Marlina duduk di kursinya nya. hari ini hanya ada beberapa orang pasien yang masuk. dalam kategori penyakit ringan. ia begitu sibuk dengan pikirannya nya sendiri sehingga ia tidak menyadari kehadiran Rudy. Rudy yang duduk di depan nya Tampak tersenyum. memperhatikan raut wajah wanita yang selalu di rindukan nya. Rudy berdiri di belakang nya. dan kemudian menutup mata wanita itu.
tangan yang menempel menutupi matanya membuat ia terkejut dan aroma parfum itu, begitu sangat di kenal nya.
" mas Rudy"
ucapnya memangil nama suaminya dan berusaha untuk melihat ke belakang. namun saat ia melihat ke belakang .Rudy mencium bibir nya. Marlina Tampak kesal. bagaimana mungkin suaminya bisa mencium bibirnya di rumah sakit tempat kerja nya. bagaimana kalau ada yang melihat. pikirnya.
"mas, nanti ada yang lihat" protes Marlina.
" habisnya udah gak tahan sayang, jauh-jauh dari Jakarta untuk mencari pelepasan. " senyum mesum tercetak jelas di wajah tampan pria berusia 37 tahun itu.
" Marlina menatap wajah suaminya. timbul rasa bersalah di dalam hatinya. saat mendengar ucapan dari suaminya. jarak yang jauh membuat mereka sulit melakukan hubungan suami istri . terkadang suaminya mengejar berangkat sore dari kantor langsung menuju ke daerah tempat ia dinas.dan setelah itu Subuh nya ke kembali ke Jakarta mengejar meeting atau berjumpa dengan klien.
Marlina memegang pipi suaminya. Rudy menatap wajah istrinya. ia kembali mencium istrinya. namun kali ini ciumannya tidak sekedar menempel. ia mencium dengan penuh nafsu. Marlina nanrik Kepala nya. mas nanti masuk orang. ucapnya.
Rudy berjalan ke arah pintu. ia kemudian mengunci pintu tersebut.
ia kembali melanjutkan apa yang sempat terhenti. ia mencium bibir istrinya dengan sangat rakus. ia ******* bibir itu, kemudian ia mencium leher jenjang Marlina. nafas mereka sudah sangat tidak beraturan. Marlina meremas kerah baju suaminya. sehingga baju kemeja itu kusut.
mas, kita pulang ya. aku sudah gak tahan. suara Marlina sudah mulai mendesah
Rudy menghentikan ciumannya. ia begitu hafal akan kelemahan istrinya. dan ia mengandeng tangan Marlina ke luar dari ruangan itu.
setelah berpamitan dengan perawat. Marlina dan Rudy langsung menuju rumah nya. tidak butuh waktu lama untuk bisa sampai ke rumah nya. mengingat jarak yang dekat.
mereka masuk ke dalam rumah dan langsung ke kamar. Rudy mengunci pintu kamarnya. ia mulai membuka kancing kemeja yang di kenakan Marlina tanpa melepaskan bibirnya dari bibir istrinya . Marlina juga berusaha membuka baju suaminya serta melepaskan kancing pengait celana kain goyang yang di pakai Rudi . mereka mulai menuntaskan apa yang tadi tertunda. cukup lama mereka melakukan penyatuan. hingga kering mempel di kening mereka masih-masing. Marlina merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, berbaring sejenak guna mengatur nafasnya yang terdengar ngos-ngosan. Rudy memandang Marlina dan kemudian mencium kening istrinya.
" kita mandi sama ya " ucap Rudy yang masih mengunci tubuh istri nya dalam dekapan pelukan nya.
" lama mas kalau mandi nya barengan, gimana kalau kita mandi masing-masing" usul Marlina.
" aku tidak akan melepaskan mu jika tidak ingin mandi bersama ku. " ucapnya, tangan nya semakin mempererat pelukannya.
ia begitu merindukan istrinya, sehingga ia meminta agar sekretaris nya membatalkan segala bentuk agenda nya hari ini. Rudy begitu mencintai istrinya, sehingga ia tidak pernah berniat untuk menduakan istrinya.
setelah memutuskan mandi bersama. kini mereka sudah bersiap-siap untuk kembali ke rumah sakit.
Rudy memperhatikan istrinya mereka sudah berada di atas mobil.
"ada apa tanyanya? " sambil memegang tangan istrinya.
" ada anak kecil korban tabrak lari"
ucap Marlina. masih terus memandang ke depan.
" terus?" tanya Rudy
" anak itu sekarang yatim piatu. " jawab Marlina.
" perempuan atau laki-laki?
berapa usianya? " tanya Rudy
Marlina menceritakan semua nya kepada suaminya. Rudy begitu fokus mendengar kan istrinya.
" kamu ingin mengambil nya sayang? ucap Rudy sambil mengusap telapak tangan istrinya, yang sangat enggan di lepasnya.
" apa boleh?"
tanya Marlina kemudian.
" tentu, kita sudah tidak bisa menambah anak. jadi aku rasa tidak apa. tapi aku ingin berjumpa dulu dengan gadis kecil itu. ucap Rudy.
Marlina mengangukan Kepala nya.
" apa ia sudah boleh pulang? "
tanya Rudy .
" sudah mas, hanya saja tidak ada yang menjemput nya. sehingga dia masih harus di rumah sakit.
*****
Rudy melihat gadis kecil yang duduk di pinggir tempat tidur, gadis itu menyisir rambutnya yang panjang. seperti nya ia baru selesai mandi. ia juga sudah tidak memakai baju pasien. ada tetangga nya yang datang mengantar kan baju nya ke rumah sakit.
" hai "ucap Rudy sambil melihat gadis kecil tersebut.
" hai juga. " jawab Lely.
Rudy menarik kursi yang ada di ruangan itu. ia duduk di dekat tempat tidur Lely. Marlina berdiri di sebelah Rudy. ia kemudian duduk di pinggir tempat tidur.
" om siapa?
kenali kan nama ku Lely asmira." ucap gadis kecil itu sambil menyodorkan tangannya
Rudy menerima uluran tangan kecil tersebut. "Rudy" jawabnya.
" om siapa? " tanya Lely kemudian
" om suami nya dokter Marlina" ucap Rudy.
sikap Lely berubah seketika, yang awalnya ia bersikap angkuh. kina sikap nya berubah langsung ramah.
" Om suaminya Tante dokter ya?"
Om apa kabar? " ucap gadis kecil itu.
" kabar om sangat baik. bagaimana kabar mu? " tanya Rudy kemudian.
" kabar aku sudah sangat baik Om."
ucap Lely.
" apa benar kamu sedang mencari pekerjaan?" tanya Rudy.
" iya Om, Ly sedang mencari pekerjaan. apa Om bisa membantu Ly untuk mendapatkan pekerjaan?" tanya Lely dengan senyum mengembang di bibirnya.
" pekerjaan apa yang bisa kamu lakukan?"
tanya Rudy sambil menatap gadis kecil tersebut.
Lely menyampaikan semua jenis pekerjaan yang bisa di lakukan nya. mulai mencuci piring, pakaian menyapu, mengepel, mengelap kaca, dan berbagai pekerjaan ringan lain nya yang sekiranya bisa di lakukan nya.
" bagaimana kalau ternyata kamu tidak bisa bekerja sesuai dengan apa yang kamu katakan?" tanya Rudy kemudian.
Lely memutar bola matanya. Tampak ia sedang berfikir. " Om boleh melakukan uji coba beberapa hari untuk melihat hasil kerja ly. kalau sekiranya hasil kerja Ly tidak sesuai keinginan Om. om boleh memberhentikan Ly.
ucap gadis kecil itu. membuat mulut Rudy terbuka. Rudy tidak menyangka kalau gadis kecil itu begitu sangat pintar.
" Om tidak tinggal di sini, Om tinggal di Jakarta. Om tidak mungkin membawa mu ke Jakarta. apa kamu mau tinggal bersama Tante dokter?" tanya Rudy sambil memandang wajah gadis kecil tersebut.
" tentu saja Ly mau Om. pasti nya bila Tante dokter tidak keberatan. ucap gadis tersebut.
******
yang sudah mampir tinggalkan jejak ya like, komen dan juga vote nya.
terimakasih.😊😊😊🙏🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Umi Nabila
kasian banget Bu dokter nya LDR
2022-10-02
0
Darma Pratiwi
ceritanya mengandung bawang😭😭😭
2022-03-04
0
Tri Utami266
alhamdulillah akhirnya ada yg mau menyayangi lely
2021-03-02
0