulu!"

Wisnu segera pergi dan menyusul Aya yang sudah sampai di tepi jalan. Gadis itu terus berjalan sambil menunggu ojek online yang sudah dipesannya lewat sebuah aplikasi.

Sementara itu, mobil Wisnu terus berjalan di belakang gadis itu dan meminta Aya untuk segera naik.

"Tunggu, Aya! Biar Mas yang antar kamu ke kampus!" teriak Wisnu dari dalam mobil.

"Tidak usah, Mas. Terima kasih. Aku sudah memesan ojek online. Sebentar lagi juga datang. Kamu berangkat saja duluan!" balas Aya sambil terus berjalan tanpa memperdulikan Wisnu yang masih mengikutinya.

"Aya, ayolah! Aku disuruh Anna untuk mengantarkan kamu!" seru Wisnu yang masih memaksa Aya untuk ikut dengannya.

"Sudahlah, Mas. Kamu pergi saja! Nggak usah pedulikan aku!" sahut Aya yang bersikeras untuk menolaknya. Di saat yang bersamaan datang seorang pengendara sepeda motor yang berhenti di depan Aya, rupanya itu adalah abang ojek online yang sudah dipesan oleh Aya.

Dengan cepat, Aya segera naik ke atas motor tukang ojek tanpa memperdulikan Wisnu yang masih berada di belakangnya.

"Cepetan, Bang!" seru Aya kepada tukang ojek tersebut.

"Iya, Mbak!"

Tukang ojek tersebut langsung membawa Aya pergi. Sementara itu Wisnu merasa kesal karena Aya harus pergi dengan ojek online. Entah kenapa, pria itu merasa tidak rela jika adik iparnya pergi tanpa seorang diri.

"Shiiit!" Wisnu tampak memukul setir mobilnya, pria itu pun segera melajukan mobilnya mengikuti ojek yang ditumpangi oleh adik iparnya. Mobilnya bergerak lambat sesuai kecepatan motor si tukang ojek yang ada di depannya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Dwi ratna

Dwi ratna

gk enak ya ditolak nu

2024-05-13

0

Rahmi Miraie

Rahmi Miraie

bagus aya jangan mudah kasih kesempatan wisnu untuk mendekati kamu

2024-05-13

1

19senja Kimpluk87

19senja Kimpluk87

Ada yg mulai bucin..

2024-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!