Alioth pun merasakan jika seseorang mengintai mereka dari dalam kastil, tapi ia tidak tahu itu siapa. Mereka bertiga kembali ke dalam dan bergegas untuk beristirahat.
Di dalam kastil, Alioth masih mencari siapa orang yang mengawasi percakapan mereka tadi, tapi Alioth tidak melihat siapapun disana.
Xander lalu menyadari gerak gerik Alioth yang ketakutan, ia pun menenangkannya dan mengatakan jika ia hanya berhalusinasi semata. Alioth mulai tenang dan segera menyusul Sarah kembali ke kamar mereka menginap.
Pagi harinya, Sarah bangun lebih awal. Ia tampak membuka jendela kamar dan melihat jika di luar sedang terjadi keributan. Sarah dengan cepat membangunkan Alioth dan Xander yang masih tertidur lelap.
Alioth dan Xander pun terbangun dan menanyakan apa yang terjadi, Sarah menjelaskan kepada mereka berdua jika di luar sedang ada keributan hebat. Mereka bertiga lantas bergegas keluar kamar untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.
Mereka lalu berpapasan dengan Caitlin yang juga sedang terburu-buru. Alioth pun menanyakan apa yang terjadi di luar, namun Caitlin hanya diam dan menyuruh mereka mengikutinya.
Setelah mereka sampai di luar kastil, banyak rakyat yang berkumpul di satu titik untuk melihat tiga orang tengah di seret dari arah kota menuju halaman belakang kastil. Terlihat tiga buah Guillotine berukuran besar sudah menunggunya disana.
Tiga orang itupun dipaksa untuk memasukkan kepalanya ke dalam lubang di alat kematian tersebut, tapi mereka memberontak tidak ingin mati secepat ini.
Setelah semuanya berada di alat tersebut, tangan mereka diikat ke tiang-tiang sehingga mereka semua tidak bisa bergerak sama sekali. Sang raja pun muncul dari dalam kastil untuk memulai upacara kematian itu.
"Pagi yang cerah ini, kita semua dihadapkan dengan berita yang tidak mengenakan. Kalian semua pasti sudah mendengar perihal seorang penyusup yang telah masuk ke kerajaan kita, dan para prajurit yang kita banggakan sudah menangkap ketiga penyusup tersebut" kata Ayah Caitlin membuka pidatonya.
"Mari kita mulai saja eksekusi kematiannya. Agar kalian semua mengerti jika kalian berani menentang raja akan berakhir seperti ini" sambungnya sambil melenggang kembali ke dalam istana.
Tiga orang prajurit melepas tali yang diikat di kedua tiang, pisau yang besar itupun jatuh kebawah dan memotong kepala dari tiga orang 'penyusup' itu. Darah segar bercipratan kemana-mana, Alioth tidak kuat melihatnya dan memalingkan wajahnya.
Ia lalu melihat Sarah yang juga tampak jijik akan kejadian tersebut. Xander pun menyadari jika Alioth dan Sarah merasa tidak nyaman dan langsung mengajak mereka kedalam, tapi mereka bertiga dihadang oleh para prajurit, seperti mengatakan jika mereka tidak diizinkan masuk ke dalam kastil kembali.
Nampak seorang prajurit yang tak asing mendekat kearah mereka, namanya Roger dan dia adalah prajurit yang mereka bertiga temui saat pertama kali memasuki kastil ini.
"Selain ketiga orang tadi, sepertinya kita sudah menemukan tiga orang penyusup lainnya di tengah-tengah kita" kata Roger yang memanas-manasi.
"Bawa mereka bertiga kesana untuk dihukum mati!" sambungnya.
"Tunggu Roger, aku kira kau salah paham. Mereka bukanlah-" kata Caitlin yang mencoba menghadang Roger.
"Aku tahu Tuan Putri mereka ini teman-temanmu dan kau tidak akan mendengar ucapanku. Jadi aku akan langsung mengeksekusi mereka bertiga" sahut Roger yang membawa Alioth.
"Tunggu, kau tidak mengerti-" kata Caitlin yang lalu terjatuh.
Alioth, Xander dan Sarah dibawa ke arah Guillotine yang besar itu. Alioth mencoba memberontak, tapi salah satu prajurit itu memukul perutnya menggunakan senjata berupa senapan yang amat panjang.
Sarah pun meneriaki namanya, Alioth masih terlihat kesakitan dan tetap berupaya melepaskan dirinya. Namun sayang, usahanya digagalkan oleh para prajurit yang siap mengeksekusi mereka.
Caitlin terlihat terus memohon kepada Roger agar mendengar penejelasannya, Roger tak bergeming sama sekali dan terus membawa Alioth, Xander dan Sarah ke Guillotine itu.
"CUKUP! Apa yang sebenarnya terjadi disini? Mengapa mereka bertiga kau bawa Roger?" kata Ayah Caitlin yang tiba-tiba keluar dari dalam kastil.
"Mereka bertiga ini penyusup Yang Mulia, aku mendengar percakapan mereka semalam. Mereka mengatakan jika mereka bertiga mempunyai misi yang amat rahasia, ini pasti misi untuk menghancurkan kerajaan kita!" sahut Roger berapi-api.
"Jadi kau yang mengawasi kita dari semalam?" tanya Alioth.
"Ternyata kau yang menyadarinya, ya? Itu benar, akulah yang mengintai kalian semalam. Tugasku adalah melindungi keluarga ini dan kerajaan ini dari orang-orang jahat seperti kalian" sahut Roger dengan suara yang meninggi.
"Ayah, biarkan mereka menjelaskan terlebih dahulu karena Roger sama sekali salah paham" kata Caitlin yang memohon.
"Roger, lepaskan mereka bertiga agar mereka bisa menjelaskan kepada kita semua apa maksud dari misi yang kau jabarkan tadi" kata sang Raja memberi perintah.
"Tapi Yang Mulia-" kata Roger terpotong.
"Ini perintah, bukan permintaan" sahut sang Raja.
Para prajurit itu mengikuti perintah yang diberikan oleh sang raja dan melepaskan ikatan Alioth, Xander dan Sarah. Mereka bertiga tampak berlutut di hadapan ayah Caitlin, mengucapkan terima kasih karena sudah memberi mereka kesempatan untuk berbicara. Namun, Alioth tampak bingung, apa yang harus ia jelaskan dan apakah ia harus berbohong atau berkata jujur.
"Alioth, kau harus mengatakan sejujur-jujurnya agar kita terbebas dari hukuman mati" kata Sarah tiba-tiba.
"Apa kau yakin Sarah? Bagaimana jika mereka semua tahu kita bukanlah dari semesta ini?" tanya Alioth tidak yakin.
"Aku sangat yakin. Ayah Caitlin adalah orang yang bijak, aku yakin beliau akan mengerti" kata Sarah meyakini.
"Baiklah jika kau yakin" kata Alioth.
"Yang Mulia, Para prajurit, serta rakyat negeri Aclistan. Yang dikatakan Roger itu memang benar, kami bertiga memiliki misi yang amat penting, tapi bukan untuk menyusup ataupun menghancurkan kerajaan ini"
"Misi kami adalah untuk menemukan semesta baru yang bisa bangsa kami tempati, kami bahkan bukan berasal dari semesta ini" sambungnya.
"Mereka berbohong Yang Mulia, bagaimana seorang bisa anak menjelajah antar semesta?" tanya Roger.
"Cukup Roger! Biarkan dia menjelaskan terlebih dahulu. Jadi Alioth, jika kau bukan dari semesta ini lalu kalian bertiga datang dari mana?" tanya sang raja.
"Kami bertiga datang dari Centarus, Yang Mulia" jawab Alioth.
"Centaurus? Bukankah jarak semesta itu sangat jauh dari sini?" tanya sang raja lagi.
"Itu benar Yang Mulia, jarak semesta kami berkisar 75 juta tahun cahaya dari semesta Ursa Major dan kami menaiki pesawat luar angkasa yang bangsa kami ciptakan" kata Alioth menjelaskan.
Setelah Alioth menjelaskan asal usul mereka, sang Raja tampak beruding dengan anaknya dan para prajuritnya. Namun, para prajurit tidak mempercayai kata-kata yang dilontarkan Alioth karena terdengar seperti bualan belaka.
Caitlin bersikeras untuk mempercayai Alioth dan teman-temannya. Roger nampak kesal karena Caitlin selalu membela mereka bertiga dan tidak percaya jika Alioth adalah seorang penyusup yang masuk ke kerajaannya.
"Yang Mulia, jika saya berkenan. Untuk membuktikkan perkatannya ini jika mereka bertiga benar-benar bangsa asing, bagaimana salah satu dari mereka berduel dengan prajurit-prajurit termahir kita? Jika dia kalah, nyawa adalah taruhannya tapi jika dia menang, mereka bertiga akan dibebaskan dari hukuman" cetus Roger tiba-tiba.
"Jika itu adalah satu-satunya cara meyakinkan kalian semua, maka saya izinkan. Bagaimana Alioth? Apa kau bersedia menerima tantangan ini?" tanya sang raja kepada Alioth.
Alioth pun berunding dengan Sarah dan Xander karena ini menyangkut nyawa mereka bertiga. Jika ia kalah, maka tamatlah sudah. Sarah mendorong Alioth untuk menyetujui tantangan Roger, begitu pula dengan Xander. Ia juga memberi dukungan kepada Alioth.
Menurutnya Alioth dapat mengalahkan Goblin, apalagi hanya melawan para prajurit ini. Sarah dan Xander mendukung penuh Alioth karena Alioth salah satu member yang sangat mahir menggunakan pedang. Alioth pun menyetujui tantangan yang diberikan oleh Roger dan Roger pun terlihat tersenyum menyeringai, seperti meremehkan Alioth.
Mereka semua mengarak Alioth, Xander dan Sarah ke sebuah tempat. Tempat ini seperti sebuah Colosseum, hanya saja, tempat ini lebih kecil dari colosseum pada umumnya. Orang-orang tampak berdesakan menuju tempat duduk yang telah disediakan, sedangkan Caitlin dan Ayahnya berjalan menuju sebuah panggung di tengah colosseum.
"Mari kita mulai saja duel ini. Jika para prajurit saya menang, Alioth dan teman-temannya akan menjalani hukuman mati karena sudah berkhianat kepada raja. Namun, jika Alioth yang menang, mereka akan dibebaskan dari semua hukuman" buka sang Raja.
"Dimulai dari ranking Knight Lieutenant yaitu Letnan Ailpein MacFhlaithbheartaich sampai yang terakhir Grand Knight yaitu Komandan Besar Roger Niocalsan"
Caitlin dan Ayahnya turun kebawah panggung dan segera duduk di bangku tahta yang sudah dipersiapkan untuknya. Letnan Ailpein nampak bersiap-siap dengan menajamkan pedang kebanggaan miliknya.
Alioth dan Letnan Ailpein terlihat menaiki panggung yang tadi di pijak oleh sang raja. Alioth lalu mengambil Gnosis yang ada di pinggangnya dan mengeluarkan pedang keemasan miliknya. Orang-orang disana pun terkejut melihat sebuah pedang muncul entah dari mana, mereka semua meneriaki Alioth dengan sebutan 'penyihir'.
"Hah, ternyata kau bukan hanya seorang penyusup tapi juga seorang penyihir licik. Matilah kau!" teriak Letnan Ailpein.
Letnan Ailpein nampak menyerang Alioth terlebih dahulu, tapi Alioth berhasil menghindar serangan pertamanya. Mereka berdua terlihat berduel cukup hebat, kemahiran berpedang mereka sedang diuji disini.
Suara pedang yang saling bertemu terdengar sangat nyaring, tidak ada dari mereka yang menyerah, Letnan Ailpein dan Alioth masih meneruskan duel maut ini. Sudah hampir setengah jam Alioth dan Letnan Ailpein berduel hebat, tapi terlihat Letnan Ailpein mulai kelelahan.
Alioth pun memutuskan untuk menyudahi duel ini dengan menyerang Letnan dan mengarahkan pedangnya kearah dadanya. Namun, pedangnya itu tidak menusuk dada sang Letnan, hanya melewati ketiaknya saja. Letnan Ailpein terkejut setengah mati, tidak menyangka jika Alioth tidak akan membunuhnya.
"Aku tidak akan membunuh orang yang tidak bersalah, sepertimu Letnan. Teknik pedangmu sangatlah bagus Letnan, tadi adalah duel yang cukup hebat" kata Alioth memuji Letnan Ailpein.
"Kau juga cukup hebat tadi, teknik pedangmu sangatlah menakjubkan. Aku tidak akan melupakan duel yang tadi kita lakukan, Alioth" sahut Letnan Ailpein yang juga memuji Alioth.
Letnan Ailpein menyerah dan mengaku kalah, Letnan Ailpein nampak membungkuk kearah Alioth seperti menghormatinya. Alioth belum kelihatan lelah, masih banyak prajurit yang harus dia hadapi sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments