Laki-laki Perkasa

Akhirnya, Aya kembali ke kamarnya. Gadis itu gagal untuk pergi dari rumah. Nyatanya, Bu Aida tidak mengizinkan Aya pergi. Mulai hari itu, hidup Aya sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Gadis itu terbiasa ceria dan selalu tersenyum, sejak kejadian malam itu, senyum di wajahnya pudar dan keceriaan yang biasa ia tunjukkan sudah hilang.

Malam itu juga, Aya mengirimkan pesan singkat kepada Bima yang saat itu menjadi kekasihnya. Namun, beberapa bulan ini Bima jarang bertemu dengan Aya dengan alasan jika Bima pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan. Dan hal itu yang akan menjadi alasan Aya untuk memutuskan hubungannya dengan Bima di saat dirinya terjebak masalah genting ini.

"Mas Bima, aku minta maaf. Dengan sangat terpaksa, aku tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi. Aku sudah lelah dengan hubungan yang tidak pasti ini. Apalagi kamu pulang entah kapan! Kamu akhir-akhir ini juga jarang memberikan kabar. Jadi aku putuskan untuk mengakhiri hubungan kita. Kita lupakan rencana pernikahan kita, selamat tinggal!"

Benar saja, seorang pria bernama Bima menerima pesan WhatsApp itu dari Aya. Bima menghela napas dan dirinya tidak bisa memaksa Aya untuk mempertahankan hubungan mereka.

"Jika ini maumu, Aya. Aku iklhas! Mungkin sebaiknya memang kita harus berpisah. Aku tidak tega menyakitimu karena aku memang sudah mencintai wanita lain ...," ucap Bima sambil menatap sebuah foto perempuan yang saat itu sedang berpose bersama Aya.

***

Keesokan paginya, Anna bangun pagi sekali, karena hari ini ia akan melayani suaminya untuk kali pertama. Wanita itu menyiapkan segala sesuatu untuk sang suami yang hendak berangkat ke kantor.

Sebagaimana pengantin baru, Anna terlihat sangat manja dan romantis kepada suaminya. Mereka berdua turun dari tangga dan menuju ke ruangan makan. Anna tampak menggandeng tangan suaminya dengan sangat mesra.

Bu Aida dan Aya sudah duduk di kursi meja makan terlebih dahulu. Aya melihat kedatangan Anna dan Wisnu yang terlihat begitu mesra. Aya berusaha untuk tidak melihatnya, gadis itu memalingkan wajahnya dan berpura-pura mengambil nasi.

Sesampainya di ruangan makan, Anna segera mengajak suaminya duduk. "Selamat pagi semuanya!" sapa Anna dengan senyum berseri-seri.

"Selamat pagi, Nak! Kamu kelihatan bahagia sekali pagi ini, bukan begitu, Ay?" balas Bu Aida sambil berkata kepada Aya.

"Oh, iya, Ma. Dari dulu mbak Anna memang cantik, sangat beruntung sekali Mas Wisnu mendapatkan istri seperti Mbak Anna!" jawab Aya sambil melihat ke arah Wisnu yang juga menatapnya. Berharap, Wisnu tetap mencintai Anna meskipun Wisnu sudah pernah menyentuh adik iparnya.

Anna tersenyum malu, "Kamu bisa saja, Ay! Oh ya, kata Mama semalam kamu mau pergi ya? Jangan pergi dong adikku! Kalau kamu pergi, Mbak pasti sedih. Udahlah, nggak usah kamu pikirin tuh si Bima. Dia emang nggak pantas untuk kamu. Dia nggak pantas kamu tangisi! Kamu masih cantik, muda, masih banyak cowok yang mau sama kamu, santai aja, Ay!" ucap Anna. Entah kenapa Wisnu tidak menyukai obrolan itu. Pria itu pun langsung meminta istrinya untuk mengambilkan nasi.

"Sudahlah, apa yang dikatakan Mbakmu itu benar. Lupakan Bima! Sekarang ayo kita sarapan, setelah itu aku antar kamu ke kampus! Sayang, tolong berikan nasinya!" ucap Wisnu.

Mendengar tawaran Wisnu. Aya pun menolaknya dengan tegas. "Tidak usah terima kasih, Mas. Aku bisa berangkat sendiri!"

"Loh, jangan gitu dong, Ay! Mumpung ada barengannya, ya udah bareng sama Mas Wisnu aja, bukannya kantor suamiku searah dengan kampusmu. Daripada kamu keluar duit untuk tukang ojek, mending bareng mas Wisnu lah!" sahut Anna.

"Ta-tapi Mbak!" sahut Aya yang merasa tidak mungkin dirinya bareng dengan sang kakak ipar.

"Mbakmu benar, Aya! Nggak apa-apa lah kamu bareng sama Wisnu. Mumpung ada gratisan, kalau Mama jadi kamu, Mama pasti bareng sama Wisnu, lumayan bisa ngirit uang jajan!" sahut Bu Aida yang juga mendukung ucapan Anna.

Wisnu tersenyum smirk mendengar istri dan ibu mertuanya yang terang-terangan mendukung Aya untuk pergi ke kampus bersamanya.

Aya cuma bisa menghela napas berat. Kali ini ia tidak bisa menolak permintaan ibu dan kakaknya yang memaksa.

Sarapan pagi pun terlihat sedikit kikuk, Aya menjadi susah menelan makanan yang masuk ke kerongkongannya. Ada sang kakak ipar yang duduk tepat di depannya, sesekali Wisnu melihat wajah gadis itu dengan tatapan yang berbeda. Aya celingukan dan bingung harus menyembunyikan wajahnya di mana.

Sambil sarapan, sesekali Anna berbisik pada sang suami. "Bagaimana, Mas! Apa semalam kamu puas?"

Wisnu terkesiap dan menjawab, "Emm kamu ngomong apa? Jangan bicara itu di sini, nanti ada yang dengar, malu!" Wisnu melihat wajah Aya dan berharap Aya tidak mendengarnya.

"Kok malu? Ya nggak apa-apa dong, Mas! Kita kan pengantin baru. Kamu tahu, aku sangat suka sekali dengan gayamu, kamu laki-laki yang sangat perkasa!" Bisikan suara Anna, tanpa sadar terdengar di telinga Aya. Gadis itu mendadak tersedak dan batuk-batuk, melihat itu Wisnu pun spontan memberikan minum kepada adik iparnya.

"Aya, kamu kenapa? Astaga, hati-hati kalau makan, minumlah!" seru Wisnu sembari berdiri sambil menyodorkan segelas air putih. Aya tercengang melihat sikap sang kakak ipar yang mendadak ramah.

"Aya! Kenapa bengong? Ayo diminum!" sahut Anna yang menyuruh adiknya untuk menerima air minum pemberian suaminya.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Maria Kibtiyah

Maria Kibtiyah

wah pasti yang di cintai si bima itu si anna trus si bima juga dah tidur bareng sama si anna

2024-07-01

0

Ila Lee

Ila Lee

pergi aya dari mereka kalau kamu benar hamil bagaimana siapa ayah anak kamu

2024-05-13

1

19senja Kimpluk87

19senja Kimpluk87

Bima mencintai Anna dan mungkin mereka sdh melakukan hubungan terlalu jauh..

2024-05-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!