Buruk sangka

Aya terdiam sesaat menunggu Anna sampai selesai berbicara dengan seseorang, gadis itu juga ingin mengetahui apa yang sebenarnya sang kakak lakukan sampai terdengar begitu mesra, siapa pria yang tertawa di samping kakaknya? Sayangnya, Anna langsung mengerti, wanita itu seketika terdiam dan segera menyapa adiknya yang sudah menunggunya bersuara.

"Halo, Aya! Aya, kamu masih ada di sana, kan?" seru Anna menegaskan. Memastikan adiknya sudah bersiap untuk berbicara dengannya. Aya terkesiap, gadis itu langsung menjawab pertanyaan sang kakak, meskipun dalam hatinya masih diliputi rasa penasaran. "I-iya Mbak, aku masih di sini. Mbak Anna sedang ngapain? Tadi, Aya dengar ada suara laki-laki yang sedang tertawa!" jawab Aya balik bertanya. Anna gugup dan dengan cepat ia membalasnya.

"Oh tadi, bukan siapa-siapa, kamu pasti salah dengar. Ya sudah, jangan bicarakan itu lagi. Bagaimana keadaanmu sekarang? Apa Mas Wisnu menjagamu dengan baik?" ucap Anna mengalihkan pembicaraan.

"Emm iya, aku baik-baik saja, Mbak. Mas Wisnu sedang membayar administrasi!" jawab Aya.

"Ohh baguslah. Aya, bukankah tadi Mbak sudah bilang, kamu sebaiknya berangkatlah bareng Mas Wisnu. Kamunya keras kepala banget sih, dibilangin masih ngeyel berangkat sendiri. Untung saja tadi Mas Wisnu datang, coba kalau dia nggak ngikutin kamu. Pasti kamu sudah diapa-apain sama tuh tukang ojek sialan! Besok-besok, kamu nggak boleh berangkat sendirian, selagi ada Mas Wisnu, kamu bareng aja sama dia, bila perlu aku akan suruh dia untuk jemput kamu sekaligus. Mbak nggak apa-apa kok, Mbak nggak mungkin cemburu sama kamu. Mbak sangat percaya sama kalian!" ucap Anna yang membuat Aya memijit pelipisnya.

"Ya Tuhan, Mbak Anna sangat mempercayaiku, sedangkan aku? Aku sudah membohonginya, aku benci pada diriku!" gumam gadis itu merasakan getirnya perasaan karena tanpa sengaja sudah melukai perasaan sang kakak.

"Halo, Aya! Kenapa kamu diam?" sahut Anna yang tidak mendengar jawaban sang adik.

"Emm iya, Mbak. Aku dengar kok. Tapi, Aya juga tidak mau merepotkan Mas Wisnu, dia juga sibuk dengan pekerjaannya, kan? Gara-gara Aya, hari ini dia nggak ngantor. Jadi, Aya ngerasa nggak enak sama kalian. Aku ngerasa udah ngerepotin kalian berdua! Mas Wisnu nggak perlu repot-repot antar jemput aku, Mbak. Udahlah, aku nggak apa-apa!" jawab Aya yang masih tidak mau mendapatkan perhatian lebih dari kakak iparnya meskipun itu seizin dari Anna.

"Aya, pokonya kalau Mbak udah bilang, kamu harus nurut. Soal Mas Wisnu itu gampang, dia bisa keluar kantor kapanpun dia mau. Lagipula, di kantor itu Mas Wisnu nggak terlalu banyak kerjaan, beda dengan Mbak yang setiap hari harus bertemu dengan klien. Jabatan dia itu masih jauh di bawah Mbak. Jadi, Mbak tahu betul bagaimana posisi dia di kantor. Makanya, biar Mas Wisnu aja yang jemput kamu. Setidaknya Mbak bisa tenang kalau suamiku yang jagain kamu!"

Lagi-lagi, ucapan Anna membuka Aya tak habis pikir. Kenapa sang kakak begitu mudah mempercayakan suaminya untuk menjaga adiknya, lebih-lebih bukan adik kandungnya.

"Ta-tapi, Mbak. Aku masih keberatan, Aya takut jika nantinya seperti cerita di novel-novel yang banyak sekali menceritakan perselingkuhan dengan ipar. Mbak Anna nggak khawatir terjadi seperti itu?" tanya Aya serius. Anna tertawa mendengar ucapan adiknya yang menurutnya itu hanya sebuah cerita bualan.

"Astaga, Aya. Bagaimana bisa kamu samakan dengan cerita Novel. Itu nggak mungkin terjadi, kamu tuh bukan tipe mas Wisnu. Jadi, nggak bakalan Mas Wisnu tertarik sama kamu. Udahlah, nggak usah berpikiran macam-macam, mulai besok Mas Wisnu yang akan mengantar dan menjemputmu, paham! Dan kamu tidak boleh menolak lagi!"

Aya tidak bisa menyanggahnya. Entah apa yang ada dalam pikiran Anna sehingga wanita itu membiarkan suaminya antar jemput sang adik.

"Bisa-bisanya Mbak Anna nggak punya rasa cemburu suaminya jalan setiap hari dengan adik angkatnya. Ya Tuhan, kenapa aku jadi buruk sangka seperti ini!" gumam Aya heran.

Obrolan mereka pun berakhir. Di saat yang bersamaan, Wisnu datang menghampiri Aya. Pria itu berjalan mendekati sang adik ipar. Aya langsung memberikan ponsel Wisnu tanpa melihat langsung wajah kakak iparnya.

"Ini ponselnya, terima kasih banyak!" seru Aya. Wisnu menerimanya lalu berkata. "Apa kamu sudah percaya? Jika aku tidak berbohong?"

Aya terdiam beberapa saat, sampai akhirnya ia mengucapkan sesuatu yang membuat Wisnu mengerutkan keningnya.

"Kamu memang tidak bohong! Tapi, jangan mentang-mentang Mbak Anna mengizinkan kamu untuk mengantarku, kamu bisa seenaknya mendekatiku. Ingat! Di antara kita sudah tidak ada hubungan apapun, tidak perlu ada yang harus kamu pertanggung jawabkan. Anggap tidak pernah terjadi apapun di antara kita, mengerti!" ucap Aya sambil menatap wajah Wisnu serius.

"Baiklah, aku mengerti!" balas Wisnu dengan terpaksa.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Sholikhah Mawardi

Sholikhah Mawardi

seperti nya Wisnu dijadikan demper alias alibi biar tidak kelihatan bila ana selingkuh.

2024-05-19

2

Kotin Rahman

Kotin Rahman

lhooo bukanya klo kdudukan krja lebih rendah itu justru bnyak krjaan yaa.....karna psti org yg lebih tinggi jabatanya akan lebih mudah untuk memerintah......dn dsni anna trkalu smbong jdi merendahkn suamii.....😞😞😞😞

pntes aja kmu bisa d setir istrimu wisnu wong pnghasilanmu tk sbnding dengan pnghasilan anna 🙄🙄🙄🙄

aya jga sok judes tpi gk bisa menolak ato mnghindar dr wisnuu.....wes sak karepmulah 😀😀😀😀😀

2024-05-13

1

Ila Lee

Ila Lee

Anna sombong sekali dengan pangkat sampi merendah kn Visnu isteri MCM apa

2024-05-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!