"Apa harus Ayah kayak gini?" Suara Victor bergetar. Pandangannya kabur karena air mata yang menggenang di matanya.
Emran menatap tajam pada sang putra. "Harus. Jika tidak semua kerja keras kita selama ini akan sia-sia. Sejak kecil kau sudah Ayah persiapkan untuk menggantikan posisi Ayah suatu hari nanti. Karena prestasimu selalu baik maka Ayah izinkan kamu untuk bersekolah di sekolah biasa. Ayah berpikir bagus juga kamu bergaul dengan mereka dan mempelajari pola pikir orang-orang dari kalangan biasa. Tapi Ayah melupakan satu hal. Ayah tidak berpikir kamu akan menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka."
"Emangnya kenapa, Yah? Apa yang salah dengan aku pacaran sama Seruni?" Tanya Victor dengan nada tinggi.
"Salah! Tentu saja itu sangat salah!" Emran menjawab dengan nada yang lebih tinggi lagi. "Gadis itu jauh berada di bawah kita. Dia tidak akan cocok denganmu. Dunia kalian terlalu berbeda."
"Justru Seruni adalah satu-satunya orang yang bisa mengerti aku, Yah! Dia yang paling tahu seberat apa tekanan yang selalu aku rasain selama ini karena Ayah yang selalu maksa aku buat belajar dan belajar tentang bisnis! Cuma Seruni yang..."
"DIAM!" Suara Emran menggelegar di dalam ruangan itu. "Selama ini kau tak pernah membantah Ayah! Lihat pengaruh apa yang diberikan gadis itu padamu sekarang?! Bagaimana bisa kau ada di posisi Ayah dengan mental yang lembek seperti itu!"
Victor hanya bisa menunduk dengan marah.
"Kau adalah satu-satunya harapan Ayah. Hanya kamu yang Ayah punya. Ayah tidak ingin perusahaan yang sudah Ayah bangun dari nol ini jatuh kepada siapapun selain padamu! Untuk itu kamu tidak membutuhkan gadis itu. Kamu akan membutuhkan gadis yang bisa memberikanmu keuntungan dan memperkuat posisimu. Bukan gadis miskin itu!"
Tak ada gunanya bagi Victor untuk mendebat sang ayah. Emran tak akan mengerti bagaimana Seruni menjadi tempat ternyaman Victor selama ini. Seruni mungkin tak memiliki relasi, koneksi, atau apapun itu. Tapi bagi Victor, Seruni adalah sumber energinya. Saat bisa bertemu dengan Seruni, energi Victor yang hilang seperti bisa terisi kembali.
Sekarang Seruni tak ia ketahui keberadaannya, bagaimana Victor menjalani hari-harinya kini tanpa adanya sumber kekuatannya?
Victor tak akan menyerah. Ia akan membawa Seruni kembali padanya. Ia pun mencoba berbicara pada Sean. Setelah keluar dari ruangan Emran, Victor menghampiri Sean di mejanya.
"Om..." Baru saja Victor akan berbicara, Sean dipanggil oleh Emran ke dalam ruangannya.
"Temui saya di apartemen malam ini." Pesan Sean. Setelah itu ia memasuki ruangan Emran.
Secercah harapan muncul. Apa Sean akan membantunya menemukan Seruni?
Malam harinya Victor sudah berada di lobi apartemen Sean. Setelah lama menunggu akhirnya sosok Sean muncul. "Om!" Panggil Victor seraya berlari ke arah Sean yang baru saja tiba.
Sean pun membawa Victor berbicara di kafe yang ada di apartemen itu.
"Om, Seruni kemana? Ayah bawa Seruni kemana?" Tanya Victor tak sabar.
"Seruni dan Ibunya sudah berada di Sumatera."
"Sumatera?!" Victor begitu terkejut.
"Mereka akan tinggal di sebuah desa terpencil. Akses di sana cukup sulit. Tidak ada sinyal di sana. Ke sanalah Pak Emran mengirim Seruni agar tidak lagi bertemu dengan anda."
"Apa yang bakal Seruni dan ibunya lakuin di sana? Pekerjaan apa yang bisa mereka lakukan di tempat terpencil, Om? Terus gimana kuliah Seruni? Mereka gak akan bisa hidup dengan layak di sana! Di sini aja hidup mereka kesusahan, Om. Apalagi di sana? Aku yakin ayah gak akan menanggung kebutuhan mereka, 'kan?"
"Keputusan Pak Emran sudah sangat bulat, Tuan Muda. Beliau tak akan mengubah keputusannya."
Victor mengusap wajahnya kasar. Ia frustasi sekali. "Terus apa yang harus aku lakuin, Om? Aku gak bisa lihat Seruni kesulitan kayak gitu! Bantu aku, Om! Tolong!"
"Tuan Muda..." Sean tak pernah melihat Victor seperti ini. Meskipun masih sangat muda, Victor selalu bisa bersikap dewasa dalam menghadapi segala masalah yang dilaluinya. Namun ternyata Victor tetaplah seorang remaja yang bisa merajuk karena sesuatu.
"Saya punya saran untuk anda."
Sontak wajah Victor berubah cerah. "Saran apa, Om?"
"Tapi saran saya ini tidak akan bisa membuat hubungan anda dan Seruni kembali seperti semula. Anda sangat tahu, ayah anda sangat menentang hubungan kalian. Tapi setidaknya masa depan Seruni masih bisa terselamatkan."
Victor merasakan hatinya seakan diremas kuat. Ia sadar kata-kata Sean itu memperjelas bahwa hubungannya dan Seruni memang sudah tidak bisa dipertahankan lagi.
"Katakan, Om." Pinta Victor putus asa.
"Anda bisa mengatakan pada Pak Emran untuk mengembalikan Seruni ke Jakarta dengan syarat anda akan putus dengan gadis itu. Dengan demikian, Seruni bisa melanjutkan pendidikannya."
Victor mengusap matanya yang basah dengan kasar. "Kalau emang harus kayak gitu. Ya udah, aku setuju. Aku sama Seruni bakal putus. Aku cuma pengen Seruni balik lagi ke sini. Aku pengen dia bisa kuliah dan ngejar cita-citanya dia."
"Anda yakin?"
Victor mengangguk pasrah. "Aku gak punya pilihan lain 'kan selain itu?"
"Anda sudah mengambil keputusan yang bijak, Tuan Muda. Namun sayangnya ayah anda tidak akan percaya jika anda hanya mengatakan akan putus dengan Seruni."
"Terus aku harus apa lagi, Om?!" Victor mulai tak bisa mengendalikan amarahnya. "Apa lagi yang Ayah pengen aku lakuin? Putus sama Seruni aja belum cukup buat Ayah puas?!"
"Pak Emran tidak akan membiarkan anda dan Seruni berada di tempat yang sama. Salah satu dari kalian harus pergi, maka Pak Emran akan percaya. Jika Seruni akan kembali ke sini, maka anda yang harus secepatnya pergi ke Inggris."
Victor pasrah. Ia tahu betapa berkuasanya sang ayah. Ia juga sadar ia tak akan bisa melawan ayahnya itu. Jika ia terus memaksakan kehendak, bukannya menang, ia justru akan kalah telak dari sang ayah. Jika ia terus mencoba mempertahankan hubungannya dengan Seruni, maka Seruni yang akan semakin terpuruk.
Seruni memiliki mimpi yang cukup sederhana. Ia hanya ingin mendapatkan beasiswa dan kuliah di kampus impiannya dan membawa kondisi keluarganya menjadi lebih baik. Victor egois jika ia bersih kukuh ingin mempertahankan hubungan mereka.
Akhirnya Victor tak punya pilihan lain selain menyudahi semuanya. Ia setuju untuk putus dan secepatnya pergi ke Inggris asalkan Seruni kembali ke ibukota.
Emran pun menyetujuinya. Hari itu, akhirnya Seruni kembali ke ibukota. Namun di saat yang bersamaan, Victor yang justru berangkat ke Inggris.
Sebelum pergi, Victor diizinkan untuk bertemu dengan Seruni. Seruni tiba di Jakarta dan Victor meminta Seruni menemuinya di danau. Seruni mengayuh sepedanya dan sontak ia menghambur pada Victor yang tengah berdiri di dekat mobilnya.
"Babe..." Victor merengkuh erat tubuh Seruni yang sudah lama tak ia temui. Ia merasa luar biasa lega. Walaupun mereka hanya berpisah selama hampir dua minggu, tapi rasanya seperti sudah bertahun-tahun.
"Victor... aku kangen banget sama kamu." Seruni melepas rengkuhannya. Wajah cantiknya nampak bahagia. "Kenapa... kenapa aku bisa balik lagi ke sini? Apa ayah kamu berubah pikiran? Kamu ngomong apa sama beliau?"
Victor membelai pipi Seruni dengan sedih. "Iya, ayah berubah pikiran. Dia ngizinin kamu buat kembali ke Jakarta."
Senyum Seruni merekah. "Kamu serius? Kok bisa?" Ada sedikit curiga di dalam hati Seruni, namun bahagia yang dirasakannya karena kembali bisa bertemu dengan Victor mengalahkan semuanya.
"Aku bilang sama ayah kalau aku pengen kamu lanjut kuliah. Demi masa depan kamu."
Seruni berpikir, apa ini akhir bahagia untuknya dan Victor? Apa rencana mereka untuk sama-sama berjuang di bangku kuliah meskipun dipisahkan oleh jarak akan terwujud?
"Makasih ya. Aku seneng banget. Di sana listrik aja susah, Vic. Di sana juga gak ada sinyal. Gak ada yang bisa aku dan ibu lakuin buat nyari uang. Ibu udah gak betah, ibu udah pengen pindah ke sini lagi. Dan kamu ngabulin semuanya. Makasih banyak." Seruni pun kembali memeluk tubuh Victor. Ia sandarkan segala rasa rindu yang selama ini ia rasakan saat mereka berpisah.
Namun perlahan Victor melepaskan pelukan Seruni. "Ada yang mau aku omongin sama kamu."
"Apa?" Tanya Seruni penasaran.
"Kita... harus putus."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Erni Fitriana
berjuang lahhh
2024-06-25
0
Soeharti Rifangi
gapapa putus runi drpd impian kamu gagal,klau memang victor jodoh kamu pasti kan dipertemukan lagi ..lanjuut thoor
2024-05-01
1
Asep Saepudin
lbh baik putus seruni ma Viktor,..
2024-05-01
1