setelah pertemuan terakhir dengan Wahyudi bisa dikatakan Sasa sudah kehilangan gairah hidupnya ia sudah tidak memiliki tujuan hidup lagi, separuh nyawanya hilang. hatinya terasa hampa Ia sudah tidak tau apa yang di cari.
Sasa memarkirkan mobilnya di parkiran kantor tempat Ia bekerja, Ia turun dari dalam mobil tersebut. matanya menatap gedung yang menjulang tinggi 30 tingkat tersebut, salah satu perusahaan properti terbesar di Indonesia. bisa bekerja di perusahaan sebesar CG properti merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi nya, sangat sulit untuk bisa bekerja di perusahaan seperti CG property, hanya lulusan universitas dengan yang memiliki nilai terbaik yang bisa masuk dan bekerja di perusahaan ini. sudah 3 tahun Ia bekerja di perusahaan tersebut bahkan ia sudah menjadi sekretaris direktur utama sekitar 2 tahun, dan saat ini Ia akan melepaskan pekerjaannya yang bergengsi yang pasti menjadi impian setiap karyawan. Ia tidak tau selepas ini, apakah karilnya akan sebaik di tempat Ia bekerja sekarang.
lagi-lagi Sasa tidak menghiraukan nya.
Ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam gedung tersebut, air matanya seakan tidak mampu untuk di bendungnya, setiap saat setiap waktu, air mata itu akan menetes tanpa melihat tempat dan waktu. semuanya terasa begitu perih. begini lah sakit luka yang tidak berdarah, ini sungguh sangat menyakitkan.
pagi ini Sasa merapikan barang-barang nya Ia akan menunggu bosnya datang dan menyerahkan surat pengunduran diri nya setelah itu Ia akan meningkatkan ibu kota dan Ia akan pulang ke kampung nya, salah satu kota kecil di Jawa timur. saat ini yang di butuhkan nya dekat dengan keluarga nya. Ia berharap suasana di kota kelahirannya itu mampu untuk melupakan laki-laki bergs**k seperti Wahyudi.
"Mbak kenapa barang-barang Mbak dikumpulin semua?, tanya Rasyid yang waktu itu baru sampai di kantor.
Sasa diam mata nya yang sembab menatap wajah Rasyid dia menganggap Rasid sudah seperti adiknya sendiri terasa berat baginya untuk melepaskan pekerjaan ini, berpisah dengan Rasyid namun ia harus mengambil keputusan dan meninggalkan pekerjaan tersebut merupakan keputusan yang akan diambil nya.
"Mbak mau memundurkan diri Sid," jawabnya dengan memaksakan untuk tetap tersenyum.
" Mbak jangan bercanda dong," ucap Rashid saat Ia mendengar ucapan Sasa. Ia berharap ini hanya candaan saja
" Mbak enggak bercanda Sid, Mbak bener-bener mau resign dari sini," Ucapnya dengan air mata yang menetes. ia memegang dadanya yang terasa begitu sesak.
Iya menahan tangisnya yang seakan mau pecah.
" Mbak pikirin lagi mbak ini bukan suatu keputusan yang benar. Hanya karena laki-laki seperti itu Mbak harus melepaskan semua nya?" ucap Rashid mengingatkan.
Mbak nggak punya pilihan lain Sid," ucap Sasa air matanya terus menetes.
" Mbak jangan bodoh Mbak," ucap Rasid dengan sedikit meninggikan suaranya.
" Mbak udah gak bisa mikir Sid, Mak sudah kehilangan akal sehat dan rasanya Mbak sudah hampir gila Sid. Mbak pengen melupakan semuanya sid, Mbak akan memulai semuanya dari awal,"
" Mbak aku mohon Mbak pikirkan lagi Mbak," ucap Rasid penuh harap. Ia berharap sasa mau membatalkan keinginannya nya.
Sasa menggelengkan kepalanya, kamu nggak tahu Seperti apa rasanya perasaan Mbak Sid," ucapnya dengan bibir yang bergetar.
" Mbak, gak mesti harus seperti ini Mbak untuk melupakan laki-laki seperti itu. Mbak ikut aku," ucap Rasid sambil menarik tangan Sasa,Ia membawa Sasa ke dalam ruangannya.
" Pikirkan lagi Mbak dengan kepala dingin, mbak gak bisa mengambil keputusan di saat pikiran Mbak sedang kalut seperti saat ini Mbak. Aku akan cari itu orang Mbak, aku akan membuat Ia berlutut di kaki Mbak. ucap Rasid dengan sangat emosi.
Sasa menangis dan memeluk punggung pria tersebut, saat Rasid akan pergi.
" Gak usah Sid, Mbak mohon. kamu jangan mempermalukan Mbak Sid kalau memang tidak jodoh, Mbak bisa ngomong apa," ucapnya sambil menangis memeluk pria bertubuh jangkung tersebut.
Rasid hanya diam. Ia mengepalkan tangannya ingin rasanya Ia pergi mencari Wahyudi.
" Saat ini Mbak cuman ingin pulang kampung berkumpul dengan keluarga mbak, Mungkin dengan kayak gitu Mbak bisa melupakan nya Sid," ucap Sasa
" Mbak bisa mengajukan cuti Mbak aku yakin pak Habibi mau memberi Mbak cuti tapi aku mohon jangan ambil keputusan resign seperti ini," ucap rasid
keputusan Mbak sudah bulat Sid, Mbak ingin mencari ketenangan," ucapnya.
" Aku mohon, Mbak harus tetap mengabari aku Mbak," ucap Rasid sambil menagis memeluk Sasa. "Mbak sudah seperti kakak aku sendiri Mbak. Andaikan Mbak mau laki-laki itu mati. A akan bunuh dia Mbak.
hati aku pedih Mbak, lihat Mbak di perlakukan seperti ini oleh si bren***k itu," ucapnya.
" Jangan Sid, Mbak sayang dan cinta sama dia. Mbak pengen dia bahagia. Lagi pula rasa sakit ini akan sembuh seiring waktu. Kamu tidak perlu terlalu menghawatirkan Mbak Sid,"
ucap Sasa.
Rasid menangis memeluknya dengan erat.
" Aku gak terima Mbak, aku sedih banget Mbak. sumpah," ucap Rasid.
" Kamu hati-hati Sid kerjanya. Ingat jangan lirik-lirik istri orang. Cari cewek yang pelum punya hak milik. Mbak yakin kamu akan menemukan nya Sid. Laki-laki sebaik kamu pasti bisa mendapatkan wanita yang baik," ucapnya dengan sangat tulus.
" Aku akan selalu ingin pesan Mbak. Tapi aku mohon tolong kabari aku Mbak. bagaimana kondisi Mbak dan sebagainya. Aku gak akan tenang bila Mbak gak memberi aku kabar.
" Mbak janji bakal terus ngabarin kamu Sid," ucapnya.
****
"Permisi pak," ucap Sasa saat Ia membuka pintu ruangan bosnya.
" Iya silahkan masuk," ucap habibi yang sedang memandang monitor komputer di depan nya.
Sasa duduk di depan meja bosnya tersebut. Ia mengeluarkan surat amplop coklat . " pak ini surat pengunduran diri saya," ucapnya.
Habibi cukup terkejut dengan surat yang di berikan oleh Sasa.
" Kamu yakin ingin berhenti?" ucapnya yang memandang Sasa. selama 2 Minggu ini Ia memperhatikan Sasa banyak melamun.
" Iya pak," jawab Sasa.
" Sudah kamu pikirkan?" tanya Habibi lagi.
" sudah pak," jawab Sasa.
Habibi diam, pria itu memandang surat yang di berikan Sasa.
" Bisa kamu katakan alasannya," ucapnya kemudian.
" Saya mau pulang kampung pak," jawab Sasa.
" Kalau hanya sekedar pulang kampung, kamu boleh mengambil cuti. barapa lama kamu ingin mengambil cuti?
Satu Minggu, dua Minggu, satu bulan atau berapa bulan kamu mau," ucap pria tampy yang duduk di meja besar tersebut.
" saya belum pasti akan kembali ke Jakarta lagi pak," ucap Sasa
" Surat pemunduran diri kamu saya terima. dalam waktu satu bulan, bilang kamu berubah pikiran. silahkan hubungi saya," ucap pria tersebut.
Sasa menelan ludahnya yang begitu kering.
"Suatu saat nanti, apakah Ia akan bertemu dengan Bos yang sebaik pak Habibi,' pikirnya.
" Baik pak terima kasih. saya mohon maaf bila banyak salah pak. ucapnya yang di jawab angukan oleh Habibi.
" Sa," Ia kembali memanggil Sasa ketika mantan sekretaris nya itu akan keluar dari ruangan nya.
" Ada apa pak?" ucap Sasa.
"Kamu ambil uang pesangon kamu di bendahara," ucapnya.
" Baik pak terima kasih," ucap Sasa.
Sasa berjalan menuju ruang bendahara.
Pak Tio memandang nya pria berusia 40 tahun itu tidak banyak bertanya. Ia memberikan surat untuk Sasa tandatangani.
bukti bahwa ia sudah mengambil uang pesangon nya. Sasa sangat terkejut saat melihat nominal uang pesangon nya yang 100 juta. setelah Ia menandatangani surat bukti pengambilan pesangon Nya. pak Tio memberi tau kan bahwa uang tersebut akan ditransfer.
***
Author minta like, komen dan vote nya ya reader. maaf ya bila ada penulisan kalimat yang salah dan sebagainya.
mata author udah pedih lihat tulisan.😊
terimakasih atas dukungan nya.
😊😊🙏🙏
Sasa dan Wahyudi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Kazutora Kazutora
klau d lihat dri visual nya cantikan Lely y thorr🙃
2022-12-08
0
Heni Hasanah
😭😭😭😭aku jg pernah ditinggal sperti ini rasanya tuh sakit bangeet sampe skrg klo ingget tuh berasa bangeet
2021-08-02
0
Selvia Aniga
bukan jodoh thor
2021-02-11
0