Rasanya tidak sama

Aya membulatkan matanya mendengar ucapan Wisnu yang bisa saja terjadi kepadanya. Gadis itu tidak bisa memungkiri jika Wisnu memang tidak membuangnya di luar. Dalam ketidaksadarannya, Wisnu sudah menebarkan benih itu pada rahim adik iparnya.

"Kenapa kamu diam? Bagaimana jika suatu hari nanti kamu hamil anakku. Itu bisa saja terjadi, bukan?!" ucap Wisnu sembari mendekati Aya, berdiri di belakang gadis itu.

Aya langsung membalikkan badannya dan dengan lantang gadis itu berkata. "Itu tidak akan pernah terjadi. Aku tidak akan pernah mengandung anakmu, Mas. Aku sangat yakin sekali. Tidak akan terjadi apapun pada diriku. Hanya Mbak Anna yang berhak mengandung anakmu, bukan aku! Sebaiknya, kamu tidak usah berharap aku hamil, karena itu sangat mustahil."

Setelah mengatakan hal itu, Aya segera masuk ke dalam kamar dan menguncinya, meninggalkan Wisnu yang masih berada di luar dengan segala kegelisahannya. Namun, lagi-lagi Wisnu tetap mengejar jawaban atas pertanyaannya kepada Aya.

"Tapi bagaimana jika itu benar terjadi? Dengar, Aya! Bagaimanapun juga aku akan tetap bertanggung jawab terhadapmu meskipun kamu menolaknya! Apalagi jika nanti kamu hamil beneran. Jangan pernah menghindari aku! Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi!" tutur Wisnu dengan serius.

"Sebenarnya mau kamu apa sih, Mas! Harusnya kamu bersyukur karena aku sudah membebaskanmu dari tanggung jawab! Apalagi yang kamu inginkan? Sekarang, biarkan aku sendiri dan jangan pernah ganggu aku lagi!" balas Aya yang langsung membalikkan badannya menatap secara dekat wajah kakak iparnya dengan tatapan penuh emosi.

"Seharusnya aku yang tanya? Sebagai seorang wanita, apa kamu tidak merasa bersyukur karena masih ada penyesalan dari seorang pria yang sudah membuat hidupmu menderita? Aku sangat siap untuk bertanggung jawab! Aku laki-laki sejati dan aku bukan pengecut!" jawab Wisnu dengan tegas. Aya memalingkan wajahnya sambil mengatur napasnya yang hampir berantakan.

"Masalahnya, kamu adalah suami Mbak Anna. Aku tidak mau menyakiti dia, faham nggak sih kamu! Apapun alasannya, aku tidak mau menjadi orang ketiga dalam rumah tangga kalian. Jadi, jangan pernah bermimpi untuk menduakan Mbak Anna. Aku tidak rela jika kamu lakukan itu! Aku adalah orang pertama yang membencimu jika kamu menduakan dia, meskipun dengan dalih kamu bertanggung jawab padaku!" ucap Aya dengan napasnya yang naik turun.

Keduanya saling menatap, Wisnu melihat kedua bola mata Aya yang menyiratkan sebuah kekecewaan kepadanya. Ia tahu betapa hancur perasaan Aya saat itu.

Di saat keduanya saling menatap, tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan suara seorang wanita yang seketika membuat Wisnu dan Aya terkesiap.

"Mas Wisnu, Aya! Kalian berdua ngapain di sini?"

Iya, itu adalah suara Anna, istri sekaligus kakak angkat Aya yang sangat disayanginya. Wisnu segera menoleh dengan wajah gugup dan panik. Mungkinkah sang istri mendengarkan percakapannya dengan sang adik ipar?

Aya sendiri juga terlihat panik. Ia berharap sang kakak tidak mendengarkan pembicaraannya dengan Wisnu.

"Hai, Sayang, apa tamu-tamunya sudah pulang? Aku ... tadi aku merasa pusing, jadi aku ke kamar terlebih dahulu, aku minta maaf jika aku tidak bisa menemanimu!" ucap Wisnu sembari menghampiri sang istri tercinta.

"Mereka sudah pulang? Aku sudah bilang sama mereka jika kamu sedang tidak enak badan. Hmm ngomong-ngomong kalian ngomongin apa, serius gitu? Eh kok kamu kayak habis nangis gitu, Ay? Apa yang terjadi, Dek?" tanya Anna sembari menatap sang suami dan berganti menatap wajah Aya yang terlihat sembab.

Wisnu pun langsung memberikan jawaban untuk pertanyaan istrinya agar Anna tidak curiga.

"Oh, iya. Tadi, kami hanya mengobrol biasa ... Ini, Aya tadi cerita jika dia baru saja putus dari Bima, makanya dia kelihatan habis nangis ...," Jawaban Wisnu yang asal, sontak membuat Aya langsung menatap wajah pria itu.

"Benarkah? Ya ampun, bagaimana bisa itu terjadi, Ay? Dari dulu aku kan sudah bilang kalau Bima itu bukan pria yang baik. Kamu yang sabar ya, adikku!" ucap Anna yang langsung memberikan pelukan kepada adiknya dan memberikan semangat kepada adiknya.

Aya pun terkejut saat Anna memeluknya tanpa curiga. Gadis itu pun membalas pelukan sang kakak. Aya melihat wajah Wisnu yang saat itu berada di belakang tubuh istrinya. Pria itu hanya menatap dingin wajah Aya seolah ada sebuah misteri yang disembunyikan oleh pria itu. Seakan-akan Wisnu sangat berharap Bima dan Aya benar-benar berpisah, karena Aya sempat mengucapkan kalimat bahwa ia akan memutuskan hubungannya dengan Bima.

Setelah memberikan pelukan kepada adiknya. Anna lalu berkata. "Dengarkan Mbak! Jangan terlalu dipikirkan, masih banyak pria yang lebih baik lagi dari Bima. Masa depanmu masih panjang, Ay! Mbak yakin, suatu hari nanti kamu akan mendapatkan sosok laki-laki yang bertanggung jawab dan akan menjadi imam yang baik untukmu, percayalah!" sambil menyapu wajah adiknya, Anna selalu memberikan dukungan kepada Aya.

"Terima kasih banyak, Mbak. Aya sayang banget sama Mbak!" Aya kembali menangis dalam pelukan Anna. Bukan karena ia harus terpaksa berpisah dari Bima, namun ia menangis lantaran ia sudah membohongi kakaknya dengan hubungan terlarang itu.

"Mbak juga sayang sama kamu, Ay! Ya sudah, sekarang kamu istirahat, ini sudah malam. Bukankah besok kamu harus kuliah? Kamu harus belajar yang rajin, Mbak ingin kamu menjadi lulusan terbaik tahun ini. Mbak ingin melihatmu sukses, adikku." balas Anna yang tidak bisa dipungkiri jika wanita itu sangat menyayangi Aya.

"Iya, Mbak!" Aya menganggukkan kepalanya.

Anna kembali ke suaminya dan pamit kepada Aya untuk pergi ke kamarnya. "Mbak dan Mas Wisnu pergi dulu! Kamu tahu kan kalau malam ini adalah malam pengantin kami. Jadi, kami tidak ingin menundanya lagi, iya kan, Mas!" ucap Anna sembari bergelayut manja pada suaminya.

"Hmm iya, tentu saja!" balas Wisnu dengan senyum dingin sambil menatap wajah Aya yang terlihat gelisah. Aya memalingkan wajahnya dan gadis itu segera masuk ke dalam kamarnya. Pun sama, pasangan pengantin baru itu pun masuk ke dalam kamar mereka yang letaknya bersebelahan dengan kamar Aya.

Sesampainya di dalam kamar, Aya menangis dengan menyandarkan punggungnya pada pintu. Hari ini adalah hari yang benar-benar sial untuknya. Hari yang seharusnya ia ikut merasakan kebahagiaan sang kakak yang baru saja menikah, akhirnya ia sendiri harus merasakan sesak karena ulah sang kakak ipar yang berhasil memporak-porandakan hidupnya.

"Kenapa ya Tuhan. Kenapa semua ini harus terjadi padaku! Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak mau Mbak Anna menderita gara-gara aku. Atau sebaiknya aku pergi saja dari rumah ini!" Aya berencana untuk meninggalkan rumah itu dan pergi jauh dari kehidupan Anna dan Wisnu, karena ia tidak ingin menjadi orang ketiga dalam rumah tangga sang kakak.

Sementara itu di sisi lain. Anna dan Wisnu sudah memulai malam panas mereka. Tentunya semua itu diawali dengan pemanasan, saling merayu dan mencumbu. Sampai akhirnya di titik yang paling utama. Wisnu mulai masuk ke dalam diri istrinya. Sayangnya, Wisnu dibuat terkejut saat dirinya merasakan hal yang sangat berbeda setelah beberapa saat mereka melebur bersama.

"Shiiit! Kenapa rasanya tidak sama dengan apa yang kurasakan saat bersama Aya?"

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Ninik

Ninik

dah blong Tah rupanya

2024-05-15

1

Dwi ratna

Dwi ratna

kyaknya ana udh jebol sma bima deh

2024-05-13

1

Ila Lee

Ila Lee

mungkin Anna sudah tidak perawan lagi ya

2024-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!