Alioth, Sarah dan Xander segera lepas landas dan menerbangkan pesawatnya meninggalkan Prajurit Malam di planet yang tak berpenghuni itu. Mereka bertiga tidak membuka portal ke semesta lain, melainkan menetap di semesta Milky Way dan mencari planet baru untuk di kunjungi karena ada banyak sekali planet di semesta ini.
Mereka pun melihat planet berwarna biru bernama "Neptunus", mereka bertiga bergegas kesana agar tidak terus diburu oleh para Prajurit Malam. Setelah mendarat di planet Neptunus, mereka bertiga tidak berpencar seperti biasanya, melainkan hanya menunggu di pesawat saja. Namun, Sarah berinisiatif untuk keluar dan menginvestigasi planet biru ini.
"Alioth, kurasa kita harus menginvestigasi planet ini karena planet ini bisa kita jadikan calon rumah baru" kata Sarah berinisiatif.
"Apa kau yakin Sarah? Bagaimana dengan lukamu? Aku tidak ingin kau masuk kedalam marabahaya lagi" sahut Alioth yang memegang pundaknya.
"Aku tidak apa-apa, sungguh. Aku berjanji tidak akan pergi jauh dari pesawat kita, aku akan memberitahumu jika aku melihat Prajurit Malam lagi" kata Sarah menenangkannya.
"Baiklah, sambungkan saja pada Mon agar Mon dapat memberitahu kita berdua" kata Alioth sambil melihat kearah Xander.
Xander hanya diam, tidak menanggapi Alioth ataupun Sarah. Nampaknya, Xander mulai menaruh curiga pada Sarah karena gerak-geriknya.
Sejak bertemu Prajurit Malam tadi, Sarah jadi tampak diam dan menyendiri, seperti sedang menyembunyikan sesuatu. Alioth dan Xander tampak bergegas keluar sambil membawa Prexis, Xander lalu menarik tangan Alioth untuk ikut bersamanya dengan alasan ia takut jika Prajurit Malam membututinya kembali.
Sarah terlihat menyusul keluar, tapi tidak berjalan jauh. Ia juga tidak membawa Prexis seperti sudah mengetahui seluk beluk planet Neptunus ini.
Alioth dan Xander berjalan bersama menuju kearah timur, Alioth mulai menyadari Xander yang tidak banyak bicara sejak tadi. Sejak mereka bertemu dengan Prajurit Malam, Xander hanya diam dan tidak bersuara.
Alioth pun tidak ingin menaruh curiga padanya karena mungkin ia sedang memikirkan sesuatu. Setelah cukup lama berjalan, Xander menghentikan langkahnya dan menarik tangan Alioth ke suatu tempat. Tempat ini sangat jauh dari pesawat luar angkasa milik mereka.
"Alioth... ada hal yang aku ingin sampaikan padamu" kata Xander yang menunjukkan wajah serius.
"Hal yang ingin kau sampaikan? Hal apa itu, Xander?" sahut Alioth sambil memiringkan kepalanya.
"A-aku merasa... jika Sarah sedang menyembunyikan sesuatu" kata Xander yang terbata-bata.
"Sejak kita bertemu dengan Prajurit Malam, Sarah lebih memilih sendiri. Apa ia ada hubungannya dengan pasukan itu?" cetus Xander.
"Bukankah ia sudah mengatakan jika tidak mengenal orang-orang itu? Apa kau tidak mempercayai perkataannya?" tanya Alioth yang mulai menunjukkan kemarahannya.
"Bukannya aku tidak mempercayai perkatannya. Hanya saja, aku memperhatikan perilakunya terlihat aneh" sahut Xander menanggapi.
"Apa ia juga yang menjebak kita untuk masuk kedalam kuil itu?" tanya Xander.
"Sudahlah, aku tidak ingin mendengar ocehanmu itu lagi. Kau hanya membual belaka" kata Alioth yang kesal dan pergi meninggalkan Xander.
Alioth pun mulai berjalan sendiri, meninggalkan Xander disana. Namun, tak lama berjalan, mereka merasakan getaran yang hebat. Alioth dan Xander tidak tahu apa yang terjadi di planet itu, mereka merasa jika planet itu bergerak menuju suatu tempat.
Sarah lalu menghubungi Alioth dan menyuruhnya untuk kembali ke pesawat mereka. Alioth dan Xander berlari menuju pesawat luar angkasanya dan melihat Sarah sudah menunggu mereka di depan pesawatnya.
Mereka bertiga segera memasuki pesawat luar angkasanya dan melihat sebuah lubang hitam menghisap planet itu. Lubang hitam itu sudah menampakan diri di depan mata mereka bertiga.
Alioth, Sarah dan Xander segera pergi meninggalkan planet yang diambang kehancuran itu. Mereka menerbangkan pesawatnya menuju angkasa luar. Tiba-tiba saja, seseorang menghubungi pesawat mereka.
"Alioth!! Alioth!!" kata seorang wanita dengan nafas yang berat
"Theresia? Apa itu kau? Apa yang terjadi disana? Aku mendengar suara bising sekali" kata Alioth yang juga mendengar suara bising dari sana.
"Ra-raja baru mengambil alih Tartarus dan ia memerintahkan untuk menghentikan semua aktivitas yang berkaitan dengan Project Seraphim" kata Theresia yang terbata-bata.
"I-ia juga mendeklarasikan jika Project Seraphim adalah aktivitas ilegal dan memerintahkan untuk memburu semua member Aeons, terutama dirimu" sambungnya.
"Bianca dan teman-temannya ditangkap pagi tadi karena menentang raja, mereka juga akan dihukum mati di depan masyarakat Tartarus sebagai ancaman" kata Theresia lagi.
"Bianca? Jadi orang yang menghubungiku sebelumnya adalah Bianca?" cetus Alioth yang terkejut.
"Iya, Bianca yang sebelumnya menyuruhmu pergi dari planet bernama Saturnus" jelas Theresia.
"Jadi... Prajurit Malam itu merupakan perintahnya? Aku kira Ibuku yang memerintahkan untuk mencariku" kata Alioth dengan nada yang pelan.
"Tapi bagaimana keadaan kau dan yang lain? Bagaimana keadaan Ibuku disana?" sambungnya dengan perasaan khawatir.
"Kami semua disini baik-baik saja, Alioth dan Ibumu juga dalam keadaan baik. Kita semua berlindung di lantai atas gedung pusat dan Prajurit Malam itu tidak bisa masuk ke sini karena perisai yang dibuat oleh Ibumu" kata Theresia.
"Tapi aku tidak tahu sampai kapan kita bertahan di sini. Kau harus cepat menemukan semesta baru sebelum raja itu menghacurkan semuanya" sambung Theresia yang juga menutup komunikasi.
Alioth terlihat terkejut mendengar kabar dari Theresia, kerajaan yang selama ini Ibundanya bangun dan pertahankan runtuh seketika. Ia tidak tahu siapa raja baru yang Theresia katakan, "tapi mengapa raja baru itu melarang misi ini dilanjutkan? Apa ia tidak ingin menempati semesta yang lebih baik dari Tartarus?" pikir Alioth.
Alioth tampak lemas, ia pun jatuh berlutut dan tidak bisa berdiri kembali. Sarah dan Xander terkejut melihat Alioth terjatuh, mereka berdua berusaha membantu Alioth berdiri kembali. Namun tetap saja, lututnya terasa lemas setelah mendengar berita yang mengejutkan itu.
"Apa... apa yang harus kita lakukan sekarang? Kerajaan Ibuku sudah runtuh dan ia bukan lagi pemimpin Tartarus. Jadi, kita harus mendengar perintah dari siapa? Raja baru itu atau Ibuku?" kata Alioth yang terlihat mengeluarkan air matanya.
"Kurasa... kita harus mendengar perintah dari Ibumu, Alioth. Karena bagaimana pun juga, Ibumu lah pemimpin Project Seraphim bukan raja baru itu" kata Sarah sambil menenangkannya.
"Aku setuju dengan Sarah, Ibumu lah yang memerintahkan kita menjalani project ini bukan raja itu" sahut Xander menanggapi.
"Tapi... bukankah ketika raja memberi perintah, kita harus menurutinya? Terlebih, ia sudah mendeklarasikan jika Project Seraphim adalah aktivitas yang ilegal" kata Alioth yang masih khawatir.
"Kita tidak tahu bagaimana dia menjadi raja atau meruntuhkan kepemimpinan Ibumu, kita juga tidak tahu dia itu siapa" kata Xander.
"Jadi kau ingin mendengar raja asing yang baru kita kenal atau Ibumu sendiri?" sahut Xander dengan tegas.
"A-aku... tidak tahu" sahut Alioth yang menangis.
Mereka berdua masih menenangkan Alioth setelah mendengar kabar jika kerajaan yang dipimpin oleh Damona runtuh dan ia dikudeta oleh seseorang yang sama sekali mereka tidak kenal.
Mereka pun mulai berdiskusi bagaimana melanjutkan misi ini jika semua member Aeons diburu oleh Prajurit Malam, lembaga yang didirikan oleh raja baru itu. Namun sayang, Prajurit Malam menemukan pesawat mereka.
Mereka mulai ditembaki dengan misil berukuran sedang dari arah belakang, Alioth dan Sarah berusaha mengemudikan pesawatnya agar menghindar dari misil-misil yang ditembakan kepada mereka bertiga, sedangkan Xander mencari semesta yang belum di kunjungi agar mereka bertiga bisa menghindar kesana.
Sayang, Xander tidak bisa membuka portal ke semesta manapun. Ia tidak mengerti kenapa portalnya tidak berkerja. Xander pun memanggil Mon untuk memindai kesalahan pada sistem pesawatnya, tapi tidak ditemukan kerusakan apapun.
Sepertinya, sistem portal pada pesawatnya di blokir sehingga mereka tidak bisa menuju atau berpindah ke semesta manapun. Alioth menjadi panik karena mereka tidak bisa pergi dari sana. Ia lalu teringat dengan lubang hitam yang menghisap planet Neptunus.
Ia pun mempunyai ide yang berbahaya untuk memancing Prajurit Malam untuk mendekat kearah lubang hitam itu dan terhisap ke dalam sana. Alioth lantas memberitahu ide gilanya ini kepada Xander dan Sarah dan mereka berdua menyetujuinya, karena tidak ada pilihan lain.
Alioth, Xander dan Sarah mulai menjalankan rencana gila itu. Mereka bertiga menerbangkan pesawatnya menuju lubang hitam tersebut dan benar saja, Prajurit Malam terpancing dan mengikuti pesawat yang dikendalikan oleh Alioth, Prajurit Malam itu menuju kearah yang sama.
Alioth berusaha mendekat ke lubang hitam itu, pesawatnya pun mulai terhisap masuk. Alarm peringatan pun berbunyi dengan lantang, lampu berwarna merah berkedip dengan cepat tanda ada kerusakan di dalam mesin pesawat.
Alioth berusaha menstabilkan pesawat luar angkasanya agar tidak terhisap lebih dalam. Tiba-tiba saja, pesawat milik Prajurit Malam bergerak menuju kearah mereka dengan cepat. Sarah dan Xander membantu Alioth untuk menghindar dari pesawat milik Prajurit Malam, mereka berhasil menghindar dan berusaha sebisa mungkin keluar dari zona kehancuran.
Pesawat milik Prajurit Malam terhisap masuk kedalam lubang hitam dan tidak bisa keluar lagi. Terdengar suara teriakan yang menyakitkan dari para Prajurit Malam itu. Alioth pun memalingkan wajahnya dan fokus kearah depan.
Setelah keluar dari zona kehancuran tersebut, Alioth menerbangkan pesawatnya pergi jauh dari lubang hitam itu. Xander merasa lega karena sudah menyingkirkan para prajurit yang memburu mereka.
Ia juga berusaha untuk berkomunikasi dengan member yang lain, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Sarah mulai khawatir jika raja baru itu memblokir semua komunikasi dan sistem portal agar mereka semua terjebak.
"Alioth, aku mulai khawatir jika semua member tidak bisa membuka portal sama seperti pesawat kita. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" kata Sarah dengan khawatir.
"Tenang saja Sarah, aku yakin jika mereka semua baik-baik saja" kata Alioth yang menenangkannya.
"Tapi... bagaimana jika mereka semua sudah ditangkap oleh Prajurit Malam itu dan hanya kita yang tersisa?" kata Sarah sambil menangis.
"A-Aku..." kata Alioth dengan terbata-bata.
Suasananya menjadi mencekam karena Sarah baru saja mengatakan skenario terburuk, Alioth pun tidak bisa menjawab pertanyaannya dan memilih untuk diam. Mereka bertiga terjebak di semesta Milky Way ini dan tidak tahu harus kemana.
Mereka tidak bisa kembali ke Tartarus atau berpindah ke semesta lain, tapi beruntung mereka sudah menyingkirkan para Prajurit Malam. Alioth masih berpikir "bagaimana jika yang dikatakan Sarah itu benar? Bagaimana jika hanya kita yang tersisa?".
Xander berusaha untuk mencairkan suasana dengan mengatakan hal yang positif. Ia mengatakan untuk mengunjungi planet biru yang Alioth lihat, mungkin Alioth mengenal seseorang disana. Planet biru itu bernama "Bumi" dan banyak orang yang menjuluki planet biru itu sebagai "Neverland".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments