"Terima kasih, kalian semua. Kalian benar, perjalanan kita akan sia-sia jika kita kehilangan arah tapi waktu kita sangat terbatas. Kita harus mencari semesta baru secepatnya" kata Alioth dengan tegas.
Mereka semua berpamitan kepada penduduk setempat dan segera menaiki pesawat luar angkasanya, tampak tiga portal berwarna sama terbuka di atas langit Avalon.
Ketiga pesawat itu memasuki tiga portal yang berbeda. Tim Delta melanjutkan perjalanan mereka namun tidak dengan Tim Alpha.
Alioth dan Sarah mengendarai pesawat yang sama sedangkan Xander mengendarai pesawat milik Tim Octa untuk dikembalikan ke Tartarus, Alioth masih tidak bisa melihat apa-apa, ia takut jika Ibunya mengkhawatirkan dirinya. Namun, bagaimana pun juga ia harus memberitahunya soal ini.
Setelah melewati portal waktu, tampak planet berwarna pink sudah menyambut mereka bertiga. Sarah dan Xander mendorong tuas agar pesawat yang mereka kendarai melaju menuju planet yang bernama 'Tartarus' itu.
Mereka mendaratkan pesawatnya di depan gedung pusat, mereka bertiga disambut oleh beberapa anggota yang membantu Alioth turun dari pesawat.
Tampak seorang wanita berambut pirang keluar dari gedung pusat dan memanggil mereka bertiga. Alioth mengenali suara itu dan segera menghampiri wanita itu yang tak lain adalah Ibunya sendiri, Sarah dan Xander lalu mengikuti Alioth dari belakang.
Alioth tampak memeluk Ibunya dengan erat, seperti sudah berabad-abad lamanya ia tak bertemu. Nyonya Damona pun menyadari jika sesuatu terjadi padanya.
"Alioth... matamu" kata Nyonya Damona terkejut melihat matanya yang berbeda.
"Maafkan aku Ibunda, aku tidak bisa menyelamatkan-" kata Alioth terpotong.
"Ibunda sudah tahu apa yang terjadi, Alioth. Kau tidak perlu meminta maaf, kau sudah menyelamatkan satu bangsa. Itu memang sudah tugasmu tapi..." sahut Nyonya Damona.
"Tapi apa, Ibunda?" tanya Alioth.
"Tapi kau sudah menggunakan seluruh kekuatanmu, Alioth. Itu akan menghancurkanmu jika kau menggunakannya terlalu kuat" jelas Damona.
"Dan Sarah... kau juga menggunakannya terlalu kuat bukan?" sambungnya.
"Saya kira seperti itu, Yang Mulia" kata Sarah sambil menunduk.
"Huft, yasudah, yang penting kalian semua selamat. Kalian semua pasti lelah, mari ikut saya ke dalam, kami akan mengobati luka Alioth dan Sarah" kata Damona mereka bertiga masuk.
Mereka semua masuk ke dalam gedung pusat, Alioth dan Sarah diarahkan ke ruang perawatan untuk pengobatan, tapi tidak dengan Xander. Ia disuruh menunggu mereka berdua di luar, Xander pun duduk di salah satu kursi yang ada disana.
Setelah beberapa lama menunggu, tiba-tiba saja Tuan Raguel mendatangi gedung pusat. Xander pun terkejut dengan kedatangannya, tapi Tuan Raguel tiba-tiba memeluknya.
Beliau merasa lega karena mereka bertiga selamat setelah beliau mendengar jika mereka kehilangan beberapa member Aeons, beruntung yang menjadi korban bukanlah Alioth, Xander ataupun Sarah, anak tercintanya.
Tak lama kemudian, Damona keluar dari ruang perawatan dan menghampiri Xander yang tengah mengobrol dengan Tuan Raguel.
"Xander, bolehkah saya berbicara denganmu sebentar? Ada yang saya ingin tanyakan kepadamu" kata Damona menghampiri.
"Boleh Yang Mulia, ada pertanyaan apa yang anda ingin tanyakan?" sahut Xander dengan wajah kebingungan.
"Bisakah kau menceritakan kepada saya apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nyonya Damona.
"Kita... kita melawan makhluk raksasa bernama goblin di sebuah planet Teegarden-B. Ada sebuah bangsa disana dengan ramalannya, jika akan ada tiga pahlawan yang akan menyelesaikan krisis mereka"
"Alioth merasa iba dan setuju untuk memusnahkan para goblin tapi..."
"Dari situlah bencana tiba, para goblin itu memiliki sebuah bola yang bersinar amat terang. Bola itu juga yang memberi kekuatan kepada mereka sehingga kita semua kesusahan untuk melawan para goblin" sahut Xander menjelaskan.
"Dan dari situ juga teman-temanmu terbunuh?" tanya Damona.
"..... Iya. Maafkan saya Yang Mulia, saya tidak bisa melindungi mereka semua" ucap Xander sambil menangis.
"Tidak apa-apa, kau tidak perlu meminta maaf. Kau sudah melakukan yang terbaik, Xander" sahut Damona sambil memeluknya.
"Tapi apa yang sebenarnya terjadi kepada Alioth dan Sarah?" kata Tuan Raguel tiba-tiba.
"Sarah tampak marah ketika ia melihat Ajax disantap oleh para goblin dan menggunakan Gnosisnya untuk membuat dua bilah pedang. Namun, pedang itu berwarna merah pekat bukan keunguan seperti biasanya" jelas Xander.
"Sedangkan Alioth... Alioth membuka portal menggunakan Gnosisnya. Ia membuka tiga buah portal di angkasa dan menjatuhi bola api ke para goblin" sambung Xander.
"Itu bukanlah Gnosisnya, itu kekuatan Alioth yang sesungguhnya" sahut Nyonya Damona tiba-tiba.
"Membuka portal dengan kekuatannya sendiri? Bagaimana bisa? Mereka belum berumur seribu tahun" tanya Raguel terkejut.
"Gnosis ini lah yang membuat para member bisa menggunakan kekuatannya sendiri, tapi seperti kata pepatah, semua ada bayarannya. Jika para member menggunakan kekuatannya terlalu besar, Gnosis itu akan menghancurkan pemiliknya" kata Damona menjelaskan.
"KAU MEMBUAT SEBUAH BENDA YANG SANGAT BERBAHAYA, DAMONA!! APA YANG KAU PIKIRKAN??!!" kata Raguel dengan nada meninggi.
"Saya tidak punya pilihan lain, Raguel. Tugasku adalah menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran. Banyak pengorbanan yang sudah kita lakukan, ini hanya pengorbanan kecil" kata Damona.
"Kau lebih memilih mengorbankan nyawa anakmu sendiri demi menjalankan proyek gilamu ini?" tanya Raguel.
Damona tampak terdiam, ia tampak diam mematung setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Tuan Raguel. Xander hanya diam berdiri saja dan tampak kebingungan, ia tidak mengerti sama sekali apa yang Nyonya Damona dan Tuan Raguel ributkan. Perdebatan terjadi lagi diantara mereka.
Namun, kali ini Alioth yang menghentikan mereka setelah Raguel melihatnya keluar dari ruang perawatan. Tuan Raguel pun berlari menghampiri Sarah dan Alioth dan memeluk mereka berdua. Alioth tampak kebingungan dengan gelagat Tuan Raguel yang seperti itu, seperti ia tidak ingin kehilangan mereka.
"Saya sangat lega kalian berdua selamat, Alioth, Sarah" ucap Tuan Raguel yang masih memeluk mereka.
"Saya senang melihat anda lagi, Tuan" kata Alioth membalasnya.
"Ayahanda, apa yang terjadi? Aku melihat raut wajahmu begitu ketakutan, seperti seseorang akan menghilang dari dunia ini" kata Sarah secara tiba-tiba.
"Ah tidak apa-apa, Ayah hanya khawatir dengan keadaan kalian" sahut Raguel kepada Sarah dengan senyuman kecil di wajahnya.
"Kau tidak perlu khawatir, Ayahanda. Aku pergi menjelajah alam semesta ini tidak sendirian, ada Alioth dan Xander yang menemaniku, benarkan Alioth?" ucap Sarah.
"Itu benar, Tuan. Aku dan Xander akan melindungi Sarah selalu, apapun bahayanya" sahut Alioth bersemangat.
Raguel tampak memeluk Alioth dan Sarah lebih erat lagi, Alioth dan Sarah hanya bisa melihat satu sama lain dengan raut wajah yang kebingungan. Tak berapa lama kemudian, Tuan Raguel pun melepaskan pelukannya, Alioth bisa merasakan kesedihan Tuan Raguel, seperti sesuatu akan terjadi nanti.
Alioth lalu menghampiri Ibunya untuk berpamitan, ia juga memberikan laporan tentang perjalanannya selama ini. Alioth pun bergegas berjalan menuju pesawatnya di luar gedung pusat, tapi Ibunya tiba-tiba menghentikan Alioth dan memeluknya. Pelukannya terasa hangat bagi Alioth, ini pertama kalinya Ibunya memeluk Alioth dengan erat.
"Jaga dirimu baik-baik ya, Alioth" kata Nyonya Damona.
"Aku akan selalu menjaga diriku dan para member dengan baik, Ibunda. Kau tidak perlu menghawatirkanku" sahut Alioth.
"Ingat selalu pesan Ibunda, jangan menggunakan kekuatanmu-" ucap Nyonya Damona terpotong.
"Atau itu akan menghancurkanku" sambung Alioth.
"Kau tampaknya sudah mengerti, Alioth. Ibunda akan selalu menyayangimu, dimana pun kau berada" kata Damona yang mengeluarkan air matanya.
Alioth pun terlihat tersenyum kearah Ibunya dan segera masuk ke dalam pesawat luar angkasanya. Alioth kini sudah bisa melihat kembali walaupun pengelihatannya masih rada buram, tapi setidaknya ia sudah tidak buta lagi.
Alioth menoleh kebelakang dan melihat beberapa anggota menaiki pesawat milik Tim Octa untuk di bawa pergi ke pusat perawatan dan di taruh disana.
Alioth lalu menerbangkan pesawatnya dan menarik tuas untuk membuka portal menuju semesta baru bernama Ursa Major.
Alioth pun menerbangkan pesawatnya menuju portal yang sudah terbuka lebar, portal berwarna kehijauan terlihat di depannya.
Setelah melewati portal, mereka bertiga sampai di semesta Ursa Major. Mereka pun melihat-lihat sekitar untuk mencari apakah ada sebuah planet yang bisa mereka datangi, tapi sejauh mata memandang hanya langit yang hampa dengan bintang-bintang yang jarang.
Alioth lalu membuka layar raksasa dan mencari-cari sebuah planet, ia pun menemukan sebuah planet di layar raksasa. Namun, ia melihat-lihat sekitar tidak ada apa-apa di sana, hanya ruang hampa. Sarah berinisiatif untuk mencari planet itu karena menurutnya, ia punya firasat yang baik tentang ini.
Mereka bertiga masih mencari planet itu, tapi tidak kunjung menemukannya. Alioth pun mulai menyerah, tapi layar raksasanya berkedip berwarna merah secara acak dan planet itu muncul di depan Alioth, Sarah dan Xander secara tiba-tiba.
Mereka bertiga terkejut dan merasa kebingungan, Alioth pun segera melihat database dan menemukan planet itu bernama 'Kepler-45b'. Mereka bertiga menerbangkan pesawat luar angkasanya menuju planet berwarna kebiruan itu.
Pesawat luar angkasanya telah memasuki atmosfer Kepler-45b dan mendarat di ladang penuh dengan bunga yang berwarna-warni. Alioth, Sarah dan Xander segera turun dari pesawat dan melihat betapa indahnya hamparan bunga itu.
Alioth melihat ke angkasa dan menyadari jika langit di sini berwarna biru terang seperti yang dikatakan Dara, "Inikah yang disebut dengan Neverland?" pikir Alioth. Alioth menyadari jika seseorang mendekat kearahnya dan memutuskan untuk mengganti pakaiannya dengan mode samaran.
"Mon, aktifkan mode penyamaran pada pesawat kita" kata Alioth memanggil Mon.
"Baiklah, Mon terhubung ke pesawat dan akan mengaktifkan mode penyamaran" sahut Mon.
Pesawat luar angkasanya menghilang begitu saja dan pakaian yang Alioth, Sarah dan Xander kenakan berubah. Terlihat Alioth memakai jubah hitam panjang dengan garis putih di lengannya, Sarah memakai setelan dress dengan rok selutut dan Xander memakai jas tanpa lengan yang dilengkapi kemeja sebagai dalamannya.
Sarah melihat wanita muda yang terlihat seperti seumurannya sedang memetik bunga-bunga disana, ia juga membawa keranjang kecil di punggungnya. Mereka bertiga pun menghampiri wanita muda yang cantik itu.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Sarah.
"Hah! Kau mengejutkanku, aku hanya sedang berjalan-jalan saja di ladang bunga ini" sahut wanita muda itu terkejut.
"Tunggu... aku belum pernah melihat wajah kalian, apakah kalian baru disini?" sambung wanita muda itu dengan curiga.
"Ah iya... kami datang dari kota seberang. Kami datang kesini hanya untuk melihat-lihat saja" kata Xander dengan gugup.
"Oh seperti itu. Kalau begitu, selamat datang di kota Aclistan. Oh iya kita belum berkenalan, namaku Caitlin, senang bertemu dengan kalian semua" kata Caitlin sambil tersenyum.
"Namaku Alioth, ini Sarah dan ini adalah Xander" kata Alioth sambil menunjuk kearah Sarah dan Xander yang berada disampingnya.
"Senang bertemu denganmu, Caitlin. Aku Sarah" sahut Sarah sambil mengenalkan dirinya.
"Salam kenal Caitlin, aku biasa dipanggil Xander" kata Xander yang juga mengenalkan dirinya.
Alioth, Sarah dan Xander berkenalan dengan seorang wanita muda bernama Caitlin, mereka berempat tampak senang satu sama lain. Caitlin pun mengajak Alioth, Sarah dan Xander untuk menemaninya menikmati berjalan-jalan sore di hamparan bunga disana.
Sarah dan Caitlin tampak sangat akrab walaupun mereka baru mengenal satu sama lain. Alioth merasakan sesuatu yang janggal terhadap Caitlin, ia masih dalam posisi siaga jika yang dihadapinya adalah musuh. Suara lonceng tiba-tiba berbunyi sangat kencang, Caitlin pun bersiap-siap untuk ke kembali ke kediamannya.
"Ah, sudah pukul 4 sore, aku harus bergegas kembali menuju kastil. Alioth, apa kalian memiliki tempat tinggal di sekitar sini?" tanya Caitlin secara tiba-tiba.
"Umm... ti-tidak" jawab Alioth dengan singkat.
"Apa kalian mau kembali bersamaku ke kastil? Tenang saja, aku akan menyiapkan kamar yang nyaman untuk kalian bertiga" kata Caitlin.
"Apakah itu tidak apa-apa? Bagaimana dengan orang tuamu? Apa kau tidak berbicara dulu dengan mereka" sahut Xander.
"Ah tidak mengapa, Ayahku akan mengizinkan. Dia orang yang baik kok" kata Caitilin.
Mereka bertiga pun menyetujui untuk menuju ke kastil milik Caitlin karena mereka tidak punya pilihan lain. Mereka berempat berjalan menyusuri hamparan bunga yang luas, sesekali Caitlin memetik bunga kecil disana.
Alioth lalu membantunya membawa keranjang karena ia sudah kelihatan lelah. Tak lama berjalan, mereka bertiga melihat kota besar dengan sebuah kastil di tengahnya. Caitlin pun berlari-lari ke kecil ke tengah kota, banyak orang yang menyapanya dengan senyuman hangat. Nampaknya, Caitlin disegani oleh bangsanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments