Wahyudi mengemudi mobilnya menuju apartemen Sasa. ia memberhentikan mobilnya di parkiran apartemen tersebut. ia berjalan menuju kamar Sasha, saat berada di Depan pintu kamar Sasa, Wahyudi tidak menekan kode pin pintu tersebuy untuk masuk kedalam walaupun dia tahu kode pin-nya. dia hanya berdiri di depan pintu itu . wajahnya tampak begitu kacau rambutnya yang acak-acakan dan baju kemeja yang dipakainya dikeluarkan penampilannya sudah tidak serapi biasanya. Ia hanya berdiri di depan pintu itu tanpa melakukan apa-apa Wahyudi menyandarkan punggungnya di dinding samping pintu. ia tahu bahwa sasa belum pulang, namun biasanya bila Sasa belum pulang ia akan masuk ke dalam apartemen dan menunggu Sasa di dalam.
Sasa baru kembali dari kantor ia melihat Wahyudi yang berdiri di depan pintu apartemennya. Sasa sangat terkejut melihatnya setelah beberapa hari pria itu hilang kontak dengannya ia bahkan datang ke rumah sakit tempat Wahyudi bekerja namun pria itu sudah berapa hari tidak masuk ke rumah sakit dengan alasan tidak enak badan. sasa ingin datang ke rumah Wahyudi namun ia tidak tahu di mana rumah pria itu, selama ini Wahyudi tidak pernah menunjukkan alamat rumahnya dan pada Sasa. Sasa ingin bertanya kepada bosnya mengingit bosnya bersahabat dengan Wahyudi, namun ia tidak sanggup menanyakan nya dan akhirnya Sasa hanya bisa menunggu
saat ini pria itu sedang berdiri di depan pintu apartemennya Sasa mengerutkan keningnya saat melihat wajah pria itu.
"Kenapa tidak masuk?" tanya Sasa
"Mas nungguin kamu." ucap Wahyudin.
"Nunggu Sasa bisa didalam mas." ucap Sasa sambil tersenyum.
Sasa kemudian membuka pintu apartemennya Ia masuk dan Wahyudi mengikutinya dari belakang.
"Apa Mas mau minum?" ucap Sasa menawarkan Wahyudi.
Wahyudi menggelengkan kepalanya.
" Mas kemana aja kenapa ponselnya nggak aktif?" ucap Sasa yang mulai mengintrogasi Wahyudi.
Wahyudi masih berdiri di tempat yang sama, terlihat kesedihan di raut wajahnya.
mata Wahyudi tanpa memerah Ia sudah tidak mampu untuk menahan air matanya. ia kemudian menutup matanya dengan sebelah tangannya. Melihat Wahyudi yang seperti itu sasa mulai meneteskan air matanya dadanya terasa sesak hatinya terasa sakit . Ia tidak tahu apa yang terjadi namun Ia merasakan sikap pria itu yang sangat berbeda. pikiran buruk langsung menyembur di benak kepalanya.
ada apa mas tanya saaa kembali.
Wahyudi tidak mampu memandang Sasa Ia menundukkan kepalanya.nafasnya begitu berat.
"Mas minta maaf ." ucapnya.
untuk apa tanya Sasa
"Hubungan kita tidak bisa dilanjutkan." jawab Wahyudi dengan suara yang parau
sasana yang menatap wajah dengan tatapan yang begitu terluka air matanya mengalir dengan derasnya bibirnya berbety saat ingin berbicara.
" Apa alasannya ?" tanya Sasa kemudian
" Mas sudah jodohkan orang tua mas. mereka sudah menentukan tanggal pernikahan Mas." ucap Wahyudi.
Sasa menangis dia kemudian memukul dada pria itu sekuat yang dia. tangan Sasa tidak henti-hentinya memukul dada Wahyudi hingga tenaganya habis dan pukulan itu semakin melemah. Sasa duduk di lantai saat Ia merasa kakinya terasa lemas untuk berdiri.
Ia masih menangis dan terisak.
Sasa Tersenyum sinis memandang Wahyudi. " Apa seperti ini cara kita berpisah ucap sasa kemudian.
" Maafkan Mas." ucap Wahyudi lirih.
Sasa menggelengkan kepalanya.
" Mas jahat, Mas kejam. Sasa benci Mas." ucap Sasa sambil mendongakkan kepalanya melihat Wahyudi.
" Maafin mas sa."ucap Wahyudi kumudian
" Sampai kapan pun aku gak akan pernah memaaf kan mas. begitu mudah nya mas mengucapkan maaf, setelah apa yang mas lakukan?
sekarang mas campak kan aku seperti ini?"
ucap Sasa. silakan pergi ." ucapnya kemudian.
tidak ada lagi yang bisa dipertahankan nya saat ini. Iya hanya ingin sendiri.
Wahyudi mencoba untuk memeluknya namun Sasa menolaknya ia mendorong tubuh Wahyudi dan menepis tangan pria tersebut. terlihat Ia begitu sangat kecewa. "jangan sentuh silahkan pergi." ucap nya kembali.
Wahyudi masih menatapnya dan kemudian Ia memutuskan untuk pergi.
Wahyudi duduk di kursi kemudian ia menyalakan mesin mobilnya dan menghidupkan AC tanpa menjalankan mobil tersebut. ia menarik-narik rambutnya.
"sasa pantas untuk membenci mas. dan mas akan terima itu. " ucap nya.
Wahyudi kemudian memutuskan untuk kembali ke rumahnya.
*****
sasa menangis di atas tempat tidurnya. tidak ada yang di lakukannya selain dari menagis. Ia terus menagis bahkan ia tidak makan sama sekali. Sasa menangis sampai pagi, ia mengingat hubungan nya yang begitu romantis. Wahyudi sangat menyayangi nya pria itu begitu memanjakannya. Wahyudi selalu menuruti apa maunya namun mengapa begitu mudah mas Wahyudi meninggal kan nya dengan alasan yang kolot. Sasa tidak menyangka akan mendengar kabar Seperti ini dari Wahyudi.
begitu mudahnya Wahyudi mengatakan maaf kepadanya. Sasa merasa kepalanya terasa begitu sakit efek ia menangis semalam bahkan Sasa tidak tidur sedikit pun. kepalanya sangat pusing saat dia berjalan hendak ke kamar mandi matanya sembab. Ia tidak mungkin ke kantor dengan kondisi seperti ini. Sasa memutuskan untuk tidak masuk kantor hari ini meminta izin kepada Habibi.
begitu banyak pesan Rasid yang masuk ke wa Sasa. pria itu menanya kabar Sasa.
Rasid.
Mbak apa kabar?
Rasid
mbak kenapa gak masuk?
Rasid
mbak sakit apa?
Rasid
semalam mbak sehat-sehat aja mbak.
Rasid
nanti siang aku akan ke apartemen mbak untuk mengantarkan makan siang.
sasa memandang layar ponsel nya. hanya Rasid yang mengirimkan nya pesan secara beruntun. Begitu banyak pesan yang di kirim pemuda tersebut. tidak ada satu pesan pun yang masuk dari Wahyudi. kalau memang ia mencintai Sasa, walaupun bagaimana pun ia pasti akan mempertahankan nya.
namun nyatanya apa?
Sasa harus di buang begitu saja.
Sasa menghela nafasnya. air matanya sudah mulai kering. Ia mandi agar tubuhnya terasa lebih segar.
Sasa duduk di depan meja riasnya. Ia menatap wajahnya yang tanpa make up.
matanya menyapu seluruh ruang apartemen nya sendiri. bayangan Wahyudi ada di setiap sudut apartemen nya. Sasa memejamkan matanya, agar bayangan itu hilang. namun bayangan saat Ia bersama pria itu selalu melintas.
" Bagaimana cara nya aku bisa melupakan kamu mas?" ucapnya.
******
Sasa berjalan mendekati pintu apartemennya. saat ia mendengar bel tersebut berbunyi.
Sasa membuka pintu tersebut. ternyata Rasid yang datang dengan membawa kantong berisi makanan.
Rasid masuk ke dalam apartemen tersebut Tanpa di suruh Sarah. bisa di bilang Ia cukup sering datang ke apartemen tersebut. terkadang Ia bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaan mereka yang berkaitan dengan proyek dan tender.
Sasa memandang punggung Rasid yang semakin menjauh dari nya. saat ini Ia membutuhkan punggung lebar pria tersebut.
" Ayo Mbak makan aku yakin Mbak pasti belum makan kan?" ucap Rasid yang sudah duduk di atas sofa sambil membuka bungkus makanan yang di bawanya.
Sasa memandang nya dan kemudian duduk di depan nya. sambil melihat nasi ayam kremes yang di bawa Rasid. lengkap dengan teh es.
" hari ini aku ada duit Mbak uang gaji baru masuk di rekening soalnya." ucap Rasid sedikit tertawa.
Sasa Tersenyum memandang nya. " Makasih Sid." ucapnya yang bersyukur masih ada yang perduli dengan nya.
" Ia mbak." jawab rasid. yang tidak menanyakan apa yang terjadi. pertanyaan nya yang beruntun di wa yang tidak di balas Sasa.
tidak ada satu pun yang di tanya nya ulang.
Sasa cukup binggung melihat Rasid yang tidak bertanya apa-apa. bahkan pria itu tidak menanyakan ia sakit apa. kenapa matanya bengkak, apa dia menangis.
pada akhirnya Sasa hanya memandang Rasid.
" Mbak, yang enak itu Ayam kremes nya Bukan mungka aku." seloro pria hitam manis tersebut. yang membuat Sasa tertawa
" Mbak manis kalau tertawa, walaupun mata Mbak gak kelihatan. " ucapnya kemudian hingga Sasa kembali tertawa.
" makasih Sid." ucapnya kemudian.
********
like, komen dan vote nya sangat author harap kan.
terimakasih atas dukungan nya ya reader.
🙏🙏🙏🙏😊😊😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Umi Nabila
Sm Rasyid aja sa
2022-10-02
0
Aniss Tallasa Udin
itu si sasax aja yg terlalu gampangan. itu pelajaran buat para wanita jgn mudah percaya sama laki"jgn blum sah. Ya klo gini spa yg rugi.
2021-06-03
0
Sutarmi
dasa sm Rasyid
2021-02-08
0