Letnan Ailpein menyerah dan mengaku kalah, ia lalu membungkuk kearah Alioth seperti menghormatinya. Alioth masih berdiri diatas panggung itu dan belum kelihatan lelah.
Roger nampak kesal karena Alioth berhasil mengalahkan salah satu letnannya, tapi ia belum menyerah, Roger memanggil prajurit yang lain untuk mengalahkan Alioth.
Roger memanggil Mayor Ùisdean MacRuairidh untuk naik keatas panggung, Mayor Ùisdean menyiapkan pedangnya yang ditaruh di pinggangnya. Alioth nampak kembali ke posisi siaga, siap untuk menyerang Mayor Ùisdean.
"Ternyata teknik pedangmu itu cukup hebat untuk anak seumuranmu, hah" cetus Mayor Ùisdean.
"Jangan meremehkan kan bangsa kami, Mayor. Meskipun perawakanku seperti anak kecil, tapi umurku jauh lebih tua darimu" sahut Alioth membalas.
"Lebih tua dariku? Hahaha kau hanya anak berumur 12 tahun yang mempunyai imajinasi yang kuat, lebih baik menyerah sebelum aku membunuhmu disini" kata Mayor Ùisdean.
"Bangsa Allogenes adalah bangsa yang immortal, kami bahkan tidak bisa menua dan mati terkecuali jika kita dibunuh atau terbunuh" kata Alioth menjelaskan.
"Bangsa Allogenes? Hahahaha aku tidak pernah mendengar bangsa Allo apa itu. Kau hanya membual belaka" sahut Mayor Ùisdean.
"Kau tidak pernah mendengar Bangsa Allogenes karena bangsamu bukanlah bangsa yang cerdas, bangsamu bahkan tidak bisa menjelajah antar semesta padahal ada jutaan semesta di dunia ini" ejek Alioth.
"Kau mengejek kami ya? ini sebabnya Roger sangat ingin membunuhmu dan teman-temanmu. Kau hanya anak yang sombong" kata Mayor Ùisdean yang mulai menunjukkan kemarahannya.
Mayor Ùisdean menyerang terlebih dahulu sama seperti pertarungan dengan Letnan Ailpein, tapi kali ini ia menunjukkan perasaan marah dan benci terhadap Alioth.
Alioth pun tidak tinggal diam, ia juga menyerang dan menangkis semua serangan terhadapnya. Suara pedang yang berbenturan lagi-lagi terdengar sangat nyaring di telinga, tidak ada dari mereka yang mengalah, Alioth dan Mayor Ùisdean masih nampak bersemangat.
Belum ada setengah jam, Alioth mengambil langkah cepat dan mengalahkan Mayor Ùisdean dengan mengarahkan pedangnya kearah dada Mayor Ùisdean sama seperti sebelumnya.
"Aku tidak akan mengulangi kata-kata yang sama lagi. Namun, kau bisa saja membunuhku disini tapi aku tidak akan membunuh orang yang tidak bersalah sepertimu" bisik Alioth di telinga Mayor Ùisdean.
Mayor Ùisdean tampak kaget dan jatuh berlutut, ia tidak menyangka jika akan dikalahkan oleh seorang anak yang mengejeknya. Namun, Mayor Ùisdean mengaku kalah dan masih menunjukkan rasa benci terhadap Alioth.
Alioth nampak sudah mulai kelelahan, keringat mulai bercucuran di keningnya dan pedang berwarna keemasannya menjadi hitam. Ia tidak mengerti kenapa pedangnya bisa berubah menjadi kehitaman, tapi ia merasakan ini bukan pertanda yang baik. Ia harus menyelesaikan duel ini sebelum tenaganya terkuras habis.
Roger pun menunjukkan rasa benci yang teramat mendalam, amarahnya mulai memuncak setelah Alioth berhasil mengalahkan bawahannya lagi, Ia lantas naik keatas panggung dan menantang Alioth sendiri. Sang Raja pun terkejut setelah melihat Roger yang naik secara tiba-tiba, Roger seharusnya menunggu sampai gilirannya tiba.
"Roger, apa yang kau lakukan??!! Kau tidak seharusnya menantangnya sekarang" kata sang raja membentak.
"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya harus menyelesaikan duel ini sendiri" sahut Roger yang melihat kearah sang raja.
"Agar mereka juga tidak mencurigaiku" bisiknya.
Alioth pun mendengar bisikannya itu dan tidak menyangka jika Roger adalah penyusupnya bukan dirinya atau tiga orang yang dihukum mati pagi tadi.
Alioth bersiap menyerang Roger, tapi serangan Roger tidak terlihat sama sekali. Roger berpindah sangat cepat ke belakang Alioth, ia bahkan tidak menyadari jika Roger sudah ada di belakang dirinya.
"ALIOTH!!!" teriak Sarah dari bawah.
Alioth mendengar teriakan Sarah dari bawah panggung, ia langsung memutar badannya dan melihat Roger sudah menyerangnya dari belakang.
Alioth dengan cepat menangkis seragannya menggunakan pedangnya, semua orang nampak terkejut melihat pertarungan yang menegangkan itu.
Alioth memulai menyerang Roger dari segala arah, tapi Roger menangkisnya dengan mudah. Teknik berpedangnya jauh diatas Alioth, Alioth tidak bisa menyamai teknik yang dimiliki oleh Roger.
Alioth pun terlihat kelelahan, nafasnya menjadi berat dan tidak bisa berdiri lagi. Ia jatuh berlutut di hadapan sang raja. Alioth lalu melihat pedangnya yang sudah berubah menjadi abu dan kembali ke bentuk Gnosis nya semula, ia lalu meminta maaf kepada Sarah dan Xander karena tidak bisa melanjutkan duel terakhirnya ini.
Roger pun tampak sudah berada di belakang Alioth dan siap menusuknya dari belakang. Namun, Xander memasang perisai di sekitar Alioth sehingga Roger tidak bisa menyentuhnya sama sekali.
"Hah? Perisai?" kata Roger yang terkejut.
"Xander? Tapi kenapa?" kata Alioth dengan pelan.
"Karena aku tidak ingin melihat kau kalah, Alioth. Dan lagipula, aku sudah berjanji pada Ibumu untuk melindungimu dan Sarah" sahut Xander.
"Yang Mulia, apa ini diperbolehkan? Mereka sudah berbuat curang! Mereka harusnya sudah kalah karena bocah ini sudah menyerah" kata Roger yang terlihat kesal.
"Tidak ada aturan dalam pertarungan ini, Roger. Mereka bisa melakukan apa saja untuk melindungi dirinya sendiri jadi mereka tidak berbuat curang" kata sang raja.
"Tch"
Sarah terlihat mengambil Gnosisnya dan mengeluarkan pedangnya berwarna keunguan itu, ia lalu memberi pedangnya kepada Alioth. Alioth terlihat sangat kebingungan, Sarah mendekat kearah Alioth dan membisikkan sesuatu.
"Alioth, aku pinjamkan Gnosis ini di tanganmu. Kau harus habisi Roger demi kebaikan kita, kau adalah Ksatria Bintang yang diberkati oleh surga" bisik Sarah menyemangatinya.
"Tapi aku tidak mungkin bisa menyamai bahkan melebihi teknik berpedangnya" kata Alioth yang putus asa.
"Berdirilah dan ayunkan tanganmu, pedang ini akan menuntun setiap langkahmu" kata Sarah.
Setelah mengambil nafas sejenak, Alioth bangkit dan berdiri dengan tegak. Seluruh badannya terasa ringan setelah memegang pedang milik Sarah, ia merasa tidak kelelahan sama sekali.
Alioth mulai mengayunkan pedangnya dan benar saja, pedang ini terasa menuntun dan membimbing setiap gerakannya.
Terlihat cahaya berwarna ungu bersinar dengan terang di sekitar pedang dan Gnosis miliknya. Roger pun tampak terkejut dengan perubahan yang ditunjukkan Alioth, ia sama sekali belum pernah melihat kejadian ini.
Alioth mulai menyerang Roger dari arah depan, gerakannya jauh lebih cepat dari sebelumnya dan langkahnya terasa lebih ringan. Serangan dari berbagai arah di arahkan kepada Roger, ia bahkan tidak bisa melihat serangan Alioth, saking cepat serangannya itu.
Bunyi nyaring dari kedua pedang terdengar di telinga semua orang, tidak ada satupun orang yang mengalihkan pandangannya dari Roger dan Alioth. Roger terus berusaha menangkis serangan Alioth, tapi tidak bisa. Pedang yang dipakai Roger pun terpental, Alioth mengambil langkah cepat menyerangnya.
Namun bukan menggunakan pedangnya, melainkan menggunakan tangan kosong. Alioth memukul perut Roger dengan keras sehingga ia jatuh berlutut di hadapan Alioth.
Roger nampak memutahkan darah segar setelah Alioth memukul perutnya dengan keras, Alioth mendekat kearah Roger dan Roger terlihat ketakutan.
Alioth pun menancapakan pedangnya kearah bawah tanda bahwa pertarungan ini sudah berakhir. Wajah Roger tampak pucat mengira Alioth akan mengeksekusi dirinya disini, di hadapan sang raja.
"Yang Mulia Raja, Roger adalah penyusup yang selama ini kau cari-cari" kata Alioth dengan suara lantang.
"Ketiga orang yang kalian eksekusi mati pagi tadi hanya warga biasa yang ia tuduh agar ia tidak dicurigai olehmu, Yang Mulia" sambungnya.
"Alioth, apa kau memiliki bukti jika Roger ini adalah seorang penyusup?" tanya sang raja.
"Dari awal kedatangan kita, ia sudah menuduh kita sebagai penyusup dan ketika Aku, Sarah dan Xander terbangun malam tadi, Roger mengendap-endap di sekitar kastil. Ia juga menguping pembicaraan kita bertiga, itu sebabnya ia bisa mengatakan 'misi rahasia' yang sedang kita jalani" sahut Alioth.
"Bagaimana bisa tempat dengan penjagaan yang tinggi tidak sadar jika ada orang yang masuk ke dalam kastil di malam hari? Aku sangat yakin salah satu bawahannya adalah seorang penyusup juga" sambung Alioth.
"Roger, apa semua tuduhan itu benar? Jawab dengan sejujurnya!" tanya Raja dengan nada yang meninggi.
"Maafkan saya, Yang Mulia. Namun, semua tuduhan yang dikatakannya memanglah benar, Raja Harris lah yang mengirim saya kesini dan saya ditugaskan untuk menyusup kedalam prajurit-prajuritmu" jawab Roger dengan pelan.
"Tapi anda sudah memperlakukan saya dengan baik, Yang Mulia. Saya sudah memutuskan semua hubungan saya dengan Raja Harris dan memilih menjadi bawahanmu" sambung Roger yang ketakutan.
"..."
"Bawa dia dan hukum mati dia! Saya tidak sudi jika kau menjadi prajuritku kembali" kata sang raja dengan amarah tinggi.
"Tunggu Yang Mulia, kau tidak mengerti. Jangan hukum mati saya, jangaannn..." teriak Roger yang memberontak.
Roger pun dibawa oleh para prajurit, Alioth hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Sang Raja naik keatas panggung dan mengangkat tangan kanan Alioth tanda ia-lah pemenangnya.
Sang Raja juga berterima kasih kepada Alioth karena sudah mengungkap penyusup yang ternyata adalah seorang prajurit dengan pangkat yang tinggi, ia juga berjanji akan membersihkan barisan prajurit-prajuritnya.
Sarah dan Xander lantas berlari kearah panggung dan langsung memeluk Alioth, mereka bertiga nampak jatuh ke lantai dan terlihat tertawa bersama.
Caitlin terlihat mengucapkan selamat kepada Alioth karena sudah memenangkan duel kematian ini, tapi Alioth masih merasa sedih dengan nasib Roger yang harus dihukum mati.
"Caitlin, apa kau tidak bisa meringankan hukuman Roger? Bagaimana pun juga ia adalah prajuritmu dan pasti sudah memiliki banyak jasa terhadap kerajaan ini" kata Alioth secara tiba-tiba.
"Kau sudah dengar Ayahku, seorang penyusup harus di hukum mati dan itu berlaku kepada kalian juga. Namun, karena kau berkata jujur dan aku sudah memberitahu ayahku bahwa kau bukanlah dari semesta ini, maka kau masih diberikan kesempatan kedua" jelas Caitlin.
"Itu sebabnya ia setuju untuk mengadakan duel ini. Lagipula, ayahku juga ingin memastikan apakah kalian berkata jujur atau tidak, dan kalian berkata jujur. Tidak ada yang bisa dari kami memunculkan pedang sepertimu" sambungnya.
"Jadi kau sudah memberitahu ayahmu soal ini?" tanya Xander.
"Iya, aku sudah memberitahunya sejak malam kalian memberitahuku asal usul kalian bertiga" jawab Caitlin.
"Terima kasih banyak Caitlin, maaf karena kami merepotkanmu. Mungkin ini saatnya kita melanjutkan perjalanan kembali karena waktu kita semakin sedikit" kata Alioth berpamitan.
"Kalian akan melanjutkan perjalanan sekarang? Huft baiklah, aku akan selalu mendoakan kalian semua dapat menempati rumah yang baru dan yang lebih baik dari rumah lama kalian" sahut Caitlin.
Alioth, Sarah, Xander dan Caitlin berjalan menuju pesawat luar angkasanya yang terdapat di ladang bunga tempat mereka bertemu.
Alioth memanggil Mon dan memintanya untuk mematikan mode penyamaran, Alioth juga mematikan mode penyamaran pada pakaiannya. Caitlin pun terkejut melihat pesawat yang begitu besar di hadapannya, tidak menyangka jika bisa melihat pesawat luar angkasa di ladang itu.
Alioth, Sarah dan Xander nampak memasuki pesawatnya, Caitlin tampak melambaikan tangan tanda perpisahan. Alioth mulai menghidupkan mesin pesawatnya dan pintu pesawat mulai tertutup.
"Jangan lupa untuk mengunjungi semesta ini lagi ya Alioth, Xander, Sarah. Aku tidak sabar mendengar cerita perjalanan kalian yang panjang" teriak Caitlin.
Alioth, Sarah dan Xander terkejut mendengar teriakan Caitlin dari bawah, Alioth terlihat tersenyum kearah Caitlin dan pintu pesawat pun tertutup dengan rapat. Alioth menarik tuas dan menerbangkan pesawatnya menuju semesta yang baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments